Anda di halaman 1dari 11

Proposal mpi

ANALISIS EMISI GAS YANG DIHASILKAN DARI PEMBUATAN


ASPAL CAMPUR PLASTIK DAN DIOKSIN YANG DIHASILKAN BILA
TERKENA PAPARAN SINAR MATAHARI

HARIANI
H211 15 004

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Plastik merupakan material buatan manusia yang paling banyak digunakan
di dunia. Lebih dari 300 juta metrik ton limbah plastik dihasilkan secara global
setiap tahun, nilai ini diperkirakan akan terus meningkat [1]. Indonesia merupakan
salah satu penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Permasalahan sampah
plastik merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, sementara
itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan mengikuti pula
bertambahnya volume sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Melalui karakteristik spesifik plastik seperti pembuatan dan
pembentukannya yang mudah, biaya lebih murah dan kepadatan rendah [2]. mulai
dari pakaian, pertanian, pengepakan, mobil, obat-obatan, listrik, dan elektronik
secara virtual direvolusi oleh bahan plastik [3]. Daur ulang sampah plastik untuk
menghasilkan bahan baru adalah salah satu solusi untuk menyingkirkan gunung
sampah [2].
Salah satu solusi untuk megurangi dari banyaknya sampah plastik yang
semakin hari semakin bertambah yakni telah dilakukan penelian tentang
pembuatan aspal campur plastik. Agregat yang dilapisi polimer akan mengurangi
rongga dan daya serap air. Aspal plastik dapat digunakan pada lalu lintas yang
padat dan tahan lama dibandingkan aspal biasa. Penggunaan campuran plastik
akan mengurangi kandungan aspal hingga 10% dan meningkatkan kekuatan dan
kinerja jalan. Sebuah teknik untuk membuang sampah plastik dengan cara yang
ramah lingkungan [4].
Telah banyak dilakukan penelitian tentang pembuatan aspal bercampur
plastik diantaranya. Manju, dkk yang dilakukan di India pada tahun 2017. Dalhat,
dkk yang dilakukan di Arab saudi pada tahun 2016. Dalen, dkk yang dilakukan di
Negiria pada tahun 2017, dan masih banyak lagi penelitian mengenai pembuatan
aspal dari campuran plastik.
Namun pada penelitian-penelitian tentang pembuatan aspal bercampur
plastik tersebut belum diteliti lebih lanjut mengenai dampak emisi gas yang
dihasilkan dari pembuatan aspal campur plastik dan dioksin yang dihasilkan bila
terkena paparan sinar matahari. Dimana bila plastik dipanaskan akan melepaskan
beberapa yang gas beracun seperti Dioxins, Furans, Mercury dan Biphenyls
Polychlorinated menjadi atmosphere. Zat beracun yang dilepaskan itu
menimbulkan ancaman terhadap vegetasi, kesehatan dan lingkungan manusia dan
hewan secara keseluruhan [5].
Oleh karena itu kami mencoba melakukan penelitian mengenai emisi gas
yang dihasilkan dari aspal campur plastik dan dioksin yang dihasilkannya bila
terkena paparan sinar matahari.

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kadar emisi gas yang dihasilkan dari pembuatan aspal campur
plastik dan dioksin yang dihasilkan bila terkena paparan sinar matahari
2. Bagimana solusi agar dapat mengurangi banyaknya sampah plastik

I.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk menganalisis kadar emisi gas yang dihasilkan dari aspal campur
plastik dan dioksin yang dihasilkan bila terkena paparan sinar matahari
2. Untuk macari solusi agar dapat mengurangi banyaknya sampah plastik,
apabila penelitian yang dihasilkan tidak berdapak negatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Plastik

II. 1. 1 Karakteristik Umum Plastik

1. Polimer Termoplastik .
Termoplastik melunak bila dipanaskan (mencair) dan mengeras bila
didinginkan-proses yang benar-benar reversible dan dapat diulang. Pada tingkat
molekuler, karena suhu dinaikkan, kekuatan ikatan sekunder berkurang (dengan
gerakan molekul meningkat) sehingga gerakan relatif dari rantai yang berdekatan
difasilitasi ketika penekanan diterapkan. Hasil degradasi ireversible ketika
termoplastik polimer cair dinaikkan sampai suhu yang terlalu tinggi. Selain itu,
termoplastik relatif lembut. Kebanyakan polimer linier dan mereka memiliki
beberapa struktur bercabang dengan rantai fleksibel termoplastik. Bahan-bahan ini
biasanya dibuat oleh aplikasi simultan panas dan tekanan. Contoh umum polimer
termoplastik termasuk polietilen, polistiren, poli (etilena tereftalat), dan poli (vinil
klorida) [7].

2. Polimer Termosetting
Polimer termoseting adalah polimer jaringan. Mereka menjadi permanen
keras selama pembentukan dan tidak melunak pada pemanasan. Polimer jaringan
memiliki ikatan silang kovalen antara rantai molekul yang berdekatan. Selama
perawatan panas, ikatan ini menambatkan rantai bersama-sama untuk melawan
gerakan rantai vibrasi dan rotasi pada suhu tinggi. Dengan demikian, bahan tidak
melunak bila dipanaskan. Pengikatan Silang biasanya luas, dalam 10 sampai 50%
dari unit berulang ini merupakan rantai silang. Hanya pemanasan pada suhu yang
berlebihan akan menyebabkan pemutusan ikatan silang dan degradasi polimer.
Polimer termoset umumnya lebih keras dan lebih kuat dari termoplastik dan
memiliki stabilitas yang lebih baik dimensi. Sebagian besar polimer jaringan
silang dan, yang meliputi karet divulkanisir, epoxies, dan fenolat dan beberapa
resin poliester, adalah termoseting [7].
Adapun karakteristik sampah plastik :

Polymer

Polyproline Polyethylene Polystyrene


PP PE PS

Low Density Hight Density


Polyethilene Polyethilene

Gambar II. 1 Karakteristik Sampah Plastik [6]

II. 1. 2 Bahaya plastik bila dibakar


Pembakaran sampah plastik di lapangan terbuka merupakan sumber utama
polusi udara. Sebagian besar, polusi diperkotaan mengandung sekitar 12% plastik
yang dibakar, melepaskan gas beracun seperti Dioxins, Furans, Mercury dan
Biphenyls Polychlorinated menjadi atmosfer. Zat beracun yang dilepaskan itu
menimbulkan ancaman terhadap vegetasi, kesehatan dan lingkungan manusia dan
hewan secara keseluruhan. Polystyrene berbahaya bagi Sistem Saraf Pusat.
Senyawa brominasi berbahaya bertindak sebagai karsinogen dan mutagen.
Dioksin mengendap di tanaman dan di saluran air kita di mana mereka akhirnya
masuk ke dalam makanan kita dan karenanya sistem tubuh. Dioksin ini adalah
polutan organik persisten yang mematikan (POPs) dan komponen terburuknya
2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD), umumnya dikenal sebagai
agentorange adalah senyawa beracun yang menyebabkan kanker dan kerusakan
neurologis, mengganggu tiroid reproduksi dan sistem pernapasan. Dengan
demikian, pembakaran limbah plastik meningkatkan risiko penyakit jantung,
memperburuk penyakit pernafasan seperti asma dan emfisema dan menyebabkan
ruam, mual atau sakit kepala, dan merusak sistem saraf [5].
II.2 Dioksin

II. 2. 1 Arti Dioksin


Dioksin merupakan kelompok zat-zat berbahaya yang termasuk ke dalam
golongan senyawa CDD (Chlorinated Dibenzo-p-Dioxin), CDF (Chlorinated
Dibenzo Furan), dan PCB (Poly Chlorinated Biphenyl). Terdapat ratusan senyawa
yang termasuk dioksin, salah satunya adalah TCDD (2,3,7,8- tetrachlorodibenzo-
p-dioxin ) yang dikenal paling beracun [9].
Adapun rumus kimia dari Dioksin adalah sebagai berikut :

Gambar II. 2 Rumus kimia Dioksin [9]

Dioksin berasal dari proses sintesis kimia pada proses


pembakaran zat organik yang bercampur dengan unsur halogen pada temperatur
tinggi. Dioksin berasal dari pembakaran limbah rumah tangga maupun industri
yang mengandung senyawa klor seperti industri kimia, pestisida, plastik, dan pulp
kertas. Pembakaran karbon yang tidak sempurna menghasilkan karbon monoksida
dan partially oxidized hydrocarbons. Adanya suhu tinggi menyebabkan sebagian
kecil nitrogen akan teroksidasi menjadi nitrat oksidan dan nitrat dioksida. Adanya
sulfur dalam bahan bakar atau limbah akan teroksidasi menjadi sulfur dioksida
dan sulfur trioksida yang akan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat.
Apabila limbah atau bahan bakar mengandung halogen seperti klorin dan fluorin,
dapat terjadi pembentukan dioksin dari reaksi senyawa-senyawa yang telah
disebutkan sebelumnya dengan air dan oksigen pada suhu 250 °C – 400 °C yang
disebut sebagai de novo synthesis. Berdasarkan Enviromental Protection Agency
(1994), beberapa sumber utama dioksin berasal dari hasil pembakaran sampah;
hasil sampingan proses produksi pestisida; hasil pembakaran pada proses produksi
baja; dan air buangan industri, terutama industri kertas yang menggunakan klor
sebagai pemutih. Dioksin juga dapat dihasilkan dari kebakaran hutan dan aktivitas
gunung berapi [9].

II. 2. 2 Masalah Yang Ditimbulkan Dioxin

1. Kanker dan Kelainan Janin


Dioxin yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput sel, selanjutnya
bersatu dengan protein dasar reseptor. Maka Dioxin pun diizinkan masuk ke
dalam inti sel. Di sini ia berinteraksi dengan DNA dan menyerang gen yang
mengontrol banyak reaksi biokimia, seperti sintesa dan metabolisme hormon,
enzim, maupun faktor pertumbuhan, sehingga bisa menimbulkan dampak dari
kelainan janin sampai kanker. Dioxin bisa berpindah melalui plasenta maupun
ASI (Air Susu Ibu). Padahal janin maupun bayi sedang pada tahap perkembangan
yang krusial. Jika sang Ibu terpapar Dioxin, maka bayi akan terkena racun
Dioxin juga. Menurut informasi yang diberikan US-EPA, ASI wanita Amerika
paling parah konsentrasi Dioxinnya yakni 500 kali lebih tinggi daripada susu
sapi. Tahun 1998, WHO menetapkan ambang batas aman konsumsi Dioxin, yakni
1-4 pikogram (sepertriliun gram) Dioxin per kilogram bobot badan. Seandainya
manusia memiliki berat badan 60 kg, batas amannya adalah 240 pikogram Dioxin.
Padahal menurut pemerintah Belgia, ayam yang sudah7tercemar memiliki
kandungan Dioxin sebesar 700-1.000 pikogram per satu gram lemak. Dengan
begitu, berapa ambang batas aman Dioxin. Dalam jumlah sedikit saja sudah
berbahaya, dan akan terakumulasi dalam tubuh manusia. Paparan dalam
konsentrasi tidak terlalu tinggi saja akan menimbulkan penyakit kulit chloracne.
Sifat karsinogenik. Dioxin membuat tingkat kasus kanker prostat naik dua kali
lipat dan kanker testis berlipat tiga. Pada perempuan keadaan untuk terbentuknya
kanker buah dada selama hidupnya meningkat dari 5% pada tahun 1960 menjadi
20% pada saat ini [8].

2. Kemandulan dan Rusaknya Kekebalan Tubuh


Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa Dioxin berpengaruh terhadap
hormon reproduksi pria, meskipun hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut.
Saat ini, jumlah sperma pria turun hingga 50% dibandingkan 50 tahun silam.
Dioxin juga menyebabkan penyakit endometriosis. Ini adalah keadaan dimana
jaringan selaput lendir rahim yang masih berfungsi tumbuh di luar rongga rahim,
bisa di indung telur, dinding rahim, rongga panggul atau tempat lain. Sebelumnya
penyakit ini jarang menyerang wanita Amerika. Kini jumlahnya mencapai lima
juta. Selain masih banyak gangguan-gangguan yang ditimbulkan oleh zat
bioakumulasi ini, yakni : gangguan perilaku, meningkatnya penyakit diabetes dan
rusaknya kekebalan tubuh. Dioxin menimbulkan malapetaka pada banyak proses
biokimia alami tubuh. Wajar jika Dioxin menjadi momok. Apalagi 90% Dioxin
masuk ke tubuh manusia melalui makanan. Sisanya baru lewat pernafasan dan
kulit [8].

3. Akibat Lainnya
Janin dari balita yang terkontaminasi Dioxin akan mengalami perobahan
hormonal, cacat kelahiran dan terhambatnya pertumbuhan. Dan yang paling
berbahaya, sedikit dosis dari Dioxin saja dapat berakibat sangat buruk bagi
mereka seperti retardasi mental pada balita, kemandulan, terjadinya masalah pada
alat reproduksi anak-anak menjelang pubertas, diabetes, gangguan perilaku,
rusaknya kekebalan tubuh. Dioxin bertindak seperti “Hormon Lingkungan” yang
menimbulkan kerusakan banyak proses biokimia alamiah pada tubuh manusia.
Saat Dioxin masuk ke dalam tubuh, dia akan menerobos membran sel dan
menyatu dengan protein reseptor alamiah yang memungkinkan Dioxin memasuki
inti sel. Dioxin kemudian berinteraksi dengan DNA, mempengaruhi dan merusak
semua “Cetak Biru” yang mengontrol reaksi biokimia seperti syntesa dan
metabolisme dari hormon, enzim dan faktor pertumbuhan dan faktor kimia
lainnya. Dengan perkataan lain, Dioxin merusak dan merubah semua sistem
dalam tubuh manusia [8].
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III. 1 Waktu dan Tempat Penelitian


Percobaan Analisis Emisi Gas Yang Dihasilkan Dari Pembuatan Aspal
Campur Plastik Dan Dioksin Yang Dihasilkan Bila Terkena Paparan Sinar
Matahari dilakukan pada hari ..., pukul ..., Bertempat di Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
Makassar

III. 2 Alat dan Bahan

III. 2. 1 Alat
a) CG (Gas Cromatografy)
Berfungsi untuk mendeksi zat yang terkandung pada pada aspal campur
plastik.
b) Oven
Berfungsi untuk memanaskan agregat beserta plastik
c) Gunting
Berfunsi untuk memotong sampah plastik
d) Cetakan
Berfungsi mencetak aspal campur plastik

III. 2. 2 Bahan
a) Plastik
Berfungsi sebagai bahan campuran aspal
b) Agregat aspal
Berfungsi bahan utama pembuatan aspal
III. 3 Prosedur percobaan

III. 3. 1 Pembuatan Aspal campur Plastik

Siapkan alat dan bahan

Membersihkan sampah plastik

Memotong-motong sampah plastik dalam bentuk ukuran mikro

Memasukkan agregat aspal kedalam oven dengan suhu 160-170 oC

Mencampur sedikit-demisedikit potongan-potongan plastik kedalam


agregat aspal dan diamkan konstan selama 30 menit

kemudian memasukkan campuran bahan tersebut kedalam


cetakan
III. 3. 2 Menganalisis kadar Dioksinnya

Mengambil sampel aspal campur plastik yang telah dibuat

Menyimpan sampel aspal campur plastik dibawah paparan sinar matahari

Memasukkan sampel kedalam alat CG (Gas Cromatografy)

Mengamati kadar zat dioksin yang terkandung dari aspal campur platik

Analisis data
DAFTAR PUSTAKA

[1] G. Gourmelon, 2015, Global Plastic Production Rises, Recycling Lags, World
Watch Institute, Washington, D,C., http://www.worldwatch.org/global-
plasticproduction- rises-recycling-lags-0.
[2] Seghiri, M, dkk 2017, ‘The Possibility of Making a Composite Material from
Waste Plastic’ , International Conference on Technologies and Materials for
Renewable Energy, Environment and Sustainability, hh 163-169
[3] Dalen, dkk 2017, ‘Utilization of Plastic Wastes in Asphalt Design for Road
construction’, Science domain International British Journal of Applied
Science & Technology, hh 1-7, ISSN: 2231-0843, NLM ID: 101664541
[4] Manju, R, dkk, 2017 ‘Use of Plastic Waste in Bituminous Pavement’,
International Journal of ChemTech Research.. ISSN: 0974-4290,
ISSN(Online): 2455-9555 Vol.10 No.8, pp 804-811,
[5] Verma, Rinku, 2016, ‘Toxic Pollutants from Plastic Waste- A Review’,
Internationa Conference on Solid Waste Management. hh 701 – 708.
[6] Nasir, Syed, 2014, ‘Effective Use of Waste Plastic as Bitumen Strength
Modifier’, Civil Engineering and Architecture, hh 313-316
[7] Callister Jr , William D & G, Rethwisch David , Material Science And
Engineering An Introduction 7th Ed , John Wiley & Sonc ,Inc
[8] Surya, Supeno, 2007, Dioxin Free. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam
Terbitan (KTD)
[9] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dioksin

Anda mungkin juga menyukai