Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN POST HEMODIALISIS

Ns. Tiurma Maria Goretti, SKep

A. PENGKAJIAN
a. Riwayat keperawatan : indentitas pasien, riwayat keluarga, riwayat penyakit masa lalu
b. Riwayat dialisis : mulai/ inisiasi HD,PD
c. Pemeriksaan fisik :
 Pola berkemih
 Penambahan BB /edema
 Aktivitas istirahat/tidur
 Sirkulasi
 Respirasi
 Eliminasi: oliguri, anuri, poli uri
 Nutrisi : mual, muntah, anoreksia
 Neuro : sakit kepala, pusing
d. Riwayat psikososial
e. Pemeriksaan Penunjang
 Masalah keperawatan yang dapat terjadi :
1. Pola nafas tidak efektif
2. Gangguan keseimbangan cairan tubuh
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan
5. Intoleransi aktivitas
6. Hiperkalemi
7. Pericarditis
8. Hipertensi
9. Anemia
10. Penyakit tulang

1) Pola nafas tidak efektif


Penyebab :
 Retensi cairan
 Edema paru
Tanda dan gejala :
 RR > 30 x / menit
 Tampak sesak
 Tampak rektraksi interkostalis
 Pernafasan cuping hidung
 Sianosis
 Adanya Ronhi salah satu atau kedua lapang paru
Tujuan :
 RR : 16 – 20 x /menit
 Tidak tampak tanda-tanda sesak
 Tidak tampak retraksi interkostalis
 Tidak tampak cuping hidung
 Tidak tampak sianosis
 Tidak adanya Ronhi salah satu atau kedua lapang paru
Intervensi :
 Kaji tingkat sesak nafas
 Observasi tanda-tanda vital
 Atur posisi tidur semi fowler
 Kolaborasi pemberian O2 sesuai kebutuhan pasien
 Program HD sesuai kebutuhan pasien

2. Gangguan keseimbangan cairan tubuh


Penyebab :
 Penumpukan cairan
 Penurunan fungsi ginjal
 Intake cairan yang berlebihan

Tanda dan gejala:


 Adanya edema ekstremitas bawah
 Kenaikan BB berlebihan, kenaikan > 5% dari BBK
 Napas cepat dan dalam
 Adanya edema paru
 Adanya asites
Tujuan :
 Berkurang atau tidak adanya edema ekstremitas bawah
 Kenaikan ≤ 5% dari BBK
 RR 16-20 x/ menit
 Tidak adanya edema paru
 Tidak adanya asites
Intervensi
 Monitor pernafasan pasien
 Monitor kenaikan BB
 Monitor BB pre dan post HD
 Observasi tanda-tanda vital ( TD,RR, N)
 Berikan penjelasan pada pasien tentang kebutuhan cairan per hari
 Libatkan keluarga dalam manajemen cairan per hari
 Anjurkan pasien untuk mengukur intake dan output cairan
 Identifikasi sumber potensial cairan medikasi dan cairan yang digunakan.
 Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan cairan.
 Bantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan.
 Anjurkan oral hygiene dengan seringProgram HD sesuai dengan kondisi
pasien
 Kolaborasi dengan tim medis pemberian terapi antidiuretik
3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Penyebab :
 Ketidak mampuan mencerna makanan akibat faktor fisiologis dan psikologis
(anorexia, mual, muntah).
Tujuan :
Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan nutrisi atau diet
Intervensi
 Kaji status nutrisi (perubahan BB, pengukuran antropometri, nilai elektrolit
serum, BUN, kreatinin, protein, transferrin dan kadar besi)
 Kaji pola diet nutrisi pasien (riwayat diet, makanan kesukaan, hitung kalori)
 Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi (anoreksia, mual,
muntah, diet yang tidak menyenangkan, depresi, kurang memehami
pembatasan diet, stomatitis)
 Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas batas diet.
 Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi seperti
telur, produk susu, dan daging.
 Kaji masukan protein tidak adekuat (terjadi edema, penyembuhan lambat,
penurunan kadar albumin serum.
 Monitor berat badan dua kali dalam satu minggu
 Anjurkan cemilan tinggi kalori , rendah natrium diantara waktu malam.
 Jelaskan rasional pembatasan diet dan hubungannya dengan penyakit ginjal
dan peningkatan urea dan kreatinin.
 Ubah jadwal medikasi sehingga medikasi tidak segera diberikan sebelum
makan.
 Kolaborasi dengan dietisian dalam pengaturan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang sesuai.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan


Penyebab :
 Kurang informasi
 Tingkat pendidikan rendah
Tujuan :
 Pasien mendapatkan informasi yang dibutuhkan
Intervensi :
 Kaji pemahaman tentang penyebab, konsekuensi dan penanganan PGK
 Jelaskan fungsi ginjal dan penyakit ginjal kronik sesuai pemahaman pasien
 Bantu pasien mengidentifikasi cara memahami perubahan akibat PGK

1. Intoleransi aktivitas
Penyebab :
 Keletihan
 Anemia
 Retensi produksi sampah
 Prosedur dialysis
Tanda dan gejala :
 Tampak keletihan
 Hb < 10 gr%
 Tampak uremik
Tujuan :
Pasien dapat beraktivitas dengan baik
Intervensi :
 Kaji faktor yang menyebabkan keletihan
 Tingkatkan kemandirian dalam perawatan diri, bantu jika keletihan terjadi.
 Anjurkan aktivitas alternative sambil istirahat
 Libatkan anggota keluarga sesuai kebutuhan pasien

2. Hiperkalemi
Penyebab :
 Hiperkalemia , (kadar kalium serum > 6 mEq)
 Tanda dan gejala :
 Kadar kalium serum > 6 mEq
 Tampak sesak napas
 RR meningkat
Tujuan :
Hiperkalemia dapat teratasi
Intervensi
 Pantau kadar kalium serum dan beritahu dokter bila kadarnya melebihi 5,5 mEq/dl
 Kaji adanya kelemahan otot, diare, perubahan EKG (Gelombang T memuncak dan
QRS melebar)
 Observasi tanda-tanda vital
 Kolaborasi dengan bagian gizi untuk pemberian diet rendah kalium

3. Pericarditis
Penyebab :
 efusi pericardial
 Kadar serum urea yang tinggi dalam waktu lama
 Penurunan imun tubuh

Tanda-tanda :
 Jika mengalami pericarditis, kaji faktor berikut :
 Denyut denyut paradoksial > 10 mmHg
 Hipotensi berat
 Lemah / kehilangan denyut perifer
 Perubahan tingkat kesadaran
 Penonjolan vena leher
Intervensi
 Kaji tentang demam, nyeri dada, dan friction rub pericardial (tanda-tanda
pericarditis) beritahu dokter bila ada.
 R/ sekitar 30-50% GGK mengalami pericarditis akibat uremia.
 Persiapan pasien untuk USG jantung untuk mendukung adanya efusi dan
tamponade.
 Jika terjadi tamponade siapkan pasien untuk perikardiosentesis darurat.

4. Hipertensi
Penyebab :
Kelebihan cairan
Tanda dan gejala :
 Kenaikan BB > 5 % dari BBK
 TD meningkat
 Sakit kepala
 Tujuan :
 Tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan
 TD dalam batas normal
Intervensi
 Pantau dan catat tekanan darah sesuai indikasi.
 Dorong kepetuhan terhadap pembatasan cairan dan diet
 Anjurkan pasien untuk membatasi makanan yang banyak mengandung natrium
 Anjurkan pasien melaporkan tanda kelebihan cairan, sakit kepala, edema atau
kejang.
 Kolaborasi pemberikan obat antihipertensi sesuai terapi pengobatan
 kolaborasi dengan tim gizi untuk diet sesuai kondisi pasien

5. Anemia
Penyebab :
 Hemodialisis dalam jangka waktu yang lama
 Malnutrisi
 Perdarahan
Tanda dan gejala :
 Kadar Hb < 10 gr %
 Pasien tampak pucat
 Adanya perdarahan
Intervensi :
 Pantau eritrosit dan hematocrit sesuai indikasi
 Hindari pengambilan specimen darah yang tidak perlu
 Anjurkan pasien untuk diet TKTP
 Instruksikan cara mencegah perdarahan : menghindari olah raga berat dan
anjurkan penggunaan sikat gigi yang lembut
 Kolaborasi pemberian terapi komponen darah sesuai indikasi
 Kolaborasi pemberian obat sesuai resep mencakup suplemen besi dan asam folat,
epogen, dan multivitamin

6. Osteodistropi
Penyebab :
 Difisiensi vit D,
 Penurunan kadar kalsium dalam darah
Intervensi :
 Berikan obat sesuai resep : pengikat fosfat, suplemen kalsium suplemen vitamin
D
 R/ GGK menyebabkan perubahan fisiologis yang mempengaruhi metabolism
kalsium, fosfat, vitamin D
 Pantau hasil labolatorium sesuai indikasi
 R/ hiperfosfatemia, hipokalsemia, dan akumulasi aluminium berlebih umumnya
terjadi pada GGK.
 Bantu pasien dalam program latihan
 R/ demineralisasi tulang meningkat akibat imobilitas

Evaluasi Keperawatan
 Evaluasi keperawatan terhadap masing-masing diagnosa keperawatan dan masalah-
masalah kolaboratif mencakup:
 Kelebihan volume cairan. Tujuan : mempertahankan BBK tanpa kelebihan volume
cairan
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Tujuan : mempertahankan masukan
nutrisi yang adekuat
 Kurang pengetahuan. Tujuan : meningkatkan pengetahuan tentang kondisi dan
penanganan yang bersangkutan
 Intoleransi aktivitas. Tujuan : berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat di toleransi
 Gangguan harga diri. Tujuan : memperbaiki konsep diri
 Terhadap masalah-masalah kolaboratif, tujuan : pasien menunjukan tidak terjadi
komplikasi.
ASUHAN KEPERAWATAN PRE HEMODIALISIS
Ns. Tiurma Maria Goretti, SKep

Pendahuluan
 gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang berlangsung kronik bersifat
permanen dan progresif. Istilah gagal ginjal kronik (GGT) menunjukkan bahwa
seorang pasien PGK telah saat nya membutuhkan terapi pengganti (dialysis atau
transplantasi)
 Pada makalah ini akan dibatasi yaitu pada asuhan keperawatan pre dialysis

Tujuan
1. Menyiapkan pasien dalam memasuki terapi dialysis
2. Meminimalkan komplikasi
3. Pasien dapat memahami tujuan dari dialysis
4. Pasien dapat memahami tujuan dari dialysis

Persiapan Pasien
a. Persiapan mental/psikologis
Setelah medic menentukkan bahwa pasien telah masuk pada keadaan penyakit ginjal
tahap akhir dan harus menjalani program dialysis (hemodialisis) maka perawat
memberikan penjelassan ulang mengenai:
 Pengerian penyakit ginjal kronik
 Tujuan tindakan dialysis
 Gejala dari penyakit ginjal kronik jika fungsi ginjal semakin menurun
 Komplikasi yang mungkin timbul
 Diet penyakit ginjal kronik (kolaborasi) dan pembatasan intake cairan, disini
keterlibatan keluarga sangat penting
 Dukungan keluarga : peran keluarga sangat menentukan keberhasilan dialysis
pasien
 Prosedur yang berkaitan dengan tindakan dialysis/hemdialisis
 Biaya
 Pengkajian psikososial
- Integritas ego
- Interaksi social
- Tingkat pengertian klien tentang penyakit dan penatalaksanaan nya
Perawat perlu mengkaji
 Apakah pasien telah siap untuk mennjalani dialysis/hemodialisis
 Apakah keluarga sudah siap menerima tindakan hemodialisis yang kan dijalani
oleh pasien, karena dukungan keluarga sangat diperlukan

b. Materi
1. Pengertian gagal ginjal kronik
 Penurunana faal ginjal secara menahun
 Berlangsung progresif
 Tidak pulih (irreversible)
2. Tujuan Hemodialisis
 Membuang cairan yang tidak dapat dibuang oleh ginjal karena fungsiya
terganggu
 Membuang sampah toksik/racun atau sisa metabolism protein yang tidak
dapat dibuang oleh ginjal yang terganggu
 Membuang elektrolit yang berlebihan ditubuh
3. Terapi pengganti ginjal : salah satu terapi pengganti adalah dialysis: hemodialisi
dan dialysis peritoneal
4. Dialysis yang diberikan sebelum didialisis (terapi konservatif) adalah: protein 0,6
gr/kg/BB dengan sedikit nya 50% dari protein bernilai biologi tinggi dengan
energy 35 kcl/kgBB (kolaborasi), cairan dibatasi jika ada oliguri yaitu jumlah
output urin per 24 jam+ 500 ml/24 jam
5. Gejala yang akan timbul jika fungsi ginjal semakin menurun: mual, muntah, tidak
nafsu makan, sesak nafas, kesadaran menurun sampai koma dllas
6. Obat-obatan : libatkan keluarga dalam pemberian obat pasien yang telah
diresepkan oleh dokter
7. Orientasikan pasien diruang HD ajak pasien untuk berbincang-bincang dengan
pasien lain yang kondisinya sudah stabil biarkan pasien mengekspresikan
perasaannya, dengarkan pendapatnya
8. Hindari istilah cuci darah karena selain kurang tepat dapat membuat pasien takut
dan stress
9. Dukungan keluarga sangat menentukan keberhasilan dialysis pasien
10. Prosedur yang berkaitan dengan tindakan dialysis
- Alur penerimaan pasien: dari poliklinik, IGD, IRNA
- Biaya untuk pasien jaminan : askes, jamkesmas, gakin, sktm penuh dapat
menghubungi UPPJ, untuk mengurus administrasi, hari libur ke IGD
- Untuk pasien umum atau jaminan perusahaan dapat menghubungi keuangan
ruang HD/ RSCM
- Jadwal: jadwal pasien HD secara rutin 2x seminggu dengan durasi 5 jam per
tindakan
- Mematuhi tata tertib ruang HD

Persiapan Fisik
 Pengkajian fisik spesifik
 Pola berkemih
 Penambahan BB/ edema
 Aktivitas istirahat/tidur
 Sirkulasi
 Respirasi
 Eliminasi: oliguri, anuri, poli, uri
 Nutrisi: mual, muntah, anoreksia
 Neuro: sakit kepala, pusing
 Respirasi; pola napas
 Integritas kulit; edema kedua tungkai, pruritus, gatal, bekas garukan
 Gastrointestinal; konstipasi, diare
 Lab; kaji kembali pemeriksaan lab; hema, elektrolit lengkap, clothing time,
bleeding time, screening HBsAg, anti HCV, HIV penyaring
 Pastikan resep HD telah ditanda tangani oleh dokter konsulen PD

Implementasi
 Konfirmasi persyaratan administrasi yang diperlukan untuk tindakan HD
 Kaji akses sirkulasi darah; cimino, cdl
 Jika salah satu tersebut diatas belum tersedia kolaborasi untuk pemasangan akses
temporer
 Berikan informed concent pada pasien/keluarga
 Timbang BB pre HD jika mungkin
 Selanjutnya pasien masuk ke dalam prosedur HD
 Masalah keperawatan
 Kelebihan volume cairan
 Perbahan nutrisi
 Resiko injury; fraktur, intoleransi aktivitas
 Diare
 Konstipasi
 Gangguan integritas kulit
 Kurang pengetahuan tentang penyakit
 Perubahan konsep diri
 Prioritas keperawatan
 Mempertahankan homeostasis
 Mencegah komplikasi
 Memberikan informasi
 Hal-hal yang harus diperhatikan
 Kondisi pasien saat ini
 Bagaiman respon klien
 Berikan kesempatan kepada pasien berfikir untuk mulai dialysis/hemodialisis

Penutup
Kesimpulan
- Edukasi yang baik dapat memberdayakan pasien untuk berpartisipasi dalam
mengontrol penyakitnya sendiri
- Dukungan keluarga sangat menentukkan keberhasilan dialysis
Saran
- Perawat harus mengingkatkan pengetahuan dengan cara aktif mengikuti; symposium
atau pelatihan

Anda mungkin juga menyukai