1. Pendahuluan
Sejalan dengan peningkatan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang berfokus
kepada pasien, diperlukan perubahan paradigma dari pelayanan yang berfokus kepada provider
menjadi pelayanan yang berfokus kepada pasien. Untuk itu akreditasi dengan standar pelayanan
yang fokus kepada provider, mulai tahun 2012 berubah menjadi berfokus kepada pasien.
Standar akreditasi yang dikembangkan tersebut mengacu pada standar dari Joint
Commission International (JCI) yang terdiri dari 2 kelompok yaitu standar pelayanan berfokus
kepada pasien dan standar manajemen rumah sakit. Dengan berbagai pertimbangan standar
akreditasi tersebut dijadikan menjadi 3 kelompok yaitu standar pelayanan berfokus ke pasien,
standar manajemen rumah sakit dan sasaran keselamatan pasien, yang awalnya merupakan
standar pelayanan berfokus kepada pasien. Dengan sasaran keselamatan pasien menjadi kelompok
tersendiri diharapkan dapat lebih memacu rumah sakit untuk menerapkan program keselamatan
pasien di rumah sakit.
Perubahan standar ini perlu diikuti dengan perubahan pola pikir dan budaya di rumah sakit
dari yang berorientasi kepada provider menjadi berorientasi kepada pasien. Dengan berlakunya
Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, maka seluruh rumah sakit sebagai
instansi pelayanan kesehatan yang langsung berhubungan dengan pasien harus mengutamakan
pelayaan kesehatan yang aman, bermutu, tidak diskriminatif dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan asien sesuai standar pelayanan rumah sakit.
Pasien sebagai pengguna pelayanan kesehatan berhak memparoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam masa perawatan. Oleh karena itu rumah sakit perlu menyusun
program untuk memperbaiki proses pelayanan terhadap pasien agar kejadian tidak diharapkan
dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang komprehensif. Dengan meningkatnya keselamatan
pasien diharapkan dapat mengurangi terjadinya suatu kejadian yang tidak diharapkan sehingga
kepercayaan masyarakat terhadap mutu rumah sakit makin meningkat. Issue keselamatan pasien
sudah menjadi tuntutan masyarakat dan issue global, maka penyusunan program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien menjadi prioritas yang harus segera diselesaikan Rumah Sakit Kita.
Program PMKP yang ideal perlu menetapkan struktur/input dari kegitan klinik dan
manajemen, termasuk kerangka untuk memperbaiki proses kegiatan serta indicator output yang
digunakan untuk monitoring dan evaluasi. Dari hal tersebut maka dipandang perlu untuk
melakukan workshop best practice peningkatan mutu dan keselamatan pasien guna menyusun dan
mengimplementasikan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Kita.
2. Tujuan
2.1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang peningkatan mutu dan
keselamatan pasien untuk memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan dalam akreditasi
rumah sakit versi 2012.
2.2. Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu :
a. Menyusun indicator mutu pelayanan untuk menjamin pelayanan yang terstandar dan
berkualitas;
b. Menjelaskan tentang budaya melayani yang berorientasi pada keselamatan dan keamanan
pasien di rumah sakit;
c. Menyusun program mutu dan keselamatan pasien, yang mampu menjamin pelayanan yang
aman, berorientasi kepada pasien serta masyarakat di rumah sakit serta mampu
menurunkan tingkat Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan mampu mengendalikan program
tersebut secara intensif;
d. Timbul kesadaran dan kepatuhan yang penuh terkait dengan pelaksanaan program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD.
3. Sasaran Program
Sasaran pelatihan ini adalah karyawan Rumah Sakit Kita sebanyak 80 (delapan puluh) orang
yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda meliputi tenaga medis, tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan/umum yang tersebar sebagai tenaga :
- Direksi;
- Komite Mutu dan Keselamatan Pasien;
- Sub Komite Mutu Komite Medik;
- Komite Keperawatan;
- Pokja PMKP;
- Pokja SKP
- SIMRS & EDP;
- Petugas Pengumpul data indicator unit terkait indicator mutu;
- Validator data indicator (supervisor); dan
- Kepala Unit Kerja (sebagai penanggungjawab indicator).
4. Narasumber
Narasumber kegiatan workshop ini dr. Luwiharsih, M.Sc. dan Tim
5. Langkah-langkah Kegiatan
Tahun 2016
No Tahapan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Workshop Best Practice Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien
- Persiapan X X X X
- Pelaksanaan X
- Pelaporan X X
6. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran BLUD (DPA Bidang Pendidikan dan Penelitian tahun
Anggaran 2016) sebesar Rp61.031.000,- (enam puluh satu juta tiga puluh satu ribu rupiah).
8. Susunan Kepanitiaan
Penasehat : ………………………
Penanggungjawab : ……………………….
Ketua : ………………………….
Bendahara : ……………………………
Anggota : ………………………
……………………………….
NIP …………………………..
LAMPIRAN 1
RE NC ANA ANGGARAN BE LANJA
WORK S HOP BEST PRAC TIC E P E NINGK ATAN MUTU D AN K E S E LAMATAN P AS IE N ( P MK P )
RS UD R. S YAMS UD IN, S .H. K OTA S UK ABUMI
S E LAS A & K AMIS , 16 & 18 AGUS TUS 2016