Anda di halaman 1dari 5

5.1.

Paparan Sinar UV (Ultra Violet)


Sinar UV efektif digunakan untuk membunuh bakteri Escherichia coli dan
semua coliform (Graham, 2005). Sinar UV dapat dibagi menjadi 4 macam
spektrum yaitu :
1. UV vakum atau VUV (100-200 nm)
2. UV-C (200-280 nm)
3. UV-B (280-315 nm)
4. UV-A (315-400 nm)
Sinar UV yang dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme yaitu
UV-B dan UV-C. Selain itu, UV-C efektif untuk proses disinfeksi pada “fish
smokehouses” dan dapat mengurangi keberadaan Listeria monocytogenes.
Meskipun sinar VUV dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme namun
tidak efisien. Hal tersebut dikarenakan sinar VUV sangat cepat menghilang pada
jarak yang pendek ketika melewati air. Sinar VUV biasanya digunakan untuk
merusak atau merengkah struktur/ikatan karbon organik. Sinar UV yang biasa
digunakan untuk mendisinfeksi air yaitu sinar UV-C yang panjang gelombangnya
254 nm karena panjang gelombang tersebut cenderung aman.
Sinar UV-C dengan panjang gelombang 254 nm terdapat pada lapisan
atmosfer. Sinar UV tersebut dapat dibuat secara buatan yaitu dengan
mengkonversi energi elektrik dalam lampu quartz “hard glass” yang berisi
tekanan uap merkuri rendah. Elektron akan mengalir melalui uap merkuri yang
telah terionisasi di antara lampu elektroda dan kemudian membentuk sinar UV
(Halim, 2006).
Karakteristik Lampu UV
No. Karakteristik Lampu UV-C Lampu UV-
A/UV-B
1. Mampu membunuh Tinggi Rendah
2. Konversi energi 40 % 7%
3. Tekanan Rendah Sedang – tinggi
4. Penggunaan energi 200 – 1.500 mA 2.000 – 10.000
mA
5. Suhu 37,78 – 93,33 oC 500 oC
6. Masa pakai 5.000 – 10.000 1.000 – 2.000 jam
jam

Sinar UV membunuh mikroorganisme dengan cara sinar UV tersebut akan


berpenetrasi melalui dinding sel dan membran sitoplasma mikroorganisme,
kemudian sinar UV tersebut akan menyebabkan penyusunan ulang molekul dari
DNA mikroorganisme sehingga mikroorganisme tersebut akan berhenti
bereproduksi dan kemudian akan mati (Halim, 2006).

2.5.1. Disain UV (Ultra Violet)


Desain ultra violet menjadi sangat penting karena akan sangat
mempengaruhi kemampuan deaktifasi mikrooraganisme patogen. Secara
keseluruhan kemampuan deaktifasi ini berkaitan dengan dosis cahaya UV yang
dihasilkan, dan proses disain rancang bangun sangat berkaitan dengan dosis yang
akan dihasilkan. Dosis yang dimaksudkan (D) adalah proporsi dosis radiasi per
unit area (itensitas) cahaya UV (I) dan waktu eksposure (t) (Lekang, 2007),
sehingga muncul persamaan dosis :
D=Ixt
Dimana :
D : Dosis
I : Itensitas cahaya UV
T : Waktu terkena cahaya UV
Satuan dosis yang digunakan berdasarkan persamaan di atas adalah µWs/cm2
(microwatt-detik per sentimeter persegi) atau itensitas radiasi per satuan luas.
Efektivitas cahaya UV sangat tergantung pada daya (watt) lampu, usia
pakai lampu, panjang lampu, kebersihan permukaan lampu, jarak antara
permukaan lampu dengan target, jenis organisme, waktu interaksi antara cahaya
dengan mikroorganisme, dan kejernihan air (Lekang, 2007). Sehingga dalam
desain perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut. Semakin tinggi daya lampu
akan semakin tinggi kemempuannya dan semakin lama masa pakainya akan
semakin berkurang kemampuannya, juga semakin redup/kotor permukaan lampu
akan mengurangi kemampuannya. Panjang lampu akan mempengaruhi luas
permukaan dan waktu interaksi antara cahaya dan target.
Diameter tabung dimana ada lampu UV di dalamnya akan sangat
mempengaruhi tingkat proporsi transmisi cahaya ke target. Semakin lebar
diameter tabung akan semakin mengurangi kemampuan UV. Waktu interaksi
antara target akan berkaitan dengan kecepatan aliran air yang ditentukan oleh
tekanan pompa dan gaya gravitasi akibat jumlah beban dan tinggi tandon sumber
air. Semakin cepat aliran air akan mengurangi kemampuan UV. Begitu juga
kejernihan air, semakin jernih air akan semakin meningkatkan kemampuan UV.
Kemampuan deaktifasi dari dosis yang dihasilkan akan sangat berkaitan dengan
jenis mikroorganisme yang menjadi target, karena setiap mikroorganisme
mempunyai daya tahan yang berbeda-beda terhadap dosis yang dihasilkan. Atau
dengan kata lain mikroorganisme tertentu membutuhkan dosis yang berbeda. Agar
kemampuan UV tetap terjaga maka lampu UV harus dapat dipelihara dengan
mudah seperti penggantian lampu atau pembersihan kotoran lampu sehingga
kemampuan UV kembali pulih.
Dari persamaan di atas kemudian lebih diuraikan menjadi persamaan yang
dapat diaplikasikan untuk perencanaan pembuatan UV yang bisa disesuaikan
dengan kebutuhan. Persamaan tersebut menjadi :
P
D= To L t
S

Dimana :
D : Dosis radiasi (µWs/cm2)
P : Efek radiasi (W)
S : Luas permukaan yang terdiasi (cm2)
To : Kemampuan transmisi cahaya UV kedalam 1 cm (%)
L : Ketebalan lapisan air terdiasi (cm)
t : Waktu terkena cahaya UV (Lekang, 2007)
Dengan demikian jelas bahwa UV mempunyai daya deaktivasi yang baik,
bila panjang lampu dan daya lampu lebih tinggi, ketebalan labisan air pendek, air
lebih jernih dan kecepatan aliran air lebih lambat.

2.5.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sinar UV


1. Daya Watt Lampu
Daya watt lampu UV berkaitan dengan intensitas dan dosis sinar UV, sinar
yang diterima oleh mikroorganisme akan sangat efektif apabila daya watt
lampu tinggi, apabila daya watt lampu UV yang digunakan besar maka
kemampuannya akan sangat cepat dalam membunuh mikroorganisme,
namun perlu diperhatikan juga akan efisiensinya jika menggunakan daya
watt lampu UV yang lebih tinggi.
2. Usia Pakai Lampu
Kondisi usia pakai lampu UV akan berpengaruh terhadap kemampuan
sinar UV yang dikeluarkan oleh lampu, biasanya usia pakai lampu apabila
digunakan secara terus-menerus penggantian lampu yang disarankan
jangka waktu 6 bulan hingga 8 bulan harus sudah dilakukan penggantian,
apabila tidak dilakukan penggantian maka akan semakin berkurang
kemampuannya dalam proses desinfeksi.
3. Kebersihan Lampu
Sama halnya dengan pengaruh terhadap kemampuan lampu UV dalam
membunuh mikroorganisme, kebersihan lampu sangat berkaitan dengan
interaksi cahaya yang kontak dan target. Cahaya yang seharusnya dapat
kontak secara optimal menjadi tidak optimal karena terhalang oleh kotoran
yang menempel pada lampu UV, untuk itu perlu dilakukan pemeliharaan
dengan cara membersihkan lampu dari kotoran yang menempel.
4. Jarak Permukaan Lampu dengan Target
Berkaitan dengan paparan sinar UV dan masuknya cahaya UV ke dalam
air akan mempengaruhi terhadap proporsi transmisi cahaya ke target, maka
dari itu kemampuan cahaya UV masuk ke dalam air sangat efektif apabila
cahaya UV hanya menembus air kurang dari 2,5 cm.
5. Kejernihan Air
Paparan sinar UV akan terhambat apabila air yang kontak dengan UV
terdapat partikel dan berwarna, akan efektif apabila air yang kontak
dengan UV bersih dan tidak berwarna, sehingga akan meningkatkan
kemampuan UV dalam membunuh mikroorganisme. Nilai TSS pada air
sebaiknya tidak melebihi 30 ppm.
6. Waktu Interaksi Cahaya
Lama waktu paparan sinar UV dengan air yang melewatinya dapat
mempengaruhi kemampuan sinar UV dalam membunuh mikroorganisme,
karena lama waktu paparan berkaitan dengan jumlah dosis yang diterima
oleh mikroorganisme yang terkandung di dalam air, sehingga semakin
lama waktu paparan maka jumlah dosisyang diterima oleh mikrorganisme
akan semakin besar dan keefektifannya bergantung dari dosis yang
diterima, semakin lama paparan akan semakin efektif dalam membunuh
mikroorganisme. Efektifitas akan berkurang apabila air yang melewati
lampu UV mengalir dengan cepat (disarankan air minimal tersinari selama
2 detik).

Anda mungkin juga menyukai