Anda di halaman 1dari 27

TUGAS NERACA MASSA ENERGI

MATERIAL BALANCES INVOLVING CHEMICAL


REACTIONS

Dosen Pengampu :
Ir. R.TD. Wisnu B, MT

Disusun Oleh :

Azizah Rahman NIM 40040117640009


M. Kelvin Nandita NIM 40040117640010
Itta Rahmalia NIM 40040117640011
Umei Latifah Azzahroh NIM 40040117640012

Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri

Sekolah Vokasi

Universitas Diponegoro

2018

1
KATA PENGANTAR

Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan kepada
penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh sebab itu , tiada kata yang pantas
selain ucapan syukur tak terhingga karena kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MATERIAL BALANCES INVOLVING CHEMICAL REACTIONS” . Makalah ini
ditujukan kepada Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.

Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu hingga makalah
ini dapat penyusun selesaikan. Oleh karena itu, penyusun berterima kasih kepada Bapak Ir.
R.TD. Wisnu B, MT, selaku Dosen mata kuliah Neraca Massa Energi Universitas
Diponegoro, serta teman – teman yang telah mendukung penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikannya tepat waktu.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa maklah ini masih jauh dari kata
sempuna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempuna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun bagi para
pembaca.

Semarang, Maret 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………… 1

Kata Pengantar……………………………………………………………………… 2

Daftar Isi……………………………………………………………………………. 3

BAB I……………………………………………………………………………….. 4

BAB II………………………………………………………………………………. 5

BAB III……………………………………………………………………………... 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi kimia memainkan peran penting dalam proses manufaktur. untuk


perancangan peralatan reaksi kimia, kondisi operasi seperti tekanan, suhu, komposisi,
dan laju alir arus harus diketahui. penghitungan keseimbangan material dan energi
sampai pada penyelamatan perancang dan memungkinkan untuk menghitung berbagai
tingkat aliran dan suhu arus. Meskipun tingkat reaksi, desain reaktor, dan aspek kinetik
lain dari teknik reaksi tidak termasuk dalam ruang lingkup buku ini, beberapa syarat
seperti komponen pembatas, reaktan berlebih, tingkat konversi, dan hasil akan ditentukan
untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang subjek. Dengan asumsi bahwa data reaksi
kinetik tersedia,

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan diagram alir proses?
1.2.2 Apa sajakah permasalahan yang timbul pada kesetimbangan material?
1.2.3 Bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul pada kesetimbangan
material tanpa reaksi kimia?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan diagram alir proses
1.3.2 Mengetahui permasalahan yang timbul pada kesetimbangan material
1.3.3 Mengetahui cara mengatasi permasalahan yang muncul pada kesetimbangan
material tanpa reaksi kimia

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Material Balances


Hukum konservasi massa, memegang baik untuk kesetimbanhan material yang
melibatkan reksi kimia juga.
Pernyataan matematis umum dapat ditulis sebagai :
Total massa memasuki unit = Total massa produk yang meninggalkan unit
Perlu dicatat bahwa dalam reaksi kimia, total massa masukan tetap ada
konstan, tapi total mol mungkin atau mungkin tidak tetap konstan.
Contoh : Perhatikan pergeseran reaksi

CO + H2O  CO2 + H2

Dalam hal ini, dapat diamati bahwa dua mol reaktan bereaksi satu sama lain dan
menghasilkan juga dua mol, sehingga jumlah mol reaktan memasuki reaksi
Sama dengan jumlah produk yang meninggalkan reaksi.
1 mol CO = 1 mol H2O
= 1 gmol H2
= 1 mol CO2

2.2 Definition Of Terms


Beberapa istilah yang digunakan dalam teknik reaksi kimia diantaranya adalah
Komponen pembatas adalah salah satu yang menentukan konversi dalam reaksi.
Reaktan berlebih adalah yang jumlahnya berlebih melebihi kebutuhan stoikiometri
reaktan, seperti yang ditentukan oleh reaksi kimia.

2.3 Contoh Soal


Latihan 4.1
chlorobenzene dinitrase menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulfat. Selama
studi percontohan, muatan terdiri dari 100 kg chlorobenzene, 106,5 kg 65,5% (berat)
asam nitrat, dan 108 kg 93,6% asam sulfur. Setelah dua jam operasi, campuran terakhir

5
dianalisis. ditemukan bahwa produk akhir mengandung chlorobenzene 2% yang tidak
bereaksi. juga distribusi produk ditemukan 66% p-nitrochlorobenzene dan 34% o-
nitrochlorobenzene.
Hitung:
(a) analisis bahan baku masuk,
(b) persentase konversi klorobenzena, dan
(c) komposisi campuran produk.

Solusi

Basis : 100 kg chlorobenzene

muatannya terdiri dari klorobenzena dan asam campuran.

HNO3 dalam muatan = 106,5 x 0,655 = 69,758 kg

H2SO4 dalam muatan = 108 x 0,936 = 101,088 kg

H2O dalam muatan = 106,5 x 0,345 + 108 x 0,064 = 43,655 kg

analisis reaktan dapat ditabulasikan seperti ditunjukkan pada tabel

Komponen BM Kg % Massa
Chlorobenzebe 112,5 100,000 31,80 %
HNO3 63,0 69, 758 22,18 %
H2 SO4 98,0 101,088 32,14 %
H2 O 18,0 43,655 13,88 %
Total 314,501 100,00 %

a. Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah


C6H5Cl C6H4ClNO
nitrasi
HNO3 C6H4ClNO2

H2SO4

Seperti yang diberikan dalam masalah ini, hasil p-NCB adalah 66%. Karena total
muatan (berat) tetap konstan, CB tidak bereaksi dalam produk = 314,5 x 0,02 = 6,29 kg

6
jumlah CB yang telah bereaksi = 100-6,29 = 93,71 kg

konversi CB = (93,71 / 100) x 100 = 93,71%

Asam sulfat tetap tidak diolah.

Dari reaksi (I), jelas itu

1 kg mol CB = 1 kg mol HNO3 = 1 kg mol NCB = 1 kg mol H2O

Dengan demikian, 63 kg HNO3 akan dikonsumsi untuk mengubah 112,5 kg CB


menjadi NCB

total HNO3 dikonsumsi = (63 / 112,5) x 93,71 = 52,478 kg

HNO3 yang tidak bereaksi = 69,758 - 52,478 = 17,28

total NBC diproduksi = (157,5 / 112,5) x 93,71 = 131,194 kg

p-NBC = 0,66 x 131,194 = 86,588 kg

o-NBC = 0,34 x 131,194 = 44,606 kg

produksi air = (18 / 112,5) x 93,71 = 14,994 kg

total air dalam campuran produk = 43,655 + 14,994 = 58,649 kg

Analisis akhir produk diberikan dalam tabel

Komponen Kg % Massa
CB 6,290 2,00 %
p-NCB 86,588 27,53%
o-NCB 44,606 14,18%
HNO3 17,280 5,49%
H2 SO4 101,088 32,15%
H2 O 58,649 18,65%
Total 314,501 100,00%

7
Neraca Massa:

Input Komponen Kg Output Komponen Kg


Chlorobenzene 100,000 CB 6,290
HNO3 69,758 p-NCB 86,588
H2 SO4 101,088 o-NCB 44,606
H2 O 43,655 HNO3 17,280
H2 SO4 101,088
H2 O 58,649
Total 314,501 Total 314,501

Latihan 4.2

dehidrogenasi etanol adalah proses komersil pembuatan asetaldehida. Uap etil alkohol
dipanaskan dan dicampur dengan udara sedemikian proporsi sehingga panas oksidasi
eksotermik hanya akan mengatasi panasnya dehidrogenasi. Ini memudahkan reaksi
untuk melanjutkan ke dehidrogenasi tanpa aplikasi panas eksternal. Reaksi biasanya
sekitar 450 derajat celcius.
campuran udara etanol pra-campuran dilewatkan di atas katalis perak. Kandungan
etanol dalam campuran itu ditemukan 2 kg etanol per kg udara. Berbagai reaksi yang
terjadi di dalam reaktor adalah sebagai berikut:

CH3CH2OH ---- CH3CHO + H2

2CH3CH2OH + O2 ---- 4CO +6H2

2CH3CH2OH + 3O2 ---- 4CO2 +6H2

2CH3CH2OH + 2H2 ---- 4CH4 +O2

2H2 +O2 ---- 2H2O

gas keluar dari konverter digerakkan dengan cepat sebagai scrubber dimana alkohol
encer dingin mengikat gas dan melarutkan alkohol dan asetaldehida. gas yang dilucuti
yang meninggalkan scrubber itu scrubber lagi dengan air di scrubber kedua dan
dilepaskan ke atmospher. Larutan alkohol-asetaldehida encer dari dasar scrubber
pertama dikirim ke menara penyulingan untuk menghasilkan 99% asetaldehida murni
sebagai produk berlebih. gas yang meninggalkan scrubber kedua dianalisis
mengandung 0,7% CO2, 2,1% O2, 2,3% CO, 7,1% H2, 2,6% CH4 dan N2 pada basis

8
kering (volume). temukan (a) konversi etanol dalam konverter dan (b) hasil
asetaldehida.

Solusi:

Basis : 100 kg mol gas keluar (dari scrubber kedua)

N2 hadir dalam gas = 100 x 0,852 = 85,2 kg mol

Gas nitrogen dari udara yang tetap tidak berubah selama reaksi.

untuk setiap 79 kg mol N2, O2 masuk adalah 21 kg mol.

O2 disuplai melalui udara = (21/79) x 85,2 = 22,65 kg mol

Komposisi gas keluar 2,1 kg mol O2,

bereaksi O2, = 22,65 - 2,1 = 20,55 kg mol.

saldo oksigen:

[oksigen yang dikonsumsi oleh reeaksi (2), (3) dan (5)] - [reaksi yang dihasilkan
oksigen (4)] = 20,55

a, b, dan c, menjadi kg mol etanol yang direaksikan dengan reaksi 2, 3, dan 4 masing-
masing. juga, misalkan d adalah kg mol H yang bereaksi dengan reaksi 5.

Oleh karena itu, keseimbangan oksigen akan menghasilkan:

(a / 2) + (3/ 2b) + (d / 2) - (c / 2) = 20,55

Atau  a+ 3b - c + d= 41.1

keseimbangan karbon monoksida:

2a = 2,3 [reaksi 2]

a = 1,15 kg mol

keseimbangan karbon dioksida:

2b = 0,7 [reaksi 3]

b = 0,35 kg mol

9
keseimbangan metana:

2c = 2,6 [reaksi 4]

c = 1,3 kg mol

Substitusikan dalam Pers. (6)

(a / 2) + (3/ 2b) + (d / 2) - (c / 2) = 20,55

(1,15/2) + (1,05/2) + (d/2) – (1,3/2) = 20,55

d = 41,1-1,15-1,05 + 1,3 = 40,2 kg mol

Keseimbangan hidrogen:

Total hidrogen yang dihasilkan = hidrogen dalam gas keluar + hydrogen yang bereaksi
pada reaksi 5 + hidrogen yang bereaksi pada reaksi 4

= 7,1 + d + c = 7,1 + 40,2 + 1,3 = 48,6 kg mol

hidrogen di atas dihasilkan dengan reaksi 1, 2, 3. oleh karena itu, produk hidrogen oleh
reaksi 1.

= 48,6 - (3 x 0,35 + 3 x 1,15) = 44,1 kg mol

etanol yang bereaksi pada reaksi 1 = 44,1 kg mol

total etanol = 44,1 + 1,15 + 0,35 + 1,3 = 46,9 kg mol

berat total etanol bereaksi = 46,9 x 46 = 2158 kg

total udara yang masuk konverter = 85,2 + 22,65 = 107,85 kg mol

berat udara = 107,85 x 29 = 3130 kg

total etanol masuk konverter = 2 x 3130 = 6260 kg

konversi etanol = (total etanol yang dikonsumsi / etanol total berubah) x 100 =
(2158/6260) x 100 = 34,51%

hasil asetaldehida = (mol etanol yang diubah menjadi asetaldehida / mol etanol
berubah) x 100 = [44,1 / (44,1 + 2,8)] x 100 = 94%

10
Contoh soal 4.3

pada contoh 3.7 analisis air (tabel 3.1) telah diberikan. Air yang sama diolah dengan
proses line-soda. hitung jumlah kapur teoritis (stoikiometrik) yang dibutuhkan untuk
perawatan.

Solusi:

basis: 1 liter air

Karena air hanya mengandung kekerasan sementara, hanya diperlukan penambahan


kapur. Reaksi kapur dengan bikarbonat adalah:

Ca (HCO3) 2 + CaO  2CaCO3 + H2O

Mg (HCO3) 2 + CaO  MgCO3 + CaCO3 + H2O

2NaHCO3 + CaO  CaCO3 + Na2CO3 + H2O

Dari persamaan ini, jelas bahwa 1 mol kapur diperlukan untuk setiap mol Ca (HCO3) 2
atau Mg (HCO3)2.

56 mg CaO = 162 mg Ca (HCO3) 2

= 146,3 mg Mg (HCO3) 2

= 2 x 84 mg NaHCO3

kapur total yang dibutuhkan = (56/162) x 257,5 + (56 / 146.3) x 329.2 + (56/168) x
11.1

= 218,7 mg

Dengan demikian, secara teoritis, dosis kapur dari pesanan 218,7 mg / l diperlukan
untuk merawat air.

Dosis dapat dihitung dengan mengetahui alkalinitas bikarbonat dalam hal CaCO3 1 mol
CaCO3 setara 1 mol CaO

atau 100 mg CaCO3 = 56 mg CaO

jadi, kapur yang dibutuhkan = (56/100) x 390,6 = 218,7 mg / L

11
Catatan: Dari perhitungan di atas, diamati bahwa kebutuhan kapur dapat dengan mudah
dihitung dengan mengetahui alkalinitas total bikarbonat (diambil seluruhnya sebagai
CaCO3) sendiri. Inilah salah satu alasan mengapa dalam analisis air melaporkan
alkalinitasnya dinyatakan setara CaCO3. Dalam praktiknya, kapur ditambahkan lebih
dari 10 sampai 50% tergantung proses (panas atau dingin)

Contoh 4.4

sebuah pabrik pupuk dari sindri (Bihar) produsen amonia menggunakan gas air dan
penghasil gas sebagai bahan baku. Komposisi gas telah diberikan pada tabel 4.3

Gas-gas di atas dicampur dalam proporsi yang tepat untuk memberikan campuran
nitrogen dan hidrogen stoikiometri setelah mengubah karbon monoksida menjadi
karbon dioksida dengan menggunakan uap.

Hitung:
(a) kg mol gas air dan gas penghasil yang dibutuhkan untuk mendapatkan 100 kg mol
gas campuran kering,

(b) analisis gas campuran kering, dan

(c) jumlah teoritis (dalam kg) aliran yang dibutuhkan untuk mengubah CO menjadi
CO2 per 100 kg mol gas campuran kering.

12
Solusi :

N2, H2, CO, CO2, Argon (water gas) N2, H2, CO, CO2,
Mixer
N2, H2, CO, CO2, Argon (producer gas) Argon

basis: 100 kg mol gas campuran kering

Misalkan x adalah kg mol gas air dan y adalah kg mol gas penghasil yang akan
dicampur untuk mendapatkan 100 kg mol gas campuran kering.

keseimbangan materi secara keseluruhan:

x + y = 100

total karbon monoksida yang ada dalam campuran gas = 0,43x + 0,25y kg mol

Reaksi saringan adalah

CO + H2O  CO2 + H2

Dengan demikian, setiap kg mol CO akan memberi 1 kg mol CO2 dan H2 masing-
masing, bila dikombinasikan dengan 1 kg mol aliran.

Total H2 terbentuk karena reaksi pergeseran = 0,43x + 0,25y kg mol. Jumlah H2 yang
masuk dengan gas air dan gas penghasil = 0,51x + 0,05y kg mol

Total H2 setelah reaksi pergeseran = 0,43x + 0,51x + 0,25y + 0,05y

= 0,94x + 0,30y kg mol

Jumlah N2 datang dengan kedua gas = 0,02x + 0,63y kg mol. Untuk sintesis amonia,
persyaratan rasio N2 dengan H2 stoikiometri adalah 1: 3. Jadi, secara stoikiometri, 3
(mol N2) = 1 mol H2. setelah reaksi pergeseran 3 (0,02 x + 0,63y) = 0,94x + 0,30y

Penyederhanaan, x = 1,807y

memecahkan persamaan (1) dan (2),

x = 64,46 kg mol gas air

y = 35,54 kg mol penghasil gas

13
Dengan menggunakan nilai x dan y, analisis gas campuran kering dapat dihitung seperti
yang ditunjukkan pada tabel 4.4

Jumlah uap yang dibutuhkan = Jumlah CO dikonversi = 0,43x + 0,25y = 0,43 x 64,46 +
0,25 x 35,54 = 36,6 kg mol atau 658,8 kg

Neraca Massa:

Input Komponen Kg mol Output Komponen Kg mol


Water gas N2 1,29 Mixed gas N2 23,67
H2 32,87 H2 34,65
CO 27,73 CO 36,60
CO2 2,58 CO2 4,36
Argon - Argon 0,72
Producer N2 22,38
gas
H2 1,78
CO 8,88
CO2 1,78
Argon 0,72
Total 100,00 Total 100,00

14
Contoh 4.5

Lemak pada dasarnya gliseriltristearat, hal ini digunakan untuk saponifikasi lemak
dengan soda api. Untuk 100 kg lemak, hitung:

a. Teoritis kebutuhan soda api

b. Jumlah gliserin yang dibebaskan

Solusi:

Basis : 100 kg lemak

Rumus kimia dari gliseriltristearat adalah sebagai berikut:

CH2 OOCH35 C17

CH2 OOCH35 C17

CH2 OOCH35 C17

Berat molekul = 890

Gliseriltristearat C17 H35 COONa


Saponifikasi
NaOH Gliserin

Reaksi saponifikasi:

CH2 OOCH35 C17 CH2 OH

CH2 OOCH35 C17 + 3NaOH 3C17 H35 COONa + CHOH

CH2 OOCH35 C17 CH2 OH

890 3 x 40 3 x 306 92

a. Soda api yang dibutuhkan = [(3 x 40)/890] x 100

= 13,48 kg

15
Gliseriltristearat yang dibutuhkan = (890/890) x 100

= 100,00 kg

b. Gliserin yang dibebaskan = (92/890) x 100

= 10,33 kg

C17 H35 COONa yang dibebaskan = [(3 x 306)/890] x 100

= 103,15 kg

Neraca Massa:

Input Komponen Kg Output Komponen Kg


Gliseriltristearat 100,00 C17 H35 COONa 103,15
Soda api 13,48 Gliserin 10,33
Total 113,48 Total 113,48

Contoh 4.6

Belerang dibakar dalam kompor dengan kecepatan 1000 kg/h. Udara kering segar
dipasok pada suhu 30°C dan 755 mmHg. Gas dari pembakaran mengandung 16,5 %
SO2 , 3% O2 dan sisanya N2 pada SO3 dengan volume bebas. Gas meninggalkan kompor
di suhu 800°𝐶 dan 760 mmHg. Hitung:

(a). Fraksi belerang yang terbakar,

(b) Presentase kelebihan udara diatas jumlah yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
belerang ,

(c) Volume udara kering pada in m3/h dan

(d) Volume gas pembakar pada m3/h

16
Solusi:

Basis: 100 kg mol SO3 gas bebas

Belerang 16,5 % SO2 , 3% O2


Pembakaran
O2, N2 dan sisanya N2 pada SO3

Gas mengandung 16,5 kg mol SO2 , 3,0 kg mol O2 dan 80,5 kg mol N2 . Reaksi yang
terjadi adalah:

• S + O2  SO2 (1)

• S + 3/2 O2  SO3 (2)

Berdasarkan pers. (1),

O2 diperlukan dari 16,5 kg mol SO2 = 16,5 kg mol.

Total O2 yang dipasok ke pembakaran = (21/79) x 80,5 = 21,4 kgmol

O2 yang tidak terhitung = 21,4 – (16,5+3,0) = 2,4 kg mol

Dengan demikian 2,4 kg mol O2 telah dikonsumsi sesuai dengan pers. (2)

• Produk SO3 = (2/3) x 2,4 = 1,6 kg mol

• Belerang dibakar menjadi SO2 = 16,5 kg atom

• Belerang dibakar menjadi SO3 = 1,6 kg atom

• Total belerang yang dibakar = 16,5 + 1,6 =18,1 kg atom

• Berat belerang yang dibakar = 18,1 x 32 = 578,2 kg

• Fraksi belerang yang terbakar menjadi SO3 = 1,6/18,1 = 0,0885

(JAWABAN A)

Sekarang, jika semua belerang akan dibakar jadi SO2 , persyaratan O2 18,1 kg mol
pers.(1)

• O2 berlebihan= 21,4 – 18,1 = 3,3 kg mol

17
• Persen udara berlebihan = (3,3/18,1) x 100% = 18,23 %

(JAWABAN B)

Udara yang disuplai ke pembakar = 21,4 + 80,5 = 101,9 kg mol

Namun, sebenarnya yang dibutuhkan untuk pembakaran adalah 1000 kg/jam

• Tingkat suplai udara = (101,9/ 578,2) x 1000 = 176 kg mol/jam

• volume tertentu dari udara segar yang masuk = 22,4 x (303/273) x (755/760) = 24,45
m3/kg mol

 Laju alir volumetrik udara segar = 176 x 24,45 = 4300 m3/jam


(JAWABAN C)

Untuk dasar 100 kg mol SO3 gas bebas

• Gas total dari pembakar = 100 + 1,6 = 101,6 kg mol

Untuk belerang 1000 kg/jam,

• Total gas = (110,16x 1000)/578,2 = 175 kg mol/jam

• Volume spesifik gas pembakar = 22,4 x (1073/273) x (760 /760) = 88,1 m3/kg mol

• Laju alir volumetrik gas pemanas = 88,1 x 175 = 6600 m3/jam

(JAWABAN D)

Neraca Massa:

Input Komponen Kg mol Output Komponen Kg mol


Belerang 18,1 SO2 16,5
O2 21,4 O2 3,0
N2 60,5 N2 80,5
Total 100,0 Total 100,0

18
Contoh 4.7

Pirit halus dipanggang di pabrik untuk membuat asam sulfat. Reaksi yang terjadi pada
pembakaran adalah: 4 FeS2 + 11 O2  2 Fe2O3 + 8 SO2. Gas yang meninggalkan
pemanggang memiliki komposisi: 7.12% SO2, 10.6% O2 dan sisanya N2 dengan
volume basis SO3 yang bebas. Suhu dan tekanan gas masing-masing adalah 525⁰C dan
755 mmHg. Pirit contain mengandung belerang 42% dan sisanya (mayoritas Fe dan
sisanya gangue). Sisa pada roaster (cinder) membawa 2,3% S dalam bentuk SO3. Udara
kering disuplai untuk memanggang pirit pada 27⁰C dan 750 mmHg.

Gas melewati konverter katalis, dimana 96% SO2 dikonversi ke SO3. Gas dari
konverter dilewatkan dan diserap dimana 98% SO3 diserap. berdasarkan biaya 0,75 ton
pyrites per jam, hitung:

a). Persentase belerang yang tersisa di dalam cinder berdasarkan muatan aslinya.
b). persentase belerang yang terbakar meninggalkan cinder sebagai SO3 dalam gas.
c). laju alir volumetrik udara dalam 𝑚3 / h.
d). laju alir volumetrik gas roaster dalam 𝑚3 / h.
e). analisis gas yang meninggalkan konverter SO3 dan
f). jumlah asam sulfat yang dihasilkan per hari dengan asumsi kekuatan 98% untuk
asam dari absorber.

Solusi:
Basis : 100 Kg pirit.
Pirit dicatat dari pernyataan masalah bahwa selama memanggang tidak hanya SO2
terbentuk tetapi beberapa pirit bisa dikonversi ke SO3 juga. reaksinya adalah:

4 FeS2 + 11 O2  2 Fe2O3 + 8 SO2


4 Fes2 + 15 O2  2 Fe2O3 + 8 SO3

Beberapa SO3 diserap dalam bentuk belerang dasar di dalam cinder dan sisanya lolos
melalui knalpot roaster. Dari dua reaksi di atas, jelas bahwa:

8 mol SO2 atau SO3 ≡ 2 mol Fe2O3


8 atom S ≡ 3 mol O2 dalam Fe2O3

Dengan demikian, jumlah O2 digabungkan membentuk Fe2O3 = [(3 x 32) / (8 x 32)] x


42 = 15.75 kg
O2 dan inerts lainnya akan ada di dalam cinder.

Bobot cinder SO3 bebas = 58 + 15.75


= 73.75 kg
Kini, 100 kg abu mengandung 2.3 kg belerang.
Jumlah atom S = (2.3 / 32) kg
Setara SO3 = (2.3 / 32) x 80 = 5.75 kg
SO3 – Abu bebas = 100 – 5.75 = 94.25 kg

19
Dengan demikian, untuk 94.25 kg Abu bebas SO3, 100 kg adalah jumlah sebenarnya
dari Abu. Jadi, untuk 73.75 kg SO3-Abu Bebas, sebenarnya jumlah Abu

= (100/94.25) x 73.75
= 77.20 kg

belerang di dalam Abu = 77.2 x 0.023


= 1.775 kg

Dengan demikian, dari 42 kg S di dalam pirit, 1.775 kg S ditahan di dalam bara api
berbentuk SO3-
Persentase belerang yang tertinggal di dalam cinder berdasarkan muatan asli = (1.775 /
42) x 100 = 4.225 %
Jawaban (a)
Untuk mengetahui kadar SO3 gas roaster, diperlukan keseimbangan oksigen. Untuk
perhitungan ini, asumsikan dasar baru gas buang 100 kg SO3-free roaster.

jumlah SO2 dalam gas roaster = 7.12 kg mol

jumlah O2 hadir di SO2 = 7.12 kg mol

jumlah O2 dalam gas (seperti itu) = 10.6 kg mol

jumlah O2 dalam gas roaster = 100 - (7.12 + 10.6)

= 82.29 kg mol

jumlah O2 yang masuk ke roaster disertai N2 = (21/79) x 82,29

= 21.88 kg mol

Dengan pembentukan SO2, Fe akan dikonversi menjadi Fe2O3. Oleh karena itu, O2
dalam sari (dalam bentuk Fe2O3) setara dengan SO2 dari gas

= (3/8) x 7.12 = 2.675 kg mol

total O2 menyumbang = 7.11 + 10.60 + 2.675

= 20.385 kg mol

O2 tidak terhitung = 21.88 - 20.385

= 1.495 kg mol

menurut Pers. (2) dalam contoh ini, 8 kg mol SO3 dibentuk untuk 15 kg mol O2 yang
dikonsumsi.

SO3 terbentuk = (8/15) x 1.495

= 0.797 kg mol

20
belerang di SO2 = 7,1 kg mol

belerang di SO3 = 0,797 kg mol

total belerang terbakar = 7,11 + 0,797

= 7.907 kg mol

persentase S yang dipanggang ke SO3 = (0.797 / 7.907) x 100%

= 10.08%

Tapi, ditemukan bahwa 4,225% belerang, yang dibebankan ke pemanggang, ditahan di


dalam bara api.

Dengan demikian, persentase S terjadi pada gas roaster sebagai SO3 = 10.08 - 4.225

= 5.825 %
Jawaban (b)

mol SO3 yang masuk ke gas roaster = 0.797 x (5.825 / 10.08)

= 0.461 kg mol

data di atas dihitung berdasarkan muatan asli 100 kg mol SO3 - gas roiler bebas.

sekarang ambil basis aslinya dari 100 kg pirit. dari 42 kg S, pemanggangan S sampai
SO2 adalah 37.766 kg dan pemanggangan S terhadap SO3 adalah 4.234 kg.

SO2 terbentuk = (37.766 / 32)

= 1.180 kg mol

diketahui bahwa untuk 7,1 kg mol SO2 dalam gas roaster, udara disuplai = 82.29 +
21.88 = 104.17 kg mol

Untuk 1.18 kg mol SO2, udara disuplai = (104.17/7.11) x 1.18

= 17.291 kg mol

Namun, diinginkan untuk memanggang 750 kg / jam pirit.

total udara yang disuplai = (17.291 x 750) / 100 = 129.685 kg mol / jam

volume spesifik memasuki udara = 22.4 x (750/760) x (300/273)

= 24.292 𝑚3 /kg mol

laju alir volumetrik udara = 24.292 x 129.685

= 3150.2 𝑚3 /jam
Jawaban (c)

21
total gas roaster adalah 100.461 kg mol untuk 100 kg mol gas bebas SO3 atau untuk
pasokan udara tahi lalat 104,17 kg.

Dengan demikian, untuk 129,685 kg mol / h pasokan udara,

gas roaster = (100.461 x 129.685) / 104.17

= 125.068 kg mol/jam

volume spesifik gas roaster = 22,4 x (755/760) x (798/273)

= 65.046 𝑚3 /kg mol

laju alir volumetrik gas roaster = 125.068 x 65.046

= 8135.2 𝑚3 /jam
Jawaban (d)

SO2, O2 Konverter SO2, O2

SO3, N2 SO3, N2

di konverter, SO2 akan dikonversi ke SO3 sebagai

per reaksi, 2 SO2 + O2  2 SO3

total SO2 yang masuk konverter = (7.11 x 125.068) / (100.461)

= 8.852 kg mol/jam

karena efisiensi konversi adalah 96%,

SO2 dikonversi ke SO3 = 8,852 x 0,96

= 8.498 kg mol/jam

SO2 yang tidak dikonversi = 8.852 - 8.498

= 0.354 kg mol/jam

jumlah O2 yang dikonsumsi = 8,494 / 2 = 4,247 kg mol / jam

jumlah O2 dalam gas yang masuk konverter = (125.068 x 10.60) / 100.461

= 13.196 kg mol/jam

O2 tidak bereaksi = 13.196 - 4.247 = 8.949 kg mol / jam

22
SO3 masuk konverter = (0.461 / 100.461) x 125.068

= 0.574 kg mol/jam

total SO3 meninggalkan konverter = 8.499 + 0.574

= 9.072 kg mol / h

N2 dalam gas = (82.29 / 100.461) x 125.068

= 102,446 kg mol / jam

Neraca Massa Konverter:

Input Komponen Kg mol % Output Komponen Kg mol %


volume volume
SO2 8,852 7,08 SO2 0,354 0,29
O2 13,196 10,55 O2 8.949 7,41
SO3 0,574 0,46 SO3 9,072 7,51
N2 102,446 81,91 N2 102,446 84,79
Total 125,068 100,00 Total 120,821 100,00

Jawaban (e)

jumlah SO3 yang diserap dalam absorber = 9.073 x 0,98 kg mol / jam

Reaksi absorpsi adalah: SO3 + H2O  H2SO4

jumlah H2SO4 menghasilkan = 9.073 x 0.98 kg mol / jam (100% kekuatan)

jumlah kekuatan asam 98% = (9,073 x 0,98 x 98 x 24 x) / (0,98 x 1000)

= 25,74 t / h
Jawaban (f)

Catatan: Dalam contoh ini, perlu dicatat bahwa dasar perhitungan dihitung tiga kali.
Dengan demikian, dibutuhkan banyak masalah untuk melakukannya. Namun, semua
basis yang berbeda tidak boleh dibingungkan satu sama lain, dan juga, hal yang sama
harus secara jelas digarisbawahi saat memecahkan masalah tersebut.

Contoh 4.8

campuran pirit dan seng sulfida bijih dibakar di pembakar. Campuran mengandung
75% pirit dan 25% seng sulfida (berat) bijih. pirit menghasilkan 92% FeS2 dan sisanya
gangue. Bijih seng sulfida mengandung 68% Zns dan sisanya. sampel hasil Abu 3,5%
S. 70% S di dalam Abu berbentuk SO3, diserap di dalamnya, dan sisanya adalah FeS3
yang tidak teroksidasi. berdasarkan biaya campuran 100 kg, hitung:

23
(a) jumlah Abu yang terbentuk dengan analisisnya

(b) persentase belerang yang tertinggal di dalam cinder berdasarkan total sulfur yang
dibebankan.

Solusi :

Dasar: 100 kg dicampur

muatan terdiri dari 75 kg pirit dan 25 kg seng sulfida bijih.

pirit: FeS2 = 75 x 0,92 = 69 kg

gangue = 75 - 69 = 6 kg

Reaksi pemanggangan adalah:

4 FeS2 + 11 O2  2 Fe2O3 + 8 SO2 (1)

4 FeS2 + 15 O2  2 Fe2O3 + 8 SO3 (2)

bijih seng: ZnS = 25 x 0,68 = 17,0 kg

inerts = 25 -17 = 8,0 kg

Reaksi pemanggangan itu:

2 ZnS + 3 O2  2 ZnO + 2 SO2 (3)

Total inerts = 8 + 6 = 14 kg

Sekarang asumsikan basis baru 100 kg Abu

mengandung belerang 3,5%.

Sulfur dalam bentuk SO3 = 3,5 x 0,7 = 2,45 kg

belerang dalam bentuk FeS2 = 3,5 - 2,45 = 1,05 kg

jumlah SO3 dalam Abu = (2.45 / 32) x 80 = 6,4 kg

jumlah FeS2 dalam Abu = (120/64) x 1,05 = 1,965 kg

bebas senyawa sulfur (atau disebut S-free) Abu = 100 - (6,4 + 1,965)

= 91.635

91.635 kg ini terdiri dari Fe2O3, ZnO dan inerts. Sekarang, untuk biaya asli 100 kg
pakan campuran,

ZnO = (18,4 / 97) x 17

24
= 14.2 kg

Biarkan x menjadi berat FeS2 bereaksi.

FeS2 yang tidak bereaksi = (69 - x) kg

jumlah Fe2O yang dihasilkan = (x x 160) / 120

= 1,333 x kg

total S-free cinder = 14,2 + 1,333x + 14

= 28,2 + 1,333 x kg

kita sekarang memiliki FeS2 dalam Abu = (69-x) / (28,2 + 1,333x)

Tapi, rasio ini adalah 1.965 / 91.635 seperti yang dihitung sebelumnya.

(69 - x) / (28,2 + 1,333x) = 1,965 / 91,635

atau, x = 66,5 kg

Abu bebas senggang = 14,2 + 1,33 x 66,5 + 14

= 116,65 kg

FeS2 dalam Abu = 69 - 66,5 = 2,5 kg

SO3 di Abu = (6.4 / 91.635) x 116.65

= 8,12 kg

Fe2O3 menghasilkan = 1,33 x = 1,33 x 66,5 = 88,45 kg

komposisi Abu yang terbentuk diberikan pada tabel 4.6

Komponen Abu Abu


Kg Weight %
ZnO 14.20 11.16
Fe2O3 88.45 69.50
FeS2 2.50 1.95
SO3 8.12 6.37
Inerts 14.00 11.02
Total 127.27 100.00
Jawaban (a)

25
belerang dibebankan pada pembakar

= S dalam FeS2 + S di ZnS

= (64/120) x 69 + (32/97.4) x 17

= 44.2 kg

jumlah S dalam Abu = 0,035 x 127,27

= 4,45 kg

Persentase belerang yang tertinggal di dalam bara api dengan jumlah belerang yang
dibebankan pada burner = (4.45 / 44.2) x 100

= 10.05
Jawaban (b)

26
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
o Total massa memasuki unit = Total massa produk yang meninggalkan
unit
Perlu dicatat bahwa dalam reaksi kimia, total massa masukan tetap ada
konstan, tapi total mol mungkin atau mungkin tidak tetap konstan.
o Komponen pembatas adalah salah satu yang menentukan konversi dalam
reaksi.
o Reaktan berlebih adalah yang jumlahnya berlebih melebihi kebutuhan
stoikiometri reaktan, seperti yang ditentukan oleh reaksi kimia.

1.2 Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi


bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini Penyusun berharap kepada para pembaca yang
budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus
pada penyusun.

27

Anda mungkin juga menyukai