Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Rumusan Masalah

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan
B. Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar Perusahaan
C. Logo dan Arti
D. Lokasi Perusahaan
E. Organisasi Perusahaan
F. Anak Perusahaan dan Usaha Patungan
E. Unit Produksi
F. Utilitas
G. Unit Pengolahan Limbah
H. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB III PERMASALAHAN


Latar Belakang

Kuliah Kerja Langan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan yang memberikan
pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk terjun langsung dalam sebuah industri
dan dunia kerja yang mungkin tidak ditemukan dikampus. KKL dilaksanakan oleh
perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan Misi dan Bobot pendidikan bagi
mahasiswa dan untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar pada pendidikan.

Pada era globalisasi dan pasar bebas ini kompetisi dalam setiap bidang semakin ketat,
termasuk dalam bidang lapangan pekerjaan. Persaingan terbuka dengan berbagai
negara di dunia sudah tidak dapat dihindari lagi. Hal ini mengakibatkan tiap individu
dituntut untuk mampu bersaing dan mengimbangi setiap kemajuan yang sesuai dengan
tuntutan zaman. Penguasaan skill yang sesuai dan komunikasi yang baik serta
pengetahuan mengenai segala informasi merupakan faktor penting yang sangat
berpengaruh pada kemampuan individu untuk mampu bersaing.

Bagi mahasiswa, kegiatan KKL harus dirasakan sebagai pengalaman belajar yang baru
yang tidak di peroleh di dalam kampus, sehingga setelah KKL mahasiswa akan
memiliki wawasan guna bekal hidup dan bersosialisasi di tengah masyarakat pada saat
melaksanakan pengabdian kepada bangsa dan Negara di kemudian hari.

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan kegiatan wajib yang harus di lakukan oleh
mahasiswa Akademi Kimia Industri Santo Paulus Semarang dengan bobot nilai
sebanyak 1 SKS. KKL penting adanya sebagai tempat bagi mahasiswa teknik kimia
untuk mengetahui seperti apa lulusan diploma teknik kimia digunakan dalam insustri
dengan terjun langsung melihat industri-industri yang berkaitan dengan teknik kimia.
KKL juga ditujukan untuk mempelajari secara langsung mengenai kegunaan alat,
pengolahan limbah, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan hal-hal lainnya yang
telah diajarkan di perkuliahan.

Industri merupakan salah satu aktivitas manusia. Dalam perkembangannya industri


memberikan manfaat bagi kehidupan manusia seperti menyerap tenaga kerja,
menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan oleh manusia dan sebagainya. Namun
disamping itu proses produksi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi dan
bahan-bahan dapat membahayakan kehidupan. Apabila hal tersebut tidak dikelola
dengan baik, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan gangguan, penurunan
kualitas kehidupan sampai terjadinya disaster.

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan
organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa,
dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman umumnya sedikit
mengandung bahan berbahaya. Namun penggunaan pupuk kandang, limbah industri
dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos/pupuk organik cukup mengkhawatirkan
karena banyak mengandung bahan berbahaya seperti misalnya logam berat dan asam-
masam organik yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan,
beberapa bahan berbahaya ini justru terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk
itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya
dan beracun (B3).

Di Indonesia sebenarnya pupuk organik itu sudah lama dikenal para petani. Mereka
bahkan telah mengenal pupuk organik sebelum Revolusi Hijau turut melanda pertanian
di Indonesia. Setelah Revolusi Hijau kebanyakan petani lebih suka menggunakan
pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk
organik, harganyapun relatif murah karena di subsidi, dan mudah diperoleh.
Kebanyakan petani sudah sangat tergantung kepada pupuk buatan, sehingga dapat
berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian, ketika terjadi
kelangkaan pupuk dan harga pupuk naik karena subsidi pupuk dicabut, serta belum lagi
bahan dasar pupuk-pupuk tersebut yang mungkin saja berpotensi menimbulkan limbah
yang membahayakan lingkungan.
Tujuan

 Mendapatkan informasi secara langsung dari sumber yang berpengalaman


mengenai industri yang bergerak di bidang teknik kimia
 Mendapatkan bekal dan pengalaman tentang ketrampilan kimia dan
penanganan masalah di laboratorium atau industry
 Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat langsung alat-alat
produksi yang digunakan dalam suatu industri, proses dan tempat pengolahan
baik di lapangan ataupun di laboratorium, sistem K3 yang di gunakan dan
cara pengolahan limbah industry tersebut.
 Memenuhi tugas akademika

Manfaat

a. Mahasiswa mendapatkan informasi secara lengkap mengenai industri keteknik


kimiaan langsung dari pakarnya

b. Mahasiswa dapat mengetahui dan melihat secara langsung alat-alat produksi


yang di gunakan, proses dan tempat pengolahan serta tempat dan cara
pengolahan limbah yang selama ini di pelajari di bangku kuliah.

Rumusan Masalah
BAB II PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan
PT. Petrokimia Gresik merupakan salah satu perusahaan yang berada di bawah
holding company PT. Pupuk Indonesia (dahulunya bernama PT. Pupuk Sriwijaya)
yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. Petrokimia Gresik
adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi pupuk, bahan
kimia, dan jasa lainnya.
Sebagai sebuah perusahaan yang besar PT. Petrokimia Gresik mempunyai sejarah
yang cukup panjang. Penjelasan secara ringkas tentang sejarah PT. Petrokimia
Gresik sebagai berikut :
• Tahun 1960
PT. Petrokimia Gresik didirikan dengan dasar hukum TAP MPRS No.
II/MPRS/1960 dan Keppres RI No. 260 Tahun 1960, dengan nama PROJEK
PETROKIMIA SOERABAJA, yang pada masa itu merupakan proyek prioritas.
• Tahun 1964
Pembangunan fisik tahap pertama Projek Petrokimia Soerabaja didasarkan pada
Inpres RI No. 1/Instr/1963, dilaksanakan oleh Consindit Sp. A dari Italia.
• Tahun 1968
Proyek ini sempat terhenti karena terjadi pergolakan politik dan keadaan ekonomi
memburuk.
• Tahun 1972
Projek Petrokimia Soerabaja diresmikan oleh Presiden Soeharto sebagai badan
usaha berbentuk perusahaan umum dengan nama Perum Petrokimia Gresik.
Selanjutnya setiap tanggal 10 Juli diperingati sebagai Hari Ulang Tahun PT.
Petrokimia Gresik.
• Tahun 1975
Bentuk perusahaan menjadi PT. Petrokimia Gresik (Persero).
• Tahun 1997
PT. Petrokimia Gresik telah berubah status menjadi Holding Company bersama
PT. Pupuk Sriwijaya Palembang.
• Tahun 2000
Pabrik Pupuk Majemuk PHONSKA dengan teknologi Spanyol INCRO dimana
konstruksinya ditangani oleh PT. Rekayasa Industri dengan kapasitas produksi
3000 ton/tahun. Pabrik ini diresmikan oleh presiden Abdurrachman Wachid pada
tanggal 25 Agustus 2000.
• Tahun 2003
Pada Bulan Oktober dibangun pabrik NPK blending dengan kapasitas produksi
60.000 ton/tahun.
• Tahun 2004
Penerapan Rehabilitation Flexible Operation (RFO) ditujukan agar Pabrik Fosfat
I (PF I) dapat memproduksi pupuk PHONSKA selain memproduksi SP-36 dengan
harapan dapat memenuhi permintaan pasar akan PHONSKA yang tinggi sewaktu-
waktu.
• Tahun 2005
Bulan Maret diproduksi pupuk Kalium Sulfat (ZK) dengan kapasitas produksi
10.000 ton/tahun. Bulan Desember diproduksi/dikomersialkan pupuk petroganik
dengan kapasitas produksi 3.000 ton/tahun. Pada bulan Desember pula
dikomersialkan pupuk NPK Granulation dengan kapasitas produksi 100.000
ton/tahun
Daerah Gresik dipilih sebagai lokasi pabrik pupuk berdasarkan hasil studi
kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I)
yang dikoordinir oleh Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Gresik
dianggap ideal dengan pertimbangan berikut ini :
1. Tersedianya sumber air dari aliran sungai Brantas dan Bengawan Solo.
2. Dekat dengan daerah konsumen pupuk besar, yaitu perkebunan dan petani
3. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut peralatan
pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, serta pendistribusian hasil
produksi melalui jalur laut.
4. Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan yang memadai.

PT. Petrokimia Gresik menampati lahan kompleks seluas 450 hektar di Area
Kawasan Industri Gresik. Areal tanah yang di tempati berada di tiga kecamatan
yang meliputi 11 desa. Yaitu Kecamatan Gresik 5 desa, Kecamatan Kebomas 3
desa dan Kecamatan Manyar 3 desa.
PT. PETROKIMIA GRESIK terus maju dan berkembang hingga kini memiliki 21
Unit pabrik pupuk dn non pupuk dengan jumlah produksi yang dihasilkan
pertahunnya yaitu sebanyak 6.076.000 ton/tahun dan karyawan berjumlah 3344
orang.
PT. PETROKIMIA GRESIK menjadi pabrik pupuk pertama di Indonesia yang
tidak menggunakan gas sebagai bahan baku pembuatannya, namun menggunakan
minyak bumi, keberadaannya pun senantiasadekat dengan konsumennya dan
mempertahankan penggunaan minyak dengan kadar belerang yang rendah (LSFO)
B. Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar Perusahaan
2.1.1.1 Visi
Menjadi Produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing
tinggi dan produknya paling diminati konsumen.
2.1.1.2 Misi
 Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya
program swasembada pangan
 Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha perusahaan
 Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industry kimia
nasional dan berperan aktif dalam Community development
2.1.1.3 Nilai-nilai Dasar Perusahaan
 Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian
lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasional
 Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan
pelanggan
 Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis
 Mengutamakan integritas di atas segala hal
 Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik
C. Logo dan Arti
 Logo

 Arti
Logo dengan gambar kerbau berwarna emas di pilih sebagai
bentuk penghormatan terhadap daerah Kecamatan Kebomas. Selain itu
kerbau juga melambangkan sikap yang suka bekerja keras, loyal, dan
jujur. Kerbau juga merupakan hewan yang di kenal luas oleh
masyarakat Indonesia sebagai Sahabat Petani. Logo mempunyai arti
keseluruhan ”Dengan hati yang bersih berdasarkan kelima sila
Pancasila, PT. Petrokimi Gresik berusaha mencapai masyarakat yang
adil dan makmur untuk menuju keagungan bangsa”.

D. Lokasi Perusahaan
Kawasan Industri PT Petrokimia Gresik menempati areal seluas 450 ha.
Daerah-daerah yang ditempati meliputi:
Kecamatan Gresik, meliputi desa-desa: Ngipik, Karangturi, Sukorame,
Tlogopojok
Kecamatan Kebomas, meliputi desa-desa: Kebomas, Tlogopatut, Randu
Agung Kecamatan Manyar, meliputi desa-desa: Roomo Meduran, Pojok
Pesisir, Tepen Pemilihan lokasi kawasan industri ini berdasarkan atas
pertimbangan keuntungan teknis dan ekonomis yang optimal, yaitu:
Tersedianya lahan yang kurang produktif. Tersedianya sumber air dari aliran
Sungai Brantas dan Bengawan Solo. Dekat dengan daerah konsumen pupuk
terbesar, yaitu perkebunan dan petani. Dekat dengan pelabuhan sehingga
memudahkan untuk mengangkut peralatan pabrik selama masa konstruksi,
pengadaan bahan baku, maupun pendistribusian hasil produksi melalui angkutan
laut. Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan yang memadai, antara
lain tersedianya tenaga-tenaga terampil. PT. Petrokimia Gresik juga mempunyai
dua kantor pusat, yaitu : Kantor Pusat Kantor pusat PT. Petrokimia Gresik
terletak di Jalan Ahmad Yani Gresik 61119. Kantor Cabang Kantor cabang PT.
Petrokimia Gresik terletak di Jalan Tanah Abang III No.16 Jakarta Pusat 10160.
E. Unit Produksi

PT. Petrokimia Gresik mempunyai tiga unit departemen


produksi/pabrik, yaitu Departemen Produksi I (unit pupuk Nitrogen),
Departemen Produksi II (unit pupuk Fosfat) dan Departemen Produksi
III (Unit Asam Fosfat) dan mengoprasikan 21 pabrik yang terdiri atas
16 pabrik yang memproduksi pupuk Urea, pupuk Fosfat, Pupuk ZA,
pupuk majemuk PHONZKA, pupuk NPK, pupuk ZK (K2SO4) dan
pupuk Petroganik, serta 5 Pabrik yang memproduksi produk non
pupuk mencakup Amoniak, Asam Sulfat, Cement Retarder dan
Aluminium Flourida.
Setiap tahun nya pabrik PT Petrokimia Gresik dapat memproduksi
4.430.000 ton pupuk dan 1.647.600 ton produk non pupuk. Rincian
produksi PT Petrokimia Gresik Pertahun di jabarkan dalam gambar
berikut.
Gambar 2.1 Fasilitas Produksi PT Petrokimi Gresik

Beberapa proses produksi Pupuk pada PT Petrokimia Gresik, yaitu :


2.1.1.4 Pabrik Pupuk NPK
Pabrik NPK merupakan pabrik yang didesain untuk mendapatkan
pupuk NPK dalam bentuk compound. Proses pembentukan NPK
compound pada pabrik ini berlangsung dengan bahan baku
semuanya berbentuk padatan (solid base). Pabrik NPK ini
digunakan untuk memenuhi permintaan produksi pada produk
pupuk NPK Kebomas atau untuk membantu dalam pemenuhan
kebutuhan pupuk Phonska

Pabrik pupuk NPK memproduksi pupuk NPK dengan berbagai


variasi formula yang menggunakan proses steam granulation.
Prinsipnya yaitu dengan mencampurkan beberapa bahan baku
berupa DAP, Urea, KCl (potash), Clay,dan Dolomite. Dengan
tahapan sebagai berikut :

 Persiapan Bahan Baku


Bahan baku bersama Urea di-crusher terlebih dahulu
setelah itu diumpankan ke Raw material Hopper oleh Urea
Bucket Elevator lalu Urea diumpankan ke hooper dan
selanjutnya bahan baku lainnya seperti KCl, Clay, dan Dolomit
dicurahkan ke masing-masing hopper melalui KCl weigher
dan Clay weigher. Bahan baku yang diumpankan ke dalam
hopper dilengkapi dengan level indicator dan level alarm
untuk low level, high level, dan very high level. Perbandingan
masing-masing bahan baku tergantung dari formula yang akan
diproduksi.

 Proses Granulasi
Material dari Raw material conveyor dibawa oleh Raw
material Bucket Elevator menuju ke granulator. Proses
granulasi atau pembutiran di granulator ini dengan
menggunakan bantuan steam dan slurry atau air. Pengaturan
steam dan air ini masih diatur dengan cara manual.Pemakaian
steam dan air ini diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan
NPK granul yang terbaik.

 Pengeringan Produk
NPK granul dari granulator kemudian dibwa oleh
Product Granulator Conveyor ke Dryer untuk pengurangan
kadar air. Udara panas, sebagian uap air, gas amoniak, dan debu
di dalam granulator dihisap ke scrubber unit dan granulator
fan. Untuk mengeringkan NPK granul di dalam dryer
digunakan udara panas dari furnace. Gas panas hasil
pembakaran di dalam furnace diencerkan dengan udara dari
furnace fan. Gas panas dari dalam dryer dibawa ke scrubber
unit setelah sebelumnya dipisahkan dari debu yang terbawa
oleh dryer yang dihisap oleh blower. Debu dari dryer akan
dikembalikan ke raw material conveyor untukdigunakan
kembali sebagai bahan baku.

 Pendinginan dan Pelapisan Produk NPK Granulasi


NPK Granul kering keluar dari dryer dibawa product
dryer conveyor ke Cooler untuk didinginkan. Pendinginan
dilakukan dengan mengalirkan udara (suhu kamar) ke dalam
cooler menggunakan cooler fan. Debu yang terbawa di dalam
udara pendingin dari dedusting system dipisahkan dan
dikembalikan ke raw material conveyor. NPK Granul yang
sudah dingin dibawa oleh product cooler conveyor dan product
cooler bucket elevator ke over vibrating screen untuk diayak.
Hasil atas diterima oleh oversize conveyor untuk kemudian di
haluskan di oversize crusher dan hasilnya masuk ke raw
material untuk digranulasi kembali. Hasil bawah masuk ke
undersize vibrating screen untuk dipisahkan menjadi product
onsize dan undersize. Product onsize masuk ke recycle
regulator bin sedangkan undersize masuk ke raw material
conveyor untuk di granulasi kembali. Product onsize di recycle
bin dikirim ke coater, product yang masuk coater dilapisi
dengan coating coil yang berupa tamol. NPK granul onsize
yang telah dilapisi oleh coating coil kemudian dikirim ke
bagging unit.

 Bagging System
Produk NPK dari final product bucket elevator masuk ke
product hopper yang dilengkapi dengan level indicator.
Produk NPK di dalam product hopper dikantongi dengan
menggunakan bagging machine dan di jahit menggunakan
sewing machine. NPK dalam kantong kemudian diterima oleh
bagging product conveyor kemudian dibawa forklift menuju
gudang penyimpanan sementara

2.1.1.5 Pabrik Pupuk Phonska


Proses pembuatan pupuk di unit Phonska adalah proses kompleks
yang menggabungkan antara proses pencampuran dengan
pereaksian. Secara umum proses pembuatan pupuk Phonska
terdiri atas pemrosesan bahan padat dan bahan cair yang kemudian
akan disatukan di dalam sebuah alat yang disebut granulator. Unit
Phonska juga dilengkapi dengan proses penyerapan (scrubbing)
yang tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kadar unsur hara
dan zat-zat berbahaya dari gas buang. Selain itu proses scrubbing
juga dimanfaatkan untuk mengencerkan asam fosfat yang akan
digunakan untuk proses produksi.

F. Utilitas
PT. Petrokimia Gresik dilengkapi dengan perangkat penyediaan utilitas
yang meliputi unit power, phosparic acid storage, sulfuric acid storage,
unit mixed acid, ammonia storage, steam generation, plant air instrument
air, dan waste water system.
Unit produksi atau service unit merupakan sarana penunjang agar
pabrik dapat beroperasi, yang meliputi:
1. Unit penyediaan tenaga listrik
Tenaga listrik dissuplay dari 2 sumber yaitu dari PLN dan gas turbin
generator (GTG). Tenaga listrik dari PLN sebesar 150 KV
diturunkan menjadi 20 KV di travo gardu induk. Sedangkan tenaga
listrik dari GTG sebesar 11, 5 KV kemudian dinaikkan di gardu
induk menjadi 20 KV.
2. Unit penyediaan uap
Unit penyediaan uap pada utilitas pabrik mempunyai 2 buah boiler
yaitu 02 B.911 dan 03 B.911 dengan kapasitas masing-masing 10
dan 12 ton/jam dan jenisnya adalah boiler pipa api (fire tube). Air
umpan boiler merupakan air demin yang telah diinjeksikan
carbohidrazit untuk menghilangkan O2, selanjutnya ditambahkan
PO4 untuk melunakkan kerak dalam tube dan menghindari korosi.
3. Unit penyediaan udara tekan dan instrument
Unit ini menghasilkan 2 jenis udara bertekanan yaitu, plant air dan
instrument air. Perbedannya terletak pada kandungan air.
Instrument digunakan untuk mengirimkan sinyal pada
instrumentasi pabrik sehinga membutuhkan udara kering.
Sedangkan plant air digunakan dalam proses produksi dan tidak
membutuhkan kadar air yang rendah.
4. Unit penyediaan air
Kebutuhan air di PT. Petrokimia Gresik disuplay dari dua sumber
air, yaitu dari sungai brantas dan sungai bengawan solo yang
diambil dari water intake Gunung Sari dan water intake babat
5. Unit penyediaan bahan bakar
Kebutuhan gas alam PT. Petrokimia Gresik di supplay dari
Pertamina.
6. Unit Utilitas Batubara
PT. Petrokimia Gresik membangun Proyek konversi energi
Batubara dengan kapasitas 25 Megawatt Nett. Pengoprasian Unit
Utilitas Batubara mampu menghemat penggunaan Gas sebesar 6,3
MMSCFD.

G. Unit Pengolahan Limbah


H. PT. Petrokimia Gresik memiliki unit pengolahan limbah cair yang
berkapasitas 240 m3/jam dan dua unit pengolahan/pengendalian limbah
gas. PT. Petrokimia Gresik menjamin bahwa semua limbah cair maupun
gas yang keluar dari areal pabrik telah melewati proses pengolahan yang
ketat dan berstandar internasional, baik secara biologis maupun kimia,
sehingga aman bagi lingkungan.
I. Unit pengolahan limbah cair yang ada di PT. Petrokimia Gresik
menggunakan Internal Treatment, yaitu limbah cair yang di dapat sebelum
di buang ke laut terlebih dahulu di beri penambahan koagulan untuk
menetralisir kandungan-kandungan dalam limbah cair tersebut sehingga
aman jika di alirkan ke lautan.

J. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program yang mutlak
harus diterapkan dalam setiap perusahaan sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian kerugian akibat kecelakaan, kerusakan sarana perusahaan,
serta kerusakan lingkungan. Penerapan K3 di lingkungan PT. Petrokimia
Gresik sebagai usaha penjabaran Undang – undang No. 1 tahun 1970 dan
peraturan mengenai K3 yang lainnya dalam rangka perlindungan terhadap
seluruh aset perusahaan, baik sumber daya manusia (SDM) maupun faktor
produksi yang lainnya.
PT. Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk serta
bahan kimia lainnya yang produknya paling diminati oleh konsumen, yang
mengutamakan K3 dan pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan
operasionalnya. Sesuai dengan nilai-nilai dasar tersebut, Direksi PT.
Petrokimia Gresik menetapkan kebijakan K3 sebagai berikut :
a. PT. Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan
produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya
diminati oleh konsumen.
b. Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas
sesuai permintaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi
dengan menerapkan sistem manajemen yang menjamin mutu,
pencegahan pencemaran dan berbudaya K3 serta penyempurnaan
secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk mendukung tekad
tersebut, manajemen berupaya memenuhi standar mutu yang
ditetapkan, peraturan lingkungan, ketentuan dan norma-norma K3
serta peraturan/perundangan terkait lainnya.
c. Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam
upaya meningkatkan ketrampilan, kedisiplinan untuk
mengembangkan produk dan jasa yang berkualitas, pentaatan
terhadap peraturan lingkungan dan ketentuan K3 serta menjunjung
tinggi integritas

Anda mungkin juga menyukai