Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA KELUARGA An.A DENGAN ACUTE MYELOID LEUKEMIA


DI RUANG MELATI II RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA

Pokok Bahasan : Leukemia


Sub pokok bahasan : Perawatan anak dengan leukemia saat di rumah
Hari/tanggal : Selasa, 30 Desember 2014
Waktu : 08.00 WIB - Selesai
Sasaran : Keluarga An.A
Tempat : Ruang 7E Melati II RSDM Surakarta

A. LATAR BELAKANG
Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi
neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi
somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel leukimia.
Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada
anak. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah
sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah
memasuki stadium lanjut.
Pendapat tersebut disampaikan dr Maria Abdulsalam dari Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Media, di sela-sela
seminar ilmiah bertema Kanker pada anak yang diselenggarakan Yayasan
Onkologi Anak Indonesia. Pengobatan penyakit leukemia memerlukan waktu
yang lama. Paling cepat lima tahun, bahkan bisa lebih, apalagi jika saat ditemukan
penyakitnya sudah mencapai stadium tiga. Pengobatannya sendiri merupakan
kombinasi antara operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk dapat melakukan tindakan
mandiri sederhana yang dapat membantu mencegah dari timbulnya gejala yang
ada pada anak Leukemia, terutama saat di rumah setelah mengikuti program
pengobatan di rumah sakit. Sehingga tidak sepenuhnya tergantung pada
penanganan medis untuk mengobati gejala yang muncul.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk melatih intervensi keperawatan secara mandiri pada keluarga An.A saat
di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 40 menit mengenai masalah
perawatan leukemia, keluarga An.A dapat mengulang kembali materi yang
telah diberikan perawat, yang meliputi :
a. Intervensi mandiri tentang perawatan anak dengan post kemoterapi pada
pasien leukemia
b. Makanan yang baik dan tidak baik untuk dikonsumsi pasien dengan
leukemia

C. MEDIA
1. Leaflet
Alat informasi yang bertujuan untuk menyampaikan isi pendidikan kesehatan
yang dapat dibawa oleh keluarga pasien. Leaflet diberikan diakhir
penyuluhan, setelah pasien dan keluarga telah mengikuti pendidikan
kesehatan.
2. Flip Chart
Digunakan sebagai alat informasi dari perawat kepada pasien dan
keluarganya, sehingga informasi tersampaikan dan keluarga dapat menyimak
sesuai isi dari Flip Chart yang sedang dijelaskan oleh perawat.

D. METODE
 Ceramah

E. SASARAN
 Keluarga An.A

F. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Perawat pemberi informasi

: Orangtua

: Pasien

G. WAKTU PELAKSANAAN
1. Hari/tanggal : Selasa / 30 Desember 2014
2. Waktu : 08.00 WIB – Selesai
3. Tempat : Ruang 7E bangsal Melati II, RSDM Surakarta
H. RENCANA PELAKSANAAN
No. Tahap Waktu Kegiatan Subyek
Pelaksanaan penyuluhan
1 Persiapan 5 menit  Menyiapkan materi
 Menyiapkan SAP
 Menyiapkan Flip Chart
 menyiapkan Leaflet
2 Pembukaan 5 menit  Orientasi Pasien dan
 Menjelaskan maksud dan keluarga
tujuan pelaksanaan
2 Pelaksanaan 30 menit  Menjelaskan perawatan Pasien dan
anak dengan post Keluarga
kemoterapi saat di rumah
 Menjelaskan makanan
yang baik dan tidak baik
untuk dikonsumsi
 Sesi tanya jawab
3 Penutup 5 menit  Mengevaluasi materi Keluarga
 Mengakhiri pertemuan

I. EVALUASI
1. Standart Persiapan
 Menyiapkan materi
 Memastikan keluarga lengkap (kedua orangtua dan pasien).
 Menyiapkan berbagai media yang akan digunakan
2. Standart Proses
 Mencari materi tentang perawatan anak dengan Leukemia saat di rumah
 Mencari lokasi atau tempat penyuluhan yang tepat
 Memberikan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
 Keluarga mampu menerapkan penanganan secara mandiri perawatan
anak post kemoterapi dengan Leukemia saat di rumah.
 Keluarga mampu menyebutkan salah satu makanan yang baik dan tidak
baik untuk dikonsumsi
J. DAFTAR PENERIMA INFORMASI
Nama Status TTD

K. DAFTAR PUSTAKA
Terlampir
Lampiran

MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum tulang,
yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan
menyingkirkan jenis sel lain (Corwin, 2009).

B. PENYEBAB
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :
1. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur
gen (pembawa sifat atau keturunan)
2. Radiasi : lingkungan kerja, pengobatan kanker sebelumnya
3. Terpapar zat-zat kimiawi
4. Obat-obat imunosupresif
5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
(Smeltzer, 2001).

C. TANDA DAN GEJALA


Leukemia akut memperlihatkan gejala klinis yang mencolok. Leukemia kronis
berkembang secara lambat dan mungkin hanya memperlihatkan sedikit gejala
sampai stadium lanjut.
1. Kepucatan dan rasa lelah akibat anemia
2. Infeksi berulang akibat penurunan sel darah putih
3. Pendarahan dan memar akibat trombositopenia dan koagulasi
4. Nyeri tulang akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang
menyebabkan peningkatan tekanan dan kematian sel. Nyeri bersifat
progresif.
5. Penurunan berat badan karena berkurangnya nafsu makan dan peningkatan
konsumsi kalori oleh sel-sel neoplastik.
6. Limfadenopati, splenomegali, hepatomegali akibat infiltrasi sel leukemik
ke organ-organ limfoid dapat terjadi.
7. Gejala sistem saraf pusat.
(Corwin, 2009).
D. PENANGANAN ANAK DENGAN LEUKEMIA SECARA MANDIRI SAAT
DI RUMAH
1. Aspek kesehatan fisik dan mengatasi manifestasi klinis (physical well-
being and symptoms)
a. Memantau respons anak terhadap pengobatan kemoterapi.
1) Diare :
 Berikan cairan per oral
 Lakukan perawatan kulit pada bokong dan daerah perineum
 Pantau efektivitas obat antidiare.
 Hindari makanan dan buah-buahan tinggi serat
 Beri makan sedikit tapi sering; jika mungkin beri makanan yang
disukai anak.
2) Anoreksia
 Observasi adanya tanda-tanda kekurangan cairan (dehidrasi).
 Beri makan sedikit tapi sering yang berupa makanan lunak kaya zat
gizi dan kalori.
 Dianjurkan makan makanan yang disukai atau dapat diterima
walaupun tidak lapar.
 Hindari minum sebelum makan.
 Tekankan pada anak bahwa makan adalah bagian penting dalam
program pengobatan
3) Mulut kering
 Makanan atau minuman diberikan dengan suhu dingin.
 Bentuk makanan cair.
 Kunyah permen karet atau hard candy.
4) Mual dan muntah
 Beri makanan kering.
 Hindari makanan yang berbau merangsang.
 Hindari makanan lemak tinggi.
 Makan dan minum perlahan-lahan.
 Hindari makanan atau minuman terlalu manis. Batasi cairan pada
saat makan.
 Tidak tiduran setelah makan.
5) Retensi cairan
 Pantau asupan dan keluaran cairan.
 Timbang berat badan harian.
 Bila ada anak sesak nafas (gawat pernapasan) segera dibawa ke
rumah sakit.
 Ubah posisi tidur anak sesering mungkin.
6) Hiperuremia
 Pantau asupan dan keluaran.
 Anjurkan anak untuk banyak minum.
 Lakukan perawatan kulit anak agar rasa gatal berkurang.
7) Demam dan menggigil
 Catat frekuensi gejala.
 Berikan rasa nyaman dengan memberinya selimut dan mandi hangat-
hangat kuku (tepid sponge).
8) Sariawan (stomatitis dan ulkus mulut).
 Berikan rasa nyaman dengan sering berkumur, memakai cairan
pencuci mulut, dan permen yang keras.
9) Rambut rontok (alopesia).
 Yakinkan hati anak dan keluarga bahwa kerontokan rambut tersebut
hanya sementara.
 Siapkan anak dan keluarga tentang tumbuhnya rambut baru yang
berbeda warna dan tekstur dari rambutnya semula.
 Gunakan syal, topi, atau wig sebelum rambut mulai rontok sebagai
usaha untuk mengalihkan perhatian.
 Sering keramas untuk mencegah cradle cap.
 Bantu anak memilih pakaian yang dapat meningkatkan aspek positif
penampilan anak.

b. Mencegah infeksi sekunder serta memantau adanya tanda dan gejala


infeksi
1) Waspadai bahwa demam dan batuk adalah tanda yang terpenting dari
infeksi. Lebih banyak pasien yang meninggal karena infeksi daripada
karena penyakitnya. Buatkan kamar protektif yang semi steril
mendekati ruangan isolasi di rumah sakit.
2) Minta anak memakai masker bila keluar rumah atau bersama orang lain
terutama bila sedang menderita neutropenik berat (leukosit kurang dari
1000/mm3).
3) Cuci tangan dengan alkohol 80%. Gunakan semprotan alkohol untuk
cuci tangan sebelum dan sesudah memegang anak.
4) Kurangi kontak dengan orang lain.
5) Perawatan gigi dan mulut harus dikerjakan setiap hari. Setiap habis
makan dan terutama kalau mau tidur harus dilakukan sikat gigi, kumur
betadin dan kumur antijamur.
6) Setiap hari diwajibkan memeriksa kulit secara menyeluruh dari ujung
rambut kepala sampai ujung kaki. Daerah kemaluan juga harus
diperhatikan, daerah tersebut sering terabaikan dan justru di daerah itu
pula sering muncul infeksi kulit.
7) Makanan hygienis.
8) Jaga kebersihan diri anak termasuk kuku yang bersih.

c. Mencegah cedera yang dapat menyebabkan perdarahan


1) Pantau adanya tanda dan gejala perdarahan.
2) Periksa adanya memar dan kemerahan pada kulit.
3) Periksa adanya mimisan dan gusi berdarah.
4) Jaga agar kuku tetap pendek.
5) Hindari penumpuan beban pada alat gerak yang sakit
6) Hindari kecelakaan dan cedera.
7) Pastikan lingkungan ruangan termasuk barang-barang yang ada di
ruangan agar benar-benar aman dan tidak berisiko mencederai anak.
8) Anjurkan aktivitas bermain yang tenang.

d. Pemberian nutrisi
1) Tujuan diit Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan
keadaan penyakit serta daya terima anak. Mencegah atau menghambat
penurunan berat badan secara berlebihan. Mengurangi rasa mual,
muntah, dan diare. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat
terhadap makanan oleh pasien dan keluarganya.
2) Jenis makanan atau diet yang diberikan hendaknya memperhatikan
nafsu makan, perubahan indra kecap, rasa cepat kenyang, mual,
penurunan berat badan, dan akibat pengobatan.
3) Hindari makanan atau minuman yang merangsang batuk, misalnya
makanan berminyak, makanan asam, pewarna makanan, MSG.
4) Sesuai dengan keadaan pasien, makanan dapat diberikan dalam bentuk
makanan padat, makanan cair, atau kombinasi. Untuk makanan padat
dapat berbentuk makanan biasa, makanan lunak, atau makanan lumat.
5) Apabila terdapat kesulitan mengunyah atau menelan. Minum dengan
menggunakan sedotan. Makanan atau minuman diberikan dengan suhu
kamar atau dingin. Bentuk makanan disaring atau cair. Hindari
makanan terlalu asam atau asin.

e. Mengatasi nyeri dengan teknik penatalaksanaan nyeri


nonfarmakologik
Beberapa teknik penatalaksanaan nyeri nonfarmakologik yang
dikelompokkan menurut umur penderita leukemia, salah satunya pada anak
usia sekolah (5-12 tahun). Teknik penatalaksanaan nyeri nonfarmakologik
pada anak usia sekolah, antara lain:
1) Imaginer
2) Mendengarkan musik atau dongeng melalui headset
3) Menonton video atau bermain play-station atau video-games.
(Betz, 2009).

2. Makanan yang baik untuk dikonsumsi


a. Gandum
Mengkonsumsi gandum yang berbentuk sereal dengan segelas susu setiap
pagi. Setiap ½ gelas gandum setara dengan 10 gr dari kebutuhan serat yang
digunakan untuk menururnkan tingkat estrogen dalam tubuh. Para ahli
berpendapat bahwa tingkat estrogen yang tinggi dalam tubuh akan semakin
merangsang pertumbuhan kanker.
b. Wortel dan Bayam
Seseorang yang tidak pernah mengkonsumsi wortel dan bayam, juga
berisiko terkena kanker dua kali lebih besar, dibanding mereka yang sering
mengkonsumsi kedua jenis sayuran itu.
c. Ikan Salmon dan Tuna
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di UCLA, Amerika Serikat,
ditemukan bahwa para wanita yang tinggal di daerah dekat sungai dan
mengkonsumsi ikan tuna dan salmon setiap hari, ternyata tingkat risiko
terkena kanker sangat kecil. Diduga karena adanya kandungan zat omega-3
yang terdapat dalam ikan tersebut.
d. Yoghurt
Pada suatu penelitian yang menggunakan yoghurt sebagai medium,
diungkapkan ternyata yoghurt dapat memperlambat pertumbuhan sel
kanker payudara, terutama dalam jumlah yang cukup banyak.
e. Susu Kedelai
Diperoleh fakta bahwa salah satu zat yang terkandung di dalam susu
kedelai murni ternyata dapat menurunkan risiko terkena kanker sebesar
28% dibandingkan dengan yang terdapat pada kacang kedelai olahan.
f. Jus Jeruk
Masih dalam proses penelitian yang dilakukan di Universitas Western
Ontario, Canada, pada hewan percobaan, disebutkan bahwa jus jeruk bisa
memperlambat pertumbuhan sel kanker sampai 50%. (berbagai
sumber/anin).
g. Sayuran berwarna hijau tua: bayam, brokoli, sawi hijau, kailan, katuk,
kenikir, pegagan, daun dewa, sambungnyawa, dll. Sayuran berwarna hijau
muda: selada, selada air, daun bawang. Sayuran berwarna terang: kubis,
bunga kol, lobak, wortel, kentang, rebung, ubi, dll. Sayuran buah: tomat,
terong, gambas, mentimun, pepaya, labu siam, kacang-kacangan, jagung,
dll.
h. Buah-buahan: apel Malang/hijau, pepaya, tomat, jeruk, jambu biji, mangga,
stroberry, pisang, manggis, dll.
i. Aneka jamur. Beras, sayuran, dan buah sebisa mungkin yang organik.
j. Lauk-pauk: kacang-kacangan, tempe, tahu, ikan, telur ayam kampung,
ayam kampung.
k. Air: gunakan air suling atau air yang dijernihkan dengan penjernih air
berkualitas untuk segala keperluan masak-memasak.

3. Makanan yang harus dihindari


a. Makanan yang menimbulkan alergi (merangsang produksi lendir yang
merupakan “makanan” kanker).Sayur: tauge (meningkatkan daya tumbuh
kanker), sawi putih, kangkung (mengurangi daya serap obat), cabai
(meningkatkan aktivitas bawah sadar sehingga menghabiskan persediaan
oksigen).
b. Buah: kelengkeng, nangka (meningkatkan daya tumbuh kanker), nanas,
anggur, durian, duku (mengandung alkohol).
c. Minuman: es (menghambat sirkulasi darah), alkohol (meningkatkan
aktivitas bawah sadar), softdrink (karsinogen), kopi, coklat, susu
(merangsang lendir dan membuat tubuh bersifat asam).
d. Seafood: udang, kerang, cumi2, kepiting (tinggi lemak).
e. Daging: kambing, sapi, kerbau, babi (berlemak dan membuat tubuh asam),
ayam negeri, bebek, kalkun, burung (disuntik hormon pertumbuhan,
berlemak), terutama kulit dan jerohan (tempat berkumpulnya racun-racun).
f. Makanan yang dipanggang, dibakar, dan digoreng dengan minyak jelantah
atau sampai gosong. Makanan serta minuman yang mengandung pengawet,
pewarna, perasa, dan zat-zat kimia buatan. Kesemuanya memicu kanker.
(Soenardi, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily Lynn dan Sowden, Linda A, 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri
Edisi 5. Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth J, 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta : EGC

Smeltzer Suzanne C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed.
8. Jakarta : EGC

Soenardi, Tuti dan Soetardjo, Susirah, 2005. Hidangan Sehat Untuk Mencegah
Kanker. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PADA KELUARGA An.A DENGAN ACUTE MYELOID LEUKEMIA
DI RUANG MELATI II RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA

OLEH
PITRIONO
SN14031

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014

Anda mungkin juga menyukai