Anda di halaman 1dari 1

Perdarahan akibat trauma

Perdarahan akibat trauma dapat terjadi pada epidural, subdural, subarachnoid, intraserebral atau
kompartemen intraventrikular intracranial.

Perdarahan intracerebral Dapat bermanifestasi sebagai sebuah kontusio


perdarahan atau lebih atau sebagai fokus
perdarah multifokal kecil pada substansia alba.
ICH pada neonatus yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya dapat disebabkan trauma non-
kecelakaan
SAH akibat trauma Akibat dari ruptur pembuluh darah subaraknoid
atau sebagai komplikasi diseksi arteri serebral
setelah terjadi trauma

Sebuah penelitian kohort yang meneliti shaken baby syndrome menjelaskan terdapat
beberapa bentuk perdarahan : subdural (94%), SAH(16%), ICH (8%) dan epidural (1%). Morad et al.,
2002. Dapat terjadi perdarahan retinal (75%) dan berkorelasi dengan keparahan perdarahan
intrakranial. Adanya fistula arteriovenous dural (Dural arteriovenous fistulas, DAVF) merupakan
hubunan abnormal antara arteriovena dengan duramater pada sinus sebagai predisposisi
perdarahan serebral baik spontan maupun paska trauma (Neumair-Probst, 2009).

Faktor Hematologi

Kelainan hematologi merupakan sebab utama perdarahan intraserebral pada anak (5-20%) (Blom et
al, 2003, Kumar et al 2009). Kelainan lain dapat disebabkan koagulopati sekunder terhadap
keganasan hematologi dan terapinya, disfungsi hepar dan defisiensi faktor koagulasi seperti
hemofilia. Trombositopenia dapat terjadi akibat sekunder dari infeksi, imun, keganasan dan juga
kemoterapi. Semua anak dengan perdarahan intraserebral yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap sistem koagulasi termasuk pemeriksaan darah lengkap,
prothrombin dan partial thromboplastin times, dan pemeriksaan hematologi lain sesuai indikasi.

Etiologi lainnya sebagai penyebab perdarahan intraserebral pada anak adalah perdarahan akibat
neoplasma (2-15%) (Al Jarallah et al, 2000, Lo et al, 2008b). Dapat pula penyebab iatroenik akibat
prosedur operasi syaraf dan intervensi intravaskular (angioplasti, stenting dan kateterisasi. Beberapa
obat yang dapat memicu perdarahan termasuk trombolitik, antikoaulan, antiplatelet, obat
simpatomimetik, kokain, amfetamin

Tatalaksana

Evakuasi hematom merupakan indikasi untuk dilakukan prosedur neirosurgikal. Dapat dilakukan
drainase intraventrkular dini dan pengukuran tekanan intrakranial, clippin tau coiling neurisma,
embolisasi AVM, penangkatan tumor, pemasanan shunt ventrikuloperitoneal pada hidrosefalus
paska pedarahan dan operasi revaskularisasi pada sindroma moyamoya sesuai etiologi.

Tatalaksana medis terhadap penyakit yang mendasari merupakan hal yang penting, seperti antibiotik
pada endokarditis, penggntian faktor koagulasi , pemberian obat pencegah perdarahan seperti
vitamin K dan terapi imunomodulator pada kondisi inflamasi.

Luaran

Anda mungkin juga menyukai