Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN PENYAKIT

KARBUNKEL
No. Dokumen : 440/ /UKP/22/ /2016

SOP No Revisi : 00
Tgl. Terbit : 2016

Halaman : 1/3

UPT Puskesmas dr. Devirinna Simanjuntak


Sainihuta Nip: 19810319 201001 2 018
1.Pengertian Karbunkel adalah infeksi kulit (epidermis, dermis dan subkutis) yang disebabkan oleh
bakteri gram positif dari golongan Stafilokokus dan Streptokokus.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan penyakit karbunkel
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 440/ /SK/22/ /2016
4.Referensi Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP
Permenkes no. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP
5.Prosedur 1. Alat
a. Termometer
b. Tensimeter
c. Stetoscope
d. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan Gram
2. Bahan : -
6.Langkah- 1. Anamnesis
langkah Pasien mengeluh adanya benjolan atau bimtil ( vesikel, papul, pustul ) yang
disertai rasa nyeri, bisa kemudian pecah menjadi keropeng, keras, dan lengket.
2. Tanda dan gejala karbunkel
Gejala :
- koreng atau luka di kulit
- Awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau
nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarnya kemerahan. Keluhan ini dapat
meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri.
- Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng/ koreng yang mengering, keras
dan sangat lengket.
Tanda :
- Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai dengan beberapa
furunkel yang berkonfluensi membentuk nodus bersupurasi di beberapa
puncak. Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya
berupa papul, vesikel atau pustul perifolikuler dengan eritema di sekitarnya
dan disertai rasa nyeri.
3. Pemeriksaan penunjang :
a. Pemeriksaan dari apusan cairan sekret dari dasar lesi dengan pewarnaan Gram
b. Pemeriksaan darah rutin kadang-kadang ditemukan lekositosis.
4. Penegakan diagnosa berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Bila
diperlukan dilakukan pemeriksaan penunjang..
5. Diagnosa Banding :
a. Furunkel
b. Imptigo bulosa
6. Komplikasi :
a. Erisipelas
b. Selulitis
c. Ulkus
d. Limfangitis
e. Limfadenitis supuratif
f. Bakteremia (sepsis)
7. Penatalaksanaan
a. Terapi suportif dengan menjaga hygiene, nutrisi TKTP dan stamina tubuh.
b. Farmakoterapi dilakukan dengan:
1. Topikal:
• Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan Rivanol +
NaCl 0.9%
• Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep bacitracin,
dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari.
2. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah ini:
• Amoksisilin
a) Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg
b) Dosis anak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5- 7
hari
 Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-50
mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
3. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan eksudat
dan jaringan nekrotik.
8. Konseling dan Edukasi :
Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga
kebersihan diri dan stamina tubuh.
9. Dirujuk bila :
a. Komplikasi mulai dari selulitis.
b. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5-7 hari.
c. Terdapat penyakit sistemik (gangguan metabolik endokrin dan
imunodefisiensi).
7.Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8.Unit Terkait 1. Poliklinik umum
2. Pustu dan Poskesdes
9.Dokumen Rekam Medik
terkait
10 Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Historis
Perubahan

2/3

Anda mungkin juga menyukai