Retinopati of Prematurity
Disusun Oleh :
20174011085
2019
BAB I
LAPORAN KASUS
kesehatan. Berat badan lahir 1100 gram, umur kehamilan 29 minggu, lahir spontan,
langsung menangis, tapi merintih, ditolong bidan di rumah sakit. Kemudian bayi
dirawat selama 3 minggu, mendapat terapi oksigen selama 5 hari pertama. Ibu sehat,
antenatal care tidak lengkap. Bayi anak pertama dan tidak ada riwayat keguguran.
Pemeriksaan :
Bayi sadar, aktif, minum cukup kuat, suhu 36,80C. Umur postkonsepsional 33
minggu.
Optalmoskopi indirect :
Ditemukan garis demarkasi tipis antara area vaskular dan avaskular pada
retina.
Pada zona 1, tampak sebagai garis tipis dan mendatar (biasanya pertama kali
pada nasal). Tidak ada elevasi pada retina avaskular. Pembuluh retina tampak
halus, tipis, dan supel. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan setiap minggunya.
Pada zona 2, sebaiknya dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu
Pada zona 3, pemeriksaan dilakukan setiap 3-4 minggu
TINJAUAN PUSTAKA
II.3.1. Definisi
II.3.2. Etiologi
1. Lahir pada usia kurang dari 32 minggu masa gestasi, terutama kurang
dari 30 minggu
2. Berat badan lahir rendah (<1500 gr), terutama kurang dari 1250 gram
3. Riwayat apnea
4. Asidosis
5. Septikemia
6. Penyakit jantung bawaan yaitu duktus arteriosus paten
7. Transfusi darah
8. Perdarahan intraventrikel
9. Bradikardi
10. Respiratory distress
II.3.4. Patogenesis
Terdapat dua teori tentang parogenesis ROP. Vaskularisasi retina dimulai pada
minggu ke 16 masa gestasi. Pembuluh darah retina berkembang dari diskus opticus
sebagai gelombang dari spindle sel mesenkimal, dan selanjutnya proliferasi endotel
dan formasi kapiler. Kapiler baru ini akan membentuk pembuluh darah retina yang
matur. Pembuluh darah koroid yang sudah terbentuk pada 6 minggu masa gestasi
memperdarahi seluruh bagian retina yang avaskular. Pembuluh darah retina akan
lengkap mencapai bagian ora serata nasal pada usia gestasi 32 minggu, dan lengkap
mencapai bagian temporal pada usia gestasi 40-42 minggu atau usia aterm. Pada bayi
yang lahir prematur, terutama pada usia gestasi kurang dari 30 minggu, pembentukan
pembuluh darah retina terhenti sebelum terbentuk sempurna, sehingga hal ini
menyebabkan penyakit ROP muncul.2,3
Teori kedua pada pathogenesis ROP adalah spindle sel mesenkimal, terpapar
oleh kondisi hiperoksigen ekstrauterin, dan membuat celah tautan (gap junction).
Celah tautan ini menginterfensi formasi vaskular normal dan memicu respon
pembentukan neovaskular, seperti dilaporkan oleh Kretzer dan Hittner. Menurut
Ashton, terdapat 2 fase pada teori ini. Fase pertama, fase hiperoksigen, menyebabkan
vasokonstriksi retina dan destruksi sel endotel kapiler yang ireversibel. Hal ini
menyebabkan daerah tersebut menjadi iskemik, faktor angiogenik seperti vascular
endothelial growth factor (VEGF), dihasilkan oleh sel spindle mesenkimal dan retina
yang iskemik untuk membuat vaskular baru. Jalur vaskular baru ini tidak matur dan
tidak berespon pada regulasi yang seharusnya.
Kelainan ROP ini biasanya terjadi bilateral, namun sering asimetrik. Kelainan
ini juga jarang menimbulkan gejala yang mudah dikenali. Tanda awal biasanya adalah
adanya keterlambatan pergerakan bola mata. Kelainan ini harus secara aktif dikenali
pada bayi-bayi yang memiliki faktor resiko dengan melakukan skrining.2,3
Skrining dilakukan rutin untuk semua bayi dengan berat lahir 1500 gr atau
kurang dan bayi-bayi yang mendapat terapi oksigen tambahan jangka panjang, untuk
mencari kemungkinan adanya ROP. Evaluasi pertama dilakukan sesuai usia gestasi
pada saat bayi lahir.
Jika bayi lahir pada usia gestasi 23-24 minggu,pemeriksaan pertama
harus dilakukan pada usia gestasi 27-28 minggu atau sekitar 4 minggu
setelah kelahiran
Jika bayi lahir pada usia gestasi 25-28 minggu, pemeriksaan pertama
harus dilakukan pada minggu ke 4-5 setelah kelahiran
II.3.6. Diagnosis
ROP dikategorikan parah berdasarkan zona pada retina yang terkena (gambar 4).
Semakin rendah zona dan semakin tinggi stadium penyakit ini yang ditemukan pada
pemeriksaan funduskopi masing-masing mata, maka tingkat keparahannya semakin
tinggi pula. 5
Zona 2
Zona 2 adalah area melingkar yang mengelilingi zona 1 dengan nasal ora
serrata sebagai batas nasal.
ROP pada zona 2 dapat berkembang dengan cepat namun biasanya didahului
dengan tanda bahaya (warning sign) yang memperkirakan terjadinya
perburukan dalam 1-2 minggu. Tanda bahaya tersebut antara lain : (1) tampak
vaskularisasi yang meningkat pada ridge (percabangan vaskular meningkat);
biasanya merupakan tanda bahwa penyakit ini mulai agresif. (2) Dilatasi
vaskular yang meningkat. (3) tampak adanya ‘hot dog’ pada ridge; merupakan
penebalan vaskular pada ridge; hal ini biasanya terlihat di zona posterior 2
(batas zona 1) dan merupakan indikator prognosis yang buruk.
Zona 3
Zona 3 adalah bentuk bulan sabit yang tidak dicakup zona 2 pada bagian
temporal.
Pada zona ini jarang terjadi penyakit yang agresif. Biasanya, zona ini
mengalami vaskularisasi lambat dan membutuhkan evaluasi dalam setiap
beberapa minggu.
Banyak bayi yang tampak memiliki penyakit pada zona 3 dengan garis
demarkasi dan retina yang nonvascular. Kondisi ini ditemukan pada balita dan
dapat dipertimbangkan sebagai penyakit sikatrisial. Tidak ditemukan adanya
penyakit sekuele dari zona ini.
Stadium
Stadium 0
Bentuk yang paling ringan dari ROP. Merupakan vaskularisasi retina yang
imatur. Tidak tampak adanya demarkasi retina yang jelas antara retina yang
tervaskularisasi dengan neovaskularisasi. Hanya dapat ditentukan perkiraan
perbatasan pada pemeriksaan.
Pada zona 1, mungkin ditemukan vitreous yang berkabut, dengan saraf optik
sebagai satu-satunya landmark, sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang setiap
minggu
Pada zona 2, sebaiknya dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu
Pada zona 3, pemeriksaan setiap 3-4 minggu cukup memadai
Stadium 1
Tampak ridge luas dan tebal yang memisahkan area vaskular dan avaskular
retina.
Pada zona 1, apabila ada sedikit saja tanda kemerahan pada ridge, ini
merupakan tanda bahaya. Apabila terlihat adanya pembesaran pembuluh,
penyakit dapat dipertimbangkan telah memburuk dan harus ditatalaksana
dalam 72 jam
Pada zona 2, apabila tidak ditemukan perubahan vaskular dan tidak terjadi
pembesaran ridge, pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan tiap 2 minggu.
Pada zona 3, pemeriksaan setiap 2-3 minggu cukup memadai, kecuali
ditemukan adanya pembentukan arcade vaskular.
Stadium 3
Stadium 4
Stadium ini adalah ablasio retina subtotal yang berawal pada ridge. Retina
tertarik ke anterior ke dalam vitreous oleh ridge fibrovaskular
Stadium 4A tidak mengenai fovea
Stadium 4B mengenai fovea
Stadium 5
II.3.8. Penatalaksanaan
Terapi medis
Terapi medis untuk ROP terdiri dari skrining oftalmologis terhadap bayi-bayi
yang memiliki faktor resiko. Terapi-terapi lainnya yang pernah dicoba dapat berupa
mempertahankan level insulinlike growth factor (IGF-1) dan omega-3-
polyunsaturated faity acids (PUFAs) dalam kadar normal pada retina yang sedang
berkembang.4,5
Terapi bedah
II.3.9. Prognosis