Anda di halaman 1dari 32

SEMINAR KELOMPOK 1

DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERCULOSIS (TBC)


DI RUANG IRNA 3B RSUD KOTA MATARAM
KONSEP TBC
A. PENGERTIAN

 Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius,


yang biasanya menyerang organ parenkim
paru (Brunner & Suddarth, 2002).
 Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius
yang menyerang paru-paru biasanya ditandai
oleh pembentukan granuloma dan
menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini
bersifat menahun dan dapat menular dari
penderita kepada orang lain (Santa, dkk,
2009).
B. ANATOMI
1. Trakea
bagian paru-paru yang berfungsi
menghubungkan larynk dengan bronku
2. Bronkus
Bronkus mrp saluran yang terdapat pada
rongga dada, hasil dari percabangan
trakea yang menghubungkan paru-paru
bagian kiri dengan paru-paru bagian
kanan
3. Bronkiolus
bagian dari percabangan saluran udara
dari bronkus
4. Alveolus
kantung kecil yang terletak di dalam
paru-paru yang memungkinkan oksigen
dan karbondioksida untuk bisa bergerak
di antara paru-paru dan aliran darah
5. Pleura
selaput yang fungsinya membungkus
paru-paru serta melindungi paru-paru
dari gesekan-gesekan yang ada selama
proses terjadinya respirasi
C. ETIOLOGI

 Penyebab tuberkulosis adalah bakteri


mycrobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-
4/um dan tebal 0,3-0,6/um (Amin dan Asril,
2007).
D. PATOFISIOLOGI AND PATHWAY
Mycrobacterium Tuberculosis

Alveolus

Respon radang
Leukosit memfagosit Pelepasan bahan tuberkel
bacteri Demam dari dinding kavitas

Leukosit digantikan Trakeobronkial


oleh makrofag

Makrofag mengadakan Bersihan jalan napas Penumpukan


Infiltrasi tidak efektif sekret

Terbentuk Sel tuberkel Batuk Anoreksia, mual, muntah


epiteloid

Nekrosiskaseosa Nyeri droplet

Granulasi Resiko tinggi Gangguan keseimbangan nutrisi


penyebaran infeksi kurang dari kebutuhan

Jaringan parut kolagenosa

Kerusakan membran alveolar Sesak nafas Gangguan pola tidur

Gangguan pertukaran Gas Inadekuat oksigen

Intoleransi aktivitas
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Batuk lebih dari 3 minggu
2. Dahak (sputum)
3. Batuk Darah
4. Sesak Napas
5. Nyeri dada
6. Wheezing
7. Demam dan Menggigil
8. Penurunan Berat Badan
9. Rasa lelah dan lemah
10. Berkeringat Banyak Terutama Malam Hari
F. KOMPLIKASI

1. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran


napas bawah) yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipovolemik atau
karena tersumbatnya jalan napas.
2. Atelektasis (parumengembang kurang
sempurna) atau kolaps dari lobus akibat
retraksi bronchial.
3. Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat)
dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat
pada proses pemulihan atau reaktif) pada
paru.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Anamnesis pada pemeriksaan fisik
 Laboratorium darah rutin ( LED normal atau
meningkat,limfositosis)
 Foto thoraks PA dan lateral

 Pemeriksaan sputum BTA

 Tes PAP (peroksidase anti peroksidase)

 Tes mantoux / tuberkulin

 Teknik polymerase chain reaction

 Becton Dickinson Diagnostik Instrumen System


(BACTEC)
 Enzyme Linked Immunosorbent Assay
H. PENATALAKSANAAN
 Paket OAT
1. Isoniazid (H)
2. Rifampisin (R)
3. Pirazinamid (Z)
4. Streptomisin (S)
5. Etambutol (E)
 4 kategori pengobatan
1. Katagori I
 Kasus baru dengan sputum negatif
 Kasus baru dengan bentuk TB berat
2. Kategori II
 Kasus kambuh
 Kasus gagal dengan sputum BTA positif
3. Kategori III
 Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas.
 Kasus TBC ekstra paru selain yang disebut dalam kategori I
4. Kategori IV
 Ditujukan terhadap kasus TB kronik.
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SISTEM
PENAFASAN
PADA TN. S
DENGAN DIAGNOSA TB PARU
DI RUANG IRNA 3B RSUD KOTA MATARAM
PENGKAJIAN
Biodata Klien
 Nama : Tn “S”
 Tempat/ Tgl. Lahir : Mataram/ 25-10-1986
 Umur : 32 tahun
 Golongan darah :O
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
 Pekerjaan : swasta
 Status perkawinan : sudah menikah
 Alamat : Pagesangan, Mataram
 Tanggal/Jam MRS : 23-11-2018/ 10.11
 Register : 310084
LANJUTAN

Biodata penanggung jawab


- Nama : Ny “R”
- Jenis kelamin : perempuan
- Umur : 30 Tahun
- Pekerjaan : swata
- Pendidikan : SMA
- Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
- Alamat : Pagesangan-Matarm
- Hubungan dengan klien : istri
LANJUTAN
 Keluhan utama
Sesak
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien dating ke IGD RSUD Kota Mataram pada tanggal 23-
11-2018 dengan keluhan batuk & sesak napas, badan terasa
lemas. Gejala sudah dirasakan 3 bulan dan terparah sejak
seminggu sebelum MRS. Di IGD dilakukan pemeriksaan
EKG, laboratorium & foto thorax dada. Setelah melalui
serangkaian pemeriksaan pasien didiagnosa menderita TB
Paru. Di IGD pasien mendapatkan terapi infuse NS 0,9% 20
tpm, injeksi meropenem I gram, injeksi ranitidine 1 ampul,
nebu combivent, metilprednisolon 125 62,5 gram. Setelah
mendapat terapipasien mengatakan sesaknya berkurang &
dokter memutuskan pasien harus opname untuk perawatan
lebih lanjut. Saat pengkajian tanggal 26-11-2018 pasien
mengatakan ia masih merasa sesak, pasien juga
mengeluhkan ia batuk-batuk & dahaknya susah keluar,
pasien Nampak batuk-batuk. Di samping itu, pasien juga
mengeluh badannya masih lemas dan cepat lelah bila
beraktivitas.
LANJUTAN
 Riwayat penyakit dahulu
Klien sebelumnya tidak mengalami penyakit
yang serius seperti diabetes, hipertensi atau
penyakit kronik lainnya. Dan saat ini adalah
pertama kalinya klien dirawat di RS.

 Riwayat penyakit keluarga


Ibu pasien menderita keluhan yang sama
PENGKAJIAN PERSISTEM

1. Sistem pernapasan
Gejala (subjektif)
 pasien mengatakan ia batuk-batuk
 pasien mengatakan batuknya berdahak
 pasien mengatakan susah mengeluarkan dahaknya
 pasien mengatakan merasa sesak
Ganda (objektif)
 Inspeksi
• Hidung simetris terdapat pernafasan cuping hidung,
banyak sekret secret, mukosa hidung lembab,
terpasang oksigen dengan kecepatan 2l/menit, klien
nampak sesak dan batuk-batuk, lender banyak,
warna kuning kehijauan, pasien bed rest.
• dada simetris kiri & kanan, pengembangan dada kiri
dan kanan sama, pernapasan cepat dan dangkal, RR=
27x/ menit, SPO2 = 94%
• Klien Nampak batuk-batuk
LANJUTAN SISTEM PERNAFASAN

 Palpasi
• tidak terdapat nyeri tekan pada hidung, sinus
frontalis maupun maksilaris
• tidak terdapat nyeri tekan pada dinding dada
• getaran vocal vermitus sama di kedua lapang
paru
 Perkusi

• Pekak pada paru kiri & kanan


 Auskultasi

• Bunyi napas ronchi pada paru kiri & kanan


2. Sistem kardiovaskuler
 Inspeksi : wajah pucat, konjungtiva anemis,
mukosa bibir pucat
 Palpasi : TD=115/70 mmhg, nadi=84x/menit,
crt kurang dari 2 detik, akral hangat, tidak
ada edema pada ekstremitas, ictus kordis
teraba pada ICS V Midclavikula kiri,
 Perkusi : perkusi jantung pekak

 Auskultasi : bunyi jantung S1/S2 tunggal.


3. Sistem gastrointestinal
 Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
 Mual
 hanya ¼ porsi setiap kali makan
 BB: 48 KG
 Hb : 9,2 mg/dl
 Klien tampak lemas
 Konjungtiva pucat
4. Sistem Muskoloskeletal
 Klien mengatakan badan klien lemas
 Klien merasa mudah lelah.
 Klien tampak lemas
 Hb 9,2 gr/dl dari nilai normal 13-16 gr/dl.
 Klien terlihat pucat.
 TD : 115/70 mmHg.
 Nadi : 84x/menit.
 Resp : 27x/menit.
 SpO2 : 94 %
 Suhu : 37 0C
 Keperluan klien di bantu oleh keluarga dan perawat
DATA PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Normal


Tgl 23-11-2018
WBC 13,56 4,5 – 11,5
lymposit 4,2 18-42
hemoglobin 9,2 12,3-15,3
trombosit 495 150-450
Gula Darah Sewaktu 107 80-120
Kretinin 0,49 0,8-1,3
Urea darah 19,2 17,0-14,3
Kreatinin darah 0,49 0,9-1,3
Sputum BTA + -
Sputum BTA awal + -
Sputum BTA bangun
+ -
tidur
Sputum BTA setelah
+ -
makan
ROTGEN THORAX TGL 23/11-2018

 Cor dalam batas normal, pada paru-paru


terdapat gambaran Tb di apex paru
TERAPI

Tanggal 26-11-2018
 Infus NACL 0.9 % : 20 tpm

 Meropenem injeksi 1 gram/8 jam

 MP 125 62,5 mg/8 jam

 Ranitidin 50 mg/8 jam

 Combivent/ 8 jam

 Kapsul batuk/8 jam


ANALISA DATA
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

1 DS: Peningkatan Ketidakefektifan


- pasien mengatakan ia batuk-batuk Produksi Sputum bersihan jalan napas
berdahak
DO:
 pernafasan cuping hidung,
 banyak sekret
 terpasang oksigen dengan kecepatan
2 lpm,
 klien nampak batuk-batuk, lendir
banyak, warna kuning kehijauan
 pernapasan cepat dan dangkal,
 RR= 27x/ menit,
 SPO2 = 94%
 Klien Nampak batuk-batuk
 Bunyi napas ronchi pada paru kiri &
kanan
2 DS: Peningkatan Gangguan
Klien mengeluh Mual, tidak ada nafsu Kebutuhan pemenuhan
makan Metabolik kebutuhan nutrisi
DO: Sekunder
hanya ¼ porsi setiap kali makan
BB: 48 KG
Hb : 9,2 mg/dl
Klien tampak lemas
Konjungtiva pucat
No Symptom Etiologi Problem
3 DS: Ketidakseimb Intoleransi
Klien mengeluh badan klien angan antara aktivitas
lemas suplai dan
kebutuhan
mudah lelah. oksigen
DO:
tampak lemas
pucat
kebutuhan klien di bantu oleh
keluarga dan perawat
TD : 115/70 mmHg.
Nadi : 84x/menit.
Resp : 27x/menit.
SpO2 : 94 %
Suhu : 37 0C
Hb 9,2 gr/dl dari nilai normal
13-16 gr/dl.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan peningkatan produksi sputum
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam
dan proses infeksi
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Hasil Yang Intervensi Rasional
Keperawatan Diharapkan
1. Ketidakefekti Setelah diberikan  Monitor frekuensi  Takipnea, pernapasan
fan bersihan askep selama 3x atau kedalaman dangkal, dan gerakan dada
jalan nafas 24 jam pernapasan dan tak simetris terjadi karena
berhubungan diharapkan gerakan dada. peningkatan tekanan dalam
dengan bersihan jalan paru dan penyempitan
peningkatan nafas efektif bronkus.
produksi dengan kriteria  Auskultasi area paru,  Suara mengi
sputum. hasil: catat area penurunan mengindikasikan
• tidak atau tak ada aliran terdapatnya penyempitan
ditemukannya udara bronkus oleh sputum.
batuk  Bantu pasien latihan  Nafas dalam memudahkan
berdahak nafas dan batuk ekspansi maksimum paru-
• menggunakan secara efektif. paru atau jalan napas lebih
otot bantu kecil. Batuk secara efektif
pernapasan, mempermudah pengeluaran
• RR= 12-20x/ dahak dan mengurangi
menit, tingkat kelelahan akibat
• SPO2 = 99% batuk.
tanpa oksigen  Suction sesuai  Mengeluarkan sputum
tambahan indikasi. secara mekanik dan
• ronchi pada mencegah obstruksi jalan
kedua lapang napas.
paru  Lakukan fisioterapi  Merangsang gerakan
dada. mekanik lewat
No Diagnosa Hasil Yang Intervensi Rasional
Keperawatan Diharapkan

2 Kebutuhan nutrisi Setelah a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual a. Sputum akan merangsang nervus
kurang dari diberikan atau muntah, misalnya sputum banyak, vagus sehingga berakibat mual,
kebutuhan tubuh asuhan pengobatan aerosol, dispnea berat, nyeri. dispnea dapat merangsang pusat
berhubungan keperawatan pengaturan makan di medula
dengan dalam 3x24 jam oblongata.
peningkatan diharapkan b. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan b. menghilangkan tanda bahaya, rasa,
kebutuhan kebutuhan buang sesering mungkin. Berikan atau bantu bau dari lingkungan pasien dan dapat
metabolik nutrisi terpenuhi kebersihan mulut setelah muntah. Setelah menurunkan mual.
sekunder dengan kriteria tindakan aerosol dan drainase postural, dan
terhadap demam hasil : sebelum makan.
dan proses  Mual c. Jadwalkan pengobatan pernapasan sedikitnya c. Menurunkan efek mual yang
infeksi. hilang 1 jam sebelum makan. berhubungan dengan pengobatan ini.
 nafsu d. Auskultasi bunyi usus. Observasi atau palpasi d. bunyi usus mungkin menurun/ tak ada
makan distensi abdomen. bila proses infeksi berat atau
bertambah memanjang. Distensi abdomen terjadi
 Pasien sebagai akibat menelan udara atau
menhabis menunjukkan pengaruh toksin bakteri
kan 1 pada saluran GI.
porsi e. Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk e. Tindakan ini dapat meningkatkan
makanann makanan kering (roti panggang, krekers) dan masukan meskipun nafsu makan
ya atau makanan yang menarik untuk pasien. mungkin lambat untuk kembali.
f. Evaluasi status nutrisi umum. Ukur berat f. Adanya kondisi kronis (seperti PPOM
badan dasar. atau alkoholisme) atau keterbatasan
keuangan dapat menimbulkan
malnutrisi, rendahnya tahanan
terhadap infeksi dan atau lambatnya
respons terhadap terapi
No Diagnosa Hasil Yang Intervensi Rasional
Keperawatan Diharapkan

3 Intoleransi Setelah a. Evaluasi respons pasien terhadap a. Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien
aktivitas dilakukan aktivitas. Catat laporan dispnea, dan memudahkan pilihan intervensi.
berhubungan tindakan peningkatan kelemahan atau
dengan keperawatan kelelahan
ketidakseimban dlm waktu 3 X b. Berikan lingkungan tenang dan b. Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan,
gan antara 24 jam pasien batasi pengunjung selama fase akut meningkatkan istirahat.
suplai dan dapat sesuai indikasi. Dorong
kebutuhan meningkatkan penggunaan manajemen stres dan
oksigen toleransi dalam pengalih yang tepat.
beraktifitas c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam c. Tirah baring dipertahankan selama fase akut
ditandai dengan rencana pengobatan dan perlunya untuk menurunkan kebutuhan metabolik,
: keseimbangan aktivitas dan menghemat energi untuk penyembuhan.
 Keluhan istirahat. Pembatasan aktivitas dilanjutkan dengan
badan lemas respons individual pasien terhadap aktivitas dan
hilang perbaikan kegagalan pernapasan.
 Pasien dapat d. Bantu pasien memilih posisi d. Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi,
melakukan nyaman untuk istirahat dan atau tidur di kursi atau menunduk ke depan meja
aktifitas tidur. atau bantal.
secara e. Bantu aktivitas perawatan diri yang e. meminimalkan kelelahan dan membantu
mandiri diperlukan. Berikan kemajuan keseimbangan suplai dan kenutuhan oksigen.
peningkatan aktivitas selama fase
penyembuhan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Hari/Tgl Jam Implementasi Respon Hasil Paraf
DX
1 Senin 09.00 Mengobservasi fungsi pernapasan - pernapasan cepat & dangkal
26/11/ 2018 Pasien - bunyi napas ronchi
- sulit mengeluarkan dahak
09.05 Menghitung rr Pasien rr=27x/menit
09.10 Mengobservasi kemampuan pasien -pasien mengatakan dahaknya
mengeluarkan dahak susah keluar
-saat pasien batuk dahak yang
keluar sedikit berwarna putih
kekuningan dan kental
09.20 Mengatur posisi pasien semi fowler -pasien mengatakan merasa lebih
nyaman
09.25 Memperhatikan pergerakan dada Dada kanan & kiri bergerak simetris,
saat respirasi Ada tarikan dinding dada saat
respirasi
10.00 Memperhatikan kecepatan aliran Oksigen mengalir dengan kecepatan
oksigen 2l/menit

10.15 Mengauskultasi bunyi napas Bunyi napas ronchi


10.20 Memberikan terapi injeksi meropenem Obat masuk, tidak ada reaksi alergi
1 gram dan injeksi ranitidine 50 mg

11.00 Memonitor vital sign Td=115/70 mmhg, Nadi=84x/menit,


Suhu=36,7 c, Rr=27x/menit,
SPO2=94%
2 11.15 Mendorong pasien menghabiskan Pasien menghabiskan 2/3 porsi
makanannya makannya
3 11.20 Membantu pasien mengidentifikasi Pasien mampu makan sendiri,
aktivitas yang mampu dilakuka memotong kuku, menyisir rambut.
No DX Hari/Tgl Jam Implementasi Respon Hasil Paraf
1 Senin 14.25 Mengobservasi fungsi Pasien masih mengeluh sesak,
26/11/ pernapasan Pernapasan cepat & dangkal, Bunyi
2018 napas ronchi
14.30 Mengatur posisi pasien semi Pasien mengatakan merasa lebih
fowler nyaman
14.50 Melatih pasien melakukan napas Pasien mampu melakukan latihan napas
dalam & batuk efektif dalam dan batuk efektif 6x, Dahak
keluar berwarna putih kekuningan dan
kental
14.55 Memperhatikan pergerakan dada Pergerakan dada simetris kiri & kanan
saat bernapas saat bernapas
15.00 Mengobservasi kecepatan aliran Oksigen mengalir dengan kecepatan
oksigen 2l/menit
15.15 Memberikan injeksi Meropenem Pasien mengatakan merasa lebih
1 gram, Ranitidine 50cc, nyaman, Pasien mengatakan sesaknya
Combivent nebu berkurang

15.30 Mengobservasi ttv Td=120/80 mmhg, Nadi=80x/menit,


Suhu=36,8, SPO2=96%
2 15.45 Memotivasi pasien Makanan habis ¾ porsi
3 menghabiskan makanannya
16.15 Menciptakan lingkungan yang Pasien mengatakan akan beristirahat
tenang
1 16.22 Mengobservasi fungsi Pernapasan cepat & dangkal, Rr=
pernapasan pasien 24x/menit
16.30 Melatih pasien melakukan napas Pasien mau melakukan napas dalam
dalam dan batuk efektif dan batuk efektif 5x, Keluar dahak kental
berwarna putih kekuningan
EVALUASI
Hari/Tgl Jam No. Evaluasi Paraf
Dx
Kamis 15.06 1 S : Klien mengatakan lendir berkurang
29/11/20 O : - Klien mampu melakukan nafas dalam dan batuk efektif
18 - Dahak keluar kental berwarna putih kekuningan
- RR 24x/menit
- SPO2 : 96%
- Bunyi nafas ronchi pada paru kiri dan kanan
- terpasang oksigen dengan kecepatan 2 lpm
- pernafasan cepat dan dangkal
- klien masih nampak batuk
- sudah tidak menggunakan otot bantu pernafasan
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor frekuensi atau kedalaman pernafasan dan
gerakan dada
- bantu pasien latihan nafas dan batuk secara efektif
- akukan fisioterapi dada
- Berikan cairan sedikitnya 1000 ml/hari . Tawarkan air
hangat daripada dingin
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan mukolitik
melalui inhalasi
EVALUASI
Hari/Tgl Jam No. Evaluasi Paraf
Dx
Kamis 15.06 2 S : Klien mengatakan mual berkurang, nafsu makan
29/11/20 bertambah
18 O : - Klien tidak tampak muntah
- Klien menghabiskan ¾ porsi makanannya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan informasi
tentang diit pasien

Kamis 15.06 3 S : Klien mengatakan badannya masih terasa lemah


29/11/20 O : - TD 120/80 mmHg, Nadi 82x/menit, Suhu 36,6C, RR
18 24x/menit, SPO2 96%
- Klien mampu melakukan aktivitas sederhana spt menyisir
rambut dan mengganti baju
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Bantu identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan
- Latih melakukan aktivitas sesuai kemampuan
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai