Bunga
Bunga
Artikel atau bagian artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya
sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan
referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-
waktu oleh Pengurus.
"Puspa" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Puspa (disambiguasi).
Sebuah poster dengan bunga atau kuntum bunga yang dihasilkan oleh dua belas spesies
tanaman berbunga dari berbagai familia berbeda.
Bunga di Belanda.
Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan
berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada
bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik.
Bunga dapat muncul secara tunggal maupun bersama-sama dalam satu rangkaian. Bunga
yang muncul secara bersama-sama disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Pada
beberapa spesies, bunga majemuk dapat dianggap awam sebagai bunga (tunggal), misalnya
pada Anthurium dan bunga matahari. Satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut
floret.
Secara botani, bunga adalah bagian tanaman untuk menghasilkan biji. Penyerbukan dan
pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang lebih
lanjut membentuk buah. Pada tumbuhan berbunga, buah adalah struktur yang membawa dan
melindungi biji.
Daftar isi
1 Fungsi
2 Morfologi
3 Pembentukan dan perkembangan bunga
4 Gambar
5 Bacaan lanjutan
6 Pranala luar
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu
penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga
bertujuan memikat hewan untuk membantu penyerbukan.
Bunga juga dapat dianggap sebagai organ untuk bertahan pada kondisi kurang
menguntungkan bagi pertumbuhan. Sejumlah tumbuhan akan segera membentuk bunga
apabila mengalami kekurangan air atau suhu rendah. Contoh yang paling dikenal adalah
bunga kertas Bougainvillea. Bunga mengurangi metabolisme dan apabila tumbuhan mati, biji
diharapkan telah terbentuk sebagai usaha sintasan (survival).
Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni sehingga memiliki
arti kultural. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.
Bunga adalah daun dan batang di sekitarnya yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan
oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.
Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis
diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan
ketersediaan air (lihat bagian Bunga:Pembentukan bunga).
Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu
takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang",
simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina
(putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci
atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian
utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur [[tumbuhan
yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi
ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang
lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ
bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5)
sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.
Terbentuknya bunga sejak lama menjadi perhatian orang, karena banyak nilai ekonomi
tanaman budidaya bergantung pada pembentukan bunga. Bunga tidak akan terbentuk
sebelum jaringan tempat ia akan muncul telah mencapai tahap kematangan (maturity) tetapi
belum terlalu tua (senile).
Pada tumbuhan berbentuk pohon, jaringan yang baru terbentuk atau masih berkembang
(juvenile) akan sangat sulit membentuk bunga. Jaringan yang mencapai tahap kematangan
sering kali ditandai dengan nisbah karbon-nitrogen (nisbah C-N) yang tinggi. Kandungan
karbon tinggi karena telah banyak metabolit tertimbun dalam bentuk polisakarida dalam
jaringan tersebut. Pembentukan bunga memerlukan energi yang besar.
Nisbah C-N yang tinggi biasanya cukup sebagai pendorong terbentuknya bunga. Namun,
banyak ditemukan jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan pemicu agar bunga muncul.
Pemicu ini dapat berupa suhu rendah selama beberapa waktu (vernalisasi), panjang (durasi)
penyinaran (fotoperiodisme), dan kekurangan air (kekeringan). Gandum roti tipe winter
(musim dingin, karena ditanam menjelang musim dingin) tidak akan berbunga jika tidak
mengalami musim dingin dalam tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Anggrek merpati
memunculkan bunga apabila mengalami malam yang dingin. Berbagai kultivar yute bersifat
fotoperiodik sehingga waktu tanam sangat vital dalam menentukan hasil panen. Tanaman
kopi dikenal memerlukan periode kering sekitar dua bulan dan diikuti oleh hujan secukupnya
untuk memicu terbentuknya bunga.
Kajian yang dilakukan pada Arabidopsis thaliana, suatu tumbuhan model, menunjukkan
bekerjanya Teori ABC dalam pembentukan bunga. Substansi A diperlukan untuk membentuk
daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Substansi B diperlukan dalam pembentukan
daun mahkota dan benang sari (stamen). Substansi C diperlukan untuk terbentuknya benang
sari dan daun buah (carpellum, sebagai penyusun putik).
Alamanda
Kevin
Clivia miniata
Geranium sylvaticum
Hydrangea macrophylla
Mammilaria gigantea
Papaver nudicaule
DAFTAR PUSTAKA
Buchmann, Stephen (2016). The Reason for Flowers: Their History, Culture, Biology,
and How They Change Our Lives. Scribner. ISBN 978-1476755533.
Esau, Katherine (1965). Plant Anatomy (edisi ke-2nd). New York: John Wiley &
Sons. ISBN 978-0-471-24455-4.
Greyson, R.I. (1994). The Development of Flowers. Oxford University Press. ISBN 0-
19-506688-X.
Leins, P. & Erbar, C. (2010). Flower and Fruit. Stuttgart: Schweizerbart Science
Publishers. ISBN 978-3-510-65261-7.
Sattler, R. (1973). Organogenesis of Flowers. A Photographic Text-Atlas. University
of Toronto Press. ISBN 0-8020-1864-5.