Anda di halaman 1dari 16

SUPLEMEN OSCE 30 APRIL 2016

B5, D7, D16

By: Agustin, Rizka, Arvi, Davi (D7) dan Gladys, Ipeh, Dhila (D16)

Waktu 15 menit per stase

A. BEDAH UMUM
Penguji: dr. Taufan Hidayat, Sp.B
Ket: Ada probandus, semua dilakuin ke probandus (anam+pf), nanti
penguji menyampaikan hasilnya

Kasus: Seorang laki-laki usia 28 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan


nyeri perut kanan bawah.

1. Lakukan anamnesis!
a. KU : Nyeri perut kanan bawah
b. Onset : 3 hari
c. Kualitas : Mengganggu aktivitas
d. Kuantitas : Nyeri menjalar, awalnya di perut kiri atas lalu ke
kanan bawah
e. F. Berat : Aktivitas
f. F. Ringan : Istirahat kaki ditekuk
g. Gejala penyerta : mual, muntah, tidak nafsu makan, demam (kejar
buat nyari Alvarado Scores-nya)

2. Lakukan pemeriksaan fisik!


a. Vital sign (narasikan melakukan px TD, nadi, suhu, dan RR)
b. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi (narasikan cembung, distensi, jejas, dll)
2) Auskultasi (4 kuadran/ 9 regio)
3) Perkusi : 9 regio + nyeri ketok (+) kanan bawah (titik mc burney)
4) Palpasi : 9 regio + nyeri tekan kanan bawah (titik mc burney)
5) PF khusus
McBurney (+)
Rebound tenderness (-)
Rovsing sign
Obturator sign (+)
Psoas sign (+)
6) Skor Alvarado
Nyeri alih (+)
Mual, muntah (+)
Anoreksia (+)
Nyeri abdomen kuadran kanan bawah (+)
Rebound tenderness (-)
Demam (+)
Leukositosis (+)
Shift to the left atau Neutrophil >75% (+)
Total  7 (CITO)
7) RT : tonus sfingter ani kuat, ampula recti tidak kolaps, mucosa
recti licin, nyeri di arah jam 11, feses (-), darah (-)
3. Ajukan pemeriksaan penunjang dan hasil yang diharapkan!
Ket: dr.Taufan membawa lembar hasil lab, Ro, USG
Hasil lab (darah lengkap+hitung jenis leukosit+kimia klinik)  leukosit
meningkat, neutrophil meningkat (shift to the left)

Foto Polos Abdomen

USG  blind end-tube appearance (kemarin dr.taufan disuruh nunjuk


gambaran di hasil USG)
Tes kehamilan (pp test) apabila pasien perempuan
4. Sebutkan diagnosis kerja dan diagnosis banding!
Dx: Appendisitis Akut
DD: kolelitiasis, ureterolitiasis dextra, vesikolithiasis, KET, endometriosis,
ISK
5. Tuliskan surat rujukan!
Pasien dirujuk ke dokter spesialis bedah umum untuk dilakukan
appendiktomi segera (isinya ga usah kepanjangan, nanti waktunya ga
cukup)
Contoh:
10. Hitung kebutuhan cairan untuk rehidrasi ringan (BB: 50 kg)!
Ringan 
Rehidrasi = 4% x BB x 1000
= 4% x 50 x 1000
= 2000 cc (A)

Maintanance = 2 cc x BB x 24
= 2 x 50 x 24
= 2400 cc (B)

Total = A + B = 4400 cc dibagi 2 yaitu 2200 dalam 8 jam


pertama dan 2200 dalam 16 jam kedua.

B. BEDAH UROLOGI
Penguji: dr.Tri Budiyanto, Sp.U
Ket: Disediakan manekin genitalia + alat-alat buat pasang DC tapi waktu
gelombang kita ga dipake sama sekali Cuma buat assesori doang

Kasus: Seorang laki laki Mr. X usia 55 tahun (lansia pokoknya) datang dengan
keluhan susah berkemih, kadang berdarah. Dari hasil IPSS didapatkan skor
IPSS 7.

1. Lakukan pemeriksaan Rectal Touche!


Kita nanya sama dr.Tri, anamnesis dulu atau enggak, dokternya jawab,
lakukan sesuai perintah di soal dan narasikan saja. Jadinya aku langsung
narasiin tuh RT. Borang RT OSCE prekilinik
Nilai
No Aspek Yang Dinilai 0 1 2 3
1 Menyapa pasien dengan ramah, memperkenalkan diri dan
menanyakan identitas pasien.
2 Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
3 Mintalah pasien mengosongkan kandung kemih.
4 Menjaga privasi pasien (menutup jendela/pintu).
5 Membantu dan mempersilahkan pasien untuk berbaring dengan
posisi yang benar.
6 Meminta pasien untuk menurunkan pakaian dalam (celana),
hingga regio analis terlihat jelas.
7 Mencuci tangan sesuai prosedur dan menggunakan sarung tangan
steril.
8 Menggunakan pelumas secukupnya pada tangan kanan.
9 Inspeksi regio analis dan menilai adanya kelainan (luka, sikatrik,
fistula, fisura, massa, dll)
10 Meminta pasien tenang, meletakkan ujung jari telunjuk kanan
pada anal orificium dan menekan dengan lembut sampai sfingter
relaksasi. Kemudian memfleksikan ujung jari dan memasukkan
jari perlahan-lahan sampai sebagian besar jari berada di dalam
canalis analis.
11 Palpasi daerah canalis analis, menilai adanya kelainan
Pada laki-laki : gunakan prostat di sebelah ventral sebagai titik
acuan.
Pada wanita : gunakan serviks uteri di sebelah ventral sebagai
titik acuan.
12 Menilai tonus sfingter ani (kekuatannya).
13 Menilai struktur dalam rektum:
Mukosa rektum (licin atau tidak)
14 Jika teraba massa, deskripsikan: lokasi (arah jam), massa di intra
atau ekstra lumen, diameter, konsistensi, permukaan (kasar atau
halus), nyeri tekan.
15 Menilai ampula rekti kolaps atau tidak.
16 Pemeriksaan khusus
- Prostat : Menilai ketiga lobus prostate, sulcus mediana,
permukaan prostate (halus atau bernodul), konsistensi (elastis,
keras, lembut, fluktuan), bentuk (bulat, datar), nyeri
tekan/tidak, polus superior teraba/tidak, ukuran (normal,
hyperplasia, atropi).
- Uterus dan adneksa : Memeriksa dan nilai kavum Douglas
pada forniks posterior vagina
17 Mengeluarkan jari telunjuk dari rectum, memperhatikan apakah
pada sarung tangan terdapat bekas feses, darah, dan lendir.
18 Membersihkan pasien dengan larutan antiseptik di sekitar regio
analis.
19 Cuci tangan yang masih memakai sarung tangan dengan air
mengalir
20 Melepas sarung tangan dan meletakkan pada wadah yang
disediakan
21 Mencuci tangan sesuai prosedur.
22 Memberitahu pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
mempersilahkan pasien untuk duduk di tempat yang sudah
disediakan.
TOTAL

Sambil melakukan, sambil menanyakan hasilnya ke dokternya. Soalnya


kalo ga dilakuin, hasil ga akan di kasih tau sama dokternya. Cuma jawab
hasil apa yang kita lakukan.
Hasil: prostat teraba bernodul-nodul dan keras, sulcus mediana tidak
teraba, yang lain dalam batas normal (ampula recti, mukosa, sfincter ani,
dll).

2. Sebutkan diagnosis anda!


Suspek Ca Prostat (Sebutinnya supaya 1 aja ya, soalnya Dx bukan DD)
3. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang spesifik !
Ket: Sebenernya jawaban utamanya PSA aja, tapi biar aman mah kita
jawab juga pemeriksaan penunjang lainnya. Hasil PP tidak disebutkan oleh
dr.Tri.
a. PSA (Prostate Specific Antigen), untuk membedakan suatu keganasan
atau jinak. Pemeriksaan ini yang paling penting untuk deteksi adanya
keganasan prostat.
b. Darah lengkap
c. Urinalisis, paling penting untuk menilai adanya leukositosis dan
hematuria, untuk menyingkirkan adanya infeksi.
d. BNO
e. IVP
f. USG
g. Uroflowmetri

C. BEDAH SARAF
Penguji: dr.Teguh Manulima, Sp.BS
Ada 2 tipe soal, pokoke sing metu kuwi sing ditentirin sama beliau, jadi
silahkan baca2 aja dari tentiran beliau sama beliau pasti bawa CT scan
pasien (kemarin si pasien Cempaka)
Aslinya soal tipe A dan tipe B masing-masing 10 soal, tapi maaf beberapa
lupa
SOAL TIPE A
1. Apa perbedaan Cedera Otak dan Cedera Kepala?
Cedera kepala: cedera tanpa defisit neurologis
Cedera otak: terdapat defisit neurologis
Tanda-tanda defisit neurologis? Penurunan kesadaran, pupil anisokor,
hemiparese, kejang, amnesia
2. Sebutkan klasifikasi Cedera Otak!
 COB : GCS ≤ 8
 COS : GCS 9 - 13
 COR : GCS 14 - 15
3. a) Jelaskan cara menilai GCS pada bedah saraf! (EVM jelaskan satu2
kayak yg di MMN, kudu hapal dan paham)
Eye Spontan 4
Terhadap suara 3
Terhadap nyeri 2
Tidak sama sekali 1
motoric Mengikuti perintah 6
Melokalisisr nyeri 5
Flexi normsl 4
Flexi abnormal 3
Ekstensi abnormal 2
Tidak ada 1
verbal Berorientasi baik 5
Bicara kacau 4
Kata2 tidak teratur 3
Suara tidak jelas 2
Tidak ada 1

b) Apakah pengertian GCS menurut bedah saraf? Merupakan GCS yang


dinilai setelah dilakukan resusitasi.

4. Bagaimana penanganan pasien cedera kepala di IGD?


 Airway :
Look  sianosis? Retraksi? Otot nafas tambahan?
Listen Snoring? Gurgling? Stridor?
Feel  deviasi trakea?
Membuka jalan nafas dengan tetap kontrol servikal dengan cara jaw
trust (menuver yang standard dan sering dilakukan)
Membersihkan dari benda asing/ sumbatan dengan cara suction
Memasang guedel
 Breathing :
Dinilai dengan hitung RR, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
Pemberian O2 konsentrasi tinggi kalau cedera otak ringan (nasal
kanul), cedera otak sedang (NRM and mayo), cedera otak berat
(intubasi).
 Circulation :
Hitung Nadi dan Tekanan darah
Pasang kateter intravena ukuran besar
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
Pasang kateter urin
Pasang NGT
 Disabilitas : nilai GCS, reflex pupil, kekuatan motorik
 Exposure : buka pakaian penderita, periksa dan evaluasi, dan jangan
lupa diselimutin lagi dong nanti kedinginan
D dan E dilakukan kalau A, B, C sudah stabil
5. Perbedaan EDH dan SDH
Patofisiologi EDH : prinsip elastisitas
ada trauma tulang sama duramater kedorong yang duluan balik
menuju ke posisi anatomi semula adalah tulang sedangkan duramater lebih
lambat  ruptur a. Meningea media  perdarahan mengisi ruang epidural
 hiperdens bikonveks
Indikasi OP EDH:
Tebal > 1,5 cm
Volume > 30 cc (Sebenernya volume ga melulu jadi patokan)
Midline shifting > 5 mm
Indikasi OP SDH:
Tebal > 1 cm
Volume > 30 cc (Sebenernya volume ga melulu jadi patokan)
Midline shifting > 5 mm
Gambaran CT scan  EDH : bikonveks SDH: bulan sabit
Kalau tidak salah ingat, ditanyain juga bedanya SH, SNH, dan Tumor:
Dari anamnesis jelas beda: Tumor kan progresif gejala-gejalanya ga
mungkin dadakan, SH biasanya dadakan pasien lagi aktivitas dan pasien
langsung penurunan kesadaran (defisit neurologis-nya langsung dahsyat),
kalo SNH biasanya pas dianamnesis pasien-nya masih kompos mentis
cuma pelo atau kelemahan lainnya dan biasanya gejala muncul pas pasien
sedang santai
6. Membaca CT SCAN (yang dibold itu gambaran CT scan kemarin pas
kami ujian)
a. CT SCAN kepala
b. Dengan/tanpa kontras
c. potongan axial/sagital/coronal
d. pasien atas nama X usia Y alamat Z
e. lalu lanjut dari lapisan luar ke dalam:
1) SCALP: hematom at regio?
2) Bone: lihatnya di bone window ya, fracture? Impresi/depressed? At
regio?
3) Brain window: EDH? SDH? SAH? ICH? IVH? Edem Serebri?
Kontusio serebri? Midline Shifting? At regio? Dextra/sinistra?

SOAL TIPE B

Untuk tipe soal ini Cuma 3 orang yang dapet dan pada lupa, jadi maaf kalau
kurang lengkap.
BELIAU BAWA MANEKIN TEGKORAK JADI SOAL-SOAL AWAL ITU
SOAL ANATOMI
1. Sebutkan sutura-sutura
a. Sutura Coronaria
b. Sutura sagitalis
c. Sutura Skuamosa
d. Sutura Lambdoidea
2. Sebutkan Fossa cranii beserta penyusunnya
a. Fossa cranii anterior: os frontalis, os ethmoidalis, os spehoidalis ala
major et minor, batasnya sphenoidal ridge
b. Fossa cranii media: os parietal, pars petrosus
c. Fossa craii posterior: os occipital, protuberantia occipitalis interna,
dkk
3. Definisi open fracture: adanya hubungan antara intracranial dengan
extracranial berupa bone expose, robeknya duramater, bisa disertai
prolaps serebri
4. Ada kasus seorang anak datang dengan sakit kepala dan pandangan kabur
a. Nervus apa yang terkena? N II, III, IV, IV
b. DD? Tumor, hematom (SDH)
5. Sebutkan klasifikasi SDH!
Akut: < 3 hari
Subakut: 3- 21 hari
Kronis: > 21 hari
6. Jelaskan klasifikasi hidrosefalus!
Komunikans vs Nonkomunikans
Kongenital vs akuisita
7. Baca CT scan sama seperti tipe A

D. BEDAH ORTHO
Penguji: dr.Bambang Agus Teja Kusumah, Sp.OT
Tipenya kayak ident gitu, dikasih foto rontgen atau foto klinis 4 soal, ada
yang 6 soal. Kalau sudah jawab terus dokternya mengkoreksi atau
mengingatkan, kita ga bisa ganti jawaban karena jawaban yang kita
omogin dicatat sama beliau di kertas gitu, jadi usahakan konsentrasi.
DX ORTHO VERSI dr.Bambang:
1. Fraktur terbuka/tertutup,
2. Nama tulang ga usah pake os,
3. Dextra/sinistra,
4. 1/3 proximal, 1/3 media, 1/3 distal, distal, caput, collum, corpus,
5. kofigurasi: transversal, oblique, spiral, comminutive, greenstick, dll
6. displaced/undisplaced
SOAL
1. Seorang perempuan usia 65 th jatuh terpeleset dengan telapak tangan
menopang badan. Gambar Ro + Klinis dinner fork deformity
a. Dx: Fraktur tertutup radius dextra distal transversal displaced 
Fr.Colles
b. Faktor risiko/etiologi: osteoporosis
c. Talak:
1) Semua fraktur dikelola secara emergensi (A, B, C, D, E)
2) Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa
3) Pasang cairan untuk mengantisipasi kehilangan darah yang tidak
terlihat misalnya pada fraktur tulang panjang atau fraktur pelvis
4) Lakukan immobilisasi dan stabilisasi fraktur dengan spalk,
waspadai adanya tanda-tanda kompartemen syndrome seperti
oedem, kulit yang mengkilat, dan adanya nyeri tekan.
5) Farmakologis: analgetik+antibiotik (ga usah sebutin golongan
ataupun nama obatnya)
6) Rujuk segera ke layanan sekunder (spesialis orthopedi) untuk
reposisi dan fiksasi (ORIF), dengan persetujuan pasien.
d. Komplikasi: avaskuler nekrosis (AVN), cedera n.medianus, syok
neurogenik, perdarahan, malunion, nonunion

2. Rontgen os humerus
a. Dx: Fraktur tertutup humerus sin 1/3 medial transversal displaced
b. Talak:
FRAKTUR TERTUTUP
1) Semua fraktur dikelola secara emergensi (A, B, C, D, E)
2) Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa
3) Pasang cairan untuk mengantisipasi kehilangan darah yang tidak
terlihat misalnya pada fraktur tulang panjang atau fraktur pelvis
4) Lakukan stabilisasi fraktur dengan spalk, waspadai adanya tanda-
tanda kompartemen syndrome seperti oedem, kulit yang mengkilat,
dan adanya nyeri tekan
5) Rujuk segera ke layanan sekunder (spesialis orthopedi)
FRAKTUR TERBUKA
1) Prinsip:
 Semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi (A, B, C, D,
E)
 Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa
 Lakukan stabilisasi fraktur
 Pasang cairan dan berikan antibiotika iv yg sesuai dan
adekuat misalnya seftriakson dan segera rujuk ke layanan
sekunder
2) Talak:
 Pembersihan terhadap luka fraktur, dengan cara irigasi
dengan NaCl fisiologis secara mekanis untuk mengeluarkan
benda asing yang melekat
 Balut luka untuk menghentikan perdarahan, pada fraktur
dengan tulang menonjol keluar sedapat mungkin dihindari
memasukkan komponen tulang tersebut kembali ke dalam
luka
 Fraktur dengan luka yang berat memerlukan suatu traksi
skeletal. Fraktur gr 2 dan 3 sebaiknya difiksasi dengan fiksasi
eksterna.
 Pemberian antibiotika: merupakan cara efektif mencegah
terjadinya infeksi pada fraktur terbuka. Antibiotika yang
diberikan sebaiknya dengan dosis yang besar. Untuk fraktur
terbuka antibiotika yang dianjurkan adalah golongan
aminoglikosida
 Pencegahan tetanus: semua penderita dengan fraktur terbuka
perlu diberikan pencegahan tetanus. Pada penderita yang
telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian
toksoid tp bagi yang belum, dpt diberikan 250 unit tetanus
imunoglobulin
 Rujuk setelah kondisi lebih stabil dengan persetujuan pasien
3. Dx: Fraktur terbuka femur dextra distal comminuted displaced gr. II
(soalnya kalau gr.III harus ancur tulangnya menurut dr.Bambang)
Talak: Sama kaya di atas ya, jangan lupa perawatan lukanya
Komplikasi: avn, sindroma kompartemen, cedera n.ischiadicus, OA,
perdarahan, infeksi, malunion, nonunion
4. Dx: Fraktur tertutup tibia sin 1/3 distal oblique displaced, fraktur tertutup
fibula sin 1/3 distal oblique displaced
Talak: sama kaya di atas
Komplikasi: Sama kaya di atas

BEDAH ONE SHOT


KARENA BELAJAR TEORI SAJA TIDAK CUKUP, PASIEN
ADALAH SEBAIK-BAIK TEMPAT BELAJAR
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai