Anda di halaman 1dari 4

Nama : Farid Zakly

NIM : 17 423 103


Mata Kuliah / Kelas : B. Indonesia / C
___________________________________________________________________________
Rangkuman Makalah “Permasalahan Yang Timbul Dari Pilkada 2005”

Latar Belakang
Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarang ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksakan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini terlihat dari jumlah pemilih yang tidak menggunakan
hak pilihnya yang sedikit. Walaupun masih terdapat masalah yang timbul ketika waktu pelaksanaan.
Tetapi masih dapat dikatakan sukses.
Setelah suksesnya Pemilu tahun 2004, mulai bulan Juni 2005 lalu di 226 daerah meliputi
11 propinsi serta 215 kabupaten dan kota, diadakan Pilkada untuk memilih para pemimpin daerahnya.
Sehingga warga dapat menentukan pemimpin daerahnya menurut hati nuraninya sendiri. Tidak
seperti tahun tahun yang dahulu yang menggunakan perwakilan dari partai. Namun dalam
pelaksanaan pilkada ini muncul penyimpangan penyimpangan. Mulai dari masalah administrasi bakal
calon sampai dengan yang berhubungan dengan pemilih.

A. Pengertian dan Landasan Hukum Pilkada


Demokrasi berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Semua masyarakat yang telah memenuhi syarat diikutsertakan dalam aktivitas pemilu.
Demokrasi di Indonesia bersumberkan dari Pancasila dan UUD 1945 sehingga sering disebut
Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila berintikan musyawarah untuk mencapai mufakat,
dengan berpangkal tolak pada faham kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Pada tahun 2005 telah dimulai pemilihan kepala daerah langsung atau sering disebut pilkada
langsung. Pilkada ini merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat.
Ada lima Pertimbangan penting dalam penyelenggaraan pilkada langsung bagi perkembangan
demokrasi di Indonesia.

1. Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat.


2. Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945
3. Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat (civic
education).
4. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan
otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal.
5. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan
nasional.

B. Pelaksanaan dan Penyelewengan Pilkada


Rakyat memilih kepala daerah secara langsung dan sesuai dengan hati nurani
diharapkan kepala daerah yang terpilih merupakan pilihan rakyat daerah tersebut. Dalam
pelaksanaanya selalu ada masalah yang timbul. Seringkali ditemukan pemakaian Ijazah palsu.
Dan juga biaya untuk menjadi calon yang tidak sedikit, jika tidak ikhlas ingin memimpin maka
tidakan yang pertama adalah mencari cara bagaimana supaya uangnya dapat segera kemali atau
“balik modal”. Ini sangat berbahaya sekali Selain masalah dari para bakal calon, terdapat juga
permasalahan yang timbul dari KPUD setempat. Misalnya saja di Jakarta, para anggota KPUD
terbukti melakukan korupsi dana Pemilu tersebut. Dana yang seharusnya untuk pelakasanaan
pemilu ternyata dikorupsi. Dan mungkin juga ketika proses penyeleksian bakal calon juga
kejadian seperti ini. Misalnya agar bisa lolos seleksi maka harus membayar puluhan juta.
Dalam pelaksanaan pilkada di lapangan banyak sekali ditemukan penyelewengan
penyelewengan. Kecurangan ini dilakukan oleh para bakal calon seperti :
1. Money politik
Money politik ini selalu saja menyertai dalam setiap pelaksanaan pilkada.
Dengan memanfaatkan masalah ekonomi masyarakat yang cenderung masih
rendah, maka dengan mudah mereka dapat diperalat dengan mudah.
2. Intimidasi
Sebagai contoh juga yaitu di daerah penulis oknum pegawai pemerintah melakukan
intimidasi terhadap warga agar mencoblos salah satu calon. Hal ini sangat
menyeleweng sekali dari aturan pelaksanaan pemilu.
3. Pendahuluan start kampanye
Berbagai cara dilakukan seperti pemasangan baliho, spanduk, selebaran. Sering juga
untuk bakal calon yang merupakan Kepala daerah saat itu melakukan kunjungan
keberbagai daerah. Kunjungan ini intensitasnya sangat tinggi ketika mendekati pemilu.
Ini sangat berlawanan yaitu ketika sedang memimpin dulu. Selain itu media TV lokal
sering digunakan sebagi media kampanye. Bakal calon menyam paikan visi misinya
dalam acara tersbut padahal jadwal pelaksanaan kampanye belum dimulai.
4. Kampanye negatif
Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat masih sangat kurang terhadap
pentingnya informasi. Jadi mereka hanya “manut” dengan orang yang disekitar mereka
yang menjadi panutannya. Kampanye negatif ini dapat mengarah dengan munculnya
fitnah yang dapat merusak integritas daerah tersebut.

C. Solusi
Untuk menggulangi permasalah yang timbul karena pemilu antara lain :
1. Seluruh pihak yang ada baik dari daerah sampai pusat, bersama sama menjaga
ketertiban dan kelancaran pelaksanaan pilkada ini. Tokoh tokoh masyarakat yang
merupakan panutan dapat menjadi souri tauladan bagi masyarakatnya. Dengan ini maka
dapat menghindari munculnya konflik.
2. Semua warga saling menghargai pendapat. Dalam berdemokrasi wajar jika muncul
perbedaan pendapat. Hal ini diharapkan tidak menimbulkan konflik. Dengan kesadaran
menghargai pendapat orang lain, maka pelaksanaan pilkada dapat berjalan dengan
lancar.
3. Sosialisasi kepada warga ditingkatkan. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan
masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat. Sehingga menghindari
kemungkinan fitnah terhadap calon yang lain.
4. Memilih dengan hati nurani. Dalam memilih calon kita harus memilih dengan hati
nurani sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Sehingga prinsip prinsip dari pemilu
dapat terlaksana dengan baik.

D. Kesimpulan
Bangsa yang belajar adalah bangsa yang setiap waktu berbenah diri. Pemerintah Indonesia
telah berusaha membenahi sistem yang telah dengan landasan untuk mengedepankan kepentingan
rakyat. Walaupun dalam pelaksanaan pilkada ini masih ditemui berbagai macam permasalhan tetapi
ini semua wajar karena indonesia baru menghadapi ini pertama kalinya setelah pemilu langsung untuk
memilih presiden dan wakilnya. Ini semua dapat digunakan untuk pembelajaran politik masyarakat.
Sehingga masyarakat dapat sadar dengan pentingnya berdemokrasi, menghargai pendapat,
kebersamaan dalam menghadapai sesuatu. Manusia yang baik tidak akan melakukan kesalahan yang
pernah dilakukan. Semoga untuk pemilihan umum yang berikutnya permasalah yang timbul dapat
diminimalkan. Sehingga pemilihan umum dapar berjalan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai