Anda di halaman 1dari 7

TAHAPAN KEGIATAN EKSPLORASI

Sumber daya alam adalah semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya.
Sumber daya alam terbagi dua yaitu sumber daya alam hayati dan sumber daya
alam non hayati. Sumber daya alam hayati disebut juga sumber daya alam biotik
yaitu semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) berupa makhluk hidup.
Sedangkan sumber daya alam non hayati atau sumber daya alam abiotik adalah
semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa benda
mati.Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alamnya, baik
sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Kekayaan alam
Indonesia terdapat di permukaan bumi, di dalam perut bumi, di laut dan di udara.
Berdasarkan ketersediaanya sumber daya alam terbagi dalam dua kelompok besar
yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui.

Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum
itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi
pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar pekerjaan
yang terdiri dari :

1. Peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan


tujuan mencari prospek,
2. Penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan
3. Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang
Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan,
lembaga pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk
kegiatannya yang mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan
besarnya cadangan mineral. Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis
dan Uni Soviet (sebelum negara ini bubar) yacxng menggunakan istilah eksplorasi
untuk kegiatan mencari mineralisasi dan prospeksi untuk kegiatan penilaian
ekonomi suatu prospek (Peters, 1978). Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang
dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari letak
mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan mineralisasi.
Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti
keseluruhan urutan kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi sampai
menentukan cadangan insitunya.
Dalam melakukan kegiatan eksplorasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Tujuan Eksplorasi, antara lain untuk mengetahui :
 Melokalisasi suatu endapan bahan galian :
 Eksplorasi pendahuluan/prospeksi dan
 Eksplorasi detail
 Endapan/bijih yang dicari : sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak,
endapan golongan C, dll.
 Sifat tanah dan batuan :
 untuk penambangan,
 untuk konstruksi,
 dll.

2. Studi Kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang :


a. Peta dasar sudah tersedia/belum.
b. Peta geologi/topografi (satelit, udara, darat).
c. Analisis regional : − Sejarah, − Struktur/tektonik, dan − Morfologi
d. Laporan-laporan penyelidikan terdahulu.
e. Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada.
f. Geografi :
 Kesampaian daerah (desa/kota terdekat, transportasi),
 Iklim/musim (cuaca, curah hujan/banjir),
 Sifat angin, keadaan laut, gelombang, dll.,
 Tumbuhan, binatang, dan
 Komunikasi

Tahapan eksplorasi batubara sebagaimana tercantum dalam Standar Nasional


Indonesia, Amandemen 1 – SNI – 13-50141998, tentang Klasifikasi Sumberdaya
dan Cadangan Indonesia, umumnya dilaksanakan dalam beberapa tahap:

1. Survey Tinjau
Survey tinjau merupakan tahap eksplorasi batubara yang paling awal dengan
tujuan untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang mengandung endapan batubara
yang prospek untuk diselidiki lebih lanjut. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
meliputi studi geologi regional, interpretasi potret udara, geofisika, dan
peninjauan lapangan pendahuluan. Sebelum dilakukan kegiatan survey tinjau,
perlu dilakukan:
 Studi Literatur, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu),
catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang
akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya,
studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta
geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena
pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada
proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat
dilihat di lapangan.
 Survey dan Pemetaan, jika peta dasar (peta topografi) dari daerah
eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop)
atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta skala 1 : 200.000
sampai 1 : 50.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan
topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi,
maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan
untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi
peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting

2. Prospeksi
Pada tahap ini, dilakukan pemilihan lokasi daerah yang mengandung endapan
batubara yang potensial untuk dikembangkan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi sebaran dan potensi endapan batubara yang akan menjadi target
eksplorasi selanjutnya. Pemboran uji pada tahap ini bertujuan untuk mempelajari
stratigrafi regional atau litologi, khususnya di daerah yang mempunyai indikasi
adanya endapan batubara. Jarak antar titik bor berkisar dari 1000 sampai 3000
meter. Pada tahap ini peta yang dipakai mulai dari 1:50.000 sampai 1:25.000.

3. Eksplorasi Pendahuluan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran awal tentang
endapan batubara yang meliputi jarak titik pengamatan, ketebalan, kemiringan
lapisan, bentuk, korelasi lapisan, sebaran, struktur geologi dan sedimen, kuantitas
dan kualitasnya. Jarak antar titik bor berkisar 500 – 1000 meter, skala peta yang
digunakan mulai dari 1: 25.000 sampai 1:10.000. Sesuai dengan Keputusan
Direktur Jendral Pertambangan Umum No. 661.K/201/DDJP/1996 tentang
Pemberian Kuasa Pertambangan, Laporan Kuasa Pertambangan Penyelidikan
Umum perlu dilampiri dengan beberapa peta:
 Peta lokasi/situasi
 Peta geologi lintasan dan singkapan (skala 1:25.000)
 Peta kegiatan penyelidikan umum, termasuk lokasi sumur uji, parit uji,
pengambilan contoh batubara (skala 1:10.000)
 Peta anomali geofisika, bila dilakukan (skala 1:10.000)
 Peta penyebaran endapan batubara dan daerah prospek (skala 1:10.000)
 Peta wilayah rencana peningkatan Kuasa Pertambangan
 Penampang sumur uji
 Penampang parit uji
 Penampang lubang bor Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model
penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll.
dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan
memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut
mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi
selanjutnya.

4. Eksplorasi Rinci
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail
(White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak
yang lebih dekat (jarak antar titik bor 200 meter), yaitu dengan memperbanyak
sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai
penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran
kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut
dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang
kecil (<20%). Sebelum dilakukan kegiatan ini, dilakukan terlebih dahulu studi
kelayakan dan amdal, geoteknik, serta geohidrologi. Skala peta yang digunakan
adalah 1:2.000 sampai 1:500. Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai
kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3Dimensi
(panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air
tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan
kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang.
Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan
peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya. Sesuai dengan Keputusan
Direktur Jendral Pertambangan Umum No. 661.K/201/DDJP/1996 tentang
Pemberian Kuasa Pertambangan, Laporan Kuasa Pertambangan Eksplorasi perlu
dilampiri dengan ebberapa peta:
o Peta lokasi/situasi
o Peta topografi (skala 1:500 sampai 1:2.000)
o Peta kegiatan eksplorasi, meliputi lokasi singkapan batubara, sumur uji, parit
uji, pemboran, dan pengambilan contoh batubara (skala 1:2.000 sampai
1:10.000) –Peta geologi daerah (skala 1:500 sampai 1:2.000)
o Peta penyebaran endapan batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000)
o Peta perhitungan 2 dimensi batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000)
o Peta penyebaran kualitas, antara lain nilai kalori, kandungan abu, dan
kandungan sulphur (skala 1:500 sampai 1:2.000)
o Peta isopach tanah penutup (skala 1:500 sampai 1:2.000)
o Peta isopach ketebalan lapisan batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000)
o Peta kontur struktur (skala 1:500 sampai 1:2.000)
o Penampang geologi
o Penampang bor
o Penampang/sketsa singkapan batubara
o Penampang perhitungan cadangan batubara
o Fotokopi hasil analisis contoh batubara dari laboratorium
o Peta wilayah rencana peningkatan dan atau penciutan Kuasa Pertambangan

Dari uraian tentang tahapan kegiatan eksplorasi diatas, dapat disimpulkan bahwa
kegiatan penyelidikan lapangan bertujuan untuk mendapatkan data tentang sifat
fisik-mekanik batuan, struktur geologi dan kondisi air tanah sampai dengan
kedalaman rencana penambangan. Secara spesifik harus dibuat laporan struktur
geologi meliputi litologi, geometri dan kemiringan dari formasi lapisan batubara,
geometri dan komposisi struktur major seperti patahan, serta domain dan orientasi
dari bidang-bidang diskontinuitas. Demikian juga dengan data geoteknik terutama
sifat fisik dan mekanik dari over burden, interburden, lapisan batubara dan batuan
alas. Gambaran tentang data level air tanah, permeabelitas dan aliran air tanah
artesis yang diperoleh pada waktu kegiatan pengeboran dan pemasangan
piezometer perlu juga dibuat dalam laporan tertulis.
METODE METODE EKSPLORASI MINERAL

Anda mungkin juga menyukai