Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh
kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari kiamat.
Hari Kiamat pasti terjadi, akan tetapi tidak ada seorang manusia maupun Malaikat yang
tahu kapan terjadinya. Itulah keyakinan yang harus tertanam kuat dalam hati setiap
muslim.
Kaum muslimin rahimakumullah, Hari Kiamat pasti terjadi, akan tetapi tidak ada
seorang manusia maupun Malaikat yang tahu kapan terjadinya. Itulah keyakinan yang
harus tertanam kuat dalam hati setiap muslim. Manusia yang paling mulia dan paling
dekat dengan Allah Ta’ala, yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak
mengetahui kapan terjadinya. Demikian pula Malaikat yang paling mulia dan paling
dekat dengan Allah Ta’ala, yakni Malaikat Jibril ‘alaihis salam, tidak mengetahuinya.
sallam bersabda:
عةُ إِالَّ ِف ْي َي ْو ِم ْال ُج ُمعَ ِة َّ َوالَ تَقُ ْو ُم ال، َو ِف ْي ِه أ ُ ْخ ِر َج ِم ْن َها،َْال َجنَّة
َ سا
“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari Jum’at Adam
diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke dalam Surga dan pada hari Jum’at itu juga
dia dikeluarkan dari Surga. Dan hari Kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum’at.”
Aus bin Aus radhiyallahu ‘anhu bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Sesungguhnya sebaik-baik hari kalian adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam
diciptakan dan diwafatkan. Pada hari itu juga Sangsakala ditiup dan petir bergemuruh.”
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 883 dan Ibnu Majah, no. 1075. Hadits ini dinilai
shohih oleh Al-Albani dalam Shahiih Abi Dawud, I/290 dan Shahiih Ibni Majah, I/322).
B. Peniupan Sangkakala
Hari kebangkitan dimulai setelah peniupan Sangkakala oleh Malaikat Israfil, atas
perintah Allah Ta’ala. Berapa kali sangkakala itu ditiup? Berkaitan dengan masalah ini,
ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama tentang berapa kali Sangsakala di tiup.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Katsir menyatakan ada tiga kali tiupan.
Pendapat ini pula yang dipilih oleh Syaikh Sholih Alu Syaikh ketika beliau menjelaskan
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit
dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah.” (QS. An-Naml: 87)
Kedua, yaitu tiupan ash-sha’iq (tiupan yang mematikan), dan yang ketiga adalah tiupan
qiyam (bangkit). Dua macam tiupan ini terangkum dalam firman Allah Ta’ala:
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa
yang dikehendaki Allah. Kemudian sangkakala itu ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba
Inilah tiga kali tiupan yang disampaikan oleh Syaikhul Islam ibnu Taimiyah
Sebagian ulama lagi berpendapat ada dua tiupan. Inilah pendapat Syaikh
sebagai tiupan yang mengejutkan dan membuat pingsan semua makhluk, baik yang di
langit maupun di bumi, kecuali yang dikehendaki Allah Ta’ala. Sedangkan tiupan kedua
berfungsi untuk membangkitkan semua makhluk dari kuburnya. Setelah tiupan yang
kedua ini, bangkitlah manusia dari liang kuburnya untuk menghadap Rabb semesta alam.
bersabda:
“Jarak antar dua tiupan Sangsakala itu empat puluh.” Lalu para sahabat bertanya,
“Wahai Abu Hurairah, apakah 40 hari?” Abu Hurairah menjawab, “Aku tidak tahu.”
Mereka bertanya lagi, “Apakah 40 bulan?” Abu Hurairah menjawab, “Aku tidak tahu.”
Mereka bertanya lagi, “Apakah 40 tahun?” Abu Hurairah menjawab, “Aku tidak tahu.”
Kemudian turunlah hujan dari langit, lalu mereka tumbuh seperti tumbuhnya sayuran.
Semua bagian manusia akan hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Dari tulang
ekor itulah manusia diciptakan pada hari Kiamat.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-
Demikianlah hadits tentang jarak antara tiupan ash-sho’iq (yang mematikan) dan
tiupan al-qiyam (kebangkitan). Hadits ini hanya menyebutkan jaraknya adalah empat
puluh, tanpa ada penegasan hari, bulan atau tahun. Adapun riwayat yang menegaskan 40
Seluruh tubuh manusia akan hancur dimakan tanah, kecuali yang dikehendaki
Nabi.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 883, Ibnu Majah, no. 1075 dan dinilai
shohih oleh Al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud, no. 962 dan Shohiih Ibni
2. Tubuh para syuhada (orang yang meninggal jihad fi sabilillah). Jabir bin Abdillah
radhiyallahu ‘anhu pernah menggali makam ayahnya yang mati dalam perang Uhud.
Ayahnya dimakamkan bersama orang lain dalam satu liang. Kemudian ia merasa
kurang senang membiarkan beliau bersama yang lain dalam satu kuburan. Maka
kuburannya digali setelah setelah enam bulan. Ternyata, keadaan ayahnya masih sama
seperti saat dikuburkan, kecuali telinganya. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-
ِ َب الذَّن
ب ُ َع ْج:س ْو َل هللاِ؟ قَا َل ْ َع
ُ ظ ٍم ُه َو َيا َر
“Sesungguhnya pada diri manusia ada satu tulang yang tidak dimakan tanah selamanya.
Padanya manusia disusun (kembali) pada hari Kiamat”. Para sahabat bertanya,
“Tulang apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
4. Ruh manusia. Meskipun ruh manusia adalah makhluk, namun ia tidak akan punah.
(Syarah Al-Aqidah Al-Safariniyah, Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Mani’, hal. 212)
Setelah tiupan ash-sha’iq (tiupan yang mematikan), maka matilah yang di langit
dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah Ta’ala. Lalu Allah Ta’ala menurunkan
hujan yang membasahi bumi dan menumbuhkan jasad manusia dari tulang ekornya.
Jasad-jasad manusia ini tumbuh seperti tumbuhnya sayuran yang disirami hujan. Allah
Ta’ala berfirman:
)11( َاء َما ًء ِبقَدَ ٍر فَأ َ ْنش َْرنَا ِب ِه بَ ْلدَة ً َم ْيتًا َكذَ ِل َك ت ُ ْخ َر ُج ْون َّ َوالَّذِي ن ََّز َل ِمنَ ال
ِ س َم
“Dan Rabb yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami
hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari
darinya jasad-jasad manusia. Kemudian ditiup kembali Sangsakala untuk kedua kalinya,
dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan, lalu
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan menuju Allah Ta’ala dalam
keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadits shohih.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3349 dan Muslim, no. 2860, dari sahabat ‘Abdullah
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya, “Apakah laki-laki dan wanita saling melihat satu
ٍ ض ُه ْم ِإلَى َب ْع
ض ُ شدُّ ِم ْن أ َ ْن َي ْن
ُ ظ َر َب ْع َ َ اَأل َ ْم ُر أ
“Keadaannya jauh lebih berat dari sekedar melihat satu sama lain.” (Hadits shohih.
Artikel www.muslim.or.id
Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan
Yogyakarta http://bit.ly/YaaBunayya
Sumber: https://muslim.or.id/7368-hari-kebangkitan.html