Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan dirumah sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik. Penyelenggaraan Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus didukung oleh ketersediaan
sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi kepada
keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional. (permenkes no. 72
Tahun 2016).

Bagian logistik farmasi adalah bagian dari Unit Pelayanan Farmasi.


Rumah Sakit yang berfungsi sebagai sarana pengelolaan perbekalan farmasi
yang digunakan di Rumah Sakit. Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 72 Tahun 2016, Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan,
perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi
yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian. Pelayanan farmasi
merupakan pelayanan penunjang sekaligus menjadi revenue center utama bagi
Rumah Sakit hampir dari 90% pelayanan kesehatan dirumah sakit
menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi,
bahan habis pakai, alat kesehatan, alat kedokteran dan gas medik), dan
50% dari seluruh pemasukan Rumah Sakit berasal dari pengelolaan
perbekalan farmasi. (Retno, 2014)

Penyimpan merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara


dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang
dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu
obat. Tujuan dari penyimpanan obat adalah untuk melindungi obat-obatan
yang disimpan dari kehilangan, kerusakan, kecurian, terbuang sia-sia dan
untuk mengetahui aliran barang dari tempat penyimpanan, ke pengguna
melalui suatu sistem yang terjangkau, pengguna informasi yang efektif
merupakan kunci untuk mencapai tujuan dari manajemen penyimpanan
tersebut. (pedoman pengelolaan obat publik dan perbekes di kepulauan, 2007)

Meurut penelitian Puslitbang Biomedis dan Farmasi (2006) yang dikutip


dari (Retno, 2014) diketahui bahwa masih banyak gudang penyimpanan obat
dipuskesmas dan Rumah Sakit di Indonesia yang kurang memenuhi
persyaratan, seperti tidak menggunakan sistem alfabetis dalam penataannya,
tidak menggunakan sistem FIFO dan FEFO dan penggunaan kartu stok yang
belum memadai. Dalam penelitian lain di salah satu rumah sakit swasta di
daerah Jakarta diketahui bahwa standart operasional tentang penyimpanan
obat yang sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit, tidak dilaksanakan dengan baik
oleh petugas.

Salah satu tempat penyimpanan obat adalah di gudang. Gudang Farmasi


merupakan suatu bagian dirumah sakit yang kegiatannya dibawah manajemen
departemen Instalasi Farmasi. Gudang farmasi berperan sebagai jantung dari
manajemen logistic karena sangat menentukan kelancaran dari
pendistribusian.
Rumah Sakit Dr. suyoto merupakan salah satu Rumah Sakit negeri
dibawah naungan TNI Angkatan Darat yang ada di Jakarta. Rumah Sakit Dr.
Suyoto Jakarta di dukung oleh unit penunjang dan Logistik yang bertanggung
jawab dalam mengelola dan menyelenggarakan kegiatan yang mendukung
ketersediaan obat dan alat kesehatan di Rumah Sakit Dr. Suyoto Jakarta. Salah
satu aspek yang diperhatikan dalam penyimpanan obat yaitu di gudang.
Gudang di Rumah Sakit Dr. Suyoto dikelola oleh seorang apoteker sebagai
penanggung jawab atas pengelolaan perbekalan farmasi dan peralatan
kesehatan.

1.2. Perumusan Masalah

Apakah penyimpanan obat di Logistik Perbekes Rumah Sakit Dr. Suyoto


Jakarta sudah berdasarkan pedoman pengelolaan perbekalan Farmasi di
Rumah Sakit tahun 2010?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana penyimpanan obat di Logistik Perbekes


Rumah Sakit Dr. Suyoto Jakarta.

1.3.2. Untuk mengetahui apakah penyimpanan obat di Logistik Perbekes


Rumah Sakit Dr. Suyoto Jakarta sudah berdasarkan bentuk dan jenis
sediaan, abjad dan penggolongan kelas terapi/khasiat obat.

1.3.3. Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana dalam


penyimpanan obat di Logistik Perbekes Rumah Sakit Dr. Suyoto
Jakarta.
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan,


tentang bagaimana sistem penyimpanan obat di Logistik Perbekes.

1.4.2. Sebagai bahan evaluasi dan masukan yang positif bagi pihak Rumah
Sakit dalam penyimpanan obat agar lebih efektif

Anda mungkin juga menyukai