Anda di halaman 1dari 12

1

“KERIMANG: KERIPIK MANGROVE “

PEMANFAATAN MANGROVE UNTUK PEMBUATAN KERIPIK

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA

DAERAH PESISIR PANTAI

ABSTRAK
Wilayah lautan dan pesisir Indonesia memiliki keanekaragaman
hayati tertinggi di dunia (megabiodiversity). Keanekaragaman hayati lautan
dan pesisir Indonesia terdiri dalam berbagai bentuk ekosistem diantaranya
adalah ekosistem mangrove, padang lamun dan ekosistem terumbu
karang. Secara fisik, hutan mangrove berfungsi menjaga garis pantai agar
tetap stabil, melindungi pantai dan tebing sungai dari proses abrasi,
meredam dan menahan hempasan badai tsunami, sebagai kawasan
penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke darat. Fungsi kimia dari
hutan mangrove adalah sebagai proses daur ulang yang menghasilkan
oksigen dan menyerap karbon dioksida, sebagai pengolah bahan-bahan
limbah hasil pencemaran industry dan berbagai kapal di lautan.
Dihasilkannya inovasi produk mangrove dalam bentuk keripik dengan
pemanfaatan bagian dari buah mangrove yang diolah secara tradisional.
Terbentuknya masyarakat yang produktif dan mempunyai keterampilan
(skill) dalam pembuatan keripik mangrove untuk meningkatkan pendapatan
keluarga di Pulau Panikiang. Berdasarkan hasil kajian pustaka yang telah
kami lakukan mengenai kelestarian mangrove di Indonesia, penyebab
rusaknya kawasan mangrove Indonesia, serta kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang manfaat lain dari mangrove yaitu sebagai sumber
pangan.
Kata Kunci : Keanekaragaman hayati, mangrove, wilayah pesisir.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Wilayah lautan dan pesisir Indonesia memiliki keanekaragaman

hayati tertinggi di dunia (megabiodiversity). Keanekaragaman hayati


2

lautan dan pesisir Indonesia terdiri dalam berbagai bentuk ekosistem

diantaranya adalah ekosistem mangrove, padang lamun dan ekosistem

terumbu karang. Berbagai keanekaragaman merupakan aset yang

paling berharga untuk menunjang pembangunan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat Indonesia (Baderan & Hamidun, 2015).1

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki hutan mangrove primer

seluas 1.410 Ha dan hutan mangrove sekunder seluas 20.943 Ha

dengan 19 spesies mangrove.2 Pada wilayah yang berbatasan dengan

laut, hutan mangrove didominasi oleh Avicenna, Sonneratia, beberapa

Bruguiera serta Rhizopora. Pada umummnya, area hutan mangrove di

daerah pesisir pantai telah dikonversi menjadi tambak dan pemukiman

oleh penduduk sehingga menyebabkan kelestarian mangrove di

berbagai daerah terancam rusak. Sulawesi Selatan merupakan salah

satu Provinsi di Indonesia yang mengalami kerusakan mangrove cukup

parah. Pada tahun 2009, tercatat hanya sekitar 12.820 Ha mangrove

yang masih tersisa termasuk yang mengalami gangguan. Salah satu

daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki keankeragaman jenis

mangrove adalah Pulau Panikiang, Kabupaten Barru dengan ekosistem

mangrove yang masih alami dan 85% tertutup oleh mangrove (Suwardi,

Tambaru, & et al, 2013).3 Buah mangrove jenis lindur (Bruguiera

1
Baderan, D. W., & Hamidun, M. S. (2015). hal 27.
2
Ibid, hlm 38.
3
Suwardi, Tambaru, E., & et al. (2013). Keanekaragaman Jenis Mangrove Di Pulau Panikiang.
Makassar: Universitas Hasanuddin.hlm 45.
3

gy,morrhiza) secara tradsional dapat diolah menjadi kue dan lauk pauk

yang dapat dicampir sengan nasi dan dimakan langsung dengan

bumbu kelapa (Anonymous, 2015). 4

Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis tertarik untuk

membuat sebuah inovasi baru dalam upaya peningkatan pendapatan

keluarga di Pulau Panikiang.

2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud ekosistem mangrove ?

b. Apa manfaat buah mangrove?

c. Bagaimana pengolahan buah mangrove dalam bentuk keripik

mangrove ?

d. Bagaimana pengolahan keripik mangrove sebagai upaya

peningkatan pendapatan keluarga pesisir?

3. Tujuan

Artikel ini bertujuan agar pembaca dapat memahami

ekosistem mangrove serta pembaca dapat mengimplementasikan

pengolahan buah mangrove dalam bentuk keripik mangrove sebagai

4
Anonymous. (2015). Potensi Buah Lindur (Bruguiera Gymnorrhiza) Sebagai Alternatif Pangan.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.hlm.89
4

upaya peningkatan pendapatan keluarga di pesisir pulau Panaikung,

Sulawesi Selatan.

TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem mangrove sebagai ekossitem peralihan antara darat dan

laut telah diketahui mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai penghasil

bahan organic, tempat berlindung berbagai jenis binatang, tempat memijah

berbagai jenis ikan dan udang, sebagai pelindung pantai, mempercepat

pembentukan lahan baru, penghasil kayu bangunan, kayu bakar, kayu

arang, dan tanin (Soedjarwo,1979).5

Ekosistem Mangrove adalah suatu lingkungan yang mempunyai ciri

khusus karena lantai hutannya secara teratur digenangi oleh air yang

dipengarui oleh salinitas serta fluktuasi ketinggian permukaan air karena

adanya pasang surut air laut (Anonymous, 2015).6

METODE PENELITIAN

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya,

yang bertujuan untuk menggambarkan penelitian secara sistematis,

realistis dan karakteristik objek yang diteliti

PEMBAHASAN

5
Soedjarwo,1979. Mengoptimalkan fungsi-fungsi hutan Mangrove untuk menjaga kelestarianya demi
kesejahteraan manusia. Prosiding Seminar II Ekosistem Mangrove. hlm 9.
6
Ibid, hlm 29
5

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki hutan mangrove primer seluas

1.410 Ha dan hutan mangrove sekunder seluas 20.943 Ha dengan 19

spesies mangrove.7 Pada wilayah yang berbatasan dengan laut, hutan

mangrove didominasi oleh Avicenna, Sonneratia, beberapa Bruguiera serta

Rhizopora. Pada umummnya, area hutan mangrove di daerah pesisir pantai

telah dikonversi menjadi tambak dan pemukiman oleh penduduk sehingga

menyebabkan kelestarian mangrove di berbagai daerah terancam rusak

(Anonymous, 2015).8 Penduduk Pulau Panikiang rata-rata memiliki mata

pencaharian sebagai nelayan dan bergantung pada kondisi dan sumber

daya alam pesisir dan laut. Perubahan iklim yang tidak menentu

menyebabkan sumber daya ikan sulit dijangkau dan penghasilan dari

nelayan tidak menentu setiap harinya. 9Penduduk Panikiang belum terlalu

mengetahui berbagai sumber daya alam yang dapat dikembangkan dan

dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian seperti buah mangrove

yang dapat diolah menjadi keripik mangrove sehingga dapat meningkatkan

pendapatan penduduk Panikiang.

Buah mangrove jenis lindur (Bruguiera gy,morrhiza) secara

tradsional dapat diolah menjadi kue dan lauk pauk yang dapat dicampir

sengan nasi dan dimakan langsung dengan bumbu kelapa.10 Buah

7 Ibid, hlm. 67.,

9
http://www.mangrovewatch.org.au/
10
Hadi Purnobasuki. (2014). Potensi Buah Mangrove Sebagai Alternatif Sumber Pangan. Bogor.
hlm 89.
6

mangrove jenis lindur ini mengandung energi dan karbohidrat yang cukup

tinggi, bahkan melampaui makanan berkarbohidrat yang biasa dikonsumsi

masyarakat seperti beras, singkong, jagung dan sagu. Hal ini dibuktikan

dari hasil penelitian Institut Pertanian Bogor yang berkerja sama dengan

Badan Bimas Ketahanan Pangan Nusa Tenggara Timur bahwa kandungan

energi buah mangrove jenis lindur adalah 371 kalori per 100 gram, lebih

tinggi dari beras (360 kalori per 100 gram), dan jagung (307 kalori per 100

gram). Kandungan karbohidrat buah lindur sebesar 85, 1 gram per 100

gram (Anonymous, 2015).11

Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis tertarik untuk

membuat sebuah inovasi baru dalam upaya peningkatan pendapatan

keluarga di Pulau Panikiang.

Manfaat buah Mangrove

Salah satu jenis buah mangrove yang bermanfaat adalah Bruguiera

gymnorrhiza yang daerah penyebarannya cukup luas meliputi wilayah

Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara.12

Tanaman ini tumbuh pada ketinggian 0-50 mdpl dan tipe iklim A,B,C dengan

tekstur tanah ringan dan tumbuh subur di daerah mangrove bagian tengah

hingga ke bagian dalam. Tanaman ini biasa disebut lindur juga mempunyai

11
Ibid, hlm 93.,
12
Cahyo Saparinto. (2007). Pendayagunaan ekosistem mangrove mengatasi kerusakan wilayah
pantai dan meminimalisasi dampak gelombang tsunami. Semarang: Effhar dan Dahara Prize, hlm
235.
7

buah yang panjangnya 20-3- cm, diameter 12-17 cm, dengan warna buah

hijau gelap hingga ungu dengan bercak coklat, permukaan licin, berbentuk

silinder, kelopak menyatu saat buah jatuh dan mengapung di air. Tiap buah

lindur mempunyai rata-rata panjang 27 cm dan berat rata-rata 45 gr.

(Anonymous, 2015).13

Buah mangrove jenis lindur (Bruquiera gymnorrhiza) yang secara

tradisional diolah menjadi kue, cake, dicampur dengan nasi atau dimakan

langsung dengan bumbu kelapa mengandung energi dan karbohidrat yang

cukup tinggi, bahkan melampaui berbagai jenis pangan sumber karbohidrat

yang biasa dikonsumsi masyarakat seperti beras, jagung singkong atau

sagu.14 Penelitian yang dilakukan oleh IPB bekerjasama dengan Badan

Bimas Ketahanan Pangan Nusa Tenggara Timur menghasilkan kandungan

energy buah mangrove ini adalah 371 kalori per 100 gram, lebih tinggi dari

beras (360 kalori per 100 gram), dan jagung (307 kalori per 100 gram).

Kandungan karbohidrat buah bakau sebesar 85.1 gram per 100 gram, lebih

tinggi dari beras (78.9 gram per 100 gram) dan jagung (63.6 gram per 100

gram) (Fortuna, 2005).15

Berdasarkan uraian diatas diantara sekian banyak buah mangrove

yang cocok untuk dieksplorasi sebagai sumber pangan lokal baru adalah

dari jenis Bruguiera gymnorrhiza. Hal ini disebabkan karena spesies ini

13
Anonymous. 2015, hlm 90.

14 Ibid, hlm 21.,

15 Fortuna.2005.hlm 87.
8

buahnya mengandung karbohidrat yang sangat tinggi. Spesies Bruguiera

gymnorrhiza yang mempunyai nama local antara lain: lindur (Jawa dan

Bali), kajang-kajang (Sulawesi), aibon (Biak) dan mangi-mangi (Papua),

berbuah sepanjang tahun dengan pohon yang kokoh dan tingginya

mencapai 35 meter. Saat berumur 2 tahun sudah produktif menghasilkan

buah. Tumbuh pada lapis tengah antara Avicennia spp yang di tepi pantai

dan Nypa fructicans yang berada lebih mendekati daratan. Tumbuh subur

pada daerah sungai dan muara sungai di sepanjang pesisir pantai

berlumpur dengan salinitas rendah dan kering. 16 Kulit kayu mempunyai

permukaan halus sampai kasar, berwarna abu-abu sampai coklat

kehitaman. Akarnya seperti papan melebar kesamping dibagian pangkal.

Mempunyai sejumlah akar lutut. Daun berwarna hijau pada lapisan atas dan

hijau kekuningan pada bagian bawahnya. Dengan bercak-bercak hita, letak

berlawanan, bentuk daun ellip ujung meruncing. Buah melingkar spiral

memanjang dengan panjang antara 13 - 30 cm (Sadana, 2007).17

Dalam bentuk alami, pemanfaatan B. gymnorrhiza yang selanjutnya

kita sebut sebagai buah lindur untuk olahan pangan menjadi sangat

terbatas. Dalam kondisi alami ini juga menjadi sangat terbatas umur

simpannya karena seperti buah-buahan hasil pertanian yang lainnya buah

lindur ini akan menjadi cepat busuk. Penepungan merupakan salah satu

solusi untuk mengawetkan buah lindur karena dengan penepungan dapat

16
Ibid,hlm 67.,

17
http://www.mangrovewatch.org.au/
9

memutus rantai metabolisme buah lindur sehingga menjadi lebih awet

karena kandungan airnya rendah dan lebih fleksibel diaplikasikan pada

berbagai jenis olahan pangan sehingga nantinya diharapkan lebih mudah

dikenalkan pada masyarakat.18 Sebagai sumber pangan baru kami juga

menganalisis kandungan Tanin dan HCN sebagai indikator keamanan

pangannya. Karena tanin dan HCN dalam dosis tertentu bisa meracuni

manusia. Buah Lindur mempunyai rata-rata panjang 27 cm dengan rata-

rata berat 45 g. Hasil analisis kimia buah lindur adalah kadar air 73.756%,

kadar lemak 1.246%, protein 1.128%, karbohidrat 23.528% dan kadar abu

sebesar 0.342%. Sedangkan kandungan anti gizinya HCN sebesar 6.8559

mg dan tannin sebesar 34.105 mg. Perebusan dan perendaman disamping

menginaktifkan enzim juga dapat mengurangi dan menghilangkan racun-

racun yang ada pada buah lindur antara lain dari jenis tanin dan HCN. 19

Dengan perendaman yang berulang daging buah lindur yang awalnya

berwarna coklat tua berubah menjadi coklat muda. Kadar HCN setelah

perebusan sebesar 0.72 mg setelah perendaman sebesar 0.504 mg

Sedangkan kadar tanin setelah perebusan adalah 28,2 mg setelah

perendaman sebesar 25.37 mg.

Kemampuan menyerap air tepung buah lindur mempunyai kisaran

antara 125% - 145% hal ini berarti untuk membuat adonan 100 gram tepung

buah lindur yang kalis diperlukan air sekitar 126 ml sampai dengan 145 ml.

18
Ibid, hlm 100.,
19
Opcit, hlm 90.,
10

Kemampuan menyerap air ini menunjukkan seberapa besar air yang

dibutuhkan oleh tepung untuk membentuk adonan yang kalis. 20Tepung

buah lindur yang dihasilkan sudah memenuhi kriteria tepung yang bisa

dikonsumsi. 21Kadar air, karbohidrat abu dan serat sudah memenuhi

standar SII untuk tepung. Faktor pembatas buah lindur antara lain tanin dan

HCN juga berkurang secara signifikan dengan pengolahan sehingga

tepung buah lindur ini aman untuk dikonsumsi dan dapat dibuat menjadi

olahan baru selain dari olahan yang disebut diatas salahsatunya adalah

olahan kripik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebagai

mata pencarian guna menunjang kebutuhan ekonominya. (Purnobasuki,

2014)22

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian pustaka yang telah kami lakukan mengenai

kelestarian mangrove di Indonesia, penyebab rusaknya kawasan mangrove

Indonesia, serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat lain

dari mangrove yaitu sebagai sumber pangan, maka kami menarik

kesimpulan mengenai cara yang tepat dalam peningkatan pendapatan

masyarakat kawasan pesisir pantai khususnya penduduk pulau Panikiang.

20
Ibid, hlm 123

21 Suwardi, Tambaru, E., & et al. (2013). hlm123.

22
Purnobasuki, H. (2014). hlm 78.
11

KERIMANG (Keripik Mangrove) merupakan suatu bentuk produk

yang akan diajarkan kepada masyarakat pulau Panikiang dalam upaya

peningkatan pendapatan keluarga masyarakat Panikiang. Mangrove akan

dikemas dalam sebuah produk pangan yang akan menarik bagi para

penikmat pangan dari berbagai kalangan usia. Diharapkan KERIMANG

(Keripik Mangrove) dapat menjadi solusi yang mutakhir dalam upaya

peningkatan pendapatan keluarga.

Semoga KERIMANG dapat dijadikan sebagai bentuk produk inovasi

yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. Dengan demikian, ke

depannya kita harapkan adanya peningkatan pendapatan keluarga di

daerah kawasan pesisir khususnya masyarakat di pulau Panikiang. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. (2015). Potensi Buah Lindur (Bruguiera Gymnorrhiza)


Sebagai Alternatif Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Baderan, D. W., & Hamidun, M. S. (2015). Diversifikasi produk olahan
buah mangrove sebagai sumber pangan alternatif masyarakat
pesisir Toroseaje, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON VOLUME 1 NOMOR 2,
347-351.
Mangrovewacth Australia. (n.d.). Retrieved november 24, 2016, from
mangrovewacth Australia: http://www.mangrovewatch.org.au/
Purnobasuki, H. (2014). Potensi Buah Mangrove Sebagai Alternatif
Sumber Pangan. Bogor.
Saparinto, C. (2007). Pendayagunaan ekosistem mangrove mengatasi
kerusakan wilayah pantai dan meminimalisasi dampak gelombang
tsunami. Semarang: Effhar dan Dahara Prize.
Soedjarwo,1979. Mengoptimalkan fungsi-fungsi hutan Mangrove untuk
menjaga kelestarianya demi kesejahteraan manusia. Prosiding
Seminar II Ekosistem Mangrove : 8-9
12

Suwardi, Tambaru, E., & et al. (2013). Keanekaragaman Jenis


Mangrove Di Pulau Panikiang. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai