Anda di halaman 1dari 5

2.

Arsitektur Monumental ( Kuliah ke 10 )


• Setelah Perang Dunia ke II, arsitektur modern berkembang dalam bentuk-bentuk baru,
otentik asli yang tidak ada sebelumnya.
- Kaidah-kaidah dan teori modernisme awal abad XX ditinggalkan
- Konsep „Bentuk mengikuti fungsi“ atau „Form Follow Function“dari aliran
„Fungsionalisme“ tidak lagi menjadi kriteria utama. Bentuk tidak ditentukan
hanya oleh fungsi, tetapi semua aspek arsitektural tata letak, lingkungan,
teknologi, bahan dan elemen-elemen lainnya yang tidak selalu fungsional.

• Konsep-konsep lama diterapkan secara terpadu dengan konsep dan pola pikir sejalan dengan
perkembangan teknologi, bahan, dan dalam dimensi berbeda.
Penerapan dari pemikiran baru ini menghasilkan bentuk-bentuk baru yang ciri
monumentalnya sangat menonjol.

• Rancangan-rancangan –Le Corbusier


- Oscar Niemeyer

- Eero Saarinen

- Luis I Khan

- Philips Johnson

Yang dirancang dan dibangun setelah tahun 1950 an banyak dikategorikan sebagai
arsitektur

Monumentalisme, dengan ciri-ciri bentuknya yang otentik, megah, Sculptural. Seolah-olah

seperti suatu bentuk seni yang dicetak.

Konsep-konsep kesederhanaan dan keheningan Mies Van Der Rohe dan Kenzo Tange juga

dapat menghasilkan bentuk-bentuk monumental.


• Bangunan yang sangat mewakilibentuk arsitektur Monumental , adalah :
“ Boston City Hall (B.C.H.)”, dibangun pada tahun 1967 ( Balai kota baru Boston, ibu kota

negara bagian Massachusetts.

Secara geografis B.C.H. terletak pada titik sentral dari kawasan Pusat Kota Boston yang
berpola Radio Konsentrik, jalan-jalan berpusat padanya.
3. Arsitektur Strukturalisme

• Pengaruh kata “Struktur” disini tidak ada kaitannya dengan struktur dan konstruksi
bangunan melainkan bermakna abstrak, yaitu: Struktur dari Budaya Sekelompok Orang atau
Masyarakat.

• Istilah Strukturalisme dalam arsitektur pasca modern dicetuskan oleh Arnulf Luchinger
dalam mengulas rancangan Aldo Van Eyck dari Belanda.

• Konsep strukturalisme mendasarkan pada dalil Etnolog Claude Levi Strauss, yaitu :
„Sejarah mendasari proses terbentuknya Struktur Budaya dan membentuk Model-model dari
hubungan antar elemen didalamnya.

Demikian pula Strukturalis Dalam Arsitektur mendasarkan pada tujuan dari struktur Formal
terbentuk sepenuhnya oleh Sejarah. Menurut konsep ini; rancangan tidak lain kecuali
Pencarian Kreatifitas untuk pola dasar penyelesaian.

• Arsitektur Strukturalis „menentang“ :


- Kenetralan dari gerakan modern
- Bentuk-bentuk murni dan bebas seperti pada konsep Purism dari De Stijl.
- Expressionisme yang berkembang di Jerman.

• Aliran Strukturalisme mengemukakan konsep:


„Kejernihan dalam Labirin“(susunan membingungkan) atau “Labyrinthine Clarity“.

Ketertiban atau disiplin tidak mendasarkan pada hirarki, namun demikian merangsang suatu
kerangka arsitektural dimana setiap pengguna bangunan secara pribadi mendapat pilihan
yang sesuai.
• Cirinya adalah “Bentuk-bentuk serba teratur”

• Prinsip-prinsip arsitektur Strukturalisme sudah diterapkan pada rancangan :


1. Le Corbusier, tempat tinggal mahasiswa (thn 1925)
2. Luis Khan, Smithson Alison, Aldo Van Eyck.

Gedung Economist, perusahaan surat kabar (1963-


1967),

London, rancangan Alison Smithson, dan Peter


Smithson.

Tampak
Depan
Tampak Belakang.

Anda mungkin juga menyukai