Anda di halaman 1dari 2

Pola Hidup Sehat, Mengendalikan Faktor Pencetus Serangan Asma

Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat
ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu
aktivitas bahkan kegiatan harian.
Kemajuan ilmu dan teknologi di belahan dunia ini tidak sepenuhnya diikuti dengan
kemajuan penatalaksanaan asma, hal itu tampak dari data berbagai negara yang menunjukkan
peningkatan kunjungan ke darurat gawat, rawat inap, kesakitan dan bahkan kematian karena
asma. Beberapa tips untuk mengendalikan faktor pencetus serangan asma :
1. Meningkatkan kebugaran fisis

Olahraga menghasilkan kebugaran fisis secara umum, menambah rasa percaya diri dan
meningkatkan ketahanan tubuh. Walaupun terdapat salah satu bentuk asma yang timbul serangan
sesudah exercise (exercise-induced asthma/ EIA), akan tetapi tidak berarti penderita EIA
dilarang melakukan olahraga. Bila dikhawatirkan terjadi serangan asma akibat olahraga, maka
dianjurkan menggunakan beta2-agonis sebelum melakukan olahraga.
Senam Asma Indonesia (SAI) adalah salah satu bentuk olahraga yang dianjurkan karena
melatih dan menguatkan otot-otot pernapasan khususnya, selain manfaat lain pada olahraga
umumnya. Senam asma Indonesia dikenalkan oleh Yayasan Asma Indonesia dan dilakukan di
setiap klub asma di wilayah yayasan asma di seluruh Indonesia. Manfaat senam asma telah
diteliti baik manfaat subjektif (kuesioner) maupun objektif (faal paru); didapatkan manfaat yang
bermakna setelah melakukan senam asma secara teratur dalam waktu 3 – 6 bulan, terutama
manfaat subjektif.
2. Berhenti atau tidak pernah merokok
Asap rokok merupakan oksidan, menimbulkan inflamasi dan menyebabkan ketidak
seimbangan protease antiprotease. Penderita asma yang merokok akan mempercepat perburukan
fungsi paru dan mempunyai risiko mendapatkan bronkitis kronik dan atau emfisema
sebagaimana perokok lainnya dengan gambaran perburukan gejala klinis, berisiko mendapatkan
kecacatan, semakin tidak produktif dan menurunkan kualiti hidup. Oleh karena itu penderita
asma dianjurkan untuk tidak merokok. Penderita asma yang sudah merokok diperingatkan agar
menghentikan kebiasaan tersebut karena dapat memperberat penyakitnya.
3. Lingkungan Kerja
Bahan-bahan di tempat kerja dapat merupakan faktor pencetus serangan asma, terutama
pada penderita asma kerja. Penderita asma dianjurkan untuk bekerja pada lingkungan yang tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mencetuskan serangan asma. Apabila serangan asma
sering terjadi di tempat kerja perlu dipertimbangkan untuk pindah pekerjaan. Lingkungan kerja
diusahakan bebas dari polusi udara dan asap rokok serta bahan-bahan iritan lainnya.
Faktor risiko asma yang sering menginduksi gejala asma adalah perubahan suhu terkait
kondisi geografis, alergen, aktivitas fisik, asap rokok, ekspresi emosi yang berlebihan, dan polusi
udara. Penderita asma tidak melakukan tindakan pencegahan yang direkomendasikan terhadap
paparan faktor risiko asma. Perburukan tingkat kontrol penyakit asma terjadi akibat kemunculan
gejala harian yang sering. Ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor risiko asma dengan
tingkat kontrol penyakit asma, namun perilaku pencegahan tentang paparan tidak memiliki
hubungan dengan tingkat kontrol penyakit asma.

Sumber : Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma Di Indonesia


Oleh : dr. Elim Jusri, S.Ked ( Dokter Umum RSUD Syech Yusuf Kab. Gowa)

Link : https://kabar.news/tips-dokter-pola-hidup-sehat-mengendalikan-faktor-pencetus-serangan-
asma

Anda mungkin juga menyukai