Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PRESPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

DALAM KONTEKS KELUARGA

KELOMPOK 1 :

1. ALFIYANI MEILASARI
2. M. ALI FAUZI
3. NUR CHOLIFAH
4. RACHMANDANI LILIK N
5. RIZQI LUTFI
6. TIYAS PITRIYANI
7. RUDI YANTO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN AJARAN 2019

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keperawatan Anak
Keperawatan anak merupakan landasan berfikir bagi seorang perawat anak dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi
bahasan keperawatan anak mencakup keperawatan anak dan peran anak, falsafah
keperawatan dan peran perawat anak.
B. Indikator Kesehatan Anak Berdasarkan Pencapaian Sdg’s, Mortalitas Dan Morbiditas
Indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan adalah angka kematian bayi
(AKB) karena dapat mencerminkan status kesehatan masyarakat. Sebagian besar
penyebab kematian bayi adalah masalah yang terjadi pada bayi baru lahir/neonatal
(umur 0-28 hari) yang meliputi asfiksia (kesulitan bernafas saat lahir), bayi berat lahir
rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011).
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan
angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak
janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18
(delapan belas) tahun. Upaya kesehatan anak ini diharapkan mampu menurunkan
angka kematian anak (Depkes RI, 2011).
Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak adalah Angka
Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian
Balita (AKABA). Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, AKN pada tahun 2012 adalah sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup.
Angka ini menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 dan 23 per
1000 kelahiran hidup di tahun 2002. Perhatian terhadap upaya penurunan AKN
menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56 kasus
kematian bayi per 1000 kelahiran hidup.

C. Filosofi Keperawatan Anak

2
Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau cara pandang perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family centered
care), pencegahan terhadap trauma(atraumatic care), dan manajemen kasus.( Hidayat, 2009)
1. Family Centered Care (Perawatan berfokus pada keluarga)
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari
keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu
keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta
tetap dalam keperawatan anak. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan keluarga
karena anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas bermain atau
program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi
proses kesembuhan anak.
Program terapi yang telah direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika
perawat selalu membatasi keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang
dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan ketidaknyamanan pada anak. Perawat
dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan anak yang sakit
selama dirawat. Kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada anaknya
selama perawatan merupakan bagian yang penting dalam mengurangi dampak psikologis
anak sehingga rencana keperawatan dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan
tercapai. (Hidayat, 2009)
2. Atraumatic Care (Pencegahan Terhadap Trauma)
Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan
keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan kepada
anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak
adanya trauma.. untuk mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan
oleh perawat antara lain:
a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami ganggguan psikologis seperti,
kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih sayang gangguan ini akan menghambat proses
penyembuhan dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak

3
b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu mandiri
dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati hati dalam melakukan aktivitas sehari-
hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal.
c. Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis)
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak.
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi
dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya distraksi, relaksasi dan imaginary.
Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung
lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
d. Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh
kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat,
e. Modifikasi lingkungan.
Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaa,
perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang
dan merasa nyaman dilingkungannya. (Hidayat, 2009)
3. Manajemen Kasus
Pengelolaan kasus secara komprehensif adalah bagian utama dalam pemberian asuhan
keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian, penentuan diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi dari berbagai kasus baik yang akut maupun kronis. Kemampuan
perawat dalam mengelola kasus secara baik akan berdampak pada proses penyembuhan
pada anak, mengingat anak memiliki kebutuhan yang spesifik dan berbeda satu dengan
yang lain. Keterlibatan orang tua dalam pengelolahan kasus juga dibutuhkan, karena proses
perawatan di rumah adalah bagian tanggung jawabnya dengan meneruskan program
perawatan di rumah sakit. Pendidikan dan ketrampilan mengelola kasus pada anak selama
di RS akan mampu memberikan keterlibatan secara penuh bagi keluarga (orang tua).
(Hidayat, 2009)
D. Peran Perawat dalam Keperawatan Anak

4
Perawat adalah salah satu tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orangtua.
Beberapa peran penting seorang perawat anak, yaitu sebagai pembela (advocacy), pendidik,
konselor, coordinator, pembuat keputusan etik, perencana kesehatan, Pembina hubungan
terapeutik, pemantau, evaluator, dan peneliti. Perawat dituntut sebagai pembela bagi
anak/keluarganya pada saat mereka membutuhkan pertolongan, tidak dapat mengambil
keputusan/menentukan pilihan, dan meyakinkan keluarga untuk menyadari pelayanan yang
tersedia, pengobatan, dan prosedur yang dilakukan dengan cara melibatkan keluarga.(
Ningning, 2015)
Perawat berperan sebagai pendidik baik secara langsung dengan memberi penyuluhan/
pendidikan kesehatan pada orang tua anak maupun secara tidak langsung dengan menolong
orangtua/anak untuk memahami pengobatan dan perawatan anaknya. Kebutuhan orangtua
terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup pengertian dasar tentang penyakit anaknya,
perawatan anak selama dirawat di rumah sakit, serta perawatan langsung untuk persiapan
pulang keruamh. Tiga domain yang dapat diubah oleh perawat melalui pendidikan kesehatan
yaitu, pengetahuan, keterampilan, serta sikap keluarga dalam hal kesehatan, khususnya
perawatan anak-sakit.( Ningning, 2015)
Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa
dukungan/dorongan mental. Perawat sebagai konselor, perawat dapat memberikan konseling
keperawatan ketika anak dan orangtuanya membutuhkan. Hal inilah yang membedakan
layanan konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara mendengarkan segala keluhan,
melakukan sentuhan, dan hadir secara fisik, perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat
dengan orangtua anak tentang masalah anak dan keluarganya, dan membantu mencarikan
alternative pemecahannya. ( Ningning, 2015)
E. Pendekatan Family Center Care (FCC)
Family Center Care (FCC) didefinisikan oleh Association for the Care ofChildren’s
Health (ACCH) sebagi filosofi dimana pemberi perawatan mementingkan dan melibatkan
peran penting dari keluarga, dukungan keluarga akan membangun kekuatan,mebantu untuk
membuat suatu pilihan yang terbaik, dan meningkatkan pola normalyangada dalam
kesehariannya selama anak sakit dan menjalani penyembuhan.
Stategi dan evaluasi pelaksanaan Family Center Care pada anak prasekolah
a. Sosialisasi kepada pihak yang terlibat, terutama pembuat kebijakan

5
b. Aplikasi pilot projek pada area yang kecil dan evaluasi keberhasilan

Evaluasi pelaksanaan Faily Center Care akan nampak pada Syandar Operasional Prosedur

(SOP) dalam penerapan FCC misalnya adanya SOP komunikasi yang baik, inform

consent, discharge planning dsb.

c. Pengembangan Family Center Care pada unit yang lebih besar (Wong, 2008).

F. Atraumatic Care (Pencegahan Terhadap Trauma)


Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan
keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan kepada
anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak
adanya trauma.. untuk mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan
oleh perawat antara lain:
f. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami ganggguan psikologis seperti,
kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih sayang gangguan ini akan menghambat proses
penyembuhan dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak
g. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu mandiri
dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati hati dalam melakukan aktivitas sehari-
hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal.
h. Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis)
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak.
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi
dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya distraksi, relaksasi dan imaginary.
Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung
lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
i. Tidak melakukan kekerasan pada anak

6
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh
kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat,
j. Modifikasi lingkungan.

Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaa, perasaan

aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan merasa

nyaman dilingkungannya. (Hidayat, 2009)

Refrensi
https://kominfo.go.id/content/detail/10421/capaian-kinerja-kemenkes-ri-tahun-2015-
2017/0/artikel_gpr
Yuliastati & Amelia.2016.Keperawatan Anak.Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan
Sujono, Riyadi dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu

Gunarsa, Singgih D. 2008. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan: dari Anak sampai Usia

Lanjut.

Graha, Chairinniza. 2008. Keberhasilan Anak di Tangan Orang Tua. Jakarta: PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai