Anda di halaman 1dari 7

Dari pihak Lanjut Usia sendir terdapat anggapan bahwa proses penuaan merupakan suatu

perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk memperetahankan perilaku mereka semasa
mudanya.

Pokok - pokok teori aktivitas adalah :

a) Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi social dan keterlibatan


sepenuhnya dari Lanjut Usia di masyarakat.
b) Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan sesorang Lanjut Usia.

Penerapan teori aktivitas dalam penyusunan kebijakan terhadap Lanjut Usia sangan positif,
karena memungkinkan para Lanjut Usia berintegrasi sepenuhnya di masyarakat.

4. Teori Kesinambungan (Continuity Theory)

Teori ini diatur oleh banyak pakar social. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan
dalam siklus kehidupan Lanjut Usia, dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada suatu
saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi Lanjut Usia. Dan hal ini dapat terlihat
bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata berubah, walaupun ia menjadi
Lanjut Usia.

Menurut teori penarikan diri dan teori aktivitas, proses penuaan merupakan suatu
pergerakan dan proses yang searah, akan tetapi pada teori kesinambungan merupakan
pergerakan dan proses banyak arah, tergantung dari bagaimana penerimaan seseorang terhadap
status kehidupannya.

Kesulitan untuk menerapkan teori ini adalah, bahwa sulit memperoleh gambaran umum
tentang seseorang, karena kasus orang perorang sangat berbeda.

Pokok – pokok dari Continuity Theory adalah sebagai berikut :

a) Lanjut Usia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam
proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masalalu,
dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan.
b) Peran Lanjut Usia yang hilang tak perlu diganti.
c) Lanjut Usia dimungkinkan untuk memilih berbagai macam cara adaptasi.

5. Teori Perekembangan (Development Theory)


Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh Lanjut Usia pada
saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu dipahami teori Freud, Buhler, Jung dan
Erikson.

Sigmund Freud meneliti tentang psikoanalisa dan perubahan psikososial anak dan
balita.

Erikson (1930) membagi kehidupan menjadi delapan fase dan Lanjut Usia perlu
menemukan integritas diri melawan keputusasaan (Ego integrity versus despair), seperti
berikut :

Ego Integrity Versus Desapair


 Lanjut Usia menerima apa adanya  Lanjut Usia takut mati
 Merasakan hidup penuh arti  Penyelesaian diri
 Lanjut Usia yang bertanggung jawab  Merasakan kegetiran dan merasa
dan kehidupannya berhasil terlambat untuk memperbaiki.

Havighurst dan Duvall menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan (Developmental


task) selama hidup yang harus dilaksanakan oleh Lanjut Usia, yaitu :

a. Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis.


b. Penyesuaian terhadap pension dan penurunan pendapat.
c. Menemukan maksa kehidupan,
d. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
e. Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga.
f. Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia.
g. Menerima dirinya sebagai seorang Lanjut Usia.

Joan Birchenall RN, Med dan Mary E. Streight RN (1973), menekankan perlunya
mempelajari psikologis perkembangan guna mengerti perubahan emosi dan social seseorang
selama fase kehidupannya.

Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua merupakan suatu


tantangan dan bagaimana jawaban Lanjut Usia terhadap berbagai tantangan tersebut, yang
dapat positif maupun negatif. Akan tetapiu teori ini tak menggariskan bagaimana cara menjadi
tua yang diinginkan atau yang seharusnya diterapkan oleh Lanjut Usia tersebut.
Hal – hal yang kurang mendukung dalam penerapan teori ini adalah :

 Pendekatan yang dipergunakan abstrak.


 Bila seseorang berbuat kesalahan pada fase sebelumnya, hal tersebut tak dapatr di
perbaikinya dalam fase selanjutnya.
 Tak dapat dilakukan pengujian secara empiris dan cara tak dapat digeneralisasi.

Pokok – pokok dalam Development Theory adalah :


a. Masa tua merupakan saat Lanjut Usia merumuskan seluruh masa kehidupannya.
b. Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan social yang baru yaitu
pension dan/atau mendua atau menjanda.
c. Lanjut Usia harus menyesuaikan diri, akibat perannya yang berakhir di dalam keluarga,
kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, ditinggal mati oleh
pasangan hidup dan teman – temannya.

6. Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory)

Wiley (1971), menyusun stratifikasi Lanjut Usia berdasarkan usia kronologis yang
menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan kapasitas, peran, kewajiban serta hak
mereka berdasarkan usia. Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah
struktur dan prosesnya.

a. Struktur mencakup hal – hal sebagi berikut :


 Bagaimanakah peran dan harapan menurut penggolongan usia.
 Bagaimanakah penikaian strata oleh strata itu sendiri dan strata lainnya.
 Bagaimanakah terjadinya penyebaran peran dan kekuasaan yang merta pada
masing – masing strata, yang didasarkan pada pengalaman dan kebijakan Lanjut
Usia.
b. Proses menkaup hal – hal sebagi berikut :
 Bagaimanakah menyesuaikan kedudukan seseorang dengan peran yang ada.
 Bagaimanakah cara mengatur transisi peran secara beruntun dan terus menerus.

Pokok – pokok dari Teori Stratifikasi Usia adalah :

a. Arti usia dan posisi kelompokn usia bagi masyarakat.


b. Terdapatnya transisi yanag dialami oleh kelompok.
c. Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran diantara penduduk.

Keunggulan Teori Stratifikasi Usia adalah bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat
deterministic dan dapat dipergunakan untuk mempelajari sifat kelompok Lanjut Usia secara
cohott serta bersifat makro. Setiap kelompok usia dapat ditinjau dari sudut pandang demografi
dan keterkaitannya dengan kelompok usia lainnya.

Kelemahannya, teori dapat dipergunakan untuk menilai Lanjut Usia secara perorangan,
mengingat bahwa stratifikasi sangat kompleks dan dinamis, serta terkait dengan klasifikasi
kelas dan kelompok etnik.

Setelah menelaah bermacam – macam teori penuaan yang berasal dari berbagai disiplin
ilmu, dalam praktek sering dijumpai kesulitan bila diperlukan seuatu pandangan lintas disiplin,
terlebih – lebih bila hendak diterapkan di Indonesia, mengingat bahwa kebanyakan teori berasal
dari Amerika Serikat, dan kadang – kadang tak cocok diterapkan di Indonesia, Asia, atau
Eropa.

Teori aktivitas dan teori penarikan diri merupakan dua teori awal yang mencoba
menjelaskan bagaimana seharusnya hidup dimasa usia lanjut. Teori – teori tersebut oleh
beberapa Negara dijadikan dasar dalam menetapkan kebijakan pembangunan kesehatan dan
sosial. Sementara itu, Teori kesinambungan sangat sulit diterapkan, karena tak dapat digunakan
untuk studi empirik, karena harus dipahami kehidupan Lanjut Usia di masalalu.

PROGRAM PELEMBAGAAN LANJUT USIA DALAM KEHIDUPAN BANGSA

Pada tahun 1996, Departemen Sosial Republik Indonesia telah menetapkan kesatuan arah dan
keterpaduan gerak pembinaan Lanjut Usia dalam kehidupan bangsa Indonesia yang
melembaga dan membudaya guna mewujudkan apa yang telah diamanatkan dalam Undang –
undang Dasar 1945 Republik Indonesia yaitu : ” Tiap – tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, tidak terkecuali bagi Lanjut Usia.

Upaya menyatukan dan memadukan pembinaan kegiatan kegiatan terhadap Lanjut


Usia, yang dianjurkan dilakukan baik oleh keluarga, masyarakat, organisasi sosial, lembaga
swadaya masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah pusat dan daerah, diperkenalkan sebagai
Pelembagaan Lanjut Usia dalam Kehidupan Bangsa.

Program – program pokok yang dilaksanakan adalah :


1. Kesejahteraan sosial
2. Jaminan sosial
3. Kesehatan
4. Peningkatan sumber daya manusia lanjut usia
5. Kesempatan kerja
6. Pembinaan kerohanian dan keagamaan
7. Bina keluarga lanjut usia
8. Peningkatan sarana dan fasilitas khusus bagi lanjut usia
9. Peningkatan peran serta keluarga, masyarakat, organisasi soasial dan sector swasta
10. Pembinaan antar generasi
11. Penyelenggaraan hari lanjut usia nasional
12. Program penunjang
- Pendataan dan perencanaan
- Pendidikan dan pelatihan
- Peningkatan prasarana dan sarana
- Penelitian peraturan perundang undangan
- Penelitian dan pengembangan
- Peningkatan organisasi dan tata kerja.

1. Kesejahteraan Sosial
Tujuannya adalah menignkatkan kualitas penghidupan dan kehidupan para Lanjut Usia
dengan memelihara dan meningkatkan taraf kesejahteraan sosial mereka serta
melembagakan kesejahteraan sosial bagi para Lanjut Usia .
Kegiatannya meliputi :
a) Peningkatan dan pembinaan peran keluarga, masyarakat, organisasi sosial,
sector swasta dan para pengusaha dan kegiatan pembinaan kesejahteraan sosial
bagi para Lanjut Usia.
b) Peningkatan panti sisoal tresna wredha serta mengembangkannya menjadi pusat
pelyanan dan perawatan Lanjut Usia untuk lingkungan sekitarnya.
c) Peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial Lanjut Usia diluar panti sosial,
yakni dilingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat.
d) Peningkatsn penyuluhan dan bimbingan usaha kesejahteraan sosial para Lanjut
Usia melalui berbagai media dan forum.
e) Penyelenggaraan dan peningkatan panti pelatihan dan panti rehabilitasi sosial
bagi Lanjut Usia.
f) Peningkatan pengembangan pelayanan kesejahteraan sosial bagi para Lanjut
Usia yang memasyarakat atau terkomunikasikan.
g) Peningkatan dan pembinaan serta peran serta para relawan Lanjut Usia dalam
kemasyarakatan serta pembangunan.
h) Peningkatan pembinaan para Lanjut Usia dalam kegiatan – kegiatan usaha
ekonomi produktif terarah pada pemantapan kemandirian sosial ekonomi para
Lanjut Usia.
i) Peningkatan pembinaan para lanjut Usia dalam kegiatan pendidikan, kesenian,
kebudayaan, pengisian waktu luang serta rekreasi dan wisata.
j) Pembinaan dan pengawasan terhadap pengadaan dan penyelenggaraan
pemukiman Lanjut Usia dan kampus Lanjut Usia.
k) Penyelenggaraan dan pengembangan akomodasi bostel type bagi Lanjut Usia.
2. Jaminan Sosial
Tujuannya adalah memelihara, memberi perlindungan dan meningkatkan taraf
kesejahteraan para Lanjut Usia, antara lain dengan mengembangkan dan
menyelenggarakan kegiatan.
Kegiatannya meliputi :
a) Jaminan sosial hari tua
b) Bantuan sosial bagi Lanjut usia yang terlantar
c) Asuransi sosial kesehatan bagi lanjut usia
d) Asuransi sosial tenaga kerja lanjut usia
e) Asuransi kesejahteraan sosial lanjut usia
f) Perlindungan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia dari penganiayaan dan
perlakuan salah, dan atau korban kekerasan dan kejahatan
3. Kesehatan
Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehtan dan mutu kehidupan para lanjut usia
dengan menanamkan pola sehat. Upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan lebih di prioritaskan dari pada upaya pengobatan dan pemulihan.
Kegiatannya meliputi :
a) Peningakatan dan pemantapan upaya kesehatan para lanjut usia di puskesmas.
b) Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lanjut uisa.
c) Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan lanjut usia.
d) Peningkatan upaya kesehatan jiwa para lanjut usia psikogeriatri.
e) Peningkatan upaya kesehatan gizi para lanjut usia.
f) Peningkatan upaya kesehatan mata bagi para lanjut usia.
g) Peningkatan kesehatan gigi bagi para lanjut usia.
h) Peningkatan mutu perawatan kesehatan bagi lanjut usia dalam keluarga.
i) Peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan lanjut usia
j) Pengembangan lembaga hospitium, terutama untuk perawatan lanjut usia yang
menderita penyakit menahun yang yang berprognosis buruk dan atau yang
menderita penyakit terminal.

Anda mungkin juga menyukai