Anda di halaman 1dari 2

1) Telur dengan kerabang keriput.

Ini terjadi karena kerabang


kehilangan bentuknya sewaktu penambahan zat penyusunannya sehingga
lapisannya tidak rata. Penyebab utama hal ini adalah karena ayam
terserang Infectious Bronchitis (IB). Penyebab lain yang memungkinkan
adalah karena terjadi tekanan pada telur di dalam uterus ketika awal
penambahan kalsium. Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah
dengan mengontrol kembali program vaksinasi IB, disamping
menghindarkan hal-hal di dalam kandang yang dapat menyebabkan
terjadinya stres pada ayam.

2) Telur dengan kerabang tebal di bagian tengah. Bentuk telur menjadi


tidak oval karena terjadi penebalan pada bagian tengah yang melingkari
telur. Ini disebabkan oleh rusaknya kerabang (di dalam uterus) sesaat
menjelang pengerasan. Selanjutnya secara kompensatif, ayam berusaha
memperbaikinya dengan cara penambahan ulang, maka terjadilah
penebalan di bagian tengah. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan
menambah sarang bertelur di dalam kandang apabila menggunakan
kandang sistem litter. Untuk kandang battery, mengurangi jumlah ayam
di dalam sangkar merupakan cara penanggulangan yang baik.

3) Telur terkontaminasi darah dan kotoran. Hal ini disebabkan ayam


mengalami pendarahan di bagian cloaca, akibat terlalu gemuk pada saat
mulai bertelur atau terjadi kanibalisme diantara kelompok ayam.
Pendarahan dapat dicegah dengan selalu mengontrol berat badan ayam
dara, melakukan potong paruh serta memberikan hijauan utuh, misalnya
daun pepaya. Sedangkan untuk menghindari kontaminasi oleh kotoran,
usahakan lantai dan tempat bertelur agar selalu bersih.

4) Telur dengan kerabang lunak. Kerabang telur sangat tipis sehingga


telur mengalami perubahan bentuk. Keadaan ini disebabkan oleh belum
siapnya ayam untuk bertelur. Penyebab lainnya mungkin karena ayam
terserang IB, dan kekurangan unsur kalsium di dalam pakannya
Pengontrolan dan perbaikan terhadap program vaksinasi IB merupakan
tindakan pencegahan yang efektif, disamping menyediakan pecahan kulit
kerang sebagai sumber tambahan kalsium.

5) Telur tanpa kerabang. Seperti halnya telur dengan kerabang lunak,


penyebabnya adalah IB. Disamping itu ayam terganggu sewaktu proses
pembentukan telur sedang berlangsung. Selain memperbaiki program
vaksinasi IB, hal lain yang dapat membantu memecahkan masalah ini
adalah mengurangi jumlah ayam di dalam kandang atau mengurangi
kepadatan.
6) Telur dengan darah atau daging di dalamnya. Ini hanya dapat dilihat
apabila telur dipecahkan, ternyata ditemukan darah atau daging.
Penyebabnya adalah luka pada saluran darah di dalam ovarium sehingga
sewaktu kuning telur dilepaskan, darah atau daging turut bersama-sama
dalam proses pembentukan telur. Mengusahakan situasi yang tenang di
dalam kandang dan mengontrol pakan dari masa kadaluarsa serta
tercemarnya oleh air dan jamur, merupakan tindakan pencegahan dini.

7) Telur dengan butir-butir kalsium. Pada permukaan kerabang terdapat


bintik/butir yang menempel. Apabila kita lepas, maka telur menjadi
berlubang. Penyebab yang nyata dari kasus ini tidak jelas, tetapi besar
kemungkinan disebabkan oleh adanya bahan atau benda yang asing di
dalam oviduct.

8) Telur dengan dua atau lebih kuning telur. Hal ini terjadi karena pada
waktu pelepasan oleh ovarium, secara bersama-sama jatuh dua atau lebih
kuning telur ke dalam infundibulum. Kemudian proses pembentukan telur
berjalan sebagaimana mestinya.

9) Telur di dalam telur. Terjadi karena oviduct terganggu sehingga telur


yang sudah lengkap yang semestinya keluar akan terdorong kembali ke
dalam uterus, bersamaan dengan datangnya telur dari istmus yang
kemudian mengalami proses penambahan kerabang bersama-sama.
Walaupun ini jarang terjadi, menjaga ketenangan ayam merupakan
tindakan pencegahan dini yang efektif.

10) Cacing di dalam telur. Terjadi akibat masuknya cacing ke dalam saluran telur melalui
cloaca dan akhirnya ikut terproses pada pembentukan telur. Pencegahan yang dapat dilakukan
adalah dengan selalu mengontrol program pemberian obat cacing secara reguler serta menjaga
kebersihan kandang dan sarang bertelur (Akoso, 1998)

Anda mungkin juga menyukai