1
diberikan kepada pasien didasarkan pada bukti dan akan memberikan hasil
yang positif.
4. Manajemen risiko klinik
Manajemen risiko klinis meliputi penilaian, analisa dan manajemen risiko di
penataan klinis. Manajemen risiko klinik mempunyai tiga komponen utama
yaitu identifikasi risiko, analisa risiko dan pengawasan risiko. Belajar dari
kesalahan adalah kunci dari perbaikan proses. Pendekatan sistemik
manajemen risiko meliputi pelaporan kejadian tidak diharapkan, analisa
kejadian, audit kejadian, analisa akar penyebab.
5. Staffing dan manajemen staf
Meliputi rekrutmen, manajemen dan pengembangan staf. Penataan tenaga
kerja haruslah menempatkan orang yang benar pada tempat yang benar dan
pada waktu yang benar. Keputusan pengelolaan sumber daya manusia
didasarkan pada kompetensi. Rencana strategic dan sumber daya keuangan.
Manajemen yang baik dalam penataan tenaga kerja meliputi: skill-mix review,
rekrutmen dan penghentian, pendidikan dan pelatihan, pengembangan karier,
pendidikan dan profesi berkelanjutan.
Meliputi rekrutmen, manajemen dan pengembangan staf. Penataan tenaga
kerja haruslah menempatkan orang yang benar pada tempat yang benar dan
pada waktu yang benar. Keputusan pengelolaan sumber daya manusia
didasarkan pada kompetensi. Rencana strategic dan sumber daya keuangan.
Manajemen yang baik dalam penataan tenaga kerja meliputi: skill-mix review,
rekrutmen dan penghentian, pendidikan dan pelatihan, pengembangan karier,
pendidikan dan profesi berkelanjutan.
6. Pendidikan, pelatihan dan pengembangan profesi berkelanjutan
Organisasi harus mempunyaistruktur untuk pendidikan dan pelatihan bagi
semua staf, baik klinis maupun nonklinis. Ada tiga tingkatan untuk
pendidikan dan pelatihan dalam tat kelola klinis : tingkat organisasi, tingkat
direktorat atau tim, dan tingkat individu.
2
7. Penggunaan informasi dan manajemen pengetahuan
Pilar-pilar tersebut didirikan di atas 5 landasan yaitu: sistem kesadaran
(system awareness), kepemimpinan, kepemilikan, kerja tim dan komunikasi.
Untuk menerapkan tata kelola klinis dalam pelayanan kesehatan di rumah
sakit memerlukan kerja sama antara klinisi dan manajer. Keduanya
bertanggung jawab atas kualitas pelayanan klinik (Connor dan Paton, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bphn.go.id/data/documents/09uu044.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/66895/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y