Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pendekatan Kooperatif”.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan syarat untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Strategi Pembelajaran Matematika. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok XII
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam suatu pembelajaran, terdapat beberapa model yang bisa digunakan baik selama
proses pembelajaran sehari-hari, atau bahkan sebagai selingan untuk membuat
pembelajaran lebih bervariasi dan juga sebagai penelitian. Salah satu model pembelajaran
yang biasa digunakan yaitu pembelajaran kooperatif.
Teori yang melandasi pembelajaran ini adalah teori kontruktivisme. Pada dasarnya
pendekatan kontruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa secara
individual menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa
informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu (Soejadi dalam teti Sobari,
2006:15).
Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi
secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan
pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah
kosntruktivisme. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu mengkondisikan, dan
memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa,
menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kretivitas), sehingga akan menjamin terjadinya
dinamika di dalam proses pembelajaran. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai pembelajaran kooperatif.
2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi pembelajaran kooperatif?
b. Apa tujuan pembelajaran kooperatif?
c. Apa saja karakteristik pembelajaran kooperatif?
d. Bagaimana langkah pembelajaran kooperatif?
e. Apa saja prinsip pembelajaran kooperatif?
f. Apa saja model-model pembelajaran kooperatif?
3. Tujuan
a. Mengetahui definisi pembelajaran kooperatif,
b. Mengetahui tujuan pembelajaran kooperatif,
c. Mengerti karakteristik pembelajaran kooperatif,
d. Mengerti langkah pembelajaran kooperatif,
e. Mengetahui prinsip pembelajaran kooperatif,
f. Mengetahui model-model pembelajaran kooperatif.
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada
siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk
dimiliki di dalam organisasi yang saling berganting satu sama lain dan dimana masyarakat
secara budaya semakin beragam.
1
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Depok : Rajawali Pers, 2018), hal 202 - 206
2
T.G. Ratumanan, Belajar dan Pembelajaran, (Surabaya : UNESA University Pers, 2004), hal. 131
kegiatannya saling membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok. (2)
Perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam
belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan.
(3) Perspektif pengembangan kognitif artinya dengan adanya interksi antara angota
kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai
informasi (Sanjaya, 2006:242).
Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim
merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat
setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
(a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif filaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah
pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai,
bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan dan
lain sebagainya. (b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan matang agar proses pembelajaran
berjalan dengan efektif. (c) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa
dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui
bentuk tes maupun nontes.
3. Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam
pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak
akan mencapai hasil yang optimal.
4. Keterampilan Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivita dalam kegiatan
pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau
dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Ada tiga bentuk keterampilan kooperatif sebagaimana diungkapkan oleh Lungdren (1994),
yaitu :
2. Model Jigsaw
Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya
di Universitas Texas.
Pada dasarnya dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi ke dalam kelompok belajar
kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung
jawab terhadap penugasan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan
sebaik-baiknya. Siswa dari masing – masing kelompok yang bertanggung jawab
terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri atas dua atau tiga
orang.
Langkah-langkahnya sebagai berikut.
a. Siswa dikelompokkan dengan anggota kurang lebih 4 orang,
b. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda,
c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan sama membentuk kelompok baru
(kelompok ahli),
d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai,
e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi,
f. Pembahasan,
g. Penutup.
3. Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas tel Aviv,
Israel. Pengembangan belajar kooperatif GI didasarkan atas suatu premis bahwa proses
belajar di sekolah menyangkut kawasan dalam domain sosial dan intelektual, dan
proses yang terjadi merupakan penggabungan nilai-nilai kedua domain tersebut
(Slavin, 1995). Oleh karena itu group investigation tidak dapat diimplementasikan ke
dalam lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung terjadinya dialog
interpersonal (atau tidak mengacu kepada dimensi sosial-afektif pembelajaran).
Langkah – langkah nya sebagai berikut :
Langkah Keterangan
Siswa menelaah sumber informasi, memilih
Mengidentifikasi topik dan
topik, mengategorikan saran, para siswa
mengorganisasikan siswa ke dalam
bergabung dalam kelompok belajar dengan
kelompok
pilihan topik yang sama, guru membantu dan
memfasilitasi dalam memperoleh informasi.
Direncanakan siswa bersama kelompoknya,
Merencanakan tugas belajar
meliputi; apa yang diselidiki, bagaimana
melakukannya, pembagian kerja, untuk tujuan
apa topik ini diinvestigasi.
Siswa mencari informasi, menganalisis data, dan
Melaksanakan investigasi
membuat kesimpulan, para siswa saling
berkontribusi, diskusi, tukar pikiran,
mengklarifikasi, dan mensintesis ide-ide.
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan
Menyiapkan laporan akhir
esensial proyeknya, apa yang akan dilaporkan
dan bagaimana membuat presentasi, membentuk
panitia acara untuk mengoordinasi rencana
presentasi.
Presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas,
Mempresentasikan laporan akhir
bagian presentasi harus secara aktif melibatkan
pendengar, pendengar mengevaluasi kejelasan
presentasi menurut kriteria yang telah
ditentukan.
Para siswa berbagi mengenai balikan terhadap
Evaluasi
topik yang dikerjakan, guru dan siswa
berkolaborasi untuk mengevaluasi
pembelajaran, asesmen diarahkan untuk
mengevaluasi pemahaman konsep dan
keterampilan berpikir kritis.
PENUTUP
1. Simpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi
siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati, 2002:25). Dalam
sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam
model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri
dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.
Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di
dalam organisasi yang saling berganting satu sama lain dan dimana masyarakat secara
budaya semakin beragam.
Terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) model student teams
achievment division, (2) model jigsaw, (3) model investigasi kelompok, (4) model make a
match, (5) model teams games tournament, (6) model struktural.
DAFTAR PUSTAKA