Anda di halaman 1dari 25

RESUME UJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PERIANESTESI PADA TN.I DENGAN DIAGNOSA


POST ILEUSTOMI DENGAN TEKNIK GENERAL ANESTESI
DI IBS RSUD KOTA YOGYAKARTA

Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok Praktik Klinik Keperawatan Anestesi IV


Prodi D-IV Keperawatan Semester 8

Dosen Pembimbing : Ircham Syaefuddin, S.Kep.Ns,MM

Disusun Oleh :

Eliza Mutiara Putri


P07120215015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
RESUME UJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PERIANESTESI PADA TN.I DENGAN DIAGNOSA
POST ILEUSTOMI DENGAN TEKNIK GENERAL ANESTESI
DI IBS RSUD KOTA YOGYAKARTA

Diajukan untuk disetujui pada,

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

( Ircham Syaefuddin, S.Kep.Ns,MM ) ( )


TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Hari/tanggal : Selasa, 19 Maret 2019
Jam : 11.00 WIB
Tempat : IBS RSUD Kota Yogyakarta
Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumen
Sumber data : Klien, tim kesehatan, status kesehatan klien
Oleh : Eliza
Rencana tindakan : Laparatomy tutup stoma

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. I
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Suku bangsa : jawa
Alamat : Gamping tengah
No RM : 74-58-xx
Diagosa pre operasi : Post ileustomy
Tindakan operasi : laparotomy tutup stoma
Tanggal operasi : 19 Maret 2019
Dokter bedah : dr. Tri Gunawan, Sp.B
Dokter anestesi : dr. Aryono, Sp. An

2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. I
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan pasien : Istri
3. Anamnesa
a. Keluhan utama :
Pasien dirawat dibangsal bougenvile sejak tanggal 18 Maret 2019, direncanakan
tindakan laparotomy penutupan stoma. Operasi pertama dilakukan pada bulan
desember 2018.
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengatakan BAB lancar dan tidak ada masalah dengan stoma. Stoma
tampak bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi.
c. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien mengatakan dulu mengalami appendicitis kronis, dan dilakukan tindakan
laparascopy. Usus mengalami perlubangan dan sementara waktu dibuatkan lubang
stoma untuk mengeluarkan feses.
d. Riwayat penyakit keluarga :
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi,
Jantung, Diabetes Melitus maupun penyakit menular lainnya

3. Pemerikasaan Fisik
a. Kesadaran umum dan tanda vital
Kesadaran : CM BB : 57 kg
GCS : 15 TB : 163 cm
TD : 119/70 mmHg RR: 16 kpm
N : 80 kpm
b. Status Generalis
 Kepala : normocephal, tidak ada lesi maupun jejas
 Mata : simetris, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik
 Hidung : simetris, cuping hidung (-), secret (-).
 Mulut : mukosa kering, tidak ada gigi palsu
 Telinga : simetris tidak ada cacat maupun lesi
 Leher : tidak ada pembesaran tiroid, vena jugularis tidak membesar
 Thoraks :
 Paru
Inspeksi : simetris, retraksi dada (-), RR 16 x/menit, nafas spontan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan , fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler
 Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada pergeseran ictus cordis
Perkusi : tidak ada pelebaran batas jantung, suara redup
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, mur-mur (-)
 Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen (-),terdapat lubang stoma diperut bagian
kiri
Auskultasi : terdengar bising usus 5 x/menit
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : tymphani
 Ekstremitas
 Atas : normal tidak ada kecacatan, terpasang infus RL di tangan kiri sejak
18 Maret 2019
 Bawah : normal tidak ada kecacatan
 Genetalia : Bersih, terpasang DC pada tanggal 19 Maret 2019

4. Psikologis
Pasien mengatakan agak takut dengan operasi yang akan dijalaninya. Meskipun bukan
operasi yang pertama, pasien juga mengatakan agak khawatir. Wajah terlihat sedikit
tegang

5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium: tanggal 18 Maret 2019
 Darah rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 10.9 12.3-17.5 g/dl
Hematokrit 32.0 40.0 – 52.0%
Leukosit 7.0 4.4 – 11.3 ribu/ul
Trombosit 436 150-400 ribu/ul
Eritrosit 4.09 4,5-5,9 juta/ul
Masa Perdarahan (BT) 3’30’’ <6 menit
Masa Pembekuan (CT) 9’00’’ <12 menit
GDS 123 70-140 mg/dl

6. Diagnosis Anestesi
Pasien usia 39 tahun, dengan diagnosa medis post ileustomy akan dilakukan
tindakan laparotomy penutupan stoma status fisik ASA 1 direncakana general anestesi
dengan Endotracheal Tube (ETT) Pasien sudah menjalani operasi sebelumnya, yaitu
tindakan laparascopy untuk mengatasi appendicitis kronis 2.5 bulan yang lalu, yaitu
pada desember 2018.

B. Persiapan penatalaksanaan anestesi


1. Persiapan Alat
a. Persiapan alat general anestesi dengan intubasi, alat yang dipersiapkan : Stetoskop,
Laryngoskop, Endotrachealtube ukuran 7 dan 7.5 , OPA, Plester , Introducer
Connector, Suction, Spuit, Jelly, obat-obat premedikasi dan induksi.
b. Persiapan bedside monitor yaitu tekanan darah, pulse oxymetri
c. Siapkan lembar laporan durante anestesi dan balance cairan
2. Persiapan obat
a. Obat untuk Premedikasi
Fentanyl 100 mcg
b. Obat Induksi
Propofol 100 mg
c. Obat muscle relaxan
Noveron 25mg
d. Obat Analgetik
Ketorolac 30 mg
e. Obat Anti Emetik
Ondancentron 4 mg
f. Cairan infuse
Asering : RL 1200 ml
3. Persiapan pasien
a. Pasien tiba di IBS pukul 11.00 WIB
b. Serah terima pasien dengan petugas ruangan, periksa status pasien termasuk
informed consent, dan obat-obatan yang telah diberikan diruang perawatan.
c. Memindahkan pasien ke brankar IBS
d. Memperkenalkan diri kepada pasien, mengecek ulang identitas pasien, nama,
alamat dan menanyakan ulang puasa makan dan minum, riwayat penyakit dan
alergi, serta berat badan saat ini.
e. Memasang monitor tanda vital (monitor tekanan darah, saturasi oksigen)
TD : 125/80 mmHg; N : 85x/mnt; SpO2: 99 %; RR : 20x/mnt
f. Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada pasien.
g. Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan IBS, dari pasien mengatakan
takut dan cemas menjalani operasi.
h. Melakukan pemeriksaan pulmo pasien
Inspeksi : retraksi dada (-), RR : 20x/menit
Palpasi : taktil fremitus tidak sama kanan dan kiri
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : vesikuler
i. Melaporkan kepada dokter anestesi hasil pemeriksaan di ruang penerimaan dari
kolaborasi dengan dokter anestesi pasien dipindahkan ke meja operasi.

4. Penatalaksanaan anestesi
Penatalaksanaan anestesi di mulai dari memasang alat pelindung diri (APD), alat
monitor, manset (tensimeter), finger Sensor (SpO2), memberitahu pasien akan di bius,
menganjurkan pasien untuk berdoa, memulai persiapan dengan memberikan obat
premedikasi, memberikan obat induksi, mengintubasi ETT, memonitor pernafasan
pasien selama intra anestesi menggunakan ventilator, pengakhiran anestesi dan
oksigenasi sampai dengan perawatan di recovery room.
Pasien dipindahkan di meja operasi dilakukan pemasangan monitor tekanan
darah, saturasi oksigen , hasil pengukuran monitor :
TD : 120/70 mmHg; N: 80 x/mnt; SpO2: 98%; RR : 20x/mnt, pernapasan spontan
a. Pemberian obat premedikasi
Pasien dilakukan pemberian obat premedikasi pukul 11.30 WIB yaitu Fentanyl
100 mcg. Setelah pemberian obat premedikasi dilakukan observasi tanda-
tanda vital.
TD : 118/69 mmHg; N : 78 x/menit; SpO2: 97%; RR : 18 x/menit, pernapasan
spontan
b. Melakukan induksi
Induksi dengan obat propofol 100 mg yang pukul 11.35 WIB.
TD : 105/62 mmHg; N : 60 x/menit; SpO2: 96 %; RR : 12x/menit, dilakukan
pengecekan rangsang bulu mata kemudian diberikan oksigenasi Face Mask 6
lt/mnt
c. Pemberian muscle relaxan
Muscle relaxan noveron diberikan pada pukul 11.38 WIB.
TD : 100/58 mmHg; N : 55 x/menit; SpO2 : 96 %; RR : 10x.menit, kemudian
pukul 11. 41 dilakukan pemasangan ETT oral dibantu dengan pernafasan
melalui ventilator.
d. Pasien mulai dilakukan insisi pukul 12.00 WIB yang sebelumnya dilakukan
time out.
e. Pasien selesai operasi dilakukan sign out.
f. Pukul 13.20 WIB pasien dipindahkan ke RR

C. Maintanance
 O2 3 lt/mnt
 N2O 3 lt/mnt
 Sevoflurance 2 vol%
 Balance cairan:
 Maintance (M) = 2 x 57 kg = 114 cc
 Pengganti Puasa (PP) = 2cc x 8 jam x 57 kg = 912 cc
 Stress operasi (SO) = 4 x 57 = 228 cc (operasi sedang)
 Kebutuhan Cairan : Jam 1 : M + 1/2PP + SO = 798 cc
Jam 2 : M + 1/4PP + SO = 570 cc
 Balance Cairan Intra Operatif
 Intake : 1300 cc
 Output : Urin 150 , IWL 570, perdarahan 300
 Intake-Output = 1300 –(150+570+300)
= 1300-1020
= +280

D. Monitoring Selama Operasi


JAM TD N SpO2 O2 N2O Sevo RR Tindakan
Memberikan obat
11.30 118/69 78 97 3 3 2 Vol % 18 premedikasi,
fentanyl 100 mcg
Memberikan obat
11.35 105/62 60 96 3 3 2 Vol % 12 induksi, propofol
100 mg
Memberikan obat
pelumpuh otot,
11.40 100/58 55 96 3 10
3 2 Vol % Noveron 25 mg+
intubasi oral
11.45 98/59 58 100 3 3 2 vol % 8
11.50 90/50 55 100 3 3 1,5 Vol % 8
11.55 96/58 60 100 3 3 1,5 Vol % 10
12.00 120/70 75 100 3 3 1,5 Vol % 14 Memulai Insisi
12.05 120/75 76 100 3 3 1,5 Vol % 14
12.10 123/79 80 98 3 3 2 vol % 14
12.15 120/75 85 98 3 3 2 vol % 16
12.20 119/67 85 99 3 3 2 vol % 16
12.25 118/66 87 99 3 3 2 vol % 16
12.30 110/60 85 99 3 3 2 vol % 20
12.35 111/62 80 99 3 3 2 vol % 22
12.40 105/60 78 100 3 3 2 vol % 24
12.45 103/59 78 100 3 3 2 vol % 28
12.50 107/62 75 100 3 3 2 vol % 26
12.55 105/60 75 100 3 3 2 vol % 24
13.00 111/60 76 98 3 3 2 vol % 20
JAM TD N SpO2 O2 N2O Sevo RR Tindakan
13.05 105/59 75 99 3 3 2 vol % 20
13.10 107/60 73 99 3 3 2 vol % 22 Selesai operasi
0,8 vol % Melakukan
13.15 110/65 70 99 6 20
0 ekstubasi
- Melakukan
13. 17 110/67 75 99 6 16
0 dinitrooksigenasi
13. 18 110/65 80 96 6 0 - 14 Melakukan suction

E. Pengakhiran Anestesi
1. Operasi selesai pukul 13.00 WIB
2. Pasien menggunakan oksigen 3 lt/mnt,
3. Monitor tanda vital sebelum pasien di pindah ke RR TD: 110/65 mmHg; N:80 x/mnt;
SpO2 : 99 %; RR: 20 x/mnt.
4. Pasien dipindahkan ke RR pukul 13.20

F. Pemantauan di Recovery Room


1. Pasein stabil, SpO2 99%, TD 100/60, N: 85
2. Pasien hipotermi, menggigil, akral dingin, pasien kedinginan, pucat
3. Pasien masih tertidur, bangun saat di panggil dan mengikuti aba-aba
4. Aldrete Score 9
G. Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
PRE ANESTESI
1. DS : Kurang Ansietas
pengetahuan
- Pasien mengatakan agak takut
dan khawatir
- Pasien mengatakan ini operasi
kedua

DO :

- Pasien terlihat sedikit tegang


- TD : 125/80 mmHg
- N : 85 x/menit
- RR : 20 x/menit
2. DS : Prosedur Resiko
pembedahan ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan puasa 8 jam
volume cairan
- Pasien mengatakan haus,
namun masih bisa ditahan

DO :

- Mukosa bibir kering


- Konjungtiva pucat
INTRA ANESTESI
1. DS : - Disfungsi Pola nafas tidak
DO : neuromuskuler efektif
- Pasien terpasang ETT ukuran dampak anestesi
7, dan terpasang OPA umum
- Pasien diberikan pelumpuh
otot noveron 25 mg
- Pernafasan dibantu dengan
ventilator
- TD : 100/58 mmHg, N : 55
kpm
- RR : 10 kpm, SpO2: 96

2. DS : - Vasodilatasi Resiko
DO : pembuluh darah Ketidakseimbangan
- Pasien dilakukan tindakan dampak obat volume cairan
laparotomy penutupan stoma anestesi
- TD : 110/65 mmHg, N : 85
kpm
- Intake : 1300 cc
- Output : 1020 cc
- Balance cairan : +280 cc

3. DS : - Efek prosedur Resiko Infeksi


DO : invasif
- Pasien dilakukan tindakan
laparotomy penutupan stoma
- AL 7.00
- Stoma tidak ada tanda-tanda
infeksi
POST ANESTESI
1. DS : - Mukus Bersihan jalan nafas
DO : banyak,sekresi tidak efektif
- Pasien hipersekresi tertahan efek general
- Terdengar suara stridor anestesi
- Pasien gelisah
- Pasien mengalami penurunan
suara nafas
- RR : 14x/menit
2. DS : - Efek General Resiko jatuh
DO : Anestesi
- Kesadaran apatis
- Pasien bergerak tidak
menurut kehendak
- Aldrete score 10 (13.35 WIB)

3. DS : - Terpapar suhu Hipotermi


DO : lingkungan
- Pasien kedinginan
- Pasien mengalami shivering
- Akral dingin
- Pasien terlihat pucat
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1. Pre Anestesi
a. Ansietas b/d kurang pengetahuan
b. Resiko ketidakseimbangan volume cairan b/d prosedur pembedahan
2. Intra Anestesi
a. Pola nafas tidak efektif b/d disfungsi neuromuskuler dampak anestesi umum
b. Resiko Ketidakseimbangan volume cairan b/d vasodilatasi pembuluh darah
dampak obat anestesi
c. Resiko infeksi b/d efek prosedur invasif
3. Post Anestesi
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d mucus banyak efek general anestesi
b. Resiko jatuh b/d efek general anestesi
c. Hipotermi b/d terpapar suhu lingkungan
I. PERENCANAAN,PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Diagnosa Tujuan Rencana Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tindakan
PRE-ANESTESI
Ansietas b/d Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 11.10 WIB
kurang 2019 pukul 11.00 WIB 2019 pukul pukul 11.00 WIB
pengetahuan 11.00 WIB

Setelah dilakukan a. Kaji tingkat a. Mengkaji tingkat S:


tindakan keperawatan kecemasan kecemasan - Pasien mengatakan rasa cemas berkurang
selama 10 menit b. Dorong pasien b. Mendorong pasien setelah mendapatkan informasi
teratasi dengan kriteria untuk untuk - Pasien merasa nyaman dengan anjuran nafas
hasil: mengungkapka mengungkapkan dalam apabila perasaann cemas timbul
- Menyatakan tahu n perasaan rasa cemas - Pasien mengatakan siap untuk dilakukan
tentang tindakan cemas c. Memberi informasi pembiusan
operasi dan c. Dampingi tentang prosedur O:
pembiusan yang pasien dan ajak anestesi sesuai - Pasien kooperatf
akan dijalani komunikasi kewenangan - Pasien terlihat lebih rileks
- Menyatakan siap terapeutik perawat anestesi - Raut muka lebih tenang
untuk dibius d. Berikan d. Menganjurkan - TD : 120/70 mmHg
- Pasien mengatakan informasi pasien untuk nafas - N : 80 x/menit
cemas sudah hilang tentang dalam A : Ansietas teratasi
atau berkurang prosedur e. Mengukur tanda- P : Pertahankan anjuran untuk nafas dalam saat
- Tanda-tanda vital anestesi sesuai tanda vital pasien pasien mengalami cemas berulang
pasien normal (TD: kewenangan
Sistole 130-100/ perawat (Eliza)
Diastole 90-70, N anestesi (Eliza)
60-100 x/menit, RR e. Anjurkan
20x/menit) pasien
melakukan
teknik relaksai
nafas dalam
f. Monitor Tanda-
tanda vital
g. Kolaborasi
pemberian obat
sedatif bila
perlu

(Eliza)
Resiko Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 11.30 WIB
ketidakseimba 2019 pukul 11.00 WIB 2019 pukul 11.00 pukul 11.00 WIB
ngan volume WIB
cairan b/d
prosedur Setelah dilakukan a. Pertahankan a. Mempertahankan S:
pembedahan tindakan keperawatan catatan intake cairan intake dan - Pasien mengatakan puasa kurang lebih 9 jam
selama pre anestesi dan output output - Pasien mengatakan haus, namun masih bisa
resiko b. Monitor status b. Memonitor status ditahan
ketidakseimbangan hidrasi hidrasi
volume cairan tidak c. Monitor vital c. Memonitor Vital O:
terjadi dengan kriteria sign sign - Urin output dalam 8 jam terakhir 700 cc
hasil: d. Kolaborasi d. Mengelola - Pasien terpasang infus RL ditangan kiri dengan
- Pasien mampu pemberian pemberian cairan tetesan 20 tpm
mempertahankan cairan IV IV
urine output sesuai A : Resiko ketidakseimbangan volume cairan
dengan usia,BB teratasi sebagian
- Tanda-tanda vital (Eliza) (Eliza)
dalam batas normal P : Lanjutkan intervensi a dan b
- Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi,
turgor kulit baik, (Eliza)
membrane mukosa
lembab
- Tidak mengalami
rasa haus yang
berlebihan

INTRA-ANESTESI
Pola nafas tidak Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 12.15 WIB
efektif b/d 2019 pukul 11.50 WIB 2019 pukul 11.50 pukul 11.50 WIB
disfungsi WIB
neuromuskuler Setelah dilakukan a. Jaga jalan nafas a. Menjaga jalan nafas
dampak anestesi tindakan keperawatan b. Pasang alat paten S:-
umum selama intra anestesi, bantu b. Memasang alat bantu O:
pola nafas tidak oksigenasi oksigenasi - Pasien terpasang ETT ukuran 7
efektif pasien tidak c. Beri suplai c. Memberi suplai - O2 3 lpm diberikan bersama sevoflurance 2%
terjadi dengan kriteria oksigen oksigen dan N2O 2 lpm
hasil: d. Pantau tanda d. Membantu nafas - Trigger belum muncul, dibantu dengan mesin
a. Frekuensi nafas tanda dengan mesin anestesi
normal 6-20 x/mnt vital,saturasi maupun kontrol - Irama belum teratur, kedalaman dangkal
b. Jalan nafas paten O2, manual sesuai tidal - Tidak sianosis
c. Irama nafas teratur e. Pantau irama, volume - RR : 16x/menit
d. Ekspansi dada kedalaman dan e. Memantau TTV - SPO2 : 97 %
simetris usaha nafas f. Memantau irama,
e. Tidak ada nafas f. Bantu nafas kedalaman, dan A : Pola nafas tidak efektif teratasi sebagian
pendek dengan usahan nafas P : Lanjutkan intervensi e dan f
f. Tidak terjadi memberikan
sianosis, bagging dengan (Eliza) (Eliza)
SPO2>95% mesin maupun
kontrol sesuai
tidal volume

(Eliza)
Resiko Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 12.45 WIB
Ketidakseimban 2019 pukul 12.30 WIB 2019 pukul 12.30 pukul 12.30 WIB
gan volume WIB
cairan b/d
vasodilatasi Setelah dilakukan a. Kaji tingkat a. Memonitor input dan S:-
pembuluh darah tindakan keperawatan kekurangan output O:
dampak obat selama intra anestesi, volume cairan b. Memonitor - Intake = 1200
anestesi resiko b. Monitor input hemodinamik - Output = 1020
ketidakseimbangan dan output c. Memonitor - BC = Intake-Output = +280
volume cairan tidak c. Monitor perdarahan - Hemodinamik
terjadi dengan kriteria hemodinamik d. Mengelola pemberian Sistol : 90-123, diastole : 50-79
hasil: d. Monitor cairan intra operasi Nadi : 55-87 x/menit
perdarahan - Cairan infus masuk 1200 cc intra operasi
- Pasien menyatakan
e. Kolaborasi (Eliza) - Perdarahan : 300 cc
haus, namun masih
pemberian - Urin : 150 cc
dapat ditahan
cairan intra - Akral kulit dingin
- Akral kulit hangat operasi

- Hemodinamik A : Resiko ketidakseimbangan volume cairan

normal (Eliza) teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi a,b dan c
- Masukan cairan dan
keluaran imbang
(Eliza)
- Urine output 1-
2cc/kg BB/jam
Resiko infeksi Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 12.35 WIB
b/d efek 2019 pukul 12.35 WIB 2019 pukul 12.35 pukul 12.35 WIB
prosedur invasif WIB
Setelah dilakukan a. Cuci tangan a. Mencuci tangan S:-
tindakan keperawatan sebelum dan sebelum dan sesudah O:
selama intra anestesi, setelah tindakan invasive - Teknik aspetik dan steril diterapkan saat
resiko infeksi tidak melakukan b. Mempertahankan perioperative maupun perianestesi
terjadi dengan kriteria tindakan prinsip aseptic dan - Kotoran pada stoma dan usus dibersihkan
hasil: invasive steril terlebih dahulu, sebelum dilakukan
- Pasien bebas dari b. Pertahankan c. Menggunakan baju penyambungan
tanda dan gejala teknik aseptic dan sarung tangan - Penyambungan usus dilakukan dengan hati-hati
infeksi dan steril sebagai alat dan patuh terhadap prinsip steril
- Jumlah leukosit c. Gunakan baju, pelindung - Antibiotik ceftriaxone 1 gr diberikan satu jam
dalam batas normal sarung tangan d. Mengelola pemberian sebelum pasien masuk ruang operasi
- Status imun, sebagai alat ceftriaxone 1 gr IV
gastrointestinal,genit pelindung A : Resiko Infeksi teratasi sebagian
ourinaria dalam d. Monitor tanda- P : Lanjutkan intervensi d dan e
batas normal tanda infeksi
e. Cek DL post (Eliza) (Eliza)
operasi
f. Kolaborasi
pemberian
antiobiotik

(Eliza)
POST-ANESTESI
Bersihan jalan Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 13.20 WIB
nafas tidak 2019 pukul 13.15 WIB 2019 pukul 13.15 pukul 13.15 WIB
efektif b/d WIB
mucus banyak
efek general a. Observasi a. Mengobservasi S:-
anestesi Setelah dilakukan hemodinamik hemodinamik O:
asuhan keperawatan b. Atur posisi b. Mengatur posisi - Posisi kepala miring
selama pasien di RR kepala miring kepala miring - Pasien bernafas spontan
diharapkan bersihan c. Mengkaji suara nafas - Suara nafas vesikuler
c. Kaji adanya
jalan nafas efektif tambahan - Pasien batuk
suara nafas
dengan kriteria : d. Melakukan suction - RR : 16x/menit
tambahan
a. Tidak ada suara - SPO2: 98%
d. Lakukan
nafas tambahan - Secret terhisap dengan suction, bau khas,
Suction (Eliza) kental, volume 5 cc, warna putih bercampur
b. Nafas bila
darah
pasien terdapat
A : Bersihan jalan nafas teratasi
spontan secret
P : Pertahankan intervensi b dan c
c. Suara nafas
vesikuler (Eliza)
(Eliza)

d. RR 16-20 x/menit
Resiko jatuh b/d Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 13.30 WIB
efek general 2019 pukul 13.25 WIB 2019 pukul pukul 13.25 WIB
anestesi 13.25WIB

Setelah dilakukan a. Posisikan a. Memposisikan pasien S:-


asuhan keperawatan pasien dengan senyaman mungkin O:
selama pasien nyaman b.pasien
Memasang
denganrestrain
nyamandi - Kesadaran pasien apatis
dirawat di ruang b. Pasang sisi kanan dan kiri - Pasien bergerak tidak menurut kehendak
pemulihan, restrain di pasien - Pasien belum dapat diajak berkomunikasi
diharapkan resiko sisi kanan c. Memantau - Restrain bed terpasang dikedua sisi
jatuh tidak terjadi. kiri pasien penggunaan obat - Aldrete score 9
Kriteria hasil : untuk anestesi dan efek A : Resiko jatuh teratasi
menjaga yang ditimbulkan P : Pantau kesadaran dan efek yang ditimbulkan
keamanan dari penggunaan obat anestesi yang digunakan
a. Pasien merasa
pasien. (Eliza)
nyaman
c. Pantau (Eliza)
b. Pasien aman dan
penggunaan
tidak jatuh
obat anestesi
c. Pasien segera dan efek yang
sadar setelah timbul
anestesi selesai
d. Pasien tidak
mengalami
disorientasi (Eliza)

Hipotermi b/d Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 13.30 WIB
terpapar suhu 2019 pukul 13.30 WIB 2019 pukul 13.30 pukul 13.30 WIB
lingkungan WIB

Setelah dilakukan a. Pantau tanda- a. Memantau tanda- S:-


asuhan keperawatan tanda vital tanda vital O:
selama post anestesi, b. Berikan selimut b. Memberikan selimut - Pasien terlihat tenanng
hipotermi teratasi hangat c. Memberikan warmer - Pasien terlihat nyaman
dengan kriteria hasil : c. Berikan warmer - Rasa menggigil teratasi

a. Kulih hangat apabila pasien - Suhu tubuh 36,8


shivering
b. Suhu tubuh dalam
d. Kolaborasi A : Hipotermi teratasi
rentang normal
pemberian obat P : Hentikan intervensi
36,5
(Eliza)
c. Perubahan warna (Eliza)
kulit tidak ada (Eliza)
KESIMPULAN

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan Peri Anestesi pada Tn.I didapatkan


masalah keperawatan yang muncul, antara lain:
a. Pre Anestesi
1. Ansietas b/d kurang pengetahuan teratasi
2. Resiko ketidakseimbangan volume cairan b/d prosedur pembedahan teratasi
sebagian
b. Intra Anestesi
1. Pola nafas tidak efektif b/d disfungsi neuromuskuler dampak anestesi umum
teratasi sebagian
2. Resiko Ketidakseimbangan volume cairan b/d vasodilatasi pembuluh darah
dampak obat anestesi teratasi sebagian
3. Resiko infeksi b/d efek prosedur invasive teratasi sebagian
c. Post Anestesi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d mucus banyak efek general anestesi teratasi
2. Resiko jatuh b/d efek general anestesi teratasi
3. Hipotermi b/d terpapar suhu lingkungan teratasi
Untuk masalah keperawatan Peri Anestesi yang masih teratasi sebagian diperlukan
implementasi lanjutan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai