PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Kemiskinan ini diliihat dari aspek ketimpangan sosial, karena ada orang yang sudah dapat
memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi masih jauh lebih rendah dibanding masyarakat
sekitarnya (lingkungannya). Semakin besar ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan
atas dan golongan bawah maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat
dikategorikan miskin, sehingga kemiskinan relatif erat hubungannya dengan masalah distribusi
pendapatan.
3. Kemiskinan subyektif
Seseorang atau sekelompok orang merasa dirinya miskin bukan hanya karena tidak
mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya tetapi mereka merasa miskin karena
membandingkan dirinya dengan orang lain yang menurutnya mempunyai kehidupan dan status
sosial ekonomi yang lebih baik. Demikian pula sebaliknya, ada orang atau sekelompok orang
yang memandang orang lain sebagai orang miskin karena membandingkan kemampuan dirinya
terhadap ketidakmampuan orang atau kelompok lain tersebut.
a. Individu (patologis) : Kemiskinan ini terjadi akibat dari perilaku atau pilihan dari diri manusia
itu sendiri yang tidak mau berusaha atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dll nya.
b. Keluarga: Kemiskinan ini terjadi karena tingkat pendidikan yang rendah, sehingga
mengakibatkan seseorang itu tidak bisa mencari nafkah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
kehidupannya.
c. Agensi: Kemiskinan terjadi akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan
ekonomi.
e. Alokasi dan kualitas sumber daya alam yang belum di maksimalkan potensinya.
f. Ketersediaan fasilitas umum yang sedikit dan tidak merata di berbagai wiayah menyebabkan
masyarakat kurang mendapatkan hak atas dirinya sebagai masyarakat Indonesia.
g. Penggunaan teknologi yang kurang dipahami oleh kebanyakan masyarakat akan mengakibatkan
sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
.
h. Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia: Lapangan pekerjaan yang terdapat di
Indonesia tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang ada dimana lapangan pekerjaan lebih
sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Dengan demikian banyak penduduk di
Indonesia yang tidak memperoleh penghasilan itu menyebabkan kemiskinan di Indonesia
j. Biaya kehidupan yang tinggi: Tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat
dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat.
k. Kurangnya perhatian dari pemerintah: Masalah kemiskinan bisa dibilang menjadi maslah Negara
yang semakin berkembang setiap tahunnya
2. Dampak Kemiskinan
Dampak kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan penyebab yang berbeda
memunculkan akibat yang berbeda juga. Beberapa dampak dari kemiskinan yang cukup sering
kita jumpai di masyarakat yaitu:
a. Pengangguran
Misalnya saja harga beras yang semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk
membeli beras, maka mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang tak dapat
memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi masa depan
sehingga akan mendapat kesulitan untuk waktu yang lama.
b. Kriminalitas
d. Kesehatan
Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat
kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan
yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini
menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar di kalangan masyarakat
miskin di indonesia.
e. Generasi Muda/Penerus
Buruknya generasi muda adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-
anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak-anak itu
sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara berfikir mereka.
Contohnya adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal, tidur dijalan,
tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lain sebagainya. Dampak kemiskinan pada
generasi penerus merupakan dampak yang panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya
mendapatkan hak mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan lain
sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan
berdampak pada generasi penerusnya.
f. Konflik Sosial
Konflik sosial bernuansa SARA. Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat
ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi masyarakat miskin yang akutTerlebih lagi fenomena
bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak langsung terhadap meningkatnya
jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya
terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia. Baik di perdesaan maupun perkotaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kemiskinan di Indonesia sudah sangat berat ini karena kurangnya kerjasama
antara pemerintah, masyarakat dan juga pihak terkait yang seharusnya bisa menyelesaikan
masalah kemiskinan di indonesia. Namun, bukan berarti masalah kemiskinan di Indonesia tidak
bisa di selesaikan.
Bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat
yang adil dan makmur. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini juga
selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena pada
dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi
masalah yang berkepanjangan.
B. Saran
Kajian secara ilmiah terhadap berbagai fenomena yang berkaitan dengan kemiskinan,
seperti faktor penyebab proses terjadinya kemiskinan atau pemiskinan dan indikator-indikator
dalam pemahaman gejala kemiskinan serta akibat-akibat dari kemiskinan itu sendiri, perlu
dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten/kota dengan dibantu para peneliti perlu
mengembangkan sendiri sistem pemantauan kemiskinan di daerahnya, khususnya dalam era
otonomi daerah sekarang.