Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga makalah yang berjudul “Interaksi
dan Efek Samping Obat Aspirin” dapat diselesaikan tepat waktu.
Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekeliruan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sangat membangun sangat kami harapkan sebagai bahan perbandingan untuk
pembuatan makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
Indikasi
Aspirin digunakan sebagai obat analgetik, antipiretik, dan
antiinflamasi yang sangat luas digunakan (Blann, 2003).
Kontraindikasi
Pemberian aspirin dibagi menjadi dua yaitu absolut pada kondisi
ulkus gastrointestinal yang aktif, hipersensitivitas dan trombositopenia.
Sedangkan yang relatif yaitu adanya riwayat ulkus atau dispepsia, penyakit
dengan perdarahan dan pemberian warfarin (Blann, 2003).
Farmakokinetik
Asam salisilat adalah asam organik sederhana dengan pKa 3,0.
Aspirin (asam asetilsalisilat: ASA) mempunyai pKa 3,5. Natrium salisilat dan
aspirin sama-sama efektif sebagai obat anti-inflamasi, meskipun aspirin
mungkin lebih efektif sebagai analgesik. Salisilat cepat diabsorpsi dari
lambung dan usus halus bagian atas, menghasilkan kadar puncak dalam
plasma dalam waktu 1-2 jam. Aspirin diabsorpsi begitu saja dan cepat
2
dihidrolisis (waktu-paruh serum 15 menit) menjadi aam asetat dan salisilat
oleh esterase dalam jaringan dan darah. Di luar kandungan dalam tubuh total
sebesar 600 mg, peningkatan dosis salisilat meningkatkan konsentrasi
salisilat secara tidak proporsional. Seiring meningkatnya dosis aspirin,
waktu-paruh eliminasi salisilat meningkat dari 3-5 jam (untuk dosis 600
mg/hari) menjadi 12-16 jam (dosis >3,6g/hari). Alkalinasi urine meningkat
laju ekskresi salisilat bebas dan konjugatnya yang larut dalam air (Khatzung,
2007).
Farmakodinamik
Aspirin secara ireversibel menghambat COX dan menghambat
agrerasi trombosit, sementara salisilat nonterasetilasi tidak. Efek antipiretik
aspirin mungkin diperantarai baik oleh inhibasi COX di susunan saraf pusat
maupun oleh inhibisi interleukin-1 (yang dilepaskan dari makrofag selama
episode inflamasi). Aspirin secara ireversibel menghamabat COX trombosit
sehingga efek antitrombosit aspirin bertahan selama 8-10 hari (sesuai masa
hidup trombosit) (Khatzung, 2007).
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Capsicum atau cabai merah memiliki potensi untuk mengurangi
penyerapan aspirin. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian
aspirin oral 20 mg / kg menemukan bahwa akut administrasi ekstrak
standar Capsicum annuum 100 mg / kg (setara dengan 10 mg / kg
capsaicin) mengurangi AUC dan kadar serum salisilat maksimum
sebanyak 44% dan 26%, masing-masing. (Elizabeth, 2009)
5
kreatinin, sehingga diperlukan suatu tindakan untuk meminimalkan
resiko tersebut misalnya pemantauan fungsi ginjal pasien secara
berkala atau bahkan penghentian obat pada pasien jika terjadi
penurunan fungsi ginjal yang signifikan.
4. Spironolakton dengan Aspirin
Interaksi terjadi pada proses ekskresi, dimana aspirin
menurunkan sekresi natrium, sehingga natrium dalam darah
meningkat, akibatnya efek spironolakton menurun, tetapi aspirin
dalam dosis kecil tidak mempengaruhi. Aspirin juga menghambat
sekresi aktif canrenone (metabolit aktif spironolakton), sehingga efek
metabolit spironolakton meningkat untuk pemberian dosis berikutnya.
(Kurniajaturiatama, 2003)
6
7
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian
obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat herbal dan senyawa
kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih
obat digunakan bersama-sama. Interaksi obat secara klinis penting bila
berakibat peningkatan toksisitas dan/atau pengurangan efektivitas obat.
III.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang dapat di
pertanggung jawabkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
British National Formulary. 2009. 58th ed., BMJ Group and RPS Publishing,
London.
Fajriansyah, hadijah Tahir, Almi Kombong. 2016. Kajian Drug Relation Problem
(Drps) Kategori Interaksi Obat, Over Dosis Dan Dosis Subterapi Pada
Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Rsup Universitas Hasanuddin. Akademi
Farmasi Kebangsaan Makassar,RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar,Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar.
Katzung B. G. 2007. Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed. Boston: McGraw
Hill.
Rang H.P., Dale M.M., Ritter J.M. and Moore P.K. 2015. The Text Book Of
Pharmacology 8 Th Ed, Elsevier Churchill Livingstone publications. New
Delhi.
Yasin, N.M., Herlina, T.W., dan Endah, K. D. (2005). Kajian Interaksi Obat pada
Pasien dengan Gagal Jantung Kongestif di RSUP DR.Sardjito Yogyakarta
Tahun 2005. Jurnal Farmasi Indonesia. 4: 15-22.
9
Wells, B. G., J. T. Dipiro, T. L. Schwinghammer, & C. V. Dipiro. 2009.
Pharmacotherapy Handbook, 7th Ed, The McGraw-Hill Companies :
United States
10