Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Ucapan
terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang ikut membantu dalam
masih ada kekurangan dari penampilan dan penyajian makalah ini, oleh karena itu
kami menginginkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami
berharap makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................ 1
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................... 2
2
BAB 4 Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagal Ginjal Kronik
4.1 Pengkajian .............................................................................. 39
4.2 Analisa Data ........................................................................... 43
4.3 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 45
4.4 Intervensi Keperawatan .......................................................... 46
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 54
3
BAB 1
PENDAHULUAN
oleh banyak faktor (NKF K/DOQI 2000; Kallenbach et al. 2005). Apabila
mengalami gagal ginjal tahap akhir atau disebut dengan End Stage Renal
Disease (ESRD).
sebesar 20-25% setiap tahunnya (USRDS 2008 dalam Harwood. Lori et al.
70.000, namun yang terdeteksi menjalani gagal ginjal kronis dan menjalani
penyakit tersebut. Menurut data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006, gagal
4
Jakarta jumlah penderita penyakit ginjal kronik pada tahun 2011 sebanyak
1629 orang.
protein, diet kalium, diet natrium, dan pembatasan cairan yang masuk. Kedua,
Terapi pengganti yang sering dilakukan pada pasien GGK adalah dialisis.
mampu memahami dengan baik mengenai gagal ginjal kronik serta mampu
kronik.
1.2 Tujuan
5
6. Menjelaskan patofisiologi dari gagal ginjal kronik
1.3 Manfaat
lebih peka dan teliti dalam mengumpulkan data pengkajian awal dan
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
menghadap ke medial. Pada sisi ini, terdapat hilus ginjal, yaitu tempat
menuju dan meninggalkan ginjal. Besar dan berat ginjal sangat bervariasi
tergantung pada jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain.
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrous tipis dan berkilau yang disebut true
capsule (kapsul fibrosa) ginjal dan di luar kapsul ini terdapat jaringan lemak
peri renal. Di sebelah kranial terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula
ginjal dan jaringan lemak perineal dibungkus oleh fasia gerota. Fasia ini
parenkim ginjal serta mencegah ekstravasasi urin pada saat terjadi trauma
ginjal. Selain itu, fasia gerota dapat pula berfungsi sebagai barier dalam
7
Gambar 1. Anatomi Ginjal (Aziz dkk. 2008)
dan duodenum, sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas,
jejunum, dan kolon (Aziz dkk. 2008). Ginjal kanan tingginya sekitar 1 cm di
Secara anatomik ginjal terbagi dalam dua bagian, yaitu korteks dan
dalam medula banyak terdapat duktuli ginjal. Nefron adalah unit fungsional
terkecil dari ginjal yang terdiri atas glomeruli dan tubuli ginjal. Darah yang
8
Gambar 2. Sistem Nefron Ginjal (Aziz dkk. 2008)
pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks mayor, dan
transisional dan dindingnya terdiri otot polos yang mampu berkontraksi untuk
Ginjal bekerja untuk menyaring darah sebanyak kurang lebih 200 liter tiap
9
pembentukan sel darah merah, renin yang berperan dalam pengaturan
tekanan darah, kalsitriol atau vitamin D3 yaitu bentuk aktif dari vitam D
2.2 Definisi
sehingga timbul gejala uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah) (Smeltzer 2008). Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau
merupakan suatu keadaan abnormalitas dari struktur atau ginjal yang terjadi
sebagai berikut:
a. Albuminuria (AER ≥30 mg/24 jam; ACR ≥30 mg/g [≥3 mg/mmol])
ginjal
10
2. Penurunan GFR
darah tersebut. Akibatnya, darah yang diterima unit penyaring menjadi lebih
sedikit, dan tekanan darah di dalam ginjal tidak bisa dikendalikan. Bila unit
penyaring yang terganggu, maka suplai darah kurang dan gangguan tekanan
darah akan membuat ginjal tidak mampu membuang zat-zat tidak terpakai
lagi. Selain itu ginjal juga tidak bisa mempertahankan keseimbangan cairan
dan zat-zat kimia di dalam tubuh, sehingga zat buangan bisa masuk kembali
ke dalam darah. Juga mungkin terjadi, zat kimia yang dibutuhkan tubuh dan
protein akan ikut keluar bersama urin (Syamsir & Iwan 2007).
Pada gagal ginjal kronik penderita hanya dapat berusaha menghambat laju
tingkat kegagalan fungsi ginjal tersebut, agar tidak menjadi gagal ginjal
terminal (GGT), suatu kondisi dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi lagi.
Kondisi gagal ginjal kronik ini biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya
menahun, dengan sedikit gejala pada awalnya, bahkan lebih sering penderita
tidak merasakan adanya gejala dan diketahui fungsi ginjal sudah menurun
25% dari normal. Beberapa penyakit yang memicu terjadinya penyakit aggal
ginjal kronik, antara lain diabetes, hipertensi, dan batu ginjal (Syamsir & Iwan
2007).
11
1. Penurunan cadangan ginjal
d. Pasien asimtomatik
2. Gagal ginjal
3. Gagal ginjal
12
f. Oliguria
2.4 Etiologi
kronik.
Etiologi gagal ginjal kronik bervariasi antara negara yang satu dengan
paling banyak terjadi gagal ginjal kronik yaitu sekitar 44%, kemudian diikuti
Penyebab dari gagal ginjal kronis yang tersering dibagi menjadi 8 kelas,
13
Tabel 1.
Klasifikasi Penyebab Gagal Ginjal Kronik (Price & Wilson 2003):
Klasifikasi Penyakit Penyakit
Penyakit infeksi tubulointerstitial Pielonefritis kronis/refluks nefropati
Penyakit peradangan Glomerulonefritis
Penyakit vascular hipertensif Nefrosklerosis benigna
Nefrosklerosis maligna
Stenosis arteri renalis
Gangguan jaringan ikat SLE
Poliarteritis nodosa
Sklerosis sistemik progresif
Gangguan kongenital dan herediter Penyakit ginjal polikistik
Asidosis tubulus ginjal
Penyakit metabolik DM
Gout, hiperparatiroidisme
Amilodosis
Nefropati toksik Penyalahgunaan analgesik, obat TBC
Nefropati timah
Nefropati obstruktif Traktus urinarius bagian atas: batu,
neoplasma, fibrosis retroperitoneal
Traktus urinarius bagian bawah:
hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital leher vesika
urinaria dan uretra
2.5 Stadium
yaitu Cause, GFR category, dan Albuminuria category. Gagal ginjal kronik
merupakan stadium 5 dari CKD atau biasa disebut dengan End-stage Renal
Disease (ESRD). Dikatakan gagal ginjal kronik apabila dari hasil tes nilai
kidney disease:
14
Tabel 2. Kategori GFR (KDIGO 2013)
2.6 Patofisiologi
dan asam urat sehingga terjadi keseimbangan dalam tubuh. Penyakit ini
diawali dengan kerusakan dan penurunan fungsi nefron secara progresif akibat
15
adanya pengurangan masa ginjal. Pengurangan masa ginjal menimbulkan
hiperfiltrasi yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah
laju filtrasi glomerulus (GFR) dan peningkatan sisa metabolisme dalam tubuh.
kreatin serum dan BUN dalam keadaan normal dan penderita asimtomatik
(tanpa gejala). Gangguan fungsi ginjal akan dapat diketahui dengan tes GFR.
75% jaringan yang berfungsi telah rusak dan GFR 25% dari normal. Pada
tahap ini BUN baru mulai stadium insufisiensi ginjal gejala nokturia dan
hari) sebanyak 700 ml atau berkemih lebih dari beberapa kali. Pengeluaran
urin normal sekitar 1500 ml perhari atau sesuai dengan jumlah cairan yang
diminum.
90% dari massa nefron telah hancur atau sekitar 200.000 yang masih utuh.
Nilai GFR nya hanya 10% dari keadaan normal dan bersihakan kreatin sebesar
5-10 ml/menit. Penderita biasanya oliguri (pengeluaran urien kurang dari 500
tubuh.
16
Menurut Sudoyo et al. (2009) stadium paling dini dari penyakit gagal
dengan peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum. Pasien dengan GFR
60% belum merasakan keluhan, tetapi sudah ada peningkatan kadar ureum
dan kreatinin, sampai GFR 30% keluhan nokturia, badan lemas, mual, nafsu
Gagal ginjal kronis atau penyakit ginjal kronis adalah penurunan secara
lambat dan progresif dari fungsi ginjal. Biasanya terjadi akibat komplikasi dari
kondisi medis lain yang serius. Tidak seperti gagal ginjal akut yang terjadi
dengan cepat dan tiba-tiba, gagal ginjal kronis terjadi secara bertahap. Gagal
besar.
1. Gejala dini: lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
2. Gejala yang lebih lanjut: anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal
atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai
lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
17
1. Kardiovaskuler
c. Edema periorbital
2. Dermatologi
c. Pruritus
d. Ekimosis
3. Pulmoner
a. Krekels
c. Nafas dangkal
d. Pernafasan kussmaul
4. Gastrointestinal
18
5. Neurologi
d. Disorientasi
e. Kejang
g. Perubahan perilaku
6. Muskuloskeletal
a. Kram otot
d. Fraktur tulang
e. Foot drop
7. Reproduktif
a. Amenore
b. Atrofi testekuler
adalah:
1. Volume urin : Biasanya kurang dari 400 ml/ 24 jam (fase oliguria) terjadi
3. Berat jenis urin : Kurang dari l, 020 menunjukan penyakit ginjal contoh
19
glomerulonefritis, pielonefritis dengan kehilangan kemampuan
4. pH : Lebih besar dari 7 ditemukan pada ISK, nekrosis tubular ginjal dan
ginjal.
6. Natrium : Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/ ltr bila ginjal
antara lain:
1. Gambaran Klinis
sebagainya.
sampai koma.
20
renal, payah jantung, asidiosis metabolik, gangguan keseimbangan
2. Pemeriksaan Laboratorium
metabolik.
3. Gambaran Radiologis
kerusakan.
21
d. Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang
kontra dilakukan pada keadaan dimana ukuran ginjal yang sudah mengecil
2.9 Penatalaksanaan
LFG
Derajat Rencana Tatalaksana
(ml/mn/1,73m2)
1 ≥90 Terapi penyakit dasar, kondisi
komorbid,evaluasi perburukan (progression)
fungsi ginjal, memperkecil risiko kardiovaskuler
2 60-80 Menghambat perburukan (progession) fungsi
ginjal
3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5 ˂15 Terapi pengganti ginjal
22
kronik berdasarkan tabel diatas adalah:
Waktu yang paling tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum
Pada ukuran ginjal yang masih normal secara ultrasonografi, biopsi dan
terhadap terapi spesifik. Sebaliknya, bila LFG sudah menurun sampai 20-
30% dari normal, terapi terhadap penyakit dasar sudah tidak banyak
bermanfaat.
pada pasien Penyakit Ginjal Kronik. Hal ini untuk mengetahui kondisi
23
(Suwitra 2007).
selalu berasal dari sumber yang sama. Pembatasan fosfat perlu untuk
b. Terapi Farmakologis
ginjal.
24
4. Pencegahan dan Terapi Terhadap Penyakit Kardiovaskuler
keseimbangan elektrolit.
dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah yang
25
Gambar 4. Proses Difusi (http://www.baxter.com)
gradien tekanan, yaitu air bergerak dari daerah dengan tekanan yang
lebih tinggi (tubuh pasien) ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah
(Rosdiana 2011).
26
2.10 Komplikasi
(2002) yaitu:
renin-angiostensin-aldosteron
yaitu:
1. Komplikasi Hematologis
bila kadar besi, folat, dan vitamin B12 adekuat dan pasien dalam
27
eritropoietin yang diberikan sehingga terjadi anemia aplastik.
retensi natrium dan air. Keadaan ini biasanya tidak cukup parah untuk
3. Dehidrasi
4. Kulit
serta dapat disebabkab oleh deposit kalsium fosfat apda jaringan. Gatal
dapat dikurangi dengan mengontrol kadar fosfat dan dengan krim yang
ureum pada kulit dan timbul hanya pada uremia berat. Pigmentasi kulit
28
5. Gastrointestinal
Namun gejala mual, muntah, anoreksia, dan dada terbakar sering terjadi.
urin.
6. Endokrin
kehilangan kesadaran, dan bahkan koma, sering kali dengan tanda iritasi
29
menyebabkan neurotransmisi yang abnormal. Gangguan tidur
seringterjadi. Kaki yang tidak biasa diam (restless leg) atau kram otot
8. Imunologis
Fungsi imunologis terganggu pada gagal ginjal kronik dan infeksi sering
terjadi. Uremia menekan fungsi sebagaian besar sel imun dan dialysis
tepat.
9. Lipid
30
2.11 Prognosis
1. Umur
2. Saat rujukan
3. Etiologi GGT
4. Hipertensi
31
Faktor ini penting untuk menunjang kelangsungan hidup pasien GGT
7. Kepatuhan (complience)
32
2.12 WOC
GFR menurun
Adaptasi fungsi
Sklerosis nefron
CKD
Stage 1(GFR > 90) Stage 2 (GFR 60 – 90) Stage 3 GFR 30-59%) Stage 4 (GFR 15-29) Stage 5 (GFR <15)
↓cadangan ginjal Proteinuria/ BUN, Kreatinin ↓Eritropoitin Retensi Na Sekresi protein ↓sintesis 1,25-
albuminuria meningkat menurun terganggu dihydroxyvitamin D atau
kalsitriol
anemia Total CES ↑
asimtomatik Sindroma uremia
Sekresi protein
terganggu kegagalan mengubah
MK: ↑Tekanan bentuk inaktif Ca
Keletihan kapiler
hipoalbuminuria Syndrome ↑Volume interstitial perpospater Gangguan Kegagalan
uremia nia keseimban mengubah
gan asam bentuk inaktif
Pembengkakan oedema
pruritus basa Ca
pergelangan Pruritus
kaki, tangan, ↑Preload ↓absorbsi Ca
MK: ↑As.
wajah, perut
MK: gangguan gangguan Lambung
Hipertrofi
integritas kulit integritas
ventrikel kiri hipokalsemia
MK: kelebihan kulit dan
volume cairan
osteodistrofi
Payah jantung kiri
Nausea, Iritasi
vomiting lambung MK:
↑Bendungan
Hambatan
atrium kiri
Mobilitas
MK: mual MK:
Fisik
Tekanan vena Ketidakse
pulmonalis imbangan
nutrisi:
Kapiler paru naik kurang
dari
kebutuha
Edema paru
n tubuh
MK : gangguan
pertukaran gas
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
interview. Mengetahui kondisi klien untuk saat ini dan masa lalu.
a. Identitas
Meliputi identitas klien yaitu: nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis
b. Keluhan utama
kering, rasa lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada kulit.
Untuk kasus gagal ginjal kronis, kaji onset penurunan urine output,
perubahan kulit, dan pemenuhan nutrisi. Kaji pula sudah kemana saja
pengobatan.
Kaji adanya penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah
Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit
pada keluarga.
f. Riwayat psikososial
2. Pemeriksaan fisik
b. Sistem pernapasan
c. Sitem hematologi
d. Sistem neuromuskuler
e. Sistem kardiovaskuler
f. Sistem Endokrin
insulin. Pada gagal ginjal yang lanjut (klirens kreatinin < 15 ml/menit)
g. Sistem Perkemihan
Penurunan urine output < 400 ml/ hari sampai anuri, terjadi penurunan
libido berat
h. Sistem pencernaan
dari bau mulut ammonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran
kebutuhan.
i. Sistem Muskuloskeletal
Di dapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki
fraktur tulang, deposit fosfat kalsium pada kulit jaringan lunak dan
secara umum sekunder dari anemia dan penurunan perfusi perifer dari
hipertensi.
3.2 Diganosa keperawatan
melemah
kapiler paru
suplay oksigen
Hemodialysis Therapy:
1. Timbang BB sebelum dan
sesudah prosedur
2. Observasi terhadap
dehidrasi, kram otot dan
aktivitas kejang
3. Observasi reaksi tranfusi
4. Monitor TD
5. Monitor BUN,Creat,
HMT danelektrolit
6. Monitor CT
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
oleh banyak faktor (NKF K/DOQI 2000; Kallenbach, Gutch, Stoner dan Corca
2005). Etiologi gagal ginjal kronik bercvariasi antara negara yang satu dengan
paling abnyak terjadi gagal ginjal kronik yaitu sekitar 44%, kemudian diikuti
dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari
Alam, Syamsir dan Hadibroto, Iwan. 2007. Gagal Ginjal. Jakarta: Penerbit PT
Baradero, Mary, dkk. 2005. Klien Gangguan Ginjal: Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC
Faiz, Omar dan Moffat, David. 2004. Anatomy at a Glance. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Ignatavicius, DD,. & Workman. L,. (2006). Medical surgical nursing, critical
Penerbit Erlangga
Erlangga.
Smeltzer, S.S.B. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B,.Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiati, S. (Ed). (2009).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Edisi 4). Jilid II. Jakarta: Pusat
Suwitra, Ketut. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
IPD FKUI.