Kelompok 2:
WINASANTYANI (11810923602)
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.Kami
berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik kami selaku penyusun maupun
pembaca.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Misalnya:
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertetu, nama instansi, atau
nama tempat.
Misalnya:
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak
Misalnya:
Misalnya:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama
jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt
(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak
dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang
1
Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua).( Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2011.). hlm.6
Misalnya:
Keinggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,, dan
peristiwa sejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari
Indonesia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipkai
sebagai nama.
Misalnya:
Misalnya:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi
Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
Misalnya:
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberabangi selat, pergi ke arah tenggara
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai
nama jenis.
Misalnya:
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama negara, lembaga
Misalnya:
Menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen
resmi.
Misalnya:
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan, kecuali
kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Dr. doctor
Prof. professor
Tn. Tuan
Ny. Nyonya
Sdr. saudara
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak Berangkat?” tanya Harto.
Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kkerabatan
Misalnya:
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat
Misalnya:
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
Misalnya:
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing,
Misalnya:
Tetapi:
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
3
Ibid. Hlm. 20
bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya:
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan nonstandar, ratusan
bahasa dae-
rah,dan ditambah beberapa bahasa asing, membutuhkan penanganan yang tepat dalam
perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara
terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1.1.1Latar Belakang
1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap
bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai
formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil.
1.2 Tujuan
ukur sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap
bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.4
4
Op. Cit. 2011 hlm. 14-15
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Pendidikan Nasional. 2000 PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN. Jakarta : Pusat Bahasa.