Skripsi
Diajukan Oleh :
1
http://lib.unimus.ac.id
2
http://lib.unimus.ac.id
3
http://lib.unimus.ac.id
4
http://lib.unimus.ac.id
KATA PENGANTAR
Terselesainya skripsi ini tidak lepas dari peran banyak pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak antara lain :
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih ada
kekurangan. Harapan penulis semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
5
http://lib.unimus.ac.id
HUBUNGAN WAKTU TUNGGU DAN SUHU MAKANAN
DENGAN DAYA TERIMA MAKANAN DI RSUD dr.DRAJAT
PRAWIRANEGARA KABUPATEN SERANG BANTEN
Nadya Rahmi Purnita1, Ali Rosidi2, Kartika Hugraheni3
1,2,3
Program Studi SI Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang.
nadya.rahmi.purnita.unimus@gmail.com1, alirhesa@yahoo.co.id2,
kn.nugraheni@gmail.com3
Dari total sampe sebanyak 43 orang 77% berusia 20-40 tahun, perempuan
60.5%. Rata-rata waktu tunggu makan 73 menit dengan SD 8.03, suhu makanan
34.720C dengan nilai SD 1.714. Tidak ada hubungan antara waktu tunggu
makanan dengan daya terima makanan Pvalue > 0.05 (P = 0.914). Tidak ada
hubungan antara suhu makanan dengan daya terima makanan Pvalue >0.05 (P =
0.914).
6
http://lib.unimus.ac.id
THE CORRELATION BETWEEN HOLDING TIME AND
FOOD TEMPERATURE TO FOOD ACCEPTANCE IN RSUD
dr.DRAJAT PRAWIRANEGARA KABUPATEN SERANG
BANTEN
ABSTRACT
Test From the total of 43 people 77% of them were 20-40 years old,
60.5% were women. The average holding time was SD 8.0±73 minutes, the
temperature of the food 34.720C with SD value of 1,714. There is no correlation
between the holding time with the food acceptability with Pvalue ≥0.05 (Pvalue =
0.914). there is no correlation between food temperature with the food
acceptability with Pvalue ≥0.05 (P = 0.914).
The results show no correlation between holding time with the food
acceptability and between food temperature to food acceptability in hospitals
dr.Drajat Prawiranegara Serang district, Banten.
7
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR ISI
8
http://lib.unimus.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 14
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 14
3.2.1 Tempat Penelitian ..................................................................... 14
3.2.2 Waktu Penelitian ....................................................................... 14
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 14
3.3.1 Populasi ..................................................................................... 14
3.3.2 Sampel dan Besar Sampel ......................................................... 14
3.3.2.1 Sampel ........................................................................... 14
3.3.2.2 Besar Sampel dan Tenik Pengambilan Sampel ............. 15
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................ 16
3.4.1 Variabel Bebas .......................................................................... 16
3.4.2 Variabel Terikat ......................................................................... 16
3.5 Definisi Oprasional ............................................................................... 16
3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 17
3.6.1 Data Primer ............................................................................... 17
3.6.2 Data Sekunder ........................................................................... 17
3.7 Instrumen Penelitian .............................................................................. 17
3.8 Pengolahan Data dan Analisis Data ....................................................... 18
3.8.1 Pengolahan Data ........................................................................ 18
3.8.2 Analisi Data ............................................................................... 21
3.8.2.1 Analisis Univariat .......................................................... 21
3.8.2.2 Analisis Bivariat ............................................................ 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................................... 22
4.2 Gambaran Karakteristik Responden ..................................................... 22
4.3 Gambaran Waktu Tunggu Makanan ..................................................... 23
4.4 Gambar Suhu Makanan ......................................................................... 26
4.5 Gambaran Daya Terima Makanan ........................................................ 30
4.6 Hubungan Waktu Tunggu Makanan Dengan Daya Terima Makanan... 38
4.7 Hubungan Suhu Makanan Dengan Daya Terima Makanan .................. 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 41
5.2 Saran ...................................................................................................... 41
Daftar Pustaka ................................................................................................. 42
Lampiran
9
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR TABEL
10
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR GAMBAR
11
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
12
http://lib.unimus.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen
dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian
makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan
evaluasi (Depkes 2013). Penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan
untuk menyediakan makanan yang berkualitas dan layak bagi pasien.
Makanan harus memenuhi kebutuhan gizi, selera atau cita rasa dan untuk
mempertahankan status gizi pasien yang optimal untuk mempercepat proses
penyembuhan (Yunita, 2014).
Menurut Palacio dan Theis (2009) tujuan utama dari penyelenggaraan
makanan adalah menyajikan makanan agar konsumen merasa puas.
Penyelenggaraan makanan institusi bertujuan untuk mencapai status kesehatan
yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat. Apabila manajemen
pengelolaan gizi institusi baik maka pangan yang tersedia bagi seseorang atau
sekelompok orang dapat tercukupi dengan baik pula (Ilmi Nurul, 2014).
Suhu makanan adalah tingkat panas dari hidangan makanan yang
disajikan (Kurniah, 2010). Dalam penyajian makanan yang telah dimasak
harus disajikan kepada pasien tepat pada waktunya tidak boleh terlalu
terlambat atau terlalu awal, sehingga dapat menyebabkan suhu makanan
berubah dan dapat mempengaruhi selera makan pasien (Halek Adek, 2012).
Daya terima makanan pasien berpengaruh pada status gizi pasien.
Rendahnya daya terima makanan pasien ini akan berdampak buruk bagi status
gizi pasien dan kesembuhan pasien (Uyami, 2012). Terjadinya sisa makanan
pada pasien rawat inap diduga karena mutu dan jenis makanan yang disajikan
dirumah sakit berbeda dengan yang disajikan di rumah, seperti cara makanan
13
http://lib.unimus.ac.id
dihidangkan, tempat makanan dan waktu makan. Supaya makanan yang
disajikan oleh rumah sakit dapat dikonsumsi oleh pasien maka perlu adanya
kerjasama antara ahli gizi dan perawat rumah sakit untuk memotivasi pasien
dan ada peran serta dari keluarga pasien untuk tidak memberikan makanan
dari luar rumah sakit (Nuryati, 2008).
RSUD dr.Drajat Prawiranegara merupakan salah satu rumah sakit umum
daerah di Kota Serang yang mempunyai sistem penyelenggaraan makanan
untuk pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut. Penelitian ini belum pernah
dilakukan sebelumnya di RSUD dr. Drajat Prawiranegara, maka dari itu
peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan antara waktu tunggu
dan suhu makanan terhadap daya terima makanan di RSUD dr.Drajat
Prawiranegara Kabupaten Serang Banten.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas apakah terdapat hubungan antara waktu
tunggu dan suhu makanan terhadap daya terima makanan di RSUD dr.Drajat
Prawiranegara Kabupaten Serang Banten
1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara waktu tunggu dan suhu makanan
terhadap daya terima makanan di RSUD dr.Drajat Prawiranegara Kabupaten
Serang Banten
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.1.1. Mendeskripsikan waktu tunggu makanan
1.3.1.2. Mendeskripsikan suhu makanan
1.3.1.3. Mendeskripsikan daya terima makanan
1.3.1.4. Menganalisis hubungan antara waktu tunggu terhadap daya
terima makanan
1.3.1.5. Menganalisis hubungan antara suhu makanan terhadap daya
terima makanan
14
http://lib.unimus.ac.id
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai sarana
pendidikan gizi bagi masyarakat tentang daya terima makanan dirumah sakit.
1.5.Originalitas Penelitian
15
http://lib.unimus.ac.id
No Nama Penelitian Judul Tahun Variabel Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
2. Puji Nuryati, Hubungan 2008 Varibel bebas: Hasil penelitian
Margo Utomo, antara waktu waktu penyajian, menunjukan ada
Mifbakhuddin penyajian, penampilan dan hubungan antara waktu
rasa makanan
penampilan penyajian dengan sisa
Varibel terikat:
dan rasa makanan, tidak ada
sisa makanan
makanan hubungan antara
dengan sisa penampilan dengan sisa
makanan pada makanan dan ada
pasien rawat hubungan antara rasa
inap dewasa di makanan dan sisa
RS Bhakti makanan
Wira Tamtama
Semarang
3. R.B Purba, Grace Faktor-faktor 2013 Variabel bebas: Hasil penelitian
Kandou,Alfa C. yang menu makanan, menunjukkan pasien
Laode berhubungan ketepatan waktu merasa puas dengan
penyajian, cara
dengan tingkat penyekenggaraan
penyajian dan
kepuasan makanan makanan di rumah sakit,
pasien pada Varibel terikat: terdapat 27.0% pasien
penyelenggara dengan tingkat merasa tidak puas
an makanan di kepuasan dengan variasi menu,
Blu Irina C 43% merasa tidak puas
RSU Pusat dengan ketepatan waktu
Prof.DR.R.D. penyajian makanan dan
Kandao 36% pasien merasa tidak
Manado puas dengan ketepatan
waktu penyajian
makanan.
16
http://lib.unimus.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
17
http://lib.unimus.ac.id
makan individu maka akan dibutuhkan waktu untuk
penyesuaian (Mukrie, 1990).
c. Rasa Bosan
Rasa bosan biasanya timbul bila konsumen mengkonsumsi
makanan yang sama secara terus menerus atau mengkonsumsi
makanan yang sama dalam jangka waktu yang pendek,
sehingga sudah hafal dengan jenis makanan yang
disajikan.Rasa bosan juga dapat timbul bila suasana
lingkungan pada saat makan tidak berubah. Untuk mengurangi
rasa bosan tersebut selain meningkatkan variasi menu juga
perlu adanya perubahan suasana lingkungan pada saat makan
(Moehyi, 1992).
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor makanan yang disajikan
terutama yang menyangkut dengan kualitas makanan yang terdiri
dari cita rasa makana.
Cita rasa terjadi karena adanya rangsangan terhadap
berbagai indra didalam tubuh manusia, terutama indra penglihatan,
indra penciuman dan indra pengecapan. Makanan yang mempunyai
cita rasa tinggi adalah makanan yang disajikan dengan tampilan
menarik, mempunyai bau yang sedap dan mempunyai rasa yang
lezat (Winarno, 1992).
Cita rasa makanan terdiri dari penampilan makanan saat
dihidangkan, rasa makanan saat dimakan, cara penyajian (Moehyi,
1992).
A. Penampilan
Penampilan makanan terdiri dari :
a. Warna
Warna makanan memegang peran utama dala
penampilan makanan, warna makanan yang menarik
18
http://lib.unimus.ac.id
dan tampak alamiah dapat meningkatkan cita rasa pada
makanan. Oleh sebab itu dalam penyelenggaraan
makanan harus mengetahui prinsip-prinsip dasar untuk
mempertahankan warna makanan yang alami, baik
dalam bentuk teknik memasak maupun dalam
penanganan makanan yang dapat mempengaruhi warna
makanan (Arifiati, 2000).
b. Bentuk
Untuk membuat makanan menjadi lebih menarik
biasanya disajikan dalam bentuk-bentuk tertentu.
Bentuk makanan yang menarik akan memberikan daya
tarik tersendiri bagi setiap makanan yang disajikan
(Aula Ellizabet, 2011)
Bentuk makanan tertentu yang disajikan dapat
membuat makanan menjadi lebih menarik saat
disajikan (Moehyi, 1992) beberapa macam bentuk
makanan yang disajikan seperti :
1. Bentuk yang sesuai dengan bentuk asli bahan
makanan, seperti ikan yang sering disajikan lengkap
dengan bentuk aslinya.
2. Bentuk yang menyerupai bentuk asli, tetapi bukan
bahan makanan yang utuh seperti ayam kodok yang
dibuat menyerupai ayam.
3. Bentuk yang diperoleh dengan cara memotong
bahan makanan dengan teknik tertentu atau mengiris
bahan makanan dengan cara tertentu
4. Bentuk yang disajikan khusus seperti bentuk nasi
tumpeng atau bentuk lainnya yang khas.
19
http://lib.unimus.ac.id
c. Tekstur atau Konsistensi Makanan
Tektur atau konsistensi makanan berkaitan dengan
struktur makanan yang dirasakan saat didalam mulut.
Tekstur makanan meliputi rasa daging, keempukan dan
tingkat kekerasan makanan yang dapat dirasakan oleh
indra pengecapan (Puji, 2008).
Tekstur makanan mempengaruhi penampilan
makanan yang dihidangkan. Tekstur dan konsistensi
suatu bahan makanan dapat mempengaruhi penampilan
makanan yang akan dihidangkan (Kurniah, 2010)
d. Porsi Makanan
Porsi makanan adalah banyaknya makanan yang
disajikan sesuai kebutuhan setiap individu berbeda
sesuai dengan kebiasaan makan. Porsi makanan yang
terlalu besar atau terlalu kecil dapat mempengaruhi
penampilan makanan (Tatik, 2004)
B. Rasa Makanan
Rasa makanan ditimbulkan oleh adanya rangsangan
terhadap berbagai indra didalam tubuh manusia, terutama
indra penglihatan, indra penciuman dan indra pengecapan
(Puji, 2008).
Beberapa komponen yang berperan dalam penentuan
rasa makanan adalah aroma, bumbu, tekstur, tingkat
kematangan dan suhu makanan.
a. Aroma
Aroma makanan adalah aroma yang disebarkan oleh
makanan yang mempunyai daya tarik yang kuat dan
merangsang indra penciuman sehingga dapat
membangkitkan selera (Nida, 2011).
20
http://lib.unimus.ac.id
b. Bumbu Masakan
Bumbu masakan adalah bahan yang ditambahkan
dengan maksud untuk mendapatkan rasa yang enak dan
khas dalam setiap pemasakan (Nida, 2011). Berbagai
macam rampah-rampah dapat digunakan sebagai
bumbu makanan untuk memberikan rasa pada
makanan, seperti cabai, bawang merah, bawang putih
dan sebagainya.
c. Tingkat Kematangan
Tingkat kematangan mempengaruhi cita rasa
makanan. Makanan yang empuuk dapat dikunyah
dengan sempurna dan akan menghasilan senyawa yang
lebih banyak yang berarti intensitas rangsangan
menjadi lebih tinggi. Kematangan makanan selain
ditentukan oleh mutu bahan makanan juga ditentuka
oleh cara memasak (Moehyi,1992).
d. Suhu Makanan
Suhu makanan adalah tingkat panas dari hidangan
yang disajikan (Kurniah, 2010). Sensitivitas terhadap
rasa berkurang bila suhu dibawah 200C atau diatas
300C. Makanan yang terlalu panas dapat membakar
lidah dan merusak kepekaan pengecapan, sedangkan
makanan yang dingin dapat membius pengecapan
sehingga tidak peka lagi (Winarno,1992).
C. Penyajian makanan
Penyajian makanan merupakan faktor penentu dalam
penampilan hidangan yang disajikan. Ada tiga pokok
penting yang harus diperhatikan dalam penyajian makanan
yaitu pemilihan alat yang digunakan, cara penyusunan
makanan dan penghias hidangan (garnish (Lumbantoruan,
2012).
21
http://lib.unimus.ac.id
Hal ini harus diperhatikan karena penampilan makanan
yang menarik waktu disajikan akan merangsang indra
terutama indra penglihatan yang berhubungan dengan cita
rasa makanan (Moehyi,1992).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penyajian makanan yaitu :
a. Pemilihan alat yang digunakan untuk menyajikan
makanan, seperti piring manguk atau tempat penyajian
makanan khusus lain. Alat yang digunakan harus sesuai
dengan volume makanan yang disajikan.
b. Cara menyusun makanan dalam tempat penyajian
makanan.
c. Penghiasan hidangan, memilih hiasan untuk hidangan
agar lebih menarik memerlukan keahlian dan seni
tersendiri.
22
http://lib.unimus.ac.id
menjadi makanan matang sampai dengan disajikan dan dikonsumsi tidak
boleh lebih dari 4 jam dan harus segera dihangatkan kembali terutama
makanan yang mengandung protein tinggi, kecuali makanan yang disajikan
tetap dalam keadaan suhu hangat. Hal ini untuk menghindari tumbuh dan
berkembang biaknya bakteri pada makanan yang dapat menyebabkan
gangguan pada kesehatan (Kemenkes, 2014).
Menurut (Halek Adek, 2012) Faktor yang mempengaruhi ketepatan
waktu pada makanan berkaitan dengan jumlah tenaga distribusi makanan di
rumah sakit, adanya penambahan jumlah pasien sehingga dapat
mempengaruhi ketepatan waktu distribusi sehingga proses produksi makanan
di instalsi gizi akan mengalami penambahan waktu.
Standar waktu penyajian di RSUD dr.Drajar Prawiranegara Kabupaten
Serang untuk makan pagi jam 07.00, snack pagi jam 10.00, makan siang jam
12.00 snack sore jam 15.00 makan sore 17.30.
23
http://lib.unimus.ac.id
makanan basah (berkuah) harus segera disajikan pada suhu diatas 60 0C,
makanan disajikan dingin disajikan dengan suhu 50C-100C.
Menurut (Kemenkes, 2003) penyimpanan makanan yang terolah seperti
makanan dengan kemasan tertutup disimpan dalam suhu ±100C, makanan
yang sudah jadi seperti makanan yang cepat busuk untuk penggunaan dalam
waktu lama (lebih dari 6 jam) disimpan dalam suhu -50C sampai -10C,
makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas yaitu 65.50C atau lebih atau
disimpan dalam suhu dingin 40C atau kurang.
Faktor yang mempengaruhi suhu makanan yaitu ketika makanan matang
makanan tidak ditempatkan pada tempat atau alat khusus yang dapat
mempertahankan suhu makanan yang sudah matang (Yunita Atiq, 2014).
Faktor Internal :
- Nafsu Makan
- Kebiasaan
Makan
- Rasa Bosan
Daya Terima
Faktor Eksternal :
- Penampilan
Makanan
- Rasa Makanan
- Suhu
- Penyajian
- Makanan
- Waktu Tunggu
24
http://lib.unimus.ac.id
2.5 Kerangka Konsep
Suhu
Daya Terima
Makanan
Waktu Tunggu
2.6 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan antara waktu tunggu makanan dengan daya terima
makanan di RSUD dr.Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang
2. Ada hubungan antara suhu makanan dengan daya terima makanan di
RSUD dr.Drajat Prawiranegara Kebupaten Serang
3. Ada hubungan antara waktu tunggu dan suhu makanan dengan daya
terima makanan di RSUD dr.Drajat Prawiranegara kabupaten Serang
25
http://lib.unimus.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
26
http://lib.unimus.ac.id
3.3.2.2 Besar dan Teknik Pengambilan Sempel
Besar sampel ditentukan dengan rumus estimasi proposi
(Lameshow, 1990 dalam Notoatmodjo) yaitu :
Keterangan :
n = Besar sampel
27
http://lib.unimus.ac.id
Sudah mendapat perawatan dan pelayanan dari rumah sakit
kurang lebih selama tiga hari penuh
Bersedia untuk dijadikan sampel penelitian
28
http://lib.unimus.ac.id
3. Daya Daya terima makan Kuesioner. Persentase Rasio
Terima adalah kemampuan (%)
makanan seseorang untuk
menghabiskan
makanan yang
disajikan sesuai
dengan kebutuhan.
29
http://lib.unimus.ac.id
3.8. Pengolahan dan Analisis Data
3.8.1. Pengolahan Data
1) Daya terima makan
Data daya terima diperoleh dari :
a. Penampilan Makanan
- Aspek penampilan makanan (warna, bentuk,
konsistensi, besar porsi dan cara penyajian).
Keterangan :
Skor total setiap waktu makan = hasil
penjumlahan skor peraspek untuk setiap waktu
makan pagi / siang / malam, untuk snack tiap waktu
pagi / malam.
Nilai maksimal skor = maksimal skor untuk
kelompok makanan pokok , lauk hewani, lauk
nabati, sayur dan buah pada masing-masing waktu
makan yaitu 18 poin
Kategori total penampilan makanan :
1. Kurang segar / menarik / sesuai , jika jumlah
skor <60%
2. Cukup segar / menarik / sesuai , jika jumlah
skor 60%-80%
3. Segar / menarik / sesuai , jika jumlah skor
≥80%
(Lumbantoruan, 2012).
30
http://lib.unimus.ac.id
b. Rasa Makanan
- Aspek rasa makanan (aroma, bumbu, keempukan,
tingkat kematangan dan suhu)
Keterangan :
Skor total setiap waktu makan = hasil
penjumlahan peraspek untuk setiap waktu makan
pagi / siang / malam, untuk snack tiap waktu pagi /
malam
Nilai maksimal skor = Maksimal skor untuk
kelompok makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
sayur, buah dan snack pada makan pagi atau siang
yaitu pagi dan siang skor maksimal 18 namun untuk
makan malam atau (tidak ada snack) maksimal skor
poin 15.
Kategori total penampilan makanan :
1. kurang sedap / enak / hangat / sesuai /
matang , jika jumlah skor <60%
2. Cukup sedap / enak / hangat / sesuai /
matang, jika jumlah skor 60%-80%
3. Sedap / enak / hangat / sesuai / matang, jika
jumlah skor ≥80%
(Lumbantoruan, 2012).
31
http://lib.unimus.ac.id
2) Suhu makanan
Pengukuran suhu makanan dimulai dari makanan matang
hingga di distribusikan ke ruang rawat inap pasien, makanan
diukur suhunya menggunakan thermometer makanan kemudian
dicatat pada masing-masing jenis makanan yaitu makanan pokok,
lauk hewani, lauk nabati dan sayur. Pengukuran suhu makanan
menggunakan sampel makanan, sampel makanan yang
digunakanan sesuai dengan menu yang diberikan kepada pasien.
Suhu aman untuk makanan matang yaitu <40C sampai >600C
(Yunita Atiq, 2014).
32
http://lib.unimus.ac.id
3.8.2. Analisis Data
3.8.2.1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik subjek penelitian yaitu identitas sampel dan
penilaian terhadap daya terima makanan. Disajikan dengan suhu
dan waktu tunggu makanan menggunakan tabel distribusi
frekuensi dan dianalisis secara deskritif.
3.8.2.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara
dua variable, yaitu satu variable bebas waktu tunggu dan suhu
makanan dan variabel terikat yaitu daya terima makanan
menggunakan uji kenormalan, apabila data berdistribusi normal
maka menggunakan uji korelasi person dan jika data
berdistribusi tidak normal maka menggunakan uji korelasi
sperman.
3.8.2.3 Uji Kenormalan
33
http://lib.unimus.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
34
http://lib.unimus.ac.id
Tabel 4.1 Karakteristik Sampel
Karakteristik Kategori Jumlah
Sampel
N %
Umur 20-40 33 77
40-60 10 23.2
Jenis Kelamin Laki-Laki 17 39.5
Perempuan 26 60.5
Total 43 100
Sumber : data primer yang diolah peneliti
35
http://lib.unimus.ac.id
Hari Waktu Jam Makanan Matang Jam Distribusi Makanan
Ruang Ruang Ruang
1 2 3
Pagi Makanan Pokok = 05.55
Lauk Hewani = 06.00
06.35 06.55 07.05
Lauk Nabati = 06.20
Sayur = 06.00
Siang Makanan Pokok = 09.20
Lauk Hewani = 09.35
Hari 2 11.55 12.05 12.15
Lauk Nabati = 09.25
Sayur = 10.20
Sore Makanan Pokok = 15.45
Lauk Hewani = 15.20
16.45 16.55 17.05
Lauk Nabati = 15.00
Sayur = 15.10
Pagi Makanan Pokok = 06.00
Lauk Hewani = 05.55
07.15 07.30 07.40
Lauk Nabati = 05.40
Sayur = 05.50
Siang Makanan Pokok = 10.00
Lauk Hewani = 09.45
Hari 3 11.30 11.40 11.55
Lauk Nabati = 09.50
Sayur = 10.00
Sore Makanan Pokok = 15.25
Lauk Hewani = 15.20
16.40 16.50 17.05
Lauk Nabati = 15.15
Sayur = 15.00
Sumber : RSUD dr.Drajat Prawiranegara
36
http://lib.unimus.ac.id
Tabel 4.5 Gambaran Waktu Tunggu Makanan Hari Ketiga
Waktu Rata-rata SD Nilai Nilai
Minimal Maksimal
Pagi 86 menit 10.608 75.00 100.00
Siang 90 menit 10.350 80.00 105.00
Sore 73 menit 9.687 60.00 85.00
Sumber : data primer yang diolah peneliti
Berdasarkan Tabel 4.3 tabel 4.4 tabel 4.5 menunjukan bahwa rata-
rata sebagian besar waktu tunggu makanan responden 73.61 menit.
Pada tabel 4.3 waktu tunggu makanan pada sore hari yaitu 128 menit
dengan menu masakan nasi putih, pindang dori, tempe masak kecap dan
cah kacang panjang wortel. Waktu tunggu sore lebih lama dibandingkan
dengan waktu tunggu makanan pagi dan siang hari, dikarenakan peroses
pemasakan yang cepat sehingga jarak waktu makanan matang dengan
waktu jam distribusi yang ditentukan dari pihak rumah sakit tidak sesuai
atau lebih cepat dari jam distribusi yang sudah ditentukan yaitu jam 17.30.
Pada tabel 4.4 waktu tunggu makanan pada siang hari yaitu 103
menit dengan menu masakan nasi putih, fuyunghai, tahu bumbu kecap dan
cah sayur tumis tiram. Waktu tunggu siang lebih lama dibandingkan
dengan waktu tunggu makanan pagi dan sore hari, dikarenakan peroses
pemasakan yang cepat sehingga jarak waktu makanan matang dengan
waktu jam distribusi yang ditentukan dari pihak rumah sakit tidak sesuai
atau lebih cepat dari jam distribusi yang sudah ditentukan yaitu jam 12.00.
Pada tabel 4.5 waktu tunggu makanan pada siang hari yaitu 90
menit dengan menu masakan nasi putih, telur bumbu bali, tempe bumbu
kecap dan bening bayam jagung. Waktu tunggu siang lebih lama
dibandingkan dengan waktu tunggu makanan pagi dan sore hari,
dikarenakan peroses pemasakan yang cepat dan mudah sehingga jarak
waktu makanan matang dengan waktu jam distribusi yang ditentukan dari
pihak rumah sakit tidak sesuai atau lebih cepat dari jam distribusi yang
sudah ditentukan yaitu jam 12.00.
37
http://lib.unimus.ac.id
Proses penyajian makanan yang berkaitan dengan ketepatan waktu
dan kondisi makanan haruslah selalu dijaga, dalam penyajian makanan
yang telah dimasak harus disajikan kepada konsumen tepat pada waktunya
yaitu tidak boleh disajikan terlalu lambat atau terlalu awal sehingga dapat
menyebabkan suhu makanan berubah dan mempengaruhi selera makan
konsumen (Halek Adek, 2012).
38
http://lib.unimus.ac.id
Tabel 4.7 Gambaran Suhu Makanan Hari Kedua
Waktu Jenis Rata-rata SD Nilai Nilai
Makanan Minimal Maksimal
makanan 35.890C 2.368 32.6 38.3
Pagi
pokok
lauk hewani 35.400C 1.743 32.8 37.0
lauk nabati 50.670C 2.455 47.3 53.2
sayur 35.340C 1.829 32.6 37.0
makanan 33.240C 1.619 31.5 35.1
Siang
pokok
lauk hewani 31.920C 1.666 30.0 33.8
lauk nabati 31.920C 1.849 30.2 34.5
sayur 32.580C 2.004 30.6 34.9
makanan 36.270C 1.288 34.4 37.4
Sore
pokok
lauk hewani 31.850C 1.366 29.9 33.2
lauk nabati 30.270C 1.243 28.5 31.5
sayur 28.470C 1.490 26.3 29.9
Sumber : data primer yang diolah peneliti
Berdasarkan Tabel 4.6 tabel 4.7 tabel 4.8 menunjukan bahwa rata-
rata sebagian besar rata-rata suhu makanan pasien selama 3 hari yaitu
34.720C.
39
http://lib.unimus.ac.id
Pada tabel 4.6 gambaran suhu makanan hari pertama, suhu
makanan pada pagi hari makanan pokok 43.750C, lauk hewani 34.870C,
lauk nabati 33.460C dan sayur 31.660C. pada siang hari makanan pokok
32.940C, lauk hewani 34.870C, lauk nabati 32.970C dan sayur 31.660C.
pada sore hari makanan pokok 29.570C, lauk hewani 27.730C, lauk nabati
27.940C dan sayur 27.940C. rata-rata suhu pada tabel 4.5 dibawah 600C.
Pada suhu makanan hari pertama pagi hari dengan menu makanan
pokok nasi ayam suhu menunjukan 43.750C, dimana suhu pada makanan
pokok di hari pertama lebih besar dari pada suhu makan siang dan sore.
Pada suhu makanan pokok di pagi hari proses pematangannya lebih lama
di bandingkan dengan proses pematangan lauk lainnya yaitu pada pukul
06.45 dimana waktu pematangan makanan lainnya seperti lauk hewani
pukul 06.39, lauk nabati pukul 06.42, sayuran pukul 06.39. jarak waktu
makanan pokok matang sampai pada makanan di distribusikan ke ruang
rawat inap pasien jaraknya 8 menit dengan waktu distribusi makan pagi
pada pukul 06.53.
Pada tabel 4.7 gambaran suhu makanan hari kedua, suhu makanan
pagi pada makanan pokok suhu rata-rata 35.890C, lauk hewani 35.400C
lauk nabati 50.670C dan sayur 35.340C. pada siang hari makanan pokok
33.240C, lauk hewani 31.920C, lauk nabati 31.920C dan sayur 32.580C. pada
sore hari makanan pokok 36.270C, lauk hewani 31.850C, lauk nabati 30.270C
dan sayur 28.470C. rata-rata suhu pada tabel 4.6 dibawah 600C.
Pada suhu makanan hari kedua pagi hari dengan menu lauk nabati
perkedel kentang suhu rata-rata menunjukan 50.670C, dimana suhu pada
lauk nabati di hari kedua lebih besar dari pada suhu makan siang dan sore.
Pada suhu lauk nabati di pagi hari proses pematangannya lebih cepat di
bandingkan dengan proses pematangan lauk lainnya yaitu pada pukul
05.40 dimana waktu pematangan makanan lainnya seperti lauk hewani
pukul 05.55, makanan pokok pukul 06.00, sayuran pukul 05.50. jarak
waktu matang masakan lauk nabati sampai pada makanan di distribusikan
40
http://lib.unimus.ac.id
ke ruang rawat inap pasien jaraknya 35 menit dengan waktu distribusi
makan pagi pada pukul 07.15.
Pada tabel 4.8 gambaran suhu makanan hari ketiga, suhu makanan
pagi pada makanan pokok 32.490C, lauk hewani 41.790C lauk nabati
29.980C dan sayur 33.920C. pada siang hari makanan pokok 46.800C, lauk
hewani 37.980C, lauk nabati 34.610C dan sayur 41.490C. pada sore hari
makanan pokok 33.520C, lauk hewani 47.930C, lauk nabati 32.990C dan
sayur 36.880C. rata-rata suhu pada tabel 4.7 dibawah 600C.
Pada suhu makanan hari ketiga sore hari dengan menu lauk hewani
gelantin suhu rata-rata menunjukan 47.930C, dimana suhu pada lauk
hewani di hari ketiga lebih besar dari pada suhu makan pagi dan siang.
Pada suhu lauk hewani di sore hari proses pematangannya sedikit lama di
bandingkan dengan proses pematangan lauk lainnya yaitu pada pukul
15.20 dimana waktu pematangan makanan lainnya seperti lauk nabati
pukul 15.15, makanan pokok pukul 15.25, sayuran pukul 15.00. jarak
waktu matang masakan lauk hewani sampai pada makanan di distribusikan
ke ruang rawat inap pasien jaraknya 80 menit dengan waktu distribusi
makan sore pada pukul 16.40.
Suhu pada makanan merupakan titik kritis yang menentukan
pertumbuhan berbagai macam bakteri pada makanan, terutama pada
makanan matang. Suhu aman untuk makanan yaitu ≤40C - ≥600C. Apabila
suhu berkisar 40C - 600C termaksud pada danger zone dapat
memungkinkan bakteri dapat berkembang biak pada makanan tersebut.
Sehingga suhu pada makanan harus selalu dijaga agar kualitas makanan
tidak menurun (Yunita Atiq, 2014).
41
http://lib.unimus.ac.id
Daya terima makanan pada penelitan ini untuk mengetahui
kemampuan responden dalam menghabiskan makanan yang disajikan.
Pengambilan data daya terima makanan pada pasien rawat inap di RSUD
dr.Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang tahun 2016 dengan
menggunakan kuesioner, pengambilan data dilakukan selama tiga hari.
42
http://lib.unimus.ac.id
Hari Pagi Siang Sore
Kategori
n % n % n %
Tidak Segar 3 7.0 5 11.6 5 11.6
(<60%)
Hari 1 Cukup Segar 21 48.8 23 53.5 24 55.8
(60-80%)
Segar 19 44.2 15 34.9 14 32.6
(>80%)
Tidak Segar 4 9.3 8 18.6 4 9.3
(<60%)
Hari 2 Cukup Segar 28 65.1 21 48.8 25 58.1
(60-80%)
Segar 11 25.6 14 32.6 14 32.6
(>80%)
Tidak Segar 7 16.3 4 9.3 3 7.0
(<60%)
Hari 3 Cukup Segar 18 41.9 21 48.8 23 53.5
(60-80%)
Segar 18 41.9 18 41.9 17 39.5
(>80%)
Sumber : data primer yang diolah peneliti
43
http://lib.unimus.ac.id
Berdasarkan tabel 4.9 dari penampilan makanan pokok responden
selama 3 hari untuk 3x makan responden berpendapat penampilan
makanan disajikan cukup segar dari makanan pagi hari pertama (41.9%)
siang (51.2%) sore (55.8%) dan hanya sebagian kecil responden yang
berpendapat penampilan makanan pokok yang disajikan tidak segar yaitu
makan pagi (14.0%), siang (14.0%), sore (11.6%).
Pada tabel 4.10 dari penampilan makanan lauk hewani dan nabati
selama 3 hari untuk 3x makan responden berpendapat penampilan
makanan disajikan cukup segar dari makanan pagi hari pertama (48.8%)
siang (53.5%) sore (55.8%) dan hanya sebagian kecil responden yang
berpendapat penampilan makanan pokok yang disajikan tidak segar yaitu
makan pagi (7.0%), siang (11.6%), sore (11.6%).
44
http://lib.unimus.ac.id
Tabel 4.12 Daya Terima Berdasarkan Rasa Makanan Pokok
Tabel 4.13 Daya Terima Berdasarkan Rasa Makanan Lauk Hewani Lauk
Nabati
Hari Pagi Siang Sore
Kategori
n % n % n %
Tidak sedap 5 11.6 6 14.0 7 16.3
(<60%)
Hari 1 cukup sedap 24 55.8 27 62.8 12 27.9
(60-80%)
sedap 14 32.6 10 23.3 24 55.8
(>80%)
5 11.6 4 9.3 5 16.3
Tidak sedap
(<60%)
Hari 2 cukup sedap 24 55.8 28 65.1 10 23.3
(60-80%)
sedap 14 32.6 11 25.6 28 65.1
(>80%)
Tidak sedap 4 9.3 4 9.3 6 14.0
(<60%)
Hari 3 cukup sedap 22 51.2 27 62.8 8 18.6
(60-80%)
sedap 17 39.5 12 27.9 29 67.4
(>80%)
45
http://lib.unimus.ac.id
Tabel 4.14 Daya Terima Berdasarkan Rasa Makanan Sayur
Pada tabel 4.13 dari rasa makanan lauk hewani dan nabati selama 3
hari responden berpendapat penampilan makanan disajikan cukup sedap
dari makanan pagi hari pertama (55.8%) siang (62.8%) sore (27.9%) dan
hanya sebagian kecil responden yang berpendapat penampilan makanan
46
http://lib.unimus.ac.id
pokok yang disajikan tidak sedap yaitu makan pagi (11.6%), siang
(14.0%), sore (16.3%).
Pada tabel 4.14 dari rasa makanan sayuran selama 3 hari responden
berpendapat rasa makanan disajikan cukup sedap dari makanan pagi hari
pertama (55.8%) siang (62.8%) sore (16.3%) dan hanya sebagian kecil
responden yang berpendapat penampilan makanan pokok yang disajikan
tidak sedap yaitu makan pagi (2.3%), siang (11.6%), sore (9.3%).
Daya terima rasa makanan pada makanan pokok hari pertama rata-
rata menunjukan nilai cukup sedap, dengan menu makanan pada hari
pertama pagi yaitu nasi putih, menu makanan siang yaitu nasi putih dan
menu makan sore yaitu nasi putih. Dengan rata-rata suhu makanan pada
hari pertama di pagi hari 43.750C, suhu rata-rata makanan siang 32.940C
dan sore rata-rata suhu 29.570C. Rata-rata waktu tunggu makanan di pagi
hari pada hari pertama pagi yaitu 21 menit, siang 63 menit, sore 128 menit.
Hari kedua rata-rata daya terima rasa makanan pasien pagi dan
siang menujukan cukup sedap sedangkan di sore hari menunjukan sedap
dengan menu makanan pokok hari kedua pagi yaitu nasi putih, siang nasi
putih dan sore nasi putih. Dengan rata-rata suhu makanan pada hari kedua
di pagi hari 35.890C, suhu rata-rata makanan siang 33.240C dan sore rata-
rata suhu 36.270C. Rata-rata waktu tunggu makanan di pagi hari pada hari
kedua yaitu 26 menit, siang 103 menit, sore 68 menit.
Hari ketiga rata-rata daya terima rasa makanan pasien pagi dan
siang menujukan cukup sedap sedangkan di sore hari menunjukan sedap
dengan menu makanan pokok hari ketiga pagi yaitu nasi putih, siang nasi
putih dan sore nasi putih. Dengah rata-rata suhu makanan pada hari kedua
di pagi hari 32.490C, suhu rata-rata makanan siang 46.800C dan sore rata-
rata suhu 33.520C. Rata-rata waktu tunggu makanan di pagi hari pada hari
kedua yaitu 86 menit, siang 90 menit, sore 73 menit.
47
http://lib.unimus.ac.id
Daya terima rasa makanan pada makanan lauk hewani dan lauk
nabati hari pertama rata-rata menunjukan nilai cukup sedap sedangkan di
sore hari menunjukan sedap dengan menu makanan lauk hewani dan lauk
nabati hari pertama pagi yaitu Ayam goreng serundeng dan Kering tempe,
siang Telur kukus wortel, Nuget jagung, sore Pindang dori, Tempe masak
kecap. Dengan rata-rata suhu makanan pada hari pertama di pagi hari
34.870C lauk hewani dan 33.460C lauk nabati, suhu rata-rata makanan
siang 31.930C lauk hewani dan 32.970C lauk nabati, dan sore 27.730C lauk
hewani dan 27.940C lauk nabati. Rata-rata waktu tunggu makanan di pagi
hari pada hari pertama pagi yaitu 21 menit, siang 63 menit, sore 128 menit.
Hari kedua rata-rata daya terima rasa makanan pasien pagi dan
siang menujukan cukup sedap sedangkan di sore hari menunjukan sedap
dengan menu makanan lauk hewani dan lauk nabati hari kedua pagi yaitu
soto (ayam suir) dan Perkedel kentang, siang Fuyunghai dan Tahu bumbu
kecap, sore Kalio ayam dan Rempah tempe. Dengan rata-rata suhu
makanan pada hari kedua di pagi hari 35.400C lauk hewani dan 50.670C
lauk nabati, suhu rata-rata makanan siang 31.920C lauk hewani dan
32.450C lauk nabati, sore rata-rata suhu 31.850C lauk hewani dan 30.270C
lauk nabati. Rata-rata waktu tunggu makanan di pagi hari pada hari kedua
yaitu 26 menit, siang 103 menit, sore 68 menit
Hari ketiga rata-rata daya terima rasa makanan pasien pagi dan
siang menujukan cukup sedap sedangkan di sore hari menunjukan sedap
dengan menu makanan lauk hewani dan lauk nabati hari ketiga pagi yaitu
Telur rebus dan Oseng tempe, siang Telur bumbu bali dan Tempe bumbu
kecap, sore Galantin dan Gimbal tahu. Dengan rata-rata suhu makanan
pada hari kedua di pagi hari 41.730C lauk hewani dan 29.980C lauk nabati,
suhu rata-rata makanan siang 37.890C lauk hewani dan 34.610C lauk
nabati, sore rata-rata suhu 47.930C lauk hewani dan 32.990C lauk nabati.
Rata-rata waktu tunggu makanan di pagi hari pada hari kedua yaitu 86
menit, siang 90 menit, sore 73 menit.
48
http://lib.unimus.ac.id
Daya terima rasa makanan pada makanan sayur hari pertama rata-
rata menunjukan nilai cukup sedap sedangkan di sore hari menunjukan
sedap, dengan menu makanan pada hari pertama pagi yaitu tumis buncis
wortel, menu makanan siang yaitu Cah kembang kool dan menu makan
sore yaitu Cah kacang panjang wortel. Dengan rata-rata suhu makanan
pada hari pertama di pagi hari 31.660C, suhu rata-rata makanan siang
30.570C dan sore rata-rata suhu 27.940C. Rata-rata waktu tunggu makanan
di pagi hari pada hari pertama pagi yaitu 21 menit, siang 63 menit, sore
128 menit.
Hari kedua rata-rata daya terima rasa makanan pasien pagi dan
siang menujukan cukup sedap sedangkan di sore hari menunjukan sedap
dengan menu makan sayuran hari kedua pagi yaitu soto, siang Cah sayur
saus tiram, sore Acar timun wortel. Dengan rata-rata suhu makanan pada
hari kedua di pagi hari 35.340C, suhu rata-rata makanan siang 32.580C,
sore rata-rata suhu 28.470C. Rata-rata waktu tunggu makanan di pagi hari
pada hari kedua yaitu 26 menit, siang 103 menit, sore 68 menit.
Hari ketiga rata-rata daya terima rasa makanan pasien pagi dan
siang menujukan cukup sedap sedangkan di sore hari menunjukan sedap
dengan menu makanan sayuran hari ketiga pagi yaitu Laksa betawi, siang
Bening bayam jagung dan sore Cah kembang kool sosis. Dengah rata-rata
suhu makanan pada hari kedua di pagi hari 33.920C, suhu rata-rata
makanan siang 41.490C dan sore rata-rata suhu 36.880C. Rata-rata waktu
tunggu makanan di pagi hari pada hari kedua yaitu 86 menit, siang 90
menit, sore 73 menit.
Dari rata-rata daya terima rasa makanan dari makanan pokok, lauk
hewani nabati dan sayuran dapat disimpulkan bahwa cukup sedapnya
makanan pasien tergantung dari rasa pada makanan dan menu atau lauk
pauk yang disediakan dari rumah sakit, karena bila rasa pada makanan
sesuai dengan menu masakan dapat meningkatkan selera makan pasien.
49
http://lib.unimus.ac.id
Suhu makanan pada masing jenis makanan juga dapat
mempengahuri selera makan pasien, suhu makanan dapat menurun bisa
disebabkan lamanya jarak waktu saat makanan pertama kali matang
hingga di distribusikan ke ruangan pasien, bila jarak waktu makanan
matang sampai di distribusikan ke masing-masing ruang rawat inap pasien
tidak terlalu lama kemungkinan suhu makanan pada makanan pasien saat
di distribusikan masih dalam keadaan hangat tidak terlalu dingin.
50
http://lib.unimus.ac.id
pada pasien di rumah sakit tersebut. Batas aman waktu tunggu makanan
yaitu 2-4 jam, apabila waktu tunngu melebihi batas 2-4 jam kemungkinan
yang dapat terjadi akan tumbuh berbagai macam bakteri (Yunita Atiq,
2014).
Pada saat pemberian makanan di hari pertama penelitian sore hari,
dengan waktu tunggu makanan yaitu 128 menit dengan menu masakan
nasi putih, pindang dori, tempe masak kecap dan cah kacang panjang
wortel. Jarak waktu pemberian makan siang ke makan sore yaitu makan
siang jam 11.25 dan sore jam 16.30.
Pada makanan siang hari di hari kedua penelitan yaitu 103 menit
dengan menu masakan nasi putih, fuyunghai, tahu bumbu kecap dan cah
sayur tumis tiram. Jarak waktu pemberian makan pagi ke makan siang
yaitu 07.15 dan siang jam 11.30
Makanan yang disajikan tidak tepat waktu dari jadwal yang sudah
di tetap oleh pihak instalasi gizi disebabkan oleh kurangnya koordinasi
antara petugas gizi dan kurangnya pengawasan kepada petugas pramusaji
pada saat pemberian makanan ke ruang warat inap pasien
(Lumbantoruan,2012).
Beberapa faktor yanag dapat mempengaruhi dari jadwal pemberian
makanan yang tidak tepat waktu yaitu diantaranya pertama, pemberian
makanan yang terlalu cepat dapat menyebabkan pasien tidak langsung
memakan makanannya karena merasa belum lapar, sehingga makanan
tersebut mengalami penurunan suhu. Kedua, pemberian makan yang
terlalu cepat dapat membuat pasien merasa cepat lapar 3-4 jam makan
(Sukadi Rahmawati, 2015).
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian (Laode Alfa, 2013), terdapat
hubungan antara ketepatan waktu penyajian makanan dengan tingkat
kepuasan pasien. Diperoleh nilai Pvalue ≤0.05 yaitu P=0.000. jika
ketepatan waktu penyajian makanan baik maka akan lebih banyak pasisen
yang merasa puas.
51
http://lib.unimus.ac.id
4.7 Hubungan Suhu Makanan dengan Daya Terima Makanan
Hubungan suhu makanan dengan daya terima makanan uji
Spearmans karena data berdistribusi tidak normal.
Suhu Makanan
r = -0.017
Daya Terima Makanan p = 0.914
n = 43
Sumber : data primer yang diolah peneliti
52
http://lib.unimus.ac.id
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
53
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Atiq Yunita, Indah Wulandari, Aranta Galuh Fridintya. Gambaran Waktu Tunggu,
Suhu dan Total Bakteri Makanan Cair di RSUP Dr.Kariadi Semarang.
Tahun 2014. Jurnal Med Hosp 2014; Vol 2 (2):110-114.
Aula, Lisa Ellizabet. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjaidnya
Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta
Tahun 2011. Skripsi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah
Jakarta .
Departemen Kesehatan (Depkes) RI. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah
Sakit. Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1991. Pedoman Pengelolaan Makanan Bagi Pekerja.
Jakarta: Depkes RI.
Desi Rahmawati Sukadi, Sri Wahyuningsih. Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan
Gizi Di Ruang Rawat Inap RSI Sunan Kudus Di Kabupaten Kudus.
Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat. ISSN:2338-6347
Eric Silano, Rudolf B. Purba, Nancy S.H. Malonda. Hubungan antara Penampilan
Makanan dan Ketepatan Waktu Penyajian Makanan dengan Sisa
Makanan pada Pasien rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bandung. Tahun 2014. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Fatimah, S. 2008. Hubungan antara Penilaian Mutu Hidangan, Tingkat
Kecukupan Energi dan Protein Dengan Status Gizi Taruna di Asrama
Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang. Skripsi diterbitkan
Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro: Semarang.
Hartatik, Tatik. 2004. Gambaran Daya Terima Makan Terhadap Cita Rasa
Makanan Pada Pasien Rawat Inap Dewasa di Perawatan Kelas II RS.Haji
Jakarta. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok
Kemenkes RI. Nomor 715/MENKES/SK/V/2003. Persyaratan Hygine Sanirtasi
Jasa Boga Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Kurniah, Illiyun. 2009 . Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Daya Terima
Makan Siang Karyawan di RS Brawijaya Woman and Children
Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
54
http://lib.unimus.ac.id
Lumantoruan, D. B. S . 2012 . Hubungan Penampilan Makanan dan Faktor
Lainnya Dengan Sisa Makanan Biasa Pasien Kelas 3 Seruni RS Puri
Cinere Depok Bulan April-Mei 2012 . Skripsi . Universitas Indonesia
Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta:
Bharata.
Mukrie, A.B. Ginting, I. Ngadiarti, A. Hendrorini, N. Budiarti, Tugiman A. 1990.
Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Akademi Gizi, Depkes RI,
Jakarta.
Nadia Chalida Nur, Etti Sudaryati, Ernawati Nasution. Konsumsi dan Daya
Terima Pasien Rawat Inat Penyakit Kardiovaskular Terhadap Makanan
Yang Disajikan RSUP H.Adam Malik Medan. Tahun 2012. Jurnal Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan.
Nuryati P. 2008. Hubungan Antara Waktu Penyajian, Penampilan dan Rasa
Makanan Dengan Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap Dewasa Di
RS.Bhakti Wira Tamtama Semarang. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Uyami, Heni Hendriyani, Wiwik Wijanigsih. Perbedaan Daya Terima,Sisa dan
Asupan Makanan Pada Pasien Dengan Menu Pilihan dan Menu Standar
di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Tahun 2012. Jurnal Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang.
Permenkes RI. Nomor 3 Tahun 2014. Sanitasi Totak Berbasis Mayarakat. Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Palacio & Theis. 2009. Introduction to Food Service. Pearson Education, Ohio.
Pedoman PGRS, Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Kementrian Kesehatan. 2013.
Jakarta
Yuliana Adek Halek, Farissa Fatimah, Yeni Prawiningdya. Ketepatan Jam Distribusi dan
Asupan Makan Pada Pasien Dengan Diet Nasi Di Rumah Sakit Umum Daerah
Atambua. Tahun 20012. Jurnal Nutrition Department, Respati University
Yogyakarta
Winarno. F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Wa Ode Atmanegara., Djunaidi M. D. , Yustini . 2013 . Gambaran Tingkat
Kepuasan Siswa terhadap Mutu Hidangan pada Penyelenggaraan
Makanan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua Polda Sulsel Tahun
2013” . Jurnal Universitas Hasanudin . Makassar
55
http://lib.unimus.ac.id
56
http://lib.unimus.ac.id
57
http://lib.unimus.ac.id
FORMULIR PERNYATAAN
Nama :
Alamat :
Umur :
NIM : G2B012014
Serang, 2016
Responden
(.........................................)
58
http://lib.unimus.ac.id
FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN
No. Indentitas :
Nama :
Umur : Tahun
Alamat :
Ruang Perawatan :
59
http://lib.unimus.ac.id
A. PENAMPILAN MAKANAN
Nilai :
1. Tidak Segar / Tidak Menarik / Tidak Sesuai
2. Cukup Segar / Cukup Menarik / Cukup Sesuai
60
http://lib.unimus.ac.id
B. RASA MAKANAN
Nilai :
1. Tidak Sedap / Tidak Enak / Tidak Hangat / Tidak Sesuai / Tidak Matang
2. Cukup Sedap / Cukup Enak / Cukup Hangat / Cukup Sesuai / Cukup Matang
61
http://lib.unimus.ac.id
C. WAKTU PENYAJIAN MAKANAN
Jam
Pemberian Makanan Keterangan
Kenyataan Jam Distribusi
Makan Pagi
Makan Siang
Makan Malam/Sore
62
http://lib.unimus.ac.id
JAM DISTRIBUSI MAKAN
Pengambilan Alat
Waktu Makan Jadwal Makan
Makan
Pagi 07.00 08.30
Snack Pagi 10.00 12.00
Siang 12.00 13.30
Snack Sore 15.00 17.30
Malam 17.30 19.00
Jam
Pemberian
Pengamatan Standar Keterangan
Makanan
Distribusi
Makan Pagi Hari pertama Pemberian
06.53 makan hari
Hari kedua 06.35 pertama dan
Hari ketiga 07.15 07.00 kedua pagi lebih
cepat dari jam
distribusi rumah
sakit
Makan Siang Hari pertama Pemberian
11.25 makan hari
Hari kedua 11.55 pertama dan
Hari ketiga 11.30 12.00 kedua siang
lebih cepat dari
jam distribusi
rumah sakit
Makan Malam/Sore Hari pertama Pemberian
16.30 makan hari
Hari kedua 16.45 pertama, kedua
Hari ketiga 16.40 dan ketiga
17.30 malam lebih
cepat dari jam
distribusi rumah
sakit
63
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR MENU SAAT PENELITIAN
Hari Waktu Menu
Pagi Nasi Ayam
Ayam goreng serundeng
Kering tempe
Tumis buncis wortel
Siang Nasi
Telur kukus wortel
Hari 1
Nuget jagung
Cah kembang kool
Sore Nasi
Pindang dori
Tempe masak kecap
Cah kacang panjang wortel
Pagi Nasi
Soto
Perkedel kentang
Kerupuk aci
Siang Nasi
Fuyunghai
Hari 2
Tahu bumbu kecap
Cah sayur saus tiram
Sore Nasi
Kalio ayam
Rempah tempe
Acar timun wortel
Pagi Nasi
Laksa betawi
Telur rebus
Oseng tempe
Siang Nasi
Telur bumbu bali
Hari 3
Tempe bumbu kecap
Bening bayam jagung
Sore Nasi
Galantin
Gimbal tahu
Cah kembang kool sosis
64
http://lib.unimus.ac.id
SIKLUS MENU 10 HARI
INSTALASI GIZI RSUD dr.DRAJAT PRAWIRANEGARA KABUPATEN
SERANG BANTEN
65
http://lib.unimus.ac.id
Waktu Menu 2 Kelas Perawatan
- Rawon daging Seluruh (nasi)
- Tempe goreng bw putih
- Nasi tim cincang saus tiram Seluruh
Pagi
- Bubur ayam cicang saus Seluruh
07.00
tiram
- Telur puyuh bb kuning Ekstra VIP, KLU 1 (nasi dan
lunak non diet)
- Telur bb acar VIP, KLU, 1
- Semur ayam II,III, anak
- Cumi goreng tepung Ekstra VIP, KLU, TKTP 1
Siang - Sambal goreng kentang Seluruh (nasi)
12.00 - Semur kentang Seluruh (lunak dan diet)
- Tempe asam manis anak
- Cah bucis jagung manis Seluruh (nasi non diet)
- Bening bayam jagung manis Seluruh (lunak, anak dan diet)
- Telur dadar sayuran II,III
- Chiken strip VIP, KLU, 1, anak
- Udang sc.padang Ekstra VIP, TKTP 1
Sore
- Prekedel tahu VIP, KLU, 1, anak
17.30
- Tempe bacam II,III
- Sup sayuran Seluruh (lunak, anak dan diet)
- Cah brokoli bakso Seluruh (nasi non diet)
66
http://lib.unimus.ac.id
- Cap cay kuah II,III, anak
Sore - Daging bb ragi VIP, KLU, 1, II, III
17.30 - Semur daging cincang Anak
- Pesmol ikan mas Ekstra VIP, TKTP 1 (non
diet)
- Tempe bacem VIP, KLU, 1, II, III
- Perkedel tempe Anak
- Sayur bening labu kuning Seluruh (lunak, anak dan diet)
- Sayur asem Seluruh (nasi non diet)
67
http://lib.unimus.ac.id
Waktu Menu 5 Ruang Perawatan
Pagi - Empal gentong Seluruh (nasi)
07.00 - Pindang telur Ekstra VIP, KLU (non diet
nasi dan lunak)
- Perkedel kentang Seluruh (nasi)
- Emping VIP, KLU, 1 (non diet)
- Krupuk aci II, III, anak (non diet)
- Nasi tim semur daging Seluruh (lunak)
cincang
- Bubur semur daging
Siang - Telur aroma dn jeruk VIP, KLU, 1
12.00 - Printil ayam bb kuning II, III, anak
- Tim gurame Ekstra VIP, KLU, TKTP 1
(non diet)
- Nuget tempe goreng VIP, KLU 1 (nasi)
- Nuget tempe panggang VIP, KLU 1 (lunak dan diet)
- Semur kentang II, III, anak
- Tumis kc panjang dg Seluruh (nasi non diet)
cincang
- Bobor bayam labu siam Seluruh (lunak, anak dan diet)
Sore - Rolade tenggiri VIP, KLU 1, anak
17.30 - Gulai telur ayam II, III
- Hati ayam bb kecap Ekstra VIP, TKTP 1 (non
diet)
- Tahu bb kuning VIP, KLU 1, anak
- Tumis tempe, jamur II, III
- Tumis sawi putih Seluruh (nasi non diet)
- Sup kimloe Seluruh (lunak dan diet)
68
http://lib.unimus.ac.id
Waktu Menu 6 Ruang Perawatan
Pagi - Lontong sayur komplit Seluruh (nasi)
07.00 - Sambel goreng ati sapi Ekstra VIP, KLU (nasi)
- Telur rebus Seluruh (nasi eksta lunak non
diet)
- Emping VIP, KLU, 1 (non diet)
- Kerupuk aci II, III, anak (non diet)
- Bubur ayam cirebon Seluruh (lunak)
Siang - Gulai dori VIP, KLU, 1
12.00 - Telur kukus sosis II, III, anak
- Cumi paprika Ekstra VIP, TKTP 1 (non
diet)
- Pepes tahu VIP, KLU 1, anak
- Tempe orek II, III
- Asem-asem buncis Seluruh (nasi non diet)
- Sop oyong Seluruh (lunak, anak dan diet)
Sore - Ayam bb ngehiyong VIP, KLU, 1, II, III
17.30 - Ati ayam bb kecap anak
- Kalio ati sapi Ekstra VIP, TKTP 1
- Perkedel kentang jamur VIP, KLU 1, anak
- Tumis tahu taoge II, III
- Sayur manis Seluruh (nasi non diet)
- Sup kembang tahu Seluruh (lunak, anak dan diet)
69
http://lib.unimus.ac.id
Sore - Beef teriyaki VIP, KLU, 1, II, III
17.30 - Nuget daging Anak
- Sosis tumis jagung manis Ekstra VIP, TKTP 1
- Sambal goreng kacang Seluruh (nasi non diet)
merah
- Tahu bawang Seluruh (lunak dan diet)
- Sup bayam telur puyuh VIP, KLU, 1, anak
- Cah labu siam jagung manis II, III
70
http://lib.unimus.ac.id
Waktu Menu 9 Ruang Perawatan
Pagi - Nasi soto Seluruh (nasi)
07.00 - Soto Bandung VIP, KLU, 1, II, III (nasi)
- Perkedel kentang
- Pindang telur Ekstra (nasi dan lunak non
diet)
- Emping VIP, KLU, 1 (non diet)
- Kerupuk aci II, III, anak (non diet)
- Bubur manado Seluruh (lunak)
Siang - Daging yakiniku VIP, KLU, 1
12.00 - Telur kukus wortel II, III, anak
- Sambal goreng ati ayam Ekstra VIP, KLU, TKTP 1
- Tahu isi sayuran goreng VIP, KLU, 1
- Tahu isi sayuran kukus
- Nuget jagung II, III, anak
- Bening jagung manis oyong Seluruh (lunak, anak non
diet)
- Cah kembang kool Seluruh (nasi non diet)
Sore - Ayam saus tiram VIP, KLU, 1
17.30 - Pindang dori II, III, anak
- Calamari Ekstra VIP, KLU, TKTP 1
- Rolade kentang VIP, KLU, 1, anak
- Tempe masak kecap II, III
- Cah kacang panjang wortel Seluruh (nasi non diet)
- Sup kembang tahu Seluruh (lunak, anak non
diet)
71
http://lib.unimus.ac.id
- Sup labu siam daging Seluruh (lunak, anak, dan
diet)
Sore - Ayam kukus gulung VIP, KLU, 1, anak
17.30 - Kalio ayam II, III
- Ati sapi bb iris Ekstra VIP, TKTP 1
- Go hiong tahu Seluruh (lunak dan diet)
- Rempah tempe Seluruh (nasi non diet)
- Sup ayam jamur kuping Seluruh (lunak, anak, dan
diet)
- Acar timun wortel Seluruh (nasi non diet)
72
http://lib.unimus.ac.id
Hasil Pengolahan SPSS
Distribusi Frekuensi
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 17 39.5 39.5 39.5
perempuan 26 60.5 60.5 100.0
Total 43 100.0 100.0
Usia
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-40 tahun 33 76.7 76.7 76.7
41-60 tahun 10 23.3 23.3 100.0
Total 43 100.0 100.0
73
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Penampilan Makanan Pokok Hari 2 Pagi Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 6 14.0 14.0 14.0
60-80% 21 48.8 48.8 62.8
>80% 16 37.2 37.2 100.0
Total 43 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 4 9.3 9.3 9.3
60-80% 27 62.8 62.8 72.1
>80% 12 27.9 27.9 100.0
Total 43 100.0 100.0
74
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Penampilan Makanan Pokok Hari 3 Siang Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 4 9.3 9.3 9.3
60-80% 31 72.1 72.1 81.4
>80% 8 18.6 18.6 100.0
Total 43 100.0 100.0
75
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Penampilan Makanan Lauk Hewani Nabati Hari 2 Pagi
Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 4 9.3 9.3 9.3
60-80% 28 65.1 65.1 74.4
>80% 11 25.6 25.6 100.0
Total 43 100.0 100.0
76
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Penampilan Makanan Lauk Hewani Nabati Hari 3 Sore
Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 3 7.0 7.0 7.0
60-80% 23 53.5 53.5 60.5
>80% 17 39.5 39.5 100.0
Total 43 100.0 100.0
77
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Penampilan Makanan Sayur Hari 2 Siang Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 4 9.3 9.3 9.3
60-80% 23 53.5 53.5 62.8
>80% 16 37.2 37.2 100.0
Total 43 100.0 100.0
78
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Rasa Makanan Pokok Hari 1 Pagi Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 9 20.9 20.9 20.9
60-80% 21 48.8 48.8 69.8
>80% 13 30.2 30.2 100.0
Total 43 100.0 100.0
79
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Rasa Makanan Pokok Hari 2 Sore Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 7 16.3 16.3 16.3
60-80% 25 58.1 58.1 74.4
>80% 11 25.6 25.6 100.0
Total 43 100.0 100.0
80
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Rasa Lauk Hewani Nabati Hari 1 Siang Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 6 14.0 14.0 14.0
60-80% 27 62.8 62.8 76.7
>80% 10 23.3 23.3 100.0
Total 43 100.0 100.0
81
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Rasa Lauk Hewani Nabati Hari 3 Pagi Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 4 9.3 9.3 9.3
60-80% 22 51.2 51.2 60.5
>80% 17 39.5 39.5 100.0
Total 43 100.0 100.0
82
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Rasa Sayuran Hari 1 Sore Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 1 2.3 2.3 2.3
60-80% 7 16.3 16.3 18.6
>80% 35 81.4 81.4 100.0
Total 43 100.0 100.0
83
http://lib.unimus.ac.id
Distribusi Frekuensi Rasa Sayuran Hari 3 Siang Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 60% 4 9.3 9.3 9.3
60-80% 24 55.8 55.8 65.1
>80% 15 34.9 34.9 100.0
Total 43 100.0 100.0
84
http://lib.unimus.ac.id
Deskriptif Suhu Makanan
Descriptive Statistics
85
http://lib.unimus.ac.id
Descriptives
Deskriptif Waktu Tunggu Makanan
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 43
86
http://lib.unimus.ac.id
Uji Bivariat Daya Terima Makanan dengan Suhu Makanan
Waktu
Daya Terima Tunggu
Spearman's rho Daya Terima Correlation Coefficient 1.000 .017
Sig. (2-tailed) . .914
N 43 43
Waktu Tunggu Correlation Coefficient .017 1.000
Sig. (2-tailed) .914 .
N 43 43
87
http://lib.unimus.ac.id