Segala puji bagi Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
Saya selaku penulis masih diberi kesempatan untuk mengerjakan makalah ini yang masih
penuh dengan kekurangan. Ucapan TerimaKasih juga saya sampaikan kepada dosen
pengammpu yang telah memberikan kesempatan kepada saya.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat terhadap semua pihak, semoga dengan
selesainya makalah ini dapat memenuhi salah satu persyaratan pembelajaran perkuliahan ini.
Saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk perbaikan dan kemajuan
di makalah selanjutnya.
Cover ............................................................................................................................................. i
BAB I Pendahuluan
C. Tujuan ...................................................................................................................................... 1
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 7
B. Saran ......................................................................................................................................... 7
A. Latar Belakang
Suatu masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan hidup yaitu
merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa
tersebut, tanpa terkecuali aspek pendidikan. Filsafat yang dikembangkan harus berdasarkan
filsafat yang dianut oleh suatu bangsa, sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau
mekanisme dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat tersebut.
Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem
norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung
oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin supaya
pendidikan dan prosesnya efektif, maka dibutuhkan landasan-llandasan filosofis dan landasan
ilmiah sebagai asas normatif dan pedoman pelaksanaanya.
Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan
teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh
filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Bagi bangsa Indonesia, Pancasila telah menjadi dasar negara dan pandangan hidup
segenap bangsa Indonesia. Nilai yang terkandung dalam Pancasila sepatutnya menjadi acuan
dasar dalam kehidupan manusia Indonesia. Dengan demikian, pembangunan pendidikan
nasional sebagai usaha sadar dan sistimatis untuk membina manusia Indonesia.
Pendidikan nasional harus mampu membawa segenap bangsa Indonesia untuk menjadi
manusia Pancasila seperti telah dirumuskan dalam GBHN (1993) yaitu “Pendidikan nasional
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri,
maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, bertanggung jawab, dan produktif serta
sehat jasmani dan rohani, menimbulkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah
bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi ke masa depan.
Tap MPR No. II/MPR/1978 memberi petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan kelima sila
Pancasila, bagi bidang pendidikan, hal ini sangat penting karena akan terdapat kepastian nilai
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Petunjuk pengamalan tersebut dapat
pula disebut sebagai 36 butir nilai-nilai pancasila sebagai berikut.
3. Persatuan Indonesia
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika.
2
4. Kerakyatanyang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
a. Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab meneriama dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
TuhanYang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat, serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
Pendidikan merupakan suatu proses budaya, maka senantiasa dalam upaya membina dan
mengembangkan cipta, rasa dan karsa ke dalam tiga wujud di atas.
Wujud pertama, yaitu ide dan gagasan sifatnya cenderung abstrak. Adanya dalam pikiran
manusia dan warga masyarakat di tempat kebudayaan itu berada. Gagasan itu menjadi
motivasi, pendorong, serta memberi jiwa dan makna bagi kehidupan manusia dalam
bermasyarakat sehingga pola pikir tersebut menjadi suatu sistem yang dianut. Wujud yang
kedua adalah kegiatan yang berpola dari manusia, yaitu aktivitas manusia dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Dalam sistem sosial, aktivitas manusia cenderung bersifat konkret, bisa dilihat dan bisa di
observasi secara langsung. Sedangkan wujud yang ketiga adalah seluruh hasil fisik atau non
fisik serta perbuatan atau karya manusia dalam masyarakat. Sudah barang tentu wujud fisik
dan non fisik ini hasil dari karya manusia sesuai dengan kebudayaan pertama dan kedua.
3
Artinya, wujud ketiga merupakan hasil buah pikir dan keterampilan manusia sesuai dengan
gagasan atau ide dan aktivitas manusia dalam struktur sistem sosialnya
Dengan demikian program pendidikan yang dirancang untuk membina kompetensi peserta
didik, tak bisa lepas dari aspek sosial budaya masyarakatnya. Di sini berarti asas sosiologis
akan memberikan pijakan yang mendasar untuk memberikan apa yang cocok dipelajari para
peserta didik, bagaimana mempelajari bahan tersebut sehingga produktivitas pendidikan (out
put) sesuai dengan harapan dan tuntutan kebutuhan masyarakat, baik diamati dan
perkembangan sosial budayanya maupun di amati dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Perkembangan sosial budaya akan memberi warna dan corak kepada perencanaan dan
implementasi kurikulum pendidikan. Namun demikian, asas sosiologis tak berarti program
pendidikan hanya berorientasi kepada tuntutan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
tanpa menghiraukan kebutuhan peserta didik sebagai pribadi yang mandiri. Oleh sebab itu,
harus dijaga keseimbangan kurikulum (curiculum balance) antara kepentingan peserta didik
sebagai individu yang unik dan mandiri dengan kepentingan peserta didik sebagai anggota
masyarakat.
Pendidikan yang terlalu memusatkan pada kepentingan masyarakat (sociely centered) akan
pincang dan membuahkan beberapa kelemahan. Misalnya, program pendidikan yang
dilakukan kurang menghiraukan perkembangan peserta didik sebagai pribadi yang unik dan
mandiri. Ini berarti, pendidikan harus menjaga keseimbangan kurikulum dengan menyajikan
program antara kepentingan sociely centered dengan program yang mengarah dan
memperhatikan kegiatan yang berorientasi pada student centered (memusatkan perhatian
pada kepentingan peserta didik sebagai pribadi).
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah nilai-nilai yang bersumber pada pikiran dan logika.
Sedangkan seni bersumber pada perasaan dan estetika. Mengingat pendidikan merupakan
proses penyiapan peserta didik dalam menghadapi perubahan zaman yang semakin pesat,
termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) maka
pengembangan pendidikan harus mengacu kepada asas IPTEKS tersebut.
4
Pada sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung akan menjadi
isi/materi pendidikan. Sedangkan secara tidak langsung memberikan tugas pada pendidikan
untuk membekali masyarakat dengan kemampuan pemecahan masalah yang dihadapi sebagai
pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan seni juga dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu karakteristik
perkembangan sosial budaya masyarakat akan memberi corak dan warna terhadap
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pendidikan. Sebab pada gilirannya
pembangunan pendidikan nasional adalah arti lain dari upaya untuk pembangunan sumber
daya manusia yang sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional.
Dalam UUD 1945 alinea keempat menyebutkan ”.......untuk membentuk satu Pemerintahan
segenap Negara Indonesia yang melindung segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial...
Dalam UUD 1945 tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tetap memiliki komitmen
kuat untuk melakukan upaya sebagai langkah mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka
mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia internasional. Lebih lanjut
acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31 hasil amandemen
2002 yaitu :
1. setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
2. pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.yang diatur dengan undang-undang.
3. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Apa yang daiamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 belum dapat dilakukan sepenuhnya
dengan konsekuen. Para penyelenggara negara hendaknya harus memperhatikan bahwa
prioritas utama dalam pembangunan bangsa adalah pendidikan.hasilnya belum seperti yang
diharapkan. Pendidikan telah menjadi watak dan karakter budaya bangsa, namun sejauh ini.
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan, dilihat dari aspek kuantitatif
secara nasional pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan yang berkaitan dengan
pendidikan seperti :
1. Perubahan kurikulum pendidikan nasional.
2. Undang-undang dan peraturan mengenai pendidikan, termasuk undang-undang guru dan
dosen dan standarisasi pendidikann dan undang-undang lainnya.
3. Peningkatan angka partisipasi belajar anak usia sekolah pada semua jenjang sekolah.
4. Penambahan anggaran pendidikan oleh daerah, sesuai dengan amanat pembukaan Undang-
undang Dasar 1945
5. Konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah, standarisasi pendidikan dsb.
Pendidikan adalah sebagai sutu investasi bagi pengembangan sumber daya manusia sebagai
individu dan anggota masyarakat. Bangsa Indonesiaa yang terdiri dari berbagai etnis dan
budaya yang berbeda merupakan modal atau aset nasional bagi bangsa untuk memajukan
bangsa, tetapi jika diabaikan dapat menjadi potensial sebagai sumber disentegrasi. Karena itu
sisdiknas harus mampu mengembangkan kearifan untuk belajar hidup bersama dalam
perbedaan. Tanpa kearifan yang tulus lembaga pendidikan tidak akan mampu berfungsi
sebagai lembaga pemersatu, bahkan bisa melahirkan benih-benih konflik yang sangat
berbahaya bagi keutuhan bangsa.
5
Hafid Abbas (2002) menyebutkan sisdiknas belum dapat berfungsi untuk mempersatukan
manusia Indonesia. Agar dapat berfungsi, maka :
1. Pendidikan harus dikelola dengan prinsip keadilan
2. pengelolaan pendidikan harus terbuka dalam rangka mengakomodir partisipasi masyarakat
banyak
3. pengelolaan pendidikan harus bersifat inklusif dan hindari jauh-jauh eklusif berlebihan
4. pengelolaan pendidikan di semua tingkatan harus secara profesional
5. pengelolaan pendidikan dengan melibatkan semua stakeholder dalam rangka pengayaan
dan demokratisasi pendidikan
6. pendidikan nasional hendaknya benar-benar mendorong tercapainya pemerataan
pendidikan
Mastuhu (1999: 94-98) menawarkan gagasan untuk mengantisipasi pendidikan abad 21,
yakni
1. pendidikan yang diskriminatif, antara negeri dan swasta.
2. pendidikan dijadikan ” panglima” pembangunan Indonesia
3. dua poin di atas hanya bisa dilaksanakan oleh pemerintahan yang benar-benar demokratis,
terbuka, adil, jujur dan memiliki tatanan kehidupan bernegara terletak di tangan rakyat
4. agar pendidikan diatur sepenuhnya dengan kewenangan akademik, bukan kewenangan
kekuasaan apalagi sentralistik.
5. pendidikan hendaknya menggunakan pendekatan yang beeragam bukan yang serba
diseragamkan.
6. pendidikan hendaknya berorientasi pada siswa bukan pada guru atau materi pelajaran.
7. pendidikan diubah untuk mengarahkan siswa untuk ”menjadi” bukan hanya sekedar
memiliki.
8. pendidikan perlu membentuk ”networking” dengan berbagai sumber, mengingat kini
muncul fenomena tereduksinya peran sekolah dan guru sebagai sumber pendidikan, dan
9. pendidikan harus mampu mengembangkan budaya akademik, dan jangan terjebak pada
budaya politik kekuasaan.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan
yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna
diabadikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.
Pendidikan nasional indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan
pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa
indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara indonesia guna memperlanar
mencapai cita-cita nasional indonesia.
Filsafat pendidikan nasional indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan
teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh
filsafat hidup bangsa "pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara
indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara indonesia.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami banyak menemukan kendala, karena pengetahuan kami
yang masih kurang, untuk itu kami meminta kritik dan saran yang sifatnya membangan,
semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://gusfumi.wordpress.com/2010/10/20/pancasila-sebagai-landasan-filosofi-sistem-
pendidikan-pendidikan-nasional/
http://www.geofacts.co.cc/2008/11/landasan-dan-tujuan-pancasila.html
8