Komunikasi merupakan suatu proses dalam menyampaikan informasi kepada orang lain. Mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dan enjadi komunikator yang efektf adalah dua hal yang berbeda. Dalam komunikasi dibutuhkan beberapa komponen yaitu: pengirim pesan, penerima pesan, pesan yang dikirimkan dan umpan balik. Pengirim pesan adalah orang yang mengawali komunikasi dengan mengirimkan pesan tertentu. Sedangkan pesan yang dimaksud dapat berupa ide, emosi dan informasi yang disampaikan secara verbal maupun non-verbal. Penerima pesan adalah orang yang menerima informasi, dimana melalui proses pengkodingan ulang pesan yang diterima. Umpan balik adalah pengiriman informasi bahwa penerima pesan telah memahami informasi yang diberikan oleh pengirim pesan. Pengiriman umpan balik dapat menggunakan bahasa verbal dan non-verbal. Hal yang terjadi selama ini, dalam proses komunikasi, penerima pesan hanya focus pada pesan yang disampaikan dan tidak memberikan umpan balik. Pengirim pesan pada umumnya juga tidak meminta umpan balik dari penerima pesan, sehingga proses komunikasi tidak berjalan dengan sempurna. Dalam proses komunikasi terdapat tanggung jawab dari pengirim informasi dan penerima informasi. Pengirim informasi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pesan terkirim dengan baik, pesan dapat dipahami oleh penerima pesan dan lingkungan yang ada di sekitar komunikasi kondusif. Sehingga apabila penerima pesan tidak memahami informasi yang kita berikan, maka menjadi tanggung jawab kita untuk memastikan pemahaman penerima pesan. Kewajiban dari penerima pesan adalah mendengarkan informasi yang diberikan oleh pengirim pesan. Selanjutnya, memberikan umpan balik agar pengirim pesan dapat memastikan bahwa informasi yang diberikan telah dapat dipahami. Pada umumnya, umpan balik jarang diberikan pada proses komunikasi, sehingga terjadi kesalahpahaman informasi yang diberikan. Dalam konteks terapi obat, kesalahan pemahaman dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan dan akan merugikan pasien. Prinsip komunikasi yang harus dilaksanakan selama proses komunikasi terjadi adalah; arti pesan, konsistensi Bahasa verbal dan non-verbal, mencegah kesalahpahaman dan penyamaan persepsi. Dalam proses komunikasi, mengartikan pesan atau informasi yang disampaikan menjadi inti dari pemahaman pesan atau informasi tersebut. Perbedaan makna sering terjadi pada kata-kata yang sama. Dalam Bahasa Indonesia, jarang ditemukan kata- kata yang bermakna sama, akan tetapi dalam Bahasa daerah, berbagai daerah dapat mempunyai kata-kata sama dengan arti yang berbeda. Sebagai contoh kata “banyak” dalam Bahasa Indonesia berarti jumlahnya banyak, namun dalam Bahasa Jawa bisa berarti nama hewan (angsa: red). Pada pelayanan informasi obat, beberapa kata-kata menimbulkan arti yang berbeda. Sebagai contoh, obat diminum bersama banyak air putih. Jika tidak dijelaskan berapa gelas air putih yang harus diminum bersama obat, maka pasien akan membuat asumsi sendiri jumlah air yang diminum dalam arti “banyak”. Oleh karena itu, jumlah air putih yang akan diminum harus didefinisikan dengan jelas, contoh 3 gelas air putih. Ketidakkonsistensi antara Bahasa verbal dan non-verbal, seringkali terjadi pada saat pemberi pesan atau informasi menyembunyikan pesan atau informasi sesungguhnya. Salah satu contoh ketidakkonsistensi adalah pada saat seseorang mengatakan bahwa dia baik-baik saja, namun tampak mukanya merah dan nafas tersengal-sengal karena menahan emosi. Kesalahahaman sering terjadi pada saat proses komunikasi. Untuk menghindari kesalahpahaan ini, pemberi informasi sebaiknya memahami latar belakang, pekerjaan dan pengalaman dari penerima pesan atau informasi. Sebagai contoh, pasien yang menerima obat untuk pertama kali, perlu pemahaman lebih mengenai obat dan informasi penting lain yang berkaitan dengan obat tersebut. Sebaiknya pasien yang sudah sering mengkonsumsi obat yang sama, akan menerima informasi lebih mudah. Hal yang menyebabkan kesalahpahaman antara lain; usia tua, jenis kelamin, dan ras. Untuk memastikan pemahaman pasien mengenai obat, maka lebih baik didahului dengan eksplorasi pemahaman dan pengalaman pasien ketika minum obat. Jika pasien mempunyai pengalaman negative ketika minum obat tersebut, maka pasien akan menolak untuk mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan obat tesebut. Persepsi adalah proses dimana ketika kita sudah menerima pesan, maka pesan akan diartikan berdasarkan persepsi yang kita buat. Persepsi yang kita buat berdasarkan informasi yang kita terima, juga dipengaruhi oleh persepsi kita terhadap pemberi informasi. Hal ini disebut juga stereotype. Contoh pasien usia lanjut pada umumnya kurang pendengarannya, pasien dengan gangguan jiwa tidak akan patuh minum obat. Kunci keberhasilan dalam komunikasi adalah komunikasi singkat dan cepat, dokumentasi, mendengarkan aktif dan empati.
Terdapat 12 prinsip komunikasi yaitu:
a. Komunikasi adalah proses simbolik
b. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi c. Komunikasi mempunyai domensi isi dan hubungan d. Komunikasi berlangsung pada beberapa tingkat kesengajaan e. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu f. Komunikasi bersifat sistematik g. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi h. Kemiripan latar belakang budaya i. Komunikasi bersifat nonsekuensial j. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transsaksional k. Komunikasi bersifat irreversible