Anda di halaman 1dari 4

askep CA tulang

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek., tetapi jika benjolan itu
terdapat pada bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus diwaspadai, jangan-
jangan itu merupakan pertanda awal terjadinya kanker tulang.
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari
tempat asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel
kanker dapat keluar dari suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke
bagian tubuh lainnya melalui peredaran darah ataupun aliran limfe.
Metastasis juga dapat terjadi melalui penyebaran langsung. Apabila sel kanker melalui
aliran limfe, maka sel-sel tersebut dapat terperangkap di dalam kelenjar limfe,
biasanya yang terdekat dengan lokasi primernya. Apabila sel berjalan melalui
peredaran darah, maka sel-sel tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh, mulai
tumbuh, dan membentuk tumor baru. Proses ini disebut metastasis. Tulang adalah
salah satu organ target yang paling sering menjadi tempat metastasis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Metastase bisa terjadi pada setiap tulang dan dimana saja. Biasanya (tidak selalu)
menimbulkan nyeri local. Tumor metastasik biasanya dekstruktif (lytic) dan bisa
terjadi fraktur bila tulang menjadi lemah. Kadang-kadang terlihat densitas (terutama
bila tumor primernya prostat atau payudara). Jarang terlihat pembentukan tulang baru
secara periosteal (bila dibandingkan dengan tumor primer). Yang paling penting,
hampir selalu multiple, terjadi pada tulang yang berbeda. Jarang dapat dikenali tumor
prime dari mana metastase berasal. ( Tucker.1993 )

B. ETIOLOGI
Beberapa tumor ganas yang sering bermetastasis ke tulang antara lain :
1. Prostat ( paling sering bagi pria ) hampir semua jenis osteblastik
2. Payudara (paling sering bagi wanita) kira-kira 2/3 kasus menunjukkan metastasis
ke tulang. Hampir semuanya jenis oteolitik, kira-kira 10% osteoblastik, 10% campur
3. Paru-paru 1/3 dari kasus, hampir semua jenis osteolitiK
4. Ginjal sering soliter sehingga sulit dibedakan dan tumor primer,jenisnya oteolitik
5. Multypel myeloma merupakan tumor ganas tulang,dengan gejala klinis nyeri
yang menetap, nyeri pinggang yang kadang-kadang disertai radikuler serta kelemahan
gerak.gejala umum anemia,anoreksia, muntah-muntah.dan gangguan psikis
6. Gambaran radiologisnya;densitas tulang tampak berkurang akibat osteoporosis
dengan daerah-daerah osteoloitik yang bulat raferaksi pada sumsum tulang.gambran
ini bias berbentuk lubang-lubang pukulan yang kecil (punched out) yang bentukya
bervariasi serta daerah radiolusen yang berbatas tegas.lokasi: tumor berasal dari
sumsum tulang dan menyebar ketulang lain, paling sering tulang
belakang,panggul,iga,sternum dan tengkorak.
C. KLASIFIKASI
Keganasan tulang primer dikalsifikasikan secara histologis berdasarkan jenis sel atau
jaringan yang mendasarinya. Tipe tersebut termasuk tulang, kartilago, jaringan
fibrosa, retikuloendotelial dan vaskular.
Secara umum, kanker tulang dibagi menjadi 2 macam yakni kanker tulang sekunder
dan kanker tulang primer.
1. Kanker tulang sekunder adalah kanker tulang yang disebabkan oleh sel-sel kanker
yang berasal dari organ lain dan menyebar ke tulang lainnya. Umumnya kanker tulang
sekunder terjadi akibat komplikasi dari kanker sebelumnya seperti kanker paru-paru
yang menyebar ke tulang kemudian berkembang menjadi kanker tulang.
Beberapa jenis penyakit kanker dapat menyebabkan sel-sel kanker menyebar pada
tulang-tulang rawan dan rentan terhadap serangan sel kanker dari kanker yang
sebelumnya ada pada tubuh, jenis kanker yang paling umum dan menyebarkan sel-sel
kankernya pada tulang seperti kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker prostat.
2. Sedangkan kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh sel-sel
kanker yang berasal dari tulang itu sendiri atau tempat dimana tumbuhnya sel kanker
pada tulang.

D. PATOFISIOLOGI
Proses metastasis ke tulang terjadi dalam 3 mekanisme dasar, antara lain :
1. Perluasan secara langsung
2. Mengikuti aliran darah balik vena
3. Mengikuti emboli tumor melalui aliran darah dan limfe.
Sel-sel dari tumor primer mengikuti aliran pembuluh darah sampai ke kapiler-kapiler
pada tulang. Agregasi antara sel-sel tumor dan sel-sel darah lainnya akan membentuk
emboli di kapiler tulang bagian distal. Setelah memasuki tulang, maka sel-sel kanker
akan mulai berkembang.
Sel-sel kanker yang telah menyebar ke tulang dapat menyebabkan kerusakan tulang
yang hebat. Sel-sel tumor mensekresikan substansi kimia yang dapat menstimulasi
osteoclast seperti prostaglandin-E ( PGE ), beberapa jenis sitokin, dan factor-faktor
pertumbuhan seperti ( TGF ) α dan β, Epidermal growth factor ( EGF ), ( TNF ),
dan IL-1. Osteoclast yang berlebihan akan menyebabkan resorpsi tulang yang
berlebihan pula. Hal ini menyebabkan tulang tidak padat. Proses ini disebut osteolitik.
Proses ini terjadi pada proses metastase ke tulang oleh kanker payudara.
Sel-sel tumor juga dapat mensekresikan substansi-substansi kimia yang dapat
menyebabkan pembentukan tulang yang tak terkendali. Proses ini disebut osteoblastik
atau osteosklerotik. Contoh proses ini yaitu metastase ke tulang oleh kanker prostate.
Kedua jenis kelainan ini dapat menimbulkan rasa sakit dan lebih lemah dibandingkan
tulang yang normal sehingga menjadi lebih mudah patah.

E. MANIFESTASI KLINIK
1. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis ke
tulang dan biasanya merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien. Nyeri timbul
akibat peregangan periosteum dan stimulasi saraf pada endosteum oleh tumor. Nyeri
dapat hilang-timbul dan lebih terasa pada malam hari atau waktu beristirahat.
2. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih rapuh
dan beresiko untuk mengalami fraktur. Kadang-kadang fraktur timbul sebelum gejala-
gejala lainnya. Daerah yang sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di
ekstremitas atas dan bawah serta vertebra.
3. Penekanan medula spinalis
Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis menjadi terdesak.
Pendesakan medulla spinalis tidak hanya menimbulkan nyeri tetapi juga parese atau
mati rasa pada ekstremitas, gangguan miksi, atau mati rasa disekitar abdomen.
4. Peninggian kadar kalsium dalam darah
Hal ini disebabkan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari tulang.
Peninggian kalsium dapat menyebabkan kurang nafsu makan, mual, haus, konstipasi,
kelelahan, dan bahkan gangguan kesadaran.
5. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai dengan tipe
sel darah yang terkena. Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel darah merah.
Apabila sel darah putih yang terkena, maka pasien dapt dengan mudah terjangkit
infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet, dapat menyebabkan perdarahan.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto tulang konvensional
Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter metastasis ke tulang.
2. Gambaran CT-Scan
CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah atau
tidak dapat ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya tumor atau
keterlibatan jaringan 7.
3. MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk mendeteksi suatu
metastasis lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning.
Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih
sering soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian.
4. Scintigraphy ( nuclear medicine )
Skintigrafi adalah metode yang efektif sebagai skrining pada seluruh tubuh untuk
menilai metastasis ke tulang.
5. Pemeriksaan bone survey (foto seluruh tubuh)
Bone Survey atau pemeriksaan tulang-tulang secara radio-grafik konvensional adalah
pemeriksaan semua tulang-tulang yang paling sering dikenai lesi-lesi metastatik yaitu
skelet, foto bone survey dapat memberikan gambaran klinik yaitu:
a) Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada
organ-organ tertentu
b) Apakah tumor bersifat soliter atau multiple
c) Jenis tulang yang terkena.
d) Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis adalah sebagai berikut :
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan
metode seefektip mungkin :
1. Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
2. Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. Outputurin harus baik(2500-
3000ml/hari) unutuk mengukur tingkat serum kalsium dan mencegah hiperkalsium
dan hiperurisemia
3. Bifosfonat
4. Bifosfonat berfungsi untuk menekan laju destruksi dan pembentukan tulang yang
berlebihan akibat metastasis.
5. Kemoterapi dan terapi hormonal
Obat-obat kemoterapi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker didalam tubuh.
Kemoterapi dapat diberikan per-oral maupun intravena. Terapi hormon digunakan
untuk menghambat aktivitas hormon dalam mendukung pertumbuhan kanker.
a) Radioterapi
Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol pertumbuhan tumor
di area metastasis.
b) Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur. Biasanya
pembedahan juga dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam pembedahan mungkin
ditambahkan beberapa ornament untuk mendukung struktur tulang yang telah rusak
oleh metastasis.
Penatalaksanaan keperawatan
1. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi,
dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
2. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan
dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi
atau rohaniawan.
3. Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika
dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi
parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
4. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya
komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.(Smeltzer. 2001).

DAFTAR PUSTAKA

Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGC
Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta. EGC
Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8.
Vol 3. Jakarta. EGC
Price Sylvia,A (1994). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 .
Edisi 4. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai