Disusun oleh:
Annisa Sarfina Djunaedy
NIM. 142011101016
Dokter Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. B. Gebyar Tri Baskara, Sp.A
dr. Lukman Oktadianto, Sp.A
dr. Ali Shodikin, M.Kes, Sp.A
Disusun oleh:
Annisa Sarfina Djunaedy
NIM. 142011101003
Dokter Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. B. Gebyar Tri Baskara, Sp.A
dr. Lukman Oktadianto, Sp.A
dr. Ali Shodikin, M.Kes, Sp.A
2
DAFTAR ISI
Halaman
3
I. PENDAHULUAN
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai definisi, batasan batuk kronik,
epidemiologi, patofisiologi batuk, diagnostik banding BKB pada anak,
pendekatan diagnostik, dan penatalaksanaan.
2.1 Definisi
Batuk adalah suatu refleks dari saluran napas bagian bawah terhadap
stimulasi iritan atau reseptor batuk pada mukosa saluran napas. Batuk dalam
bahasa latin disebut tussis yang merupakan fungsi protektif dari sistem pernafasan
manusia. Refleks ini bertujuan untuk membantu membersihkan saluran
pernapasan dari lendir, iritan, partikel asing, maupun mikroba (Guyton, 2014;
Kliegman et al.,2011).
Sedangkan Batuk Kronik Berulang merupakan keadaan klinis yang
disebabkan oleh berbagai etiologi dengan gejala batuk yang berlangsung
sekurang-kurangnya 2 minggu berturut-turut dan atau paling sedikit 3 episode
dalam 3 bulan dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik / non-respiratorik
lainnya (Chung et al., 2003).
5
atau chronic recurrent cough. Sebenarnya istilah itu terdiri dari dua pengertian
dengan kata penghubung dan/atau, yaitu tepatnya batuk kronik dan atau batuk
berulang. Pengertiannya bila terpenuhi salah satu saja maka sudah bisa
dimasukkan sebagai BKB. Pada diskusi Kelompok Pulmonologi Anak dalam
Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) V tahun 1981 di Medan dan
Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (UKK
Respirologi IDAI) telah disepakati bahwa BKB adalah keadaan klinis oleh
berbagai penyebab dengan gejala batuk yang berlangsung selama 2 minggu atau
lebih dan/atau batuk yang berulang sedikitnya 3 episode dalam 3 bulan berturut,
dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik atau non-respiratorik lainnya
(Setyanto, 2004).
2.3 Epidemiologi
6
DAFTAR PUSTAKA
Chen, Y., Williams, E., Kirk, M. 2014. Risk Factors for Acute Respiratory
Infection in the Australian Community. PLoS ONE. Vol. 9(7): 1-7.
Christi, H., Rahayuning, P., dan Nugraheni, S.A. 2015. Faktor–Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Ispa pada Bayi Usia 6 – 12 Bulan yang
Memiliki Status Gizi Normal. E-Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 3(2):
107-117.
[IDAI] Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
7
Ijana., Eka, N. L. P., dan Lasri. 2017. Analisis Faktor Risiko Terjadinya Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Lingkungan Pabrik Keramik
Wilayah Puskesmas Dinoyo, Kota Malang. Nursing News. Vol. 2(3): 352-
359.
Kendig, E. L., Wilmott, R.W., dan Chernick, V. 2012. Kendig and Chernick's
Disorders of the Respiratory Tract in Children. Philadelphia: Elsevier
Health Sciences.
Kholisah. 2009. Infeksi Saluran Napas Akut pada Balita di Daerah Urban. Jakarta:
UI press.
Kumar, P., Medigeshi, G. R., Mishra, V. S., Islam, M., Randev, S., Mukherjee,
A., Chaudhry, R., Kapil, A., Jat, K. R., Lodha, R., dan Kabra, S. K. 2017.
Etiology of Acute Respiratory Infections in Infants. Pediatr Infect Dis J.
Vol 36(1):25–30.
Lebuan, A.W., dan Somia, A. 2014. Faktor yang Berhubungan Dengan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut pada Siswa Taman Kanak-Kanak di Kelurahan
Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur Tahun 2014. E-Jurnal Medika.
Vol. 6(6): 1-8.
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
Savitha, M.R., Nandeeshwara, S.B., Pradeep, M. J., Ul-Haque, F., dan Raju, C. K.
2007. Modifiable Risk Factors for Acute Lower Respiratory Tract
Infections. Indian J Pediatr. Vol.74(1):477-482.
8
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., dan Pradipta, E. A. 2014. Kapita Selekta
Kedokteran. Jilid II. Jakarta: EGC.
Ujunwa, F.A. dan Ezeonu, C.T. 2014. Risk Factors for Acute Respiratory Tract
Infections in Under-five Children in Enugu Southeast Nigeria. Ann Med
Health Sci Res. Vol. 4(1): 95–99.
WHO. 2013. Global Action Plan for Prevention and Control of Pneumonia.
Geneva: WHO publisher.