Anda di halaman 1dari 6

PERSPEKTIF KEPERAWATAN DAN KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK

TEORI GENETIKA DAN TEORI RUSAKNYA SISTEM IMUN TUBUH

KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK

Menurut Nugroho (2006), gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
lanjut usia dengan segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Menurut
para ahli, istilah yang paling menggambarkan keperawatan pada lansai adalah gerontological
nursing karena lebih menekankan kepeada kesehatan ketimbang penyakit. Keperawatan yang
berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama kalinya sebagai
keperawatan geriatric (Ebersole et al, 2005).

Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang
perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional,
perencanaan, implementasi serta evaluasi. Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses
alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa
dewasa dan masa tua ( Nugroho, 1992).

TEORI GENETIKA

Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama disebabkan oleh pembentukan
gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode genetik. Menurut teori genetike, penuaan
adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk
mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang
usia telah ditentukan sebelumnya. Teori genetika terdiri dari teori asam deoksiribonukleat
(DNA), teori krtepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori glikogen. Teori-teori ini
menyatakan bahwa proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi tidak terartur karena adanya
informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti sel. Molekul DNA menjadi bersilangan (crosslink)
denga unsur yang lain sehingga mengubah informasi genetik. Adanya crosslink ini
mengakibatkan kesalahan pada tingkat seluler yang akhirnya mengakibatkan sistem dan organ
tubuh gagal untuk berfungsi. Bukti yang mendukung teori-teori ini termasuk perkembangan
radikal bebas, kolagen, dan lipofusin. Selain itu, peningkatan frekuensi kanker dan penyakit
autoimun yang dihubungkan dengan bertambahnya umur menyatakan bahwa mutasi atau
kesalahan terjadi pada tingkat molekular dan selular. (Stanley & Beare, 2006 dalam Putri, 2013).

Menurut Betty Newman . Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatic Theory) Menurut
teori ini menua telah terprogram secara generic untuk spesies-spesies tertentu.Menua terjadi
sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap
sel pada saatnya akan mengalami mutasi Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel
kelamin (terjadi penurunan kemampuanfungsional sel).

1. Pemakaian dan Rusak kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah
(terpakai).
2. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dari
produksisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan
syaraf pusat pada orang lanjut usia yang mengakibatkan mengganggu sel itu sendiri.
3. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

Teori ini mengatakan bahwa kita sudah memiliki program genetik dalam DNA masing-
masing, yang akan mengatur fungsi fisik dan mental masing-masing individu. Keturunan genetik
ini yang menentukan berapa usia kita yang mulai menua, usia berapa yang kita akan meninggal.
Setiap manusia seakan memiliki “jam waktu” (seperti bom waktu) yang berdetik terus sampai
masanya habis, dan setelah itu kita meninggal.

Walaupun demikian, walaupun kita masing-masing sudah memiliki kode genetika tertentu,
kita masih menemukan adanya variasi yang dapat mempengaruhi perkembangan dan juga
kehidupan kita, termasuk kapan kita akan menjadi tua.

Teori genetik penuaan percaya bahwa umur sangat ditentukan oleh gen kita mewarisi.
Menurut teori ini, usia potensi kita terutama ditentukan pada saat pembuahan.

Ada beberapa bukti untuk mendukung teori ini. Orang dengan orang tua yang hidup dengan
panjang lebih mungkin untuk hidup lama sendiri (meskipun ini bisa sebagian dijelaskan oleh
perilaku yang dipelajari, seperti preferensi makanan). Juga, kembar identik (yang memiliki gen
yang sama persis) memiliki rentang hidup lebih dekat dari saudara.

Beberapa gen yang bermanfaat dan meningkatkan umur panjang - gen yang membantu
seseorang metabolismekolesterol akan mengurangi risiko seseorang terhadap penyakit jantung,
misalnya. Tetapi beberapa gen berbahaya, seperti yang yang meningkatkan risiko kanker.
Beberapa mutasi gen yang diwariskan, juga, dan dapat mempersingkat umur. (Mutasi juga dapat
terjadi setelah lahir , karena terkena racun, radikal bebas dan radiasi dapat menyebabkan
perubahan gen.)

Diperkirakan bahwa gen dapat menjelaskan maksimum 35 persen dari umur. Faktor penentu
lainnya adalah perilaku Anda, eksposur, dan keberuntungan hanya polos. Jadi jangan berpikir
bahwa Anda akan gagal hanya karena anggota keluarga Anda cenderung mati muda - dan juga
tidak berpikir bahwa Anda dapat mengabaikan kesehatan Anda jika anggota keluarga Anda
cenderung hidup lama.

TEORI RUSAKNYA SISTEM IMUN TUBUH

Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun


demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel
darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang
berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kamampuan
sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik
menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat
menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut sebagi sel
asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa
autoimun (Goldstein, 1989)

Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai jaringan-jaringan
beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak
jaringan.Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi
bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987). Disisi lain sistem imun tubuh
sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap
sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang
menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur (Suhana, 1994)

Menurut Potter dan Perry (2006) dalam (Marta, 2012) penurunan atau perubahan dalam
keefektifan sistem imun berperan dalam penuaan. Tubuh kehilangan kemampuan untuk
membedakan proteinnya sendiri dengan protein asing sehingga sistem imun menyerang dan
menghancurkan jaringannya sendiri pada kecepatan yang meningkat secara bertahap. Disfungsi
sistem imun ini menjadi faktor dalam perkembangan penyakit kronis seperti kanker, diabetes,
dan penyakit kardiovaskular, serta infeksi.

Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang berhubungan
dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka terhadap organisme asing
mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti
kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem imun, terjadilah peningkatan
dalam respons autoimun tubuh. Ketika orang mengalami penuaan, mereka mungkin mengalami
penyakit autoimun seperti artritis reumaoid dan alergi terhadap makanan dan faktor lingkungan
yang lain. Penganjur teori ini sering memusatkan pada peran kelenjar timus. Berat dan ukuran
kelenjar timus menurun seiring dengan bertambahnya umur, seperti halnya kemampuan tubuh
untuk diferensiasi sel T. karena hilangnya diferensiasi sel T, tubuh salah mengenali sel yang tua
dan tidak beraturan sebagai benda asing dan menyerangnya. Pentingnya pendekatan
pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan terhadap npelayanan
kesehatan, terutama pada saat penuaan terjadi tidak dapat diabaikan. Walaupun semua orang
memerlukan pemeriksaan rutin untuk memastikan deteksi dini dan perawatan seawal mungkin,
tetapi pada orang lanjut usia kegagalan melindungi sistem imun yang telah mengalami penuaan
melalui pemeriksaan kesehatan ini dapat mendorong ke arah kematian awal dan tidak terduga.
Selain itu, program imunisasi secara nasional untuk mencegah kejadian dan penyebaran epidemi
penyaki, seperti pneumonia dan influenza diantara orang lanjut usia juga mendukung dasar
teoritis praktik keperawatan.

Teori penuaan genetik merupakan salah suatu teori biologis yang lebih memfokuskan
pada peran herediter(keturunan) sebagai salah satu faktor yang mengakibatkan proses penuaaan.
Penuaan merupakan hasil dari penurunan integritas dari nukleotida DNA. Penurunan DNA
menyebabkan gangguan kemampuan sel untuk terus memproduksi sel-sel baru, meskipun pada
beberapa tingkat DNA terjadi mutasi pada semua tahapan kehidupan, beberapa sel DNA sulit
terealisasi untuk terus hidup, akibatnya penuaan sel tidak dapat dihindari lagi sehingga terjadi
penuaan .

Menurut teori genetika penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan
yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Teori genetika
terdiri dari :

a) Teori deoksiribonukleat (DNA)


b) Teori ketepatan dan kesalahan mutasi
c) Teori Mutasi somatic dan Glikogen
Teori-teori ini menyatakan bahwa proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi tidak
teratur karena adanya informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti sel. Molekul DNA menjadi
bersilangan (crosslink) dengan unsur yang lainnya sehingga mengubah informasi genetik.
Adanya crosslink ini mengakibatkan kesalahan pada tingkat seluler yang akhirnya
mengakibatkan kesalahan pada tingkat seluler yang akhirnya mengakibatkan sistem dan organ
tubuh gagal untuk berfungsi. Bukti yang mendukung teori-teori ini termasuk perkembangan
radikal bebas, kolagen, dan lipofusin. Selain itu, peningkatan frekuensi kanker dan penyakit
autoimun yang dihubungkan dengan bertambahnya umur menyatakan bahwa mutasi atau
kesalahan terjadi pada tingkat molekular dan selular.

Gaya hidup yang jauh dari kata sehat juga merupakan salah satu faktor yang dapat
mempercepat penuaan individu. Contohnya konsumsi rokok, kandungan zat racun pada rokok
dapat mengurangi umur dari sel-sel tubuh, sehingga penuaan sel dapat terjadi secara cepat karena
sdikitnya sel-sel yang hidup. Kurangnya konsumsi makanan sehat dan bergizi juga diduga
sebagai salah satu faktor yang dapat mempercepat proses penuaan, tubuh memperlukan asupan
gizi yang cukup sebagai bahan regenerasi sel,terutama zat protein,apabila asupan gisi tidak
dicukupi maka regenerasi sel akan berlangsung tidak sempurna. Kurang melakukan aktivitas
fisik atau olahraga, olahraga dapat membantu meremajakan sel-sel dalam tubuh individu, apabila
olahraga tersebut dilakukan secara teratur dan terstruktur. Faktor-faktor tersebut merupakan
faktor-faktor yang diduga dapat mempercepat penuaan, meskipun hal itu tidak terjadi pada setiap
individu.
DAFTAR PUSTAKA

http://dinnyanggraini.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/11/18/keperawatan-gerontik/

https://aindaniah.wordpress.com/2012/02/27/konsep-dasar-keperawatan-gerontik/

http://mediabelajarkeperawatan.blogspot.com/2012/05/konsep-teori-keperawatan-
gerontik.html

https://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/9/

http://psikstikma.blogspot.com/2014/01/konsep-teori-penuaan.html

Anda mungkin juga menyukai