Disusun Oleh :
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Mengetahui
A. Pengkajian
Hari/tanggal : Selasa, 19 Maret 2019
Jam : 11.00 WIB
Tempat : IBS RSUD Kota Yogyakarta
Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumen
Sumber data : Klien, tim kesehatan, status kesehatan klien
Oleh : Eliza
Rencana tindakan : Laparatomy tutup stoma
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. I
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Suku bangsa : jawa
Alamat : Gamping tengah
No RM : 74-58-xx
Diagosa pre operasi : Post ileustomy
Tindakan operasi : laparotomy tutup stoma
Tanggal operasi : 19 Maret 2019
Dokter bedah : dr. Tri Gunawan, Sp.B
Dokter anestesi : dr. Aryono, Sp. An
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. I
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan pasien : Istri
3. Anamnesa
a. Keluhan utama :
Pasien dirawat dibangsal bougenvile sejak tanggal 18 Maret 2019, direncanakan
tindakan laparotomy penutupan stoma. Operasi pertama dilakukan pada bulan
desember 2018.
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengatakan BAB lancar dan tidak ada masalah dengan stoma. Stoma
tampak bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi.
c. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien mengatakan dulu mengalami appendicitis kronis, dan dilakukan tindakan
laparascopy. Usus mengalami perlubangan dan sementara waktu dibuatkan lubang
stoma untuk mengeluarkan feses.
d. Riwayat penyakit keluarga :
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi,
Jantung, Diabetes Melitus maupun penyakit menular lainnya
3. Pemerikasaan Fisik
a. Kesadaran umum dan tanda vital
Kesadaran : CM BB : 57 kg
GCS : 15 TB : 163 cm
TD : 119/70 mmHg RR: 16 kpm
N : 80 kpm
b. Status Generalis
Kepala : normocephal, tidak ada lesi maupun jejas
Mata : simetris, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : simetris, cuping hidung (-), secret (-).
Mulut : mukosa kering, tidak ada gigi palsu
Telinga : simetris tidak ada cacat maupun lesi
Leher : tidak ada pembesaran tiroid, vena jugularis tidak membesar
Thoraks :
Paru
Inspeksi : simetris, retraksi dada (-), RR 16 x/menit, nafas spontan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan , fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada pergeseran ictus cordis
Perkusi : tidak ada pelebaran batas jantung, suara redup
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, mur-mur (-)
Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen (-),terdapat lubang stoma diperut bagian
kiri
Auskultasi : terdengar bising usus 5 x/menit
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : tymphani
Ekstremitas
Atas : normal tidak ada kecacatan, terpasang infus RL di tangan kiri sejak
18 Maret 2019
Bawah : normal tidak ada kecacatan
Genetalia : Bersih, terpasang DC pada tanggal 19 Maret 2019
4. Psikologis
Pasien mengatakan agak takut dengan operasi yang akan dijalaninya. Meskipun bukan
operasi yang pertama, pasien juga mengatakan agak khawatir. Wajah terlihat sedikit
tegang
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium: tanggal 18 Maret 2019
Darah rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 10.9 12.3-17.5 g/dl
Hematokrit 32.0 40.0 – 52.0%
Leukosit 7.0 4.4 – 11.3 ribu/ul
Trombosit 436 150-400 ribu/ul
Eritrosit 4.09 4,5-5,9 juta/ul
Masa Perdarahan (BT) 3’30’’ <6 menit
Masa Pembekuan (CT) 9’00’’ <12 menit
GDS 123 70-140 mg/dl
6. Diagnosis Anestesi
Pasien usia 39 tahun, dengan diagnosa medis post ileustomy akan dilakukan
tindakan laparotomy penutupan stoma status fisik ASA 1 direncakana general anestesi
dengan Endotracheal Tube (ETT) Pasien sudah menjalani operasi sebelumnya, yaitu
tindakan laparascopy untuk mengatasi appendicitis kronis 2.5 bulan yang lalu, yaitu
pada desember 2018.
4. Penatalaksanaan anestesi
Penatalaksanaan anestesi di mulai dari memasang alat pelindung diri (APD), alat
monitor, manset (tensimeter), finger Sensor (SpO2), memberitahu pasien akan di bius,
menganjurkan pasien untuk berdoa, memulai persiapan dengan memberikan obat
premedikasi, memberikan obat induksi, mengintubasi ETT, memonitor pernafasan
pasien selama intra anestesi menggunakan ventilator, pengakhiran anestesi dan
oksigenasi sampai dengan perawatan di recovery room.
Pasien dipindahkan di meja operasi dilakukan pemasangan monitor tekanan
darah, saturasi oksigen , hasil pengukuran monitor :
TD : 120/70 mmHg; N: 80 x/mnt; SpO2: 98%; RR : 20x/mnt, pernapasan spontan
a. Pemberian obat premedikasi
Pasien dilakukan pemberian obat premedikasi pukul 11.30 WIB yaitu Fentanyl
100 mcg. Setelah pemberian obat premedikasi dilakukan observasi tanda-
tanda vital.
TD : 118/69 mmHg; N : 78 x/menit; SpO2: 97%; RR : 18 x/menit, pernapasan
spontan
b. Melakukan induksi
Induksi dengan obat propofol 100 mg yang pukul 11.35 WIB.
TD : 105/62 mmHg; N : 60 x/menit; SpO2: 96 %; RR : 12x/menit, dilakukan
pengecekan rangsang bulu mata kemudian diberikan oksigenasi Face Mask 6
lt/mnt
c. Pemberian muscle relaxan
Muscle relaxan noveron diberikan pada pukul 11.38 WIB.
TD : 100/58 mmHg; N : 55 x/menit; SpO2 : 96 %; RR : 10x.menit, kemudian
pukul 11. 41 dilakukan pemasangan ETT oral dibantu dengan pernafasan
melalui ventilator.
d. Pasien mulai dilakukan insisi pukul 12.00 WIB yang sebelumnya dilakukan
time out.
e. Pasien selesai operasi dilakukan sign out.
f. Pukul 13.20 WIB pasien dipindahkan ke RR
C. Maintanance
O2 3 lt/mnt
N2O 3 lt/mnt
Sevoflurance 2 vol%
Balance cairan:
Maintance (M) = 2 x 57 kg = 114 cc
Pengganti Puasa (PP) = 2cc x 8 jam x 57 kg = 912 cc
Stress operasi (SO) = 4 x 57 = 228 cc (operasi sedang)
Kebutuhan Cairan : Jam 1 : M + 1/2PP + SO = 798 cc
Jam 2 : M + 1/4PP + SO = 570 cc
Balance Cairan Intra Operatif
Intake : 1300 cc
Output : Urin 150 , IWL 570, perdarahan 300
Intake-Output = 1300 –(150+570+300)
= 1300-1020
= +280
E. Pengakhiran Anestesi
1. Operasi selesai pukul 13.00 WIB
2. Pasien menggunakan oksigen 3 lt/mnt,
3. Monitor tanda vital sebelum pasien di pindah ke RR TD: 110/65 mmHg; N:80 x/mnt;
SpO2 : 99 %; RR: 20 x/mnt.
4. Pasien dipindahkan ke RR pukul 13.20
DO :
DO :
2. DS : - Vasodilatasi Resiko
DO : pembuluh darah Ketidakseimbangan
- Pasien dilakukan tindakan dampak obat volume cairan
laparotomy penutupan stoma anestesi
- TD : 110/65 mmHg, N : 85
kpm
- Intake : 1300 cc
- Output : 1020 cc
- Balance cairan : +280 cc
(Eliza)
Resiko Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 11.30 WIB
ketidakseimba 2019 pukul 11.00 WIB 2019 pukul 11.00 pukul 11.00 WIB
ngan volume WIB
cairan b/d
prosedur Setelah dilakukan a. Pertahankan a. Mempertahankan S:
pembedahan tindakan keperawatan catatan intake cairan intake dan - Pasien mengatakan puasa kurang lebih 9 jam
selama pre anestesi dan output output - Pasien mengatakan haus, namun masih bisa
resiko b. Monitor status b. Memonitor status ditahan
ketidakseimbangan hidrasi hidrasi
volume cairan tidak c. Monitor vital c. Memonitor Vital O:
terjadi dengan kriteria sign sign - Urin output dalam 8 jam terakhir 700 cc
hasil: d. Kolaborasi d. Mengelola - Pasien terpasang infus RL ditangan kiri dengan
- Pasien mampu pemberian pemberian cairan tetesan 20 tpm
mempertahankan cairan IV IV
urine output sesuai A : Resiko ketidakseimbangan volume cairan
dengan usia,BB teratasi sebagian
- Tanda-tanda vital (Eliza) (Eliza)
dalam batas normal P : Lanjutkan intervensi a dan b
- Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi,
turgor kulit baik, (Eliza)
membrane mukosa
lembab
- Tidak mengalami
rasa haus yang
berlebihan
INTRA-ANESTESI
Pola nafas tidak Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 12.15 WIB
efektif b/d 2019 pukul 11.50 WIB 2019 pukul 11.50 pukul 11.50 WIB
disfungsi WIB
neuromuskuler Setelah dilakukan a. Jaga jalan nafas a. Menjaga jalan nafas
dampak anestesi tindakan keperawatan b. Pasang alat paten S:-
umum selama intra anestesi, bantu b. Memasang alat bantu O:
pola nafas tidak oksigenasi oksigenasi - Pasien terpasang ETT ukuran 7
efektif pasien tidak c. Beri suplai c. Memberi suplai - O2 3 lpm diberikan bersama sevoflurance 2%
terjadi dengan kriteria oksigen oksigen dan N2O 2 lpm
hasil: d. Pantau tanda d. Membantu nafas - Trigger belum muncul, dibantu dengan mesin
a. Frekuensi nafas tanda dengan mesin anestesi
normal 6-20 x/mnt vital,saturasi maupun kontrol - Irama belum teratur, kedalaman dangkal
b. Jalan nafas paten O2, manual sesuai tidal - Tidak sianosis
c. Irama nafas teratur e. Pantau irama, volume - RR : 16x/menit
d. Ekspansi dada kedalaman dan e. Memantau TTV - SPO2 : 97 %
simetris usaha nafas f. Memantau irama,
e. Tidak ada nafas f. Bantu nafas kedalaman, dan A : Pola nafas tidak efektif teratasi sebagian
pendek dengan usahan nafas P : Lanjutkan intervensi e dan f
f. Tidak terjadi memberikan
sianosis, bagging dengan (Eliza) (Eliza)
SPO2>95% mesin maupun
kontrol sesuai
tidal volume
(Eliza)
Resiko Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 12.45 WIB
Ketidakseimban 2019 pukul 12.30 WIB 2019 pukul 12.30 pukul 12.30 WIB
gan volume WIB
cairan b/d
vasodilatasi Setelah dilakukan a. Kaji tingkat a. Memonitor input dan S:-
pembuluh darah tindakan keperawatan kekurangan output O:
dampak obat selama intra anestesi, volume cairan b. Memonitor - Intake = 1200
anestesi resiko b. Monitor input hemodinamik - Output = 1020
ketidakseimbangan dan output c. Memonitor - BC = Intake-Output = +280
volume cairan tidak c. Monitor perdarahan - Hemodinamik
terjadi dengan kriteria hemodinamik d. Mengelola pemberian Sistol : 90-123, diastole : 50-79
hasil: d. Monitor cairan intra operasi Nadi : 55-87 x/menit
perdarahan - Cairan infus masuk 1200 cc intra operasi
- Pasien menyatakan
e. Kolaborasi (Eliza) - Perdarahan : 300 cc
haus, namun masih
pemberian - Urin : 150 cc
dapat ditahan
cairan intra - Akral kulit dingin
- Akral kulit hangat operasi
(Eliza)
POST-ANESTESI
Bersihan jalan Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 13.20 WIB
nafas tidak 2019 pukul 13.15 WIB 2019 pukul 13.15 pukul 13.15 WIB
efektif b/d WIB
mucus banyak
efek general a. Observasi a. Mengobservasi S:-
anestesi Setelah dilakukan hemodinamik hemodinamik O:
asuhan keperawatan b. Atur posisi b. Mengatur posisi - Posisi kepala miring
selama pasien di RR kepala miring kepala miring - Pasien bernafas spontan
diharapkan bersihan c. Mengkaji suara nafas - Suara nafas vesikuler
c. Kaji adanya
jalan nafas efektif tambahan - Pasien batuk
suara nafas
dengan kriteria : d. Melakukan suction - RR : 16x/menit
tambahan
a. Tidak ada suara - SPO2: 98%
d. Lakukan
nafas tambahan - Secret terhisap dengan suction, bau khas,
Suction (Eliza) kental, volume 5 cc, warna putih bercampur
b. Nafas bila
darah
pasien terdapat
A : Bersihan jalan nafas teratasi
spontan secret
P : Pertahankan intervensi b dan c
c. Suara nafas
vesikuler (Eliza)
(Eliza)
d. RR 16-20 x/menit
Resiko jatuh b/d Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 13.30 WIB
efek general 2019 pukul 13.25 WIB 2019 pukul pukul 13.25 WIB
anestesi 13.25WIB
Hipotermi b/d Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret Selasa, 19 Maret 2019 Selasa, 19 Maret 2019 pukul 13.30 WIB
terpapar suhu 2019 pukul 13.30 WIB 2019 pukul 13.30 pukul 13.30 WIB
lingkungan WIB