PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (2010) obat paten merupakan obat baru yang
diproduksi dan dipasarkan oleh sebuah perusahaan farmasi yang memiliki hak paten
untuk membuat obat baru tersebut, yang ditemukan berdasarkan serangkaian uji klinis
yang dilakukan oleh perusahaan farmasi tersebut sesuai aturan yang telah ditetapkan
secara internasional. Obat yang telah diberi hak paten tidak boleh diproduksi dan
dipasarkan oleh perusahaan farmasi lainnya tanpa seizin pemilik hak paten. Di
Indonesia, hak paten suatu obat adalah selama 20 tahun. Bila telah habis masa patennya,
maka hak paten tidak dapat diperpanjang dan obat sudah dapat diproduksi oleh
perusahaan farmasi lain, baik dalam bentuk obat generik berlogo maupun obat generik
bermerek.
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan negara kepada investor kepada hasil
invesinya dibidang teknologi, yang untuk waktu tertentu melibatkan invesinya tersebut atau
diberikan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi adalah ide investor yang
dituangkan ke dalam suatu kegiatan penyelesaian masalah yang spesifik di bidang teknologi
dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau
proses. Investor adalah salah satu atau beberapa orang yang bersama-sama melakukan ide yang
dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. Masa berlaku paten di Indonesia
adalah 20 tahun. Selama 20 tahun itu, perusahaan farmasi memiliki hak eksklusif di Indonesia
untuk memproduksi obat yang didukung.”
Obat generik berlogo yang lebih umum disebut obat generik saja adalah obat yang
menggunakan nama zat berkhasiatnya dan mencantumkan logo perusahan farmasi yang
memproduksinya pada kemasan obat, sedangkan obat generik bermerk adalah obat yang
diberi merk dagang oleh perusahaan farmasi yang memproduksinya. (Ikatan Dokter
Indonesia, 2010)
Obat generik berlogo (OGB) diluncurkan pada tahun 1991 oleh pemerintah
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kelas menengah kebawah akan
obat. Jenis obat ini mengacu pada Daftar Obat Esencial Nasional (DOEN) yang
merupakan obat esensial untuk penyakit tertentu. (Kebijakan Obat Nasional, 2006)
obat generik jauh lebih rendah dibandingkan dengan obat paten, karena selama ini Siswa
Kelas XI IPA 7 SMA Negeri 2 Sragen terbiasa mengkomsumsi obat paten yang diakui
jauh lebih baik. Selain itu juga Siswa Kelas XI IPA 7 SMA Negeri 2 Sragen pada
umumnya berasumsi bahwa harga obat berpengaruh terhadap kualitas suatu produk obat.
kesehatan teutama bagi Siswa Kelas XI IPA 7 SMA Negeri 2 Sragen yang orang tuanya
berpenghasilan rendah. Selain rendahnya tingkat pengetahuan Siswa Kelas XI IPA 7 SMA
Negeri 2 Sragen akan obat generik dan obat paten, faktor lainnya yang menyebabkan
rendahnya penggunaan obat generik berdasarkan Kebijakan Obat Nasional, adalah akses
obat kepada masyarakat umum terutama Siswa Kelas XI IPA 7 SMA Negeri 2 Sragen,
ketersediaan obat di berbagi daerah dan harga obat yang masih mahal (Medicastore, 2006)
Sejalan dengan pernyataan di atas, penulis sering mengamati siswa maupun siswi
SMA Negeri 2 Sragen yang berada di ruang Unit kesehatan sekolah (UKS) ketika
menggunakan atau mengonsumsi obat tanpa memerhatikan jenis dari obat paten maupun
obat generik tersebut. Pemandangan seperti itu sangat sering terjadi di SMA Negeri 2
Sragen terutama di Kelas XI IPA 7. Terkait hal ini sangat penting bagi siswa terutama
kelas XI IPA 7 SMA Negeri 2 Sragen selain dapat membedakan antara obat paten dan
obat generik diharapkan siswa maupun siswi tidak mengalami kesalahpahaman tentang
peredaran obat paten dan obat generik dipasaran terutama di lingkup SMA Negeri 2
Sragen.
Berdasarkan teori dan data di atas, maka penulis terarik untuk mengadakan
penelitian dengan memilih judul “Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas XI IPA 7 SMA
Negeri 2 Sragen Terhadap Obat Paten dan Obat Generik Yang Beredar di Pasaran”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa:
obat paten. Sebagai bahan untuk menambah ilmu pengetahuan, sehingga diharapkan
penggunaan obat generik. Sebagai bahan referensi untuk siswa yang akan melakukan
penelitian selanjutnya.
b. Bagi Guru:
Sebagai bahan untuk memberikan ilmu pengetahuan, sehingga diharapkan siswa dapat
mengetahui informasi tentang obat paten. Sebagai bahan untuk memberikan ilmu
pengetahuan, sehingga diharapkan siswa dapat mengetahui informasi tentang obat
generik.
Diharapkan peneliti yang lain dapat mengetahui perbedaan antara obat paten dan obat
penelitian, dan diharapkan juga peneliti lain dapat memberikan informasi yang
d. Bagi Pembaca:
Diharapkan pembaca dapat membedakan antara obat paten dan obat generik. Dan
diharapkan juga pembaca dapat memanfaatkan keuntungan obat paten dan obat generik
e. Bagi Sekolah:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi bagi warga
SMA Negeri 2 Sragen tentang tingkat pengetahuan siswa Kelas XI IPA 7 SMA Negeri
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari suatu kumpulan proses pemikiran
individu. Proses ini adalah kumpulan dari berbagai pemikiran yang akhirnya sampai
pada sebuah kesimpulan disebut suatu pengetahuan. Proses mendapatkan
pengetahuan adalah hasil individu dipengaruhi oleh pengalaman persepsi, kognisi, dan
memori yang dimiliki, sehingga pada dasarnya setiap orang memiliki
pengetahuan terhadap suatu objek yang berbeda-beda maknanya yang bersifat
sangat subjektif. Hakikat suatu pengetahuan juga bersifat derajat, maksudnya
adalah suatu fakta yang berdasar dari persepsi dan dijelaskan dengan
argumentasi yang sederhana. Pada dasarnya, usaha manusia untuk mendapatkan
pengetahuan didasarkan pada tiga pokok masalah, yakni : apakah yang ingin
kita ketahui , bagaimanakah cara kita mendapatkan pengetahuan tersebut, dan
apakah nilai pengetahuan itu bagi kita.
Kemampuan suatu individu dalam melalukan proses nalar merupakan
titik awal manusia mampu mengembangkan pengetahuan. Penalaran adalah
prosesberpikir dalam menarik suatu kesimpulan dalam wujud pengetahuan. Proses
berpikir itulah merupakan kegiatan untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang
benar.Terdapat dua ciri individu berpikir dengan nalar. Pertama, adanya pola pikir
secara luas yaitu logika. Segala bentuk penalaran pasti memiliki logika sendiri. Kedua,
sifat analitik yaitu lebih mengarah pada proses berpikirnya, dimana pada saat
proses berpikir itu melibatkan diri secara sadar dalam menganalisis logika
penalarantertentu. Berdasarkan dari berbagai definisi pengetahuan, dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan adalah suatu hasil dari proses berpikir manusia
yang diterima oleh satu atau lebih panca indera dan menghasilkan suatu
kesimpulan yang bersifat subjektif. Bersifat subjektif, karena setiap individu memiliki
makna pengetahuan yang berbeda-berbeda berdasarkan pengelaman yang telah dialami
dan persepsi subjektif yang diterima. Terdapat dua teori yang berbeda dalam memaknai
arti dari pengetahuan. (Nurul Fajriani,2014)
Metode ini beranggapan bahwa sebenarnya manusia tidak dalam proses
belajar mengenai sesuatu hal untuk mendapatkan pengetahuan tetapi manusia
hanya menggunakan ingatannya yang lalu dalam artian “ mengingat kembali apa
yang telah dia ketahui” tentang suatu objek pengetahuan tertentu. Pengalaman
panca indera manusia memberikan pengaruh yang besar dalam merespon suatu
ingatan. Honer dan Hunt (dalam Suriasumantri) Plato dan Descartes berasumsi
bahwa pengetahuan yang benar, sebenarnya sudah ada dalam diri kita namun
dalam bentuk sebuah ide, yang didapatkan dari sifat bawaan manusia bukan
didapatkan dari porses belajar. Empirisme dalam mencari suatu pengetahuan, menurut
pandangan ini adalah hasil dari usaha manusia yang bersifat mutlak dan berlangsung
dalam jangka waktu yang lama. Dan didapatkan dari pengalaman setiap manusia.
Menurut pandangan empirisme suatu pengetahuan dapat di organisasikan atau
dikelompokkan berdasarkan tanda-tanda dari berbagai macam pengelaman yang
diperoleh. Dalam artian jika suatu objek memiliki sifat dan bentuk yang sama
dengan objek lain,kecenderungan kedua objek tersebut dikelompokkan merupakan
suatu pengetahuan yang sama. Locke (dalam Suriasumantri) Pengetahuan yaitu
suatu hasil dari proses neurokimiawi berasal dari objek yang ada di lingkungan,
kemudian direspon oleh salah satu atau lebih dari panca indera. Sehingga hasil
dari rangsangan tersebut menghasilkan suatu perubahan secara materi atau elektris di
dalam diri yaitu didalam otak manusia.
Pengetahuan dicakup dalam Domain Kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :
1. Tahu (Know)
(recaal) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dirangsang yang
telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
3. Aplikasi (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
organisasi. Dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
5. Sintesis (Synthesis)
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
6. Evaluasi (Evaluation)
suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
a. Umur
Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
diperoleh.
b. Pendidikan
c. Sosial Ekonomi
B. Hakikat Siswa
Menurut Nata (dalam Aly, 2008) kata murid diartikan sebagai orang yang
menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan
kepribadian yang baik sebagai bekal hidupnya agar bahagia dunia dan akhirat dengan
jalan belajar sungguh-sungguh. Disamping kata murid dijumpai istilah lain yang sering
digunakan dalam bahasa arab, yaitu tilmidz yang berarti murid ataup elajar, jamaknya
talamidz. Kata ini merujuk pada murid yang belajar di madrasah. Kata lain yang
berkenaan dengan murid adalah thalib, yang artinya pencari ilmu, pelajar, mahasiswa.
Mengacu dari beberapa istilah murid, murid diartikan sebagai orang yang berada dalam
taraf pendidikan, yang dalam berbagai literatur murid juga disebut sebagai anak didik.
Sedangkan Dalam Undang-undang Pendidikan No.2 Th. 1989, murid disebut peserta
didik Muhaimin dkk (2005). Dalam hal ini siswa dilihat sebagai seseorang (subjek
didik), yang mana nilai kemanusiaan sebagai individu, sebagai makhluk sosial yang
mempunyai identitas moral, harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal
dan kriteria kehidupan sebagai manusia warga negara yang diharapkan.
Menurut Arifin (2000) menyebut “murid”, maka yang dimaksud adalah
manusia didik sebagai makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan atau
pertumbuhan menurut fitrah masing-masing yang memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal yakni kemampuan fitrahnya.
Akan tetapi dalam literatur lain ditegaskan, bahwa anak didik (murid) bukanlah hanya
anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tua, bukan pula anak
yang dalam usia sekolah saja. Pengertian ini berdasar atas tujuan pendidikan, yaitu
manusia sempurna secara utuh, untuk mencapainya manusia berusaha terus menerus
hingga akhir hayatnya. Maka dapat disimpulkan, pengertian murid sebagai orang yang
memerlukan ilmu pengetahuan yang membutuhkan bimbingan danar ahan untuk
mengembangkn potensi diri (fitrahnya) secara konsisten melalui proses pendidikan dan
pembelajaran, sehingga tercapai tujuan yang optimal sebagai manusia dewasa yang
bertanggung jawab dengan derajat keluhuran yang mampu menjalankan fungsinya
sebagai khalifah di bumi (Jakarta: Kompas, 2001).
Muhaimin dkk (2005) Adapun sifat-sifat dari anak didik (siswa) memiliki sifat umum
antara lain :
Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama dagang
si pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang
Obat paten hanya diproduksi oleh pabrik yang memiliki hak paten sehingga
umumnya dijual dengan harga yang tinggi karena tidak ada kompetisi. Hal ini biasanya
untuk menutupi biaya penelitian dan pengembangan obat tersebut serta biaya produksi
yang tidak sedikit. Tanpa izin pemilik hak paten, obat ini tidak boleh ditiru, diproduksi
dan dijual dengan nama generik dari pabrik lain. Obat paten diproduksi melalui
penelitian yang bertahap, rumit dan panjang. Setelah melewati berbagai uji baik
laboratorium, uji pada hewan percobaan maupun pada manusia dan terbukti lolos atau
memiliki efek terapi yang baik dan efek sampingnya minimal maka obat ini dipatenkan
untuk kemudian dijual. Obat paten yang sudah diproduksi dan dijual dalam waktu yang
lama akhirnya mencapai masa di luar hak paten. Jika masa berlaku hak paten ini habis,
maka obat paten dapat diproduksi oleh siapa saja dan biasanya disebut dengan obat
Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat enzim yang berperan dalam produksi
prostaglandin. Prostaglandin merupakan senyawa yang dilepaskan tubuh yang
menyebabkan peradangan dan rasa sakit. (Siswandono dan Soekardjo, B., 2000)
Merk dagang: Arfen, Arthrifen, Brufen, Bufect, Bufect Forte, Farsifen, Farsifen Forte,
Iprox, Ostarin, Proris, Proris Forte, Prosic, Prosinal, Rhelafen, Rhelafen Forte,
Spedifen, Yarifen
2. Asam Mefenamat
Asam mefenamat merupakan obat anti inflamasi nonsteroid (AINS) yang
banyak digunakan oleh para pemakai, namun senyawa ini juga memiliki efek samping
yang merugikan bila dikonsumsi secara peroral seperti iritasi saluran cerna, mual, diare
dan nyeri abdominal sehingga konsumen tidak dapat meneruskan penggunaannya
(Siswandono dan Sukarjo, 2000). Berdasarkan hal tersebut dianggap perlu adanya suatu
usaha untuk mengembangkan suatu produk yang dapat mengurangi efek samping dari
obat dan diharapkan pasien dapat mengunakan obat tersebut tanpa adanya keluhan
apapun. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memformulasi obat
tersebut dalam bentuk sediaan supositoria.
Merek dagang: Allogon, Asimat, Datan, Dogesic, Femisic, Lapistan, Maxstan,
Mefinal, Pehastan, Poncofen
3. Diazepam
Diazepam adalah salah satu jenis obat benzodiazepine yang dapat memengaruhi
sistem saraf otak dan memberikan efek penenang. Diazepam bekerja dengan cara
mempengaruhi neurotransmiter, yang berfungsi memancarkan sinyal ke sel otak. Obat
ini digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan, insomnia, kejang-kejang, gejala
putus alkohol akut, serta digunakan sebagai obat bius sebelum operasi.
Diazepam tidak disarankan untuk digunakan secara jangka panjang, dan maksimal
umumnya hanya sekitar 4 minggu. Efek obat ini bisa bertahan selama beberapa jam
atau bahkan beberapa hari setelah dikonsumsi. (Siswandono dan Soekardjo, B., 2000)
Merek dagang: Prozepam, Valdimex, Trazep, Valisanbe
4. Piroksikam
Piroksikam merupakan salah satu obat analgesik yang mempunyai waktu paruh
yang panjang. Piroksikam mempunyai rumus kimia C15H13N3O4S dengan nama 4
Hidroksi - 2-metil-N-2-piridil-2H-1,2-benzoyiazin-3-karboksamida1,1-
dioksida.Piroksikam mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%
C15H13N3O4S (Ditjen POM,1995). Pemerian serbuk hampir putih atau coklat terang
atau kuning terang, tidak berbau, bentuk monohidrad berwarna kuning. Sangat sukar
larut dalam air, dalam asam – asam encer dan sebagian besar pelarut organik. Sukar
larut dalam etanol dan dalam larutan alkali mengandung air. Edentifikasi spektrum
serapan ultraviolet larutan (1 dalam 100.000) dalam asam klorida– metanol
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada piroksikam BPFI (Ditjen POM,1995).
5. Difenhidramin
Difenhidramin merupakan generasi pertama obat antihistamin. Dalam proses
terapi difenhidramin termasuk kategori antidot, reaksi hipersensitivitas, antihistamin
dan sedatif. Memiliki sinonim Diphenhydramine HCl dan digunakan untuk mengatasi
gejala alergi pernapasan dan alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang yang
sulit tidur, mencegah mabuk perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi
topikal.
Diphenhydramine merupakan am ine stabil dan cepat diserap pada pemberian secara
oral,dengan konsentrasi darah puncak terjadi pada 2-4 jam. Di dalam tubuh dapat
terdistribusimeluas dan dapat dengan segera memasuki system pusat saraf, sehingga
dapatmenimbulkan efek sedasi dengan onset maksimum 1-3 jam. Diphenhydramine
memilikiwaktu kerja/durasi selama 4-7 jam. Obat tersebut memiliki waktu paruh
eliminasi 2-8 jamdan 13,5 jam pada pasien geriatri. Bioavailabilitas pada pemakaian
oral mencapai 40%-60% dan sekitar 78% terikat pada protein. Sebagian besar obat ini
dimetabolisme dalamhati dan mengalami first-pass efect , namun beberapa
dimetabolisme dalam paru-paru dansystem ginjal, kemudian diekskresikan lewat urin.
(Siswandono dan Sukarjo, 2000)
3. Mutu Obat Paten
Pada prinsipnya tіdаk ada уаng perbedaan уаng ada dalam khasiat, mutu, serta
keamanan dаrі obat generik dan obat paten, ataupun pada kandungan zat уаng dimiliki.
Karena pada dasarnya saat melakukan produksi pada obat generik јugа menerapkan
proses produksi уаng baik, seperti proses produksi obat paten. Ada уаng lebih bermutu,
ada уаng ѕаmа saja. Bеbеrара obat paten mempunyai teknologi уаng mеrеkа
kembangkan sendiri dan ѕudаh dipatenkan уаng tіdаk terdapat pada obat generik.
Misalnya ѕаја Eritromisin generik tіdаk dikunyah, nаmun Erisanbe Chewable bіѕа
dikunyah dan bagi bеbеrара orang cara іnі lebih nyaman dan efektif. Beberapa obat
paten јugа memiliki teknologi untuk mengurangi bau obat уаng mungkіn bіѕа membuat
bеbеrара orang mual. Obat paten tertentu јugа memiliki sistem “pelepasan berkala” dі
mаnа obat аkаn larut perlahan-lahan, sehingga obat уаng sebelumnya harus diminum 3
kali sehari bіѕа diminum satu kali ѕаја pada pagi hari dеngаn teknologi “pelepasan
“Paten adalah hak eksklusif yang diberikan negara kepada investor kepada hasil
invesinya dibidang teknologi, yang untuk waktu tertentu melibatkan invesinya tersebut atau
diberikan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi adalah ide investor yang
dituangkan ke dalam suatu kegiatan penyelesaian masalah yang spesifik di bidang teknologi
dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau
proses. Investor adalah salah satu atau beberapa orang yang bersama-sama melakukan ide yang
dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. Masa berlaku paten di Indonesia
adalah 20 tahun. Selama 20 tahun itu, perusahaan farmasi memiliki hak eksklusif di Indonesia
untuk memproduksi obat yang didukung.”
hal yang harus selalu ditekankan adalah bahwa Obat Generik, Branded
Generik memiliki khasiat dan keamanan yang sama dengan Obat Paten.
Jadi mindset bahwa Obat Paten dan Branded lebih berkhasiat daripada Obat Generik
adalah salah, karena ketiganya telah melalui pengujian dengan standar yang sama
ketatnya sebelum dipasarkan ke masyarakat.
Obat Paten dan Branded bisa lebih mahal karena ada biaya ekstra yang dikeluarkan
untuk pemasaran (misal iklan di televisi, jenis dan desain kemasan produk, dan
sebagainya) sementara Obat Generik tidak memerlukan biaya ekstra untuk pemasaran.
Oleh sebab itu Obat Generik biasanya lebih banyak dimasukkan ke dalam daftar tender
jaminan kesehatan semacam BPJS supaya dapat diakses seluruh pasien dari berbagai
kalangan. Irmina Gultom,2017)
Obat generik adalah obat yang sama dengan zat berkhasiat yang dikandungnya,
sesuai nama resmi International Non Propietary Names yang telah di tetapkan dalam
dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat
mengasumsikannya sebagai obat kelas dua, artinya mutunya kurang bagus. Obat
generic pun kerap dicap obat bagi kaum tak mampu karena harganya yang terbilang
murah membuat masyarakat tidak percaya bahwa obat generic sama berkualitasnya
dengan obat bermerk. Kualitas obat generik tidak kalah dengan obat bermerk karena
persyaratan ketat dalam Cara-cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang
Para ahli farmasi menyatakan bahwa obat paten dan obat generik sama sekali
tidak berbeda, kecuali pada nama dan harganya, harganya yang jauh lebih murah bukan
berarti mutunya rendah, atau dibuat dari baku yang bermutu rendah, tetapi karena
banyak factor-faktor biaya yang dapat dipangkas dalam produksi dan pemasaran
misalnya pada biaya pengemasan dan juga biaya dalam periklanan, selain itu promosi
Obat generik berlogo yang lebih umum disebut obat generik saja adalah obat
jadi yang menggunakan nama zat berkhasiatnya (nama generik) yang diedarkan
dengan mencantumkan logo khusus untuk penandaanya pada kemasan obat
(Depkes RI, 1996) dan merupakan obat yang telah habis masa patennya (off
patent), sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu
membayar royalti.
Obat Generik dalam kemasan obat dapat dikenali dengan logo lingkaran hijau
bergaris- garis putih dengan tulisan "Generik" di bagian tengah lingkaran. Logo
tersebut menunjukan bahwa OGB telah lulus uji kualitas, khasiat dan keamanan
sedangkan garis-garis putih menunjukkan OGB dapat digunakan oleh berbagai
lapisan masyarakat
b. Obat Generik Bermerek
Obat Generik Bermerek adalah obat generik tertentu yang diberi nama atau
merek dagang sesuai kehendak produsen obat. Biasanya salah satu suku katanya
mencerminkan nama produsennya. Contoh: natrium diklofenak (nama generik). Di
pasaran memiliki berbagai nama merek dagang, misalnya: Voltaren, Voltadex,
Klotaren, Voren, Divoltar, dan lain-lain. Obat Generik Bermerek biasanya
mempunyai harga yang lebih mahal dari Obat Generik Berlogo namun lebih murah
dari Obat Paten. (Depkes RI, 1996)
paten atau obat generik. Namun untuk meningkatkan akses terapi bagi masyarakat
Bila kebijakan penggunaan obat generik dapat diterapkan, maka banyak manfaat yang
Saat ini obat generik diproduksi oleh perusahaan milik negara, yaitu PT Kimia
harga Obat Generik. Menurut Syamsul Arifin Sekretaris Jendral GP Farmasi, itu sudah
Salah satu tempat yang membuka pelayanan obat generik adalah rumah sakit,
dimana seorang apoteker mempunyai peranan penting dalam pelayanan obat generik,
terutama praktek profesi kefarmasian di instalasi rumah sakit antara lain dalam bentuk
pelayanan informasi kepada masyarakat tentang obat pilihan alternatif berupa obat
Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian
profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat, dan tidak diizinkan mengganti
oba generik yang ditulis dalam resep dengan obat paten (Arif M, 2007)
sesuai kebutuhan. Ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/068/1/2010 yang baru saja diterbitkan, salah satu rencana aksinya
KERANGKA PEMIKIRAN
Perbandingan Umum
Analisis Masalah
Solusi
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang akan diangkat oleh peneliti berada di SMA Negeri 2 SRAGEN
yang beralamatkan di Jl. Anggrek no. 34, Sragen Kulon, Kecamatan Sragen, Kabupaten
Sragen, Jawa Tengah 57212.
2. Waktu penelitian
B. Sumber Data
1. Dokumen
Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan
Sedangkan data sekunder berupa data yang diperoleh dari artikel tentang tingkat
pengetahuan siswa terhadap peredaran obat paten dan obat generic di pasaran atau
dokumen sudah lama yang digunakan dalam penelitian sebagai sumber data.
2. Informan
C. Metode Penelitian
1. Wawancara
2. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang kedua dalam proses penelitian ini adalah
Pengolahan data :
4. Sampel
Sampel merupakan subjek penelitian yang digunakan dalam pembuatan
penelitian ini. Sampel penelitian ini adalah perwakilan kelas XI IPA 7 di SMA Negeri
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu. Penentuan sampelnya adalah menggunakan tabel krejcie dan Nomogram Harry
D. Prosedur Penelitian
1. Prapenelitian
2. Penelitian
Anonim, 2009, http :// id.wikipedia.com Obat generik diakses tanggal 31 Januari 2012
Arif, M., 2004, Ilmu Meracik Obat, Edisi XI, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hal 13
Arif, M., 2007, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, Edisi V Gajah Mada University
Press, Yogyakarta. Hal 53-54
Wahidin Tri Widyawati 2009, “Kebijakan bat Nasional, Daftar Obat Esensial Nasional,
Perundangan Obat“,
Suriasumantri, J.S. (1984). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Sinar Harapan:
Jakarta.