Alveolus
Respon radang
Leukosit memfagosit Pelepasan bahan tuberkel
bacteri Demam dari dinding kavitas
Intoleransi aktivitas
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Batuk lebih dari 3 minggu
2. Dahak (sputum)
3. Batuk Darah
4. Sesak Napas
5. Nyeri dada
6. Wheezing
7. Demam dan Menggigil
8. Penurunan Berat Badan
9. Rasa lelah dan lemah
10. Berkeringat Banyak Terutama Malam Hari
F. KOMPLIKASI
1. Sistem pernapasan
Gejala (subjektif)
pasien mengatakan ia batuk-batuk
pasien mengatakan batuknya berdahak
pasien mengatakan susah mengeluarkan dahaknya
pasien mengatakan merasa sesak
Ganda (objektif)
Inspeksi
• Hidung simetris terdapat pernafasan cuping hidung,
banyak sekret secret, mukosa hidung lembab,
terpasang oksigen dengan kecepatan 2l/menit, klien
nampak sesak dan batuk-batuk, lender banyak,
warna kuning kehijauan, pasien bed rest.
• dada simetris kiri & kanan, pengembangan dada kiri
dan kanan sama, pernapasan cepat dan dangkal, RR=
27x/ menit, SPO2 = 94%
• Klien Nampak batuk-batuk
LANJUTAN SISTEM PERNAFASAN
Palpasi
• tidak terdapat nyeri tekan pada hidung, sinus
frontalis maupun maksilaris
• tidak terdapat nyeri tekan pada dinding dada
• getaran vocal vermitus sama di kedua lapang
paru
Perkusi
Tanggal 26-11-2018
Infus NACL 0.9 % : 20 tpm
Combivent/ 8 jam
2 Kebutuhan nutrisi Setelah a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual a. Sputum akan merangsang nervus
kurang dari diberikan atau muntah, misalnya sputum banyak, vagus sehingga berakibat mual,
kebutuhan tubuh asuhan pengobatan aerosol, dispnea berat, nyeri. dispnea dapat merangsang pusat
berhubungan keperawatan pengaturan makan di medula
dengan dalam 3x24 jam oblongata.
peningkatan diharapkan b. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan b. menghilangkan tanda bahaya, rasa,
kebutuhan kebutuhan buang sesering mungkin. Berikan atau bantu bau dari lingkungan pasien dan dapat
metabolik nutrisi terpenuhi kebersihan mulut setelah muntah. Setelah menurunkan mual.
sekunder dengan kriteria tindakan aerosol dan drainase postural, dan
terhadap demam hasil : sebelum makan.
dan proses Mual c. Jadwalkan pengobatan pernapasan sedikitnya c. Menurunkan efek mual yang
infeksi. hilang 1 jam sebelum makan. berhubungan dengan pengobatan ini.
nafsu d. Auskultasi bunyi usus. Observasi atau palpasi d. bunyi usus mungkin menurun/ tak ada
makan distensi abdomen. bila proses infeksi berat atau
bertambah memanjang. Distensi abdomen terjadi
Pasien sebagai akibat menelan udara atau
menhabis menunjukkan pengaruh toksin bakteri
kan 1 pada saluran GI.
porsi e. Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk e. Tindakan ini dapat meningkatkan
makanann makanan kering (roti panggang, krekers) dan masukan meskipun nafsu makan
ya atau makanan yang menarik untuk pasien. mungkin lambat untuk kembali.
f. Evaluasi status nutrisi umum. Ukur berat f. Adanya kondisi kronis (seperti PPOM
badan dasar. atau alkoholisme) atau keterbatasan
keuangan dapat menimbulkan
malnutrisi, rendahnya tahanan
terhadap infeksi dan atau lambatnya
respons terhadap terapi
No Diagnosa Hasil Yang Intervensi Rasional
Keperawatan Diharapkan
3 Intoleransi Setelah a. Evaluasi respons pasien terhadap a. Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien
aktivitas dilakukan aktivitas. Catat laporan dispnea, dan memudahkan pilihan intervensi.
berhubungan tindakan peningkatan kelemahan atau
dengan keperawatan kelelahan
ketidakseimban dlm waktu 3 X b. Berikan lingkungan tenang dan b. Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan,
gan antara 24 jam pasien batasi pengunjung selama fase akut meningkatkan istirahat.
suplai dan dapat sesuai indikasi. Dorong
kebutuhan meningkatkan penggunaan manajemen stres dan
oksigen toleransi dalam pengalih yang tepat.
beraktifitas c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam c. Tirah baring dipertahankan selama fase akut
ditandai dengan rencana pengobatan dan perlunya untuk menurunkan kebutuhan metabolik,
: keseimbangan aktivitas dan menghemat energi untuk penyembuhan.
Keluhan istirahat. Pembatasan aktivitas dilanjutkan dengan
badan lemas respons individual pasien terhadap aktivitas dan
hilang perbaikan kegagalan pernapasan.
Pasien dapat d. Bantu pasien memilih posisi d. Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi,
melakukan nyaman untuk istirahat dan atau tidur di kursi atau menunduk ke depan meja
aktifitas tidur. atau bantal.
secara e. Bantu aktivitas perawatan diri yang e. meminimalkan kelelahan dan membantu
mandiri diperlukan. Berikan kemajuan keseimbangan suplai dan kenutuhan oksigen.
peningkatan aktivitas selama fase
penyembuhan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Hari/Tgl Jam Implementasi Respon Hasil Paraf
DX
1 Senin 09.00 Mengobservasi fungsi pernapasan - pernapasan cepat & dangkal
26/11/ 2018 Pasien - bunyi napas ronchi
- sulit mengeluarkan dahak
09.05 Menghitung rr Pasien rr=27x/menit
09.10 Mengobservasi kemampuan pasien -pasien mengatakan dahaknya
mengeluarkan dahak susah keluar
-saat pasien batuk dahak yang
keluar sedikit berwarna putih
kekuningan dan kental
09.20 Mengatur posisi pasien semi fowler -pasien mengatakan merasa lebih
nyaman
09.25 Memperhatikan pergerakan dada Dada kanan & kiri bergerak simetris,
saat respirasi Ada tarikan dinding dada saat
respirasi
10.00 Memperhatikan kecepatan aliran Oksigen mengalir dengan kecepatan
oksigen 2l/menit