0 - Gg. Biologis (Lanjutan Dini)
0 - Gg. Biologis (Lanjutan Dini)
perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk memperetahankan perilaku mereka semasa
mudanya.
Penerapan teori aktivitas dalam penyusunan kebijakan terhadap Lanjut Usia sangan positif,
karena memungkinkan para Lanjut Usia berintegrasi sepenuhnya di masyarakat.
Teori ini diatur oleh banyak pakar social. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan
dalam siklus kehidupan Lanjut Usia, dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada suatu
saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi Lanjut Usia. Dan hal ini dapat terlihat
bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata berubah, walaupun ia menjadi
Lanjut Usia.
Menurut teori penarikan diri dan teori aktivitas, proses penuaan merupakan suatu
pergerakan dan proses yang searah, akan tetapi pada teori kesinambungan merupakan
pergerakan dan proses banyak arah, tergantung dari bagaimana penerimaan seseorang terhadap
status kehidupannya.
Kesulitan untuk menerapkan teori ini adalah, bahwa sulit memperoleh gambaran umum
tentang seseorang, karena kasus orang perorang sangat berbeda.
a) Lanjut Usia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam
proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masalalu,
dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan.
b) Peran Lanjut Usia yang hilang tak perlu diganti.
c) Lanjut Usia dimungkinkan untuk memilih berbagai macam cara adaptasi.
Sigmund Freud meneliti tentang psikoanalisa dan perubahan psikososial anak dan
balita.
Erikson (1930) membagi kehidupan menjadi delapan fase dan Lanjut Usia perlu
menemukan integritas diri melawan keputusasaan (Ego integrity versus despair), seperti
berikut :
Joan Birchenall RN, Med dan Mary E. Streight RN (1973), menekankan perlunya
mempelajari psikologis perkembangan guna mengerti perubahan emosi dan social seseorang
selama fase kehidupannya.
Wiley (1971), menyusun stratifikasi Lanjut Usia berdasarkan usia kronologis yang
menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan kapasitas, peran, kewajiban serta hak
mereka berdasarkan usia. Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah
struktur dan prosesnya.
Keunggulan Teori Stratifikasi Usia adalah bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat
deterministic dan dapat dipergunakan untuk mempelajari sifat kelompok Lanjut Usia secara
cohott serta bersifat makro. Setiap kelompok usia dapat ditinjau dari sudut pandang demografi
dan keterkaitannya dengan kelompok usia lainnya.
Kelemahannya, teori dapat dipergunakan untuk menilai Lanjut Usia secara perorangan,
mengingat bahwa stratifikasi sangat kompleks dan dinamis, serta terkait dengan klasifikasi
kelas dan kelompok etnik.
Setelah menelaah bermacam – macam teori penuaan yang berasal dari berbagai disiplin
ilmu, dalam praktek sering dijumpai kesulitan bila diperlukan seuatu pandangan lintas disiplin,
terlebih – lebih bila hendak diterapkan di Indonesia, mengingat bahwa kebanyakan teori berasal
dari Amerika Serikat, dan kadang – kadang tak cocok diterapkan di Indonesia, Asia, atau
Eropa.
Teori aktivitas dan teori penarikan diri merupakan dua teori awal yang mencoba
menjelaskan bagaimana seharusnya hidup dimasa usia lanjut. Teori – teori tersebut oleh
beberapa Negara dijadikan dasar dalam menetapkan kebijakan pembangunan kesehatan dan
sosial. Sementara itu, Teori kesinambungan sangat sulit diterapkan, karena tak dapat digunakan
untuk studi empirik, karena harus dipahami kehidupan Lanjut Usia di masalalu.
Pada tahun 1996, Departemen Sosial Republik Indonesia telah menetapkan kesatuan arah dan
keterpaduan gerak pembinaan Lanjut Usia dalam kehidupan bangsa Indonesia yang
melembaga dan membudaya guna mewujudkan apa yang telah diamanatkan dalam Undang –
undang Dasar 1945 Republik Indonesia yaitu : ” Tiap – tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, tidak terkecuali bagi Lanjut Usia.
1. Kesejahteraan Sosial
Tujuannya adalah menignkatkan kualitas penghidupan dan kehidupan para Lanjut Usia
dengan memelihara dan meningkatkan taraf kesejahteraan sosial mereka serta
melembagakan kesejahteraan sosial bagi para Lanjut Usia .
Kegiatannya meliputi :
a) Peningkatan dan pembinaan peran keluarga, masyarakat, organisasi sosial,
sector swasta dan para pengusaha dan kegiatan pembinaan kesejahteraan sosial
bagi para Lanjut Usia.
b) Peningkatan panti sisoal tresna wredha serta mengembangkannya menjadi pusat
pelyanan dan perawatan Lanjut Usia untuk lingkungan sekitarnya.
c) Peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial Lanjut Usia diluar panti sosial,
yakni dilingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat.
d) Peningkatsn penyuluhan dan bimbingan usaha kesejahteraan sosial para Lanjut
Usia melalui berbagai media dan forum.
e) Penyelenggaraan dan peningkatan panti pelatihan dan panti rehabilitasi sosial
bagi Lanjut Usia.
f) Peningkatan pengembangan pelayanan kesejahteraan sosial bagi para Lanjut
Usia yang memasyarakat atau terkomunikasikan.
g) Peningkatan dan pembinaan serta peran serta para relawan Lanjut Usia dalam
kemasyarakatan serta pembangunan.
h) Peningkatan pembinaan para Lanjut Usia dalam kegiatan – kegiatan usaha
ekonomi produktif terarah pada pemantapan kemandirian sosial ekonomi para
Lanjut Usia.
i) Peningkatan pembinaan para lanjut Usia dalam kegiatan pendidikan, kesenian,
kebudayaan, pengisian waktu luang serta rekreasi dan wisata.
j) Pembinaan dan pengawasan terhadap pengadaan dan penyelenggaraan
pemukiman Lanjut Usia dan kampus Lanjut Usia.
k) Penyelenggaraan dan pengembangan akomodasi bostel type bagi Lanjut Usia.
2. Jaminan Sosial
Tujuannya adalah memelihara, memberi perlindungan dan meningkatkan taraf
kesejahteraan para Lanjut Usia, antara lain dengan mengembangkan dan
menyelenggarakan kegiatan.
Kegiatannya meliputi :
a) Jaminan sosial hari tua
b) Bantuan sosial bagi Lanjut usia yang terlantar
c) Asuransi sosial kesehatan bagi lanjut usia
d) Asuransi sosial tenaga kerja lanjut usia
e) Asuransi kesejahteraan sosial lanjut usia
f) Perlindungan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia dari penganiayaan dan
perlakuan salah, dan atau korban kekerasan dan kejahatan
3. Kesehatan
Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehtan dan mutu kehidupan para lanjut usia
dengan menanamkan pola sehat. Upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan lebih di prioritaskan dari pada upaya pengobatan dan pemulihan.
Kegiatannya meliputi :
a) Peningakatan dan pemantapan upaya kesehatan para lanjut usia di puskesmas.
b) Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lanjut uisa.
c) Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan lanjut usia.
d) Peningkatan upaya kesehatan jiwa para lanjut usia psikogeriatri.
e) Peningkatan upaya kesehatan gizi para lanjut usia.
f) Peningkatan upaya kesehatan mata bagi para lanjut usia.
g) Peningkatan kesehatan gigi bagi para lanjut usia.
h) Peningkatan mutu perawatan kesehatan bagi lanjut usia dalam keluarga.
i) Peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan lanjut usia
j) Pengembangan lembaga hospitium, terutama untuk perawatan lanjut usia yang
menderita penyakit menahun yang yang berprognosis buruk dan atau yang
menderita penyakit terminal.