DIARE
DIARE
Disusun Oleh:
Keperawatan B
Kelompok 2
Ulfa Wildana Hasan
70300116051
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2018
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak sepert, dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang
B. Klasifikasi Diare
1. Diare Akut
Diare akut yaitu, Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
2. Disentri
Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri
3. Diare persisten
Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara
terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan
gangguan metabolism.
Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga
disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit
lainnya.
C. Etiologi
Anak” menyebutkan bahwa etiologi diare dibagi menjadi beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor infeksi
enterocoliticia.
2005).
2005).
2. Faktor malabsorbsi:
Pada bayi dan anak terpenting dan sering ialah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak
4. Faktor psikologis, seperti rasa takut dan cemas. Namun hal ini jarang
dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar (Uripi,
2004).
E. Patofisiologi
yang dapat secara lansung merusak vili usus halus sehingga mengurangi luas dan
ulserasi mukosa dan pembentukan abses yang diikuti oleh respon inflamasi.
Toksin bakteri dapat mempengaruhi proses selular baik di dalam usus maupun
diluar usus. Enterotoksin Eschercia coli yang tahan panas akan mengaktifkan
uremik. Bakteri noninvasif dan protozoa lainnya dapat melekat pada dinding usus
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja
cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah
daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin
asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang
tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum
atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau
banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak.
Berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar
menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan,
sedang, dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi
G. Komplikasi
Akibat kehilangan cairan dan elektrolit dari dalam tubuh secara mendadak
4. Hiponatremia
5. Syok hipovolemik
6. Asidosi
A. Pengkajian
1992 adalah
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir
mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan
konsistensi encer.
8. Kebutuhan dasar.
9. Pemerikasaan fisik.
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
b. Pemeriksaan sistematik :
e. Pemeriksaan penunjang.
2) Diare kronis
menyingkirkan giardiasis.
mikroskop. Pada kasus yang lebih sulit, kadar lemak tinja harus
pankreas.
tunggal dan belum mereda setelah 5-7 hari, maka harus dilakukan
pemeriksaan berikut:
nilai diasnostik.
Hardhi, 2013).
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Kriteria hasil :
< 40 x/mnt )
Intervensi :
kehilangan cairan 1 lt
d. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr
Kriteria Hasil:
Intervensi :
Kriteria Hasil :
a. Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
dan benar
Intervensi :