Pertemuan ke 6
oleh: Yunalia Muntafi, ST., MT.
Mix Design of Concrete
Garis awal
gunakan data
80 dari Tabel 2
Semen tipe I
60
70
50
60
40
50
95
ha
r i
30
28 40
ha
r i
20
7h
ari 30
10 3 ha
ri
20
0
10
0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Faktor Air Semen (fas)
Grafik 2 : Hubungan antara Kuat Tekan dan Faktor Air Semen (fas)
(benda uji berbentuk Kubus 150 x 150 x 150 mm)
Contoh pada SNI 2000
Grafik 1. Benda uji silinder
14
Tabel 3 : Perkiraan Kebutuhan Air per-meter kubik Beton
Ukuran maksimum Slump (mm)
Jenis Batuan
Agregat (mm) 0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180
Batu tak dipecahkan 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205
325 0,55
matahari langsung
b. terlindung dari hujan dan terik
275 0,60
matahari langsung
Beton masuk ke dalam tanah
a. mengalami keadaan basah dan kering
325 0,55
berganti-ganti
b. mendapat pengaruh sulfat dan alkali
tabel 5
dari tanah
Beton yang kontinu berhubungan dengan
tabel 6
air tawar dan air laut
Tabel 5 : fas maksimum untuk Beton yang berhubungan
Air Tanah yang mengandung Sulfat
Konsentrasi Sulfat Kandungan Semen
Kadar Dalam Tanah Sulfat minimum
gang- Total SO3 dalam (SO3) (kg/m³)
Tipe Semen fas
guan SO3 campuran dalam Ukuran Agregat
Sulfat (%) air : tanah air tanah maksimum (mm)
= 2:1 (g/l) (g/l) 40 20 10
tipe I dengan atau tanpa
1 < 0,2 < 1,0 < 0,3 280 300 350 0,50
Puzolan (15-40%)
tipe I dengan atau tanpa
290 330 350 0,50
Puzolan (15-40%)
tipe I Puzolan (15-40%)
2 0,2 - 0,5 1,0 - 1,9 0,3 - 1,2
atau 270 310 360 0,55
Semen Portlant Puzolan
tipe II atau tipe V 250 290 340 0,55
tipe I Puzolan (15-40%)
atau 340 380 430 0,45
3 0,5 - 1,0 1,9 - 3,1 1,2 - 2,5
Semen Portlant Puzolan
tipe II atau tipe V 290 330 380 0,50
4 1,0 - 2,0 3,1 - 5,6 2,5 - 5,0 tipe II atau tipe V 330 370 420 0,45
tipe II atau tipe V dan
5 > 2,0 > 5,6 > 5,0 330 370 420 0,45
lapisan pelindung
Tabel 6 : Ketentuan minimum untuk Beton Bertulang dalam Air
Kandungan Semen
Jenis Kondisi Lingkungan fas minimum (kg/m³)
yang berhubungan Tipe Semen Ukuran maksimum
Beton dengan maksimum Agregat (mm)
40 20
air tawar 0,50 tipe V 280 300
Bertulang tipe I + Puzolan
(15-40%) atau
atau air payau 0,45 340 380
Semen Portland
Prategang Puzolan
air laut 0,45 tipe II atau V 330 370
c. Slump
Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi
pelaksanaan pekerjaan (tabel 7) agar
diperoleh beton yang mudah
dituangkan/dicor, dipadatkan dan
diratakan.
17
Tabel 7 : Penetapan Nilai Slump
Nilai Slump (mm)
Pemakaian Beton
maksimum minimum
dinding, pelat pondasi dan pondasi telapak bertulang 125 50
pondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan struktur
90 25
di bawah tanah
pelat, balok, kolom dan dinding 150 75
pengerasan jalan 75 50
pembetonan masal 75 25
d. Besar Butir Agregat Maksimum
Ukuran butir agregat maksimum tidak boleh melebihi :
1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan
1/3 tebal pelat
3/4 jarak bersih minimum di antara batang-batang atau berkas-
berkas tulangan
Selain itu, gradasi agregat yang digunakan (agregat halus dan agregat
kasar) harus memenuhi persyaratan gradasi agregat untuk beton.
CONTOH:
Susunan butir Agregat Halus masuk daerah Gradasi No. 2,
seperti gambar berikut ini.
Slump : 0 – 10 mm 10 – 30 mm 30 – 60 mm 60 – 180 mm
V–B : > 12 s 6 – 12 s 3–6s 0–3s
80 80
70 70
1
60 1 60
1
1 2
50 50
2
2
2 3
40 3 40
3 4
3 4
4
30 4 30
20 20
10 10
0,2 0,4 0,6 0,8 0,4 0,6 0,8 0,4 0,6 0,8 0,4 0,6 0,8
Faktor Air Semen
70 70
60 60
1
50 50
1
1 2
40 1 2 40
2 3
2 3
30 3 4 30
3 4
4
4
20 20
10 10
0,2 0,4 0,6 0,8 0,4 0,6 0,8 0,4 0,6 0,8 0,4 0,6 0,8
Faktor Air Semen
70 70
60 60
50 50
1
40 1 40
1 2
1 2
3
30 2 30
2 3 4
3
3 4
20 4 20
4
10 10
0,2 0,4 0,6 0,8 0,4 0,6 0,8 0,4 0,6 0,8 0,4 0,6 0,8
Faktor Air Semen
2700
2600
As u m
si u n 2,9
tuk A
greg
a t Ba
2400 tu Pe
As u m ca h 2,8
si u n
tuk A
g regat
Tak D
i p e ca 2,7
h
2300
2,6
2,5
2200
2,4
2100
100 120 140 160 180 200 220 240 260
Kadar Air Bebas (kg/m³)
Grafik 6 : Perkiraan Berat Isi Beton Basah yang telah selesai dipadatkan
Langkah penentuan berat isi beton:
CONTOH 1 :
Pertama buat kurva baru
sesuai dengan BJ agregat
gabungan dengan
memperhatikan kurva sebelah
atas dan bawahnya yang sudah
ada.
Contoh: BJ agregat gabungan
2,60 sesuai dengan
kurva yang sudah ada),
Tarik garis vertikal dari nilai
kadar air bebas yang digunakan
sampai memotong kurva baru
bj agregat gabungan tsb. Misal
kadar air bebas = (170 kg/m3)
kemudian dari titik potong
tersebut, ditarik garis mendatar
sampai memotong sumbu
tegak, dan didapatkan nilai
Berat Isi beton = 2387 kg/m3.
Langkah penentuan berat isi beton:
CONTOH 2 :
Pertama buat kurva baru
sesuai dengan BJ agregat
gabungan dengan
memperhatikan kurva sebelah
atas dan bawahnya yang sudah
ada.
Contoh: BJ agregat gabungan
2,65 lihat kurva baru warna
merah),
Tarik garis vertikal dari nilai
kadar air bebas yang digunakan
sampai memotong kurva baru
bj agregat gabungan tsb. Misal
kadar air bebas = (205 kg/m3)
kemudian dari titik potong
tersebut, ditarik garis mendatar
sampai memotong sumbu
tegak, dan didapatkan nilai
Berat Isi beton = 2375 kg/m3.
Perhitungan Berat Agregat
1). Kadar agregat gabungan = berat isi beton dikurangi jumlah semen
dan kadar air
Contoh: 2375 – 404 – 205 = 1766 kg/m3
2). Kadar agregat halus = persentase agregat halus (misal = 42%) x kadar
agregat gabungan
Contoh: 0,42 . 1766 = 741,72 kg/m3
3). Kadar agregat kasar = kadar agregat gab. – kadar agregat halus
Contoh: 1766 – 741,72 = 1024,28 kg/m3
30
i. Proposi Campuran Beton
Dari hasil perhitungan perencanaan campuran ini, kebutuhan semen,
air, agregat halus/pasir dan agregat kasar/kerikil, harus diproporsikan
dalam kg per-m3 adukan beton.
Contoh:
Dari hasil hitungan di atas didapat proporsi campuran beton teoritis
untuk setiap m3 beton, sbb :
Semen portland = 404 kg
Air seluruhnya = 205 kg
Agregat halus/pasir = 741,72 kg
Agregat Kasar/Kerikil = 1024,28 kg
j. Koreksi Proporsi Campuran
Perencanaan campuran beton didasarkan pada agregat dalam kondisi
SSD, sedangkan umumnya kondisi agregat tidak dalam keadaan SSD.
Kandungan air agregat di lapangan dapat lebih kecil dari kondisi SSD
(agregat lebih kering) yang menyebabkan air yang diberikan untuk
campuran sebagian terserap agregat dan fas menjadi lebih kecil, atau
dapat juga lebih besar dari kondisi SSD (agregat lebih basah) sehingga
menambah air campuran dan fas menjadi lebih besar.
Oleh karena itu, untuk menjaga agar nilai fas tetap, harus dilakukan
koreksi proporsi campuran yang disebabkan kandungan air pada
agregat, dan koreksi paling sedikit dilaksanakan satu kali dalam sehari.
Rumus Koreksi Proporsi Campuran:
A A A A2
Air A h 1 .B k .C
100 100
Ah A1
Agregat Halus B .B
100
A A2
Agregat Kasar B k .C
100
Keterangan:
A : jumlah kebutuhan air (liter/m3)
B : jumlah kebutuhan agregat halus (kg/m3)
C : jumlah kebutuhan agregat kasar (kg/m3)
Ah : kadar air sesungguhnya dalam agregat halus (%)
Ak : kadar air sesungguhnya dalam agregat kasar (%)
A1 : kadar air dalam agregat halus kondisi SSD (%)
A2 : kadar air dalam agregat kasar kondisi SSD (%)
CONTOH KASUS 1:
Pasir mempunyai kadar air 4,75% dan penyerapan air 3,10%, Pasir
mempunyai nilai kadar air > nilai penyerapan air, berarti terjadi
kelebihan air (yang akan menambah jumlah air campuran), karena itu
air campuran harus dikurangai sebesar :
= (3,10 – 4,75) . 741,72/100 = - 12,24 kg
Kerikil mempunyai nilai kadar air (1,02%) < nilai penyerapan air
(1,63%), berarti kerikil akan menyerap sebagian air campuran
(mengurangi jumlah air campuran), karena itu air campuran
harus ditambah sebesar
= (1,63 – 1,02) . 1024,28/100 = 6,25 kg
Sehingga Proporsi Campuran seharusnya (per-m3) :
Semen portland = 404 kg
Agregat halus/pasir = 741,72 + 12,24 = 753,96 kg
Agregat Kasar/Kerikil = 1024,28 – 6,25 = 1018,03 kg
Air = 205 – 12,24 + 6,25 = 199,01 kg
Formulir Perencanaan Campuran Beton
No. Uraian Nilai Tabel/Grafik/Hitungan
1 Kuat Tekan yang disyaratkan f'c 20 MPa ditetapkan, bagian ca-
(benda uji silinder) cat 5%, k = 1,64
2 Deviasi Standar (s) 5,6 MPa Pengawasan Cukup
3 Nilai tambah (M) 10 MPa 1,64.5,60 = 9,18 MPa
4 Kuat Tekan yang ditargetkan f'cr 30 MPa 20 + 10 = 30 MPa
5 Jenis Semen tipe I ditetapkan
6 Jenis Agregat
- kasar batu pecah
- halus alami
7 Faktor Air Semen
- cara 1a 0,508 grafik 1
- cara 1b 0,572 tabel 2 & grafik 2
- Faktor Air Semen maksimum 0,60 lingkungan/syarat
8 Faktor Air Semen dipakai 0,508
9 Slump 75 - 150 mm ditetapkan
10 Ukuran Agregat maksimum 20 mm ditetapkan
11 Kadar Air bebas 205 kg/m³ tabel 3
12 Jumlah Semen 404 kg/m³ (11)/(7)
13 Jumlah Semen maksimum - tidak ditetapkan
14 Jumlah Semen minimum 325 kg/m³ tabel 4
15 Jumlah Semen dipakai 404 kg/m³ (12)>(14)
16 Faktor Air Semen yg disesuaikan 0,508 tetap
17 Susunan butir Agregat Halus Daerah Gradasi 2 ditetapkan
18 Susunan butir Agregat Kasar diketahui
atau Gabungan masuk zone B - C
19 Persen Agregat Halus 42% grafik 5
20 Berat Jenis relatif Agregat SSD 2,65 diketahui & hitungan
21 Berat Isi Beton 2375 kg/m³ grafik 6
22 Kadar Agregat Gabungan 1766 kg/m³ (21)-(15)-(11)
23 Kadar Agregat Halus 741,72 kg/m³ (19).(22)
24 Kadar Agregat Kasar 1024,28 kg/m³ (22)-(23)
25 Proporsi Campuran
Semen Air Agregat kondis SSD
Jumlah Bahan (teoritis) Halus Kasar
(kg) (kg)
(kg) (kg)
- tiap m³ 404,00 205,00 741,72 1.024,28
- tiap campuran uji 0,12 m³ 48,48 24,60 89,01 122,91
26 Proporsi Campuran Koreksi
- tiap m³ 404,00 199,01 753,96 1.018,03 34
- tiap campuran uji 0,12 m³ 48,48 23,88 90,48 122,16
TUGAS:
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
Menurut SNI 03-2834-2000
Kuat tekan yang disyaratkan f’c = 22,5 (Kelp.1 ,2,3)/25 (kelp.4&5)
MPa untuk umur 28 hari,
benda uji berbentuk silinder dan jumlah yang di izinkan tidak
memenuhi syarat = 5%
Semen yang dipakai semen portland tipe I, dan nilai fas maksimum
adalah 0,60
Tinggi Slump disyaratkan 30 – 60 mm
Ukuran butir agregat maksimum 40 mm
Susunan butir agregat halus harus termasuk dalam Daerah
Gradasi No. 2
Agregat halus dan kasar sesuai dengan hasil pemeriksaan Laboratorium.
Buatlah mix design untuk campuran beton tsb! Lampirkan form isian
Perencanaan Campuran
Tabel C.1 : Data Gradasi dan Sifat Fisik Agregat
Ukuran Pasir A Pasir B Kerikil
Lubang mata ayakan Bagian lolos ayakan Bagian lolos ayakan Bagian lolos ayakan
(mm) (%) (%) (%)
76 100
38 97
19 45
9,6 100 100 24
4,8 100 100 1
2,4 100 62 0
1,2 100 50
0,6 85 10
0,3 60 0
0,15 30 0
0,075 0 0