Anda di halaman 1dari 6

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No.

3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH PALA (Myristica


fragrans Houtt) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

Alfisiane Gansareng1), Widya Astuty Lolo1), Nancy C.H. Pelealu1)


1)
PS. Framasi FMIPA Unsrat Manado, 95115

ABSTRAK

Tanaman pala pada bagian biji, daging, buah dan fuli telah banyak dimanfaatkan sebagai
antibakteri akan tetapi pada bagian kulit buah pala belum banyak dilakukan penelitian oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah pala. Metode yang
digunakan dalam penelitian metode difusi agar dengan kontrol positif Ciprofloxacin dan kontrol negatif
aquades serta larutan uji yang digunakan ekstrak kulit buah pala dengan seri konsentrasi 10%, 20%, 30%,
40% dan 50%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan uji maka semakin
besar zona hambat yang terbentuk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kulit buah tanaman pala
memiliki aktivitas antibakteri.

Kata kunci : Myristica fragrans, Aktivitas Antibakteri, Escherichia coli

ABSTRACT

Nutmeg plants especially the seeds, fruit flesh and fuli has been widley used as an antibacterial
but there has not been much research in the skin part of the fruit, therefore this study aims to determine
the antibacterial activity of nutmeg extract. Methods which carried out in the research were agar
diffusion method with positive control of Ciprofloxacin and negative control of aquades as well as test
solution used of nutmeg extract with the series of concentration of 10%, 20%, 30%, 40% and 50%,
respectively. The result showed that the higher concentration of the test solution the greater the inhibit
zone formed. Thus it can be concluded that the nutmeg skin has antibacterial activity.

Keywords : Myristica fragrans, Antibacterial Activity, Escherichia coli

52
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN memiliki kandungan senyawa flavonoid


Kesehatan adalah keadaan sejahtera diduga memiliki efek penghambat terhadap
dari badan, jiwa dan sosial yang pertumbuhan bakteri. Ameen (2011)
memungkinkan setiap orang hidup produktif melakukan penelitian tentang aktivitas
secara sosial dan ekonomis, dimana saat ini antibakterial ekstrak biji pala terhadap E.coli
tingkat kesehatan menghadapi tantangan dengan pelarut aquades dan etanol pada
yang sangat berat (Nurwidodo, 2006). konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25%.
Masalah kesehatan adalah masalah Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kompleks yang merupakan hasil dari zona hambat terhadap E.coli hanya
berbagai masalah lingkungan yang bersifat terbentuk pada konsentrasi 100%, 75%.
alamiah atau buatan manusia. Datangnya Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik
penyakit merupakan hal yang tidak biasa untuk melakukan penelitian tentang aktivitas
ditolak ataupun dihindari (Foster, 2006). antibakteri ekstrak kulit buah pala
Infeksi terjadi bila mikroorganisme (Myristica fragrans Houtt) terhadap bakteri
yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan Echerichia coli.
berbagai gangguan fisiologi normal tubuh
sehingga timbul penyakit infeksi. Penyakit METODE PENELITIAN
infeksi mempunyai kemampuan menular Penelitian ini dilaksanakan di
pada orang lain yang sehat sehingga Laboratorium Mikrobiologi Farmasi dan
populasi penderita dapat meluas (Wattimena Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia,
et al, 1991). Menurut Radji (2011) penyebab Program Studi Farmasi Fakultas MIPA,
infeksi adalah bakteri. Pengobatan alternatif Universitas Sam Ratulangi Manado pada
dapat digunakan adalah tanaman yang bulan Juli – September 2017. Dari larutan
mengandung zat antibakteri, dalam hal ini stok 100% dibuat larutan uji 10%, 20%,
ekstrak tanaman yang mampu menghambat 30%, 40%, dan 50% dengan cara dipipet 0,2
pertumbuhan bakteri. Tanaman yang secara ml, 0,4 ml, 0,6 ml, 0,8 ml dan 1 ml ekstrak
empiris digunakan sebagai obat antibakteri kulit buah pala dan dicukupkan volumenya
salah satunya adalah pala (Takikawa et al, hingga 2 ml. Nutrient Agar (NA) sebanyak
2002). Pala mempunyai prospek yang baik 0,56 g dilarutkan dalam 20 ml aquades (28
karena selalu dibutuhkan, baik dalam g/1000 ml) menggunakan erlenmeyer.
industri makanan, minuman, obat-obatan Setelah itu dihomogenkan dengan stirrer di
dan lain-lain. Keperluannya yang lebih atas pemanas air sampai larut. Media dasar
spesifik yaitu pala dapat dibuat sebagai dibuat dengan cara ditimbang Nutrient Agar
bahan antibakteri (Putra, 2015). Tanaman (NA) sebanyak 2,8 g lalu dilarutkan dalam
pala merupakan tanaman yang dapat 100 ml aquades (28 g/1000 ml)
menghasilkan minyak atsiri (Stahl, 1985). menggunakan erlenmeyer. Sedangkan media
Minyak atsiri merupakan zat yang pembenihan dibuat dengan cara ditimbang 7
terkandung sebagai antibakteri pada pala g NA, lalu dilarutkan dalam 250 ml akuades
(Nurdjannah et al, 2007). Menurut (28 g/1000) menggunakan erlenmeyer.
Mardisiswojo (1985), tanaman pala Larutan H2SO4 1% sebanyak 9,95 ml

53
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

dicampurkan dengan larutan BaCl2.2H2O kemudian diameter zona hambat tersebut


1,175% sebanyak 0,05 ml dalam dikategorikan kekuatan daya antibakterinya
Erlenmeyer. Kemudian dikocok sampai berdasarkan penggolongan Davis and Stout.
terbentuk larutan yang keruh. Kekeruhan ini
dipakai sebagai standar kekeruhan suspense
bakteri uji. Bakteri uji yang telah diinokulasi HASIL DAN PEMBAHASAN
diambil dengan jarum ose steril lalu Kulit buah pala mentah yang
disuspensasikan kedalam tabung berisi 2 ml digunakan sebanyak 2 kg, lalu dibersihkan
larutan NaCl 0,9% hingga diperoleh dan dicuci terlebih dahulu dengan air sampai
kekeruhan yang sama dengan standar bersih. Setelah bersih sampel tersebut
kekeruhan Mc. Farland. Lapisan dasar dikeringkan dengan cara di angin-anginkan
dibuat dengan menuangkan masing masing sehingga diperoleh sampel sebanyak 350 g.
10 ml NA dari media dasar kedalam 15 Setelah itu sampel dihaluskan dengan
cawan petri, lalu di biarkan sampai menggunakan blender. Serbuk yang
memadat. Setelah memadat pada permukaan dihasilkan kemudian diayak dengan
lapisan dasar diletakan 3 pencadang baja menggunakan ayakan mesh 65 sehingga
yang diatur sedemikian rupa jaraknya agar diperoleh serbuk kering (simplisia) sebanyak
daerah pengamatan tidak saling bertumpuh. 250 g. Sampel kulit buah pala diekstrasi
Kemudian, suspense bakteri dicampurkan dengan menggunakan metode maserasi
kedalam media pembenihan NA. Setelah itu dengan pelarut etanol 96%. Sebanyak 1250
di tuangkan 15 ml campuran suspense dan ml selama 5 hari dan sesekali dilakukan
media pembenihan tersebut kedalam tiap pengadukan. Kemudian debris yang
cawan petri yang diletakan pencadang diperoleh diremaserasi dengan pelarut etanol
sebagai lapisan ke dua. Selanjutnya, 96% sebanyak 750 ml selama 2 hari dan
pencadang diangkat secara aseptik dari sesekali diaduk. Hasil proses maserasi
cawan petri, sehingga terbentuklah sumur- berupa filtrat berwarna coklat kehitaman
sumur yang akan di gunakan dalam uji sebanyak 1 liter. Selanjutnya dipekatkan
antibakteri. Larutan uji ekstrak kulit buah menggunakan rotary evaporator hingga
pala dengan berbagai konsentrasi (10%, diperoleh ekstrak kental sebanyak 9,74 gram
20%, 30%, 40%, dan 50%); aquades sebagai yang berwarna coklat kehitaman. Menurut
kontrol negatif; larutan ciprofloxacin Davis and Stout (1971), kriteria kekuatan
sebagai kontrol positif, masing-masing daya antibakteri yaitu diameter zona hambat
diteteskan pada sumur yang berbeda 5 mm atau kurang dikategorikan lemah,
sebanyak 50µl. Kemudian cawan petri zona hambat 5-10 mm dikategorikan sedang,
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC zona hambat 10-20 mm dikategorikan kuat
selama 24 jam. Pengamatan dilakukan dan zona hambat 20 mm atau lebih
terhadap zona bening yang terbentuk setelah dikategorikan sangat kuat. Berdasarkan
24 jam masa inkubasi. Diameter zona kriteria tersebut, maka daya antibakteri
hambat diukur dalam satuan millimeter ekstrak kulit buah pala pada bakteri
(mm) menggunakan mistar berskala. Escherichia coli dengan konsentrasi ekstrak

54
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

10% (6,66 mm) termasuk sedang, Staphylococcus aureus and


konsentrasi ekstrak 20% (7,83 mm) Escherichia coli. Institute of Medical
termasuk sedang, konsentrasi ekstrak 30% Technology, Baghdad.
(8,16 mm) termasuk sedang, konsentrasi Anonim, 2014. Informasi Spesialis Obat.
ekstrak 40% (10,16 mm) termasuk kuat, dan ISFI: Jakarta.
pada konsentrasi ekstrak 50% (10,33 mm) Davis dan Stout, 1971. Disc Plate Method
termasuk kuat. Sehingga diketahui bahwa Of Microbiological Antibiotic Essay.
konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, 40% Journal Of Microbiology.
dan 50% merupakan konsentrasi efektif Departemen Kesehatan RI. 1985. Cara
untuk menghambat bakteri Escherichia coli. Pembuatan Simplisia. Departemen
Menurut Robinson (1995), flavonoid Kesehatan RI, Jakarta.
berfungsi sebagai antibakteri dengan cara Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan
mengikat protein bakteri sehingga Galenik. Departemen Kesehatan RI,
menghambat aktivitas enzim yang pada Jakarta.
akhirnya mengganggu proses metabolisme Diah P., Diniatik., Dwi H. 2011. Studi
bakteri. Sifat lipofilik flavonoid dapat Etnofarmakologi Obat Tradisional
merusak membran sel bakteri karena Sebagai Anti Diare. Fakultas
membran sel mengandung lipid sehingga Farmasi Universitas
memungkinkan senyawa tersebut melewati Muhammadiyah. Purwokerto.
membran. Direktur Jenderal POM. 2000. Parameter
Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
KESIMPULAN Obat. Departemen Kesehatan RI,
Ekstrak kulit buah pala (Myristica Jakarta.
fragrans Houtt) memiliki aktivitas sebagai Foster, A. 2006. Antropologi Kesehatan.
antibakteri terhadap bakteri Escherichia Jakarta: Penerbit Universitas
coli. Perbedaan konsentrasi ekstrak kulit Indonesia.
buah pala (Myristica fragrans Houtt) Gandjar, I.G., Abdul, 2008. Kimia Farmasi
mempengaruhi penghambatan pertumbuhan Analisis. Pustaka Pelajar,
bakteri Escherichia coli, dimana semakin Yogyakarta.
tinggi konsentrasi yang diberikan semakin Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia.
tinggi pula aktivitas penghambatan ITB, Bandung.
pertumbuhan bakteri Eschericia coli. Hasanah, Y., 2011. Budidaya Tanaman
Obat dan Rempah. USU Press.
Medan.
DAFTAR PUSTAKA Hedetniemi, Kevin dan Liao, Min-Ken.
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella 2006. Luria Broth (LB) and Luria
typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Agar
Psidium guajava L. Bioscientiae. (LA) Media and Their Uses :
Ameen, Sabah J., 2011. Antimicrobial Bacillus cereus.
Activity of Nutmeg Extract Against

55
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

www.microbelibrary.org[22 Radji, M. 2011. Mikrobiologi. Buku


November 2009]. Kedokteran ECG. Jakarta
Jawetz, et al. 2001. Mikrobiologi Rismunandar, 1990, 1992. Budidaya dan
Kedokteran. Salemba Medika, Tataniaga pala. PT. Penebar
Jakarta. swadaya Jakarta.
Jawetz, et al. 2005. Mikrobiologi Robinson, T. 1995. Kandungan Organik
Kedokteran. Edisi 1. Salemba Tumbuhan Tinggi. Edisi 6. ITB
Medika, Jakarta. Press, Bandung.
Jawetz, et al. 2007. Mikrobiologi Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum.
Kedokteran. Edisi 23. Salemba Gadjah Mada University Press,
Medika, Jakarta. Jogyakarta.
Nurdjannah, N. and Mulyono, E., 2007. Setiabudy, R. 2007. Antimikroba: Dalam
Teknologi Pengolahan Pala. Badan Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.
Penelitian Dan Pengembangan Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Pertanian. Balai Besar Penelitian Soetjipto, H. 2008. Aktivitas Antibakteri
dan Pengembangan Pascapanen Minyak Atsiri dan Toksisitas Esktrak
Pertanian. Bogor Bunga Legetan (Spilanthes
Nurwidodo. 2006. Pencegahan dan Promosi paniculata Wall). Berkala Ilmiah
Kesehatan Secara Tradisional. Jurnal Biologi.
Humanity. Songer, J.G., K.W. Post. 2005. Veterinary
Pelczar, M, Chan. 1988. Dasar-Dasar Microbiologi Bacterial and Fungal
Mikrobiologi (Jilid1) Jakarta: UI Agent of Animal Disease. USA:
Press. Elsevier Saunders.
Post, K.W., G.J. Songer. 2005. Stahl E., 1985, Analisis Obat Secara
Microbiology: Bacterial and Fungal Kromatografi dan Mikroskopi,
Agent of Animal Disease. Elsevier Padmawinata K, penerjemah.
saunders. Microbiology. Bandung: Penerbit ITB. Drug
Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Analysis by Chromatography.
Erlangga, Jakarta. Sunanto, 1993. Budidaya Pala Komoditi
Putra, D.P. and Verawati, V., 2015. Analisa Ekspor Penerbit Konisius,
Kandungan Flavonoid dan Aktivitas Yogyakarta.
Antioksidan dari Rempah Tumbuhan Suriawiria, Unus. 2005. Mikrobiologi Dasar.
Obat Sumatera Barat. Scientia- Papas Sinar Sinarti: Jakarta
Jurnal Farmasi dan Kesehatan. Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan.
Quinn, P.J, B.K. Markey., M.E. Carter., Penerbit Putra Media Nusantara.
W.J. Donelly., F.C. Leonard. 2002. Surabaya.
Veterinary Microbiology and Sutomo, B. 2006. Buah Pala, mengobati
Microbial Disease. Iowa: Blackwell gangguan insomnia, mual dan masuk
Publishing. angin. Diakses 30 april 2017.

56
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

Syukur dan Hermani. 2001. Budidaya Wattimena, J.R., Nelly, C., Sugiarso,
Tanaman Obat Komersial. PT Widianto, M.A., Sukandar, E.Y.,
Penebar Swadaya, Jakarta. Soemardji, A.A. & Setiadi, A.R.
Takikawa A., Abe K., Yamamoto M., 1991. Farmakodinamika dan Terapi
Ishimaru S., Yasui M., Okubo Y. and Antibiotik.Gadjah Mada University
Yokoigawa K., 2002, Antimicrobial Press.Yogyakarta.
activity of nutmeg against World Health Organization. 1977. WHO
Escherichia coli O157., Journal of Expert Committee on Biological
bioscience and bioengineering. Standardization (Technical Report
Todar, K. 2008. Staphylococcus aureus and Series, no. 610). World Health
Escherichia coli. University of Organization, Geneva.
Wisconsin Madison Departement of
Bacteriology.

57

Anda mungkin juga menyukai