Anda di halaman 1dari 5

1. Kenapa anda memilih judul tersebut?

Sebelum saya melakukan penelitian, terlebih dahulu saya melakukan pra penelitian awal dengan

mendatangi sekolah yang bersangkutan, melakukan wawancara dengan guru setempat serta

mengamati proses belajar mengajar. Dari kegiatan pra penelitian itulah diperoleh sebuah masalah

atau fenomena yang dipaparkan di latar belakang masalah. Jadi pada intinya judul yang saya ambil

berdasarkan masalah atau fenomena yang ada di tempat penelitian.

2. Masalahnya apa / Kenapa anda memilih Kemampuan berpikir kritis untuk di teliti?

Persentasi awal………..

berdasarkan tindak lanjut pra penelitian awal dimana saya mengamati proses belajar mengajara

dan dapat menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir siswa di kelas 8 masaih sangat rendah,

kemudian tindak lanjutnya adalah saya mencoba membagikan 5 soal essai yang berorientasi kepada

indikator kemampuan berpikir kritis kemudian di analisis berdasarkan rubrik yang ada dan

kesimpulannya kemampuan berpikir kritis siswa kelas 8 memang sangat rendah. Maka dari itulah

saya memilih kemampuan berpikir kritis untuk diteliti.

3. Kenapa anda memilih SMP 3 kuningan untuk dijadikan tempat penelitian?

Ya karna di SMP 3 kuningan terdapat fenomena atau masalah yang membuat saya tertarik untuk

memeliti lebih jauh. Kalau misalkan disana tidak ada masalah mungkin saya akan pergi ke sekolah

yang lain.

4. Bagaimana Penemuan hasil penelitian anda ? ( PEMBAHASAN DI BAB IV )

5. Sebutkan hambatan-hambatan pada saat melakukan penelitian ?


Hambatan yang dialami pada saat melakukan penelitian adalah kurangnya saran dan prasarana

penunjang kegiatan belajar dalam hal ini adalah infokus. Alokasi waktu yang cukup lama, siswa

belum terbiasa menggunakan model seperti ini jadi beberapakali guru harus mengulangi instruksi

yang di berikan.

6. Metode penelitian yang digunakan?

Medote kuantitatif karana ada variable-variabel yang harus diketahui pengaruhnya antara variable

satu dengan variable yang lainnya.

7. Teknik Penelitian yang digunakan?

Menggunakan angket dan melakukan test yang meliputi pretest dan posttest

8. Pendekatan penelitian?

Kuantitatif

9. Kesimpulan dari penelitian, sudah menjawab permasalahan?

Kesimpulan ada di bab V dan sudah menjawab permasalahan

10. Variabel dalam Penelitian?

Model CTL Tipe Inkuiri Sebagai Variabel Independen

Motivasi Belajar Sebagai variable Moderator

Kemampuan berpikir kritis siswa sebagai variable dependen

11. Cara menentukan jumlah sampel?


Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampel dimana saya mengambil kelas

yang memiliki karakteristik relative sama atau tidak jauh berbeda

12. Bagaimana cara mengukur Validitas?

Instrumen penelitian diujicobakan kepada siswa diluar kelas eksperimen dan kontrol

sebanyak 30 orang. Kemudian hasil tes diolah untuk mengetahui tingkat validitas .

13. Apakah penelitian anda benar-benar didukung teori.

Teori Konstruktivisme memiliki pandangan bahwa pembelajaran harus berpusat pada

siswa (student centered), dengan menerapkan pembelajaran “student centered learning strategis”

maka pembelajaran konstruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini

berlangsung yang cenderung berpusat pada subjek belajar. Peran guru dalam pembelajaran

menurut teori konstruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator (Cahyo, 2013: 176).
Depdiknas (2003:5) mendefinisikan pendekatan pembelajaran kontekstual sebagai

berikut:

Pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning adalah


konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat huhungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif,yakni: Kontruktivisme
(contrustivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modelling), dan penilaian sebenarnya (authentic
assessment).

Metode Inkuiri menurut Hanafiah (2009:77) merupakan suatu rangkaian kegiatan


pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan
sendiri pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

John Dewey (Fisher, 2007: 2) berpikir kritis adalah pertimbangan yang aktif, persistent

(terus menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima

begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan

lanjutan yang menjadi kecenderungannya.

Penelitian dari Ilah yang berjudul Pengaruh model pembelajaran problem based learning metode
inkuiri terhadap keterampilan berpikir kritis dengan variable moderator IQ

Persamaan dalam penelitian ini terletak pada variable dependent yaitu kemampuan berpikir
kritis dan dalam pengolahan data menggunakan anova dua jalur. Sedangkan perbedaannya
adalah dalam penelitian ini menggunakan model Pembelajaran PBL tipe inkuiri dengan variable
moderator IQ.

untuk mengetahui interaksi dari kedua variable tersebut dalam mempengaruhi kemampuan
berpikir kritis

Anda mungkin juga menyukai