Anda di halaman 1dari 19

BAB I

Pendahuluan

1. Latar belakang.
Puerpurium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Sinopsis obstetri
1983 : 315).
Dalam masa nifas alat-alat genetalia interna maupun exsterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat-
alat genetalia ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disamping involusio ini,
terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni hemokonsentrasi dan timbulnya
laktasi yang terakhir ini karena pengaruh laktogenic hormone dan kelenjar.
Kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mammae (YBP-SP 2002 : 237).
Angka kematian maternal adalah jumlah kematian maternal
diperhitungkan terhadap 1000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini dibeberapa
negara malahan terhadap 100.000 kelahiran hidup. Kemajuan yang telah dicapai
dalam kira-kira setengah abad terakhir telah diumumkan oleh banyak penulis. Di
Inggris angka kematian menurun dari 44,2 % per 10.000 kelahiran dalam tahun
1928 menjadi 2,5 per 10.000 dalam tahun 1970 . perkembangan ini terlihat pada
semua negara maju. Umumnya angka kematian maternal kini di negara –negara
itu berkisar antara 1,5 dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup. Angka kematian yang
tinggi setengah abad yang lalu umumnya menpunyai dua sebab pokok. 1) masih
kurangnya pengetahuan mengenai sebab dan penanggulangan komplikasi-
komplikasi penting dalam kehamilan, kelahiran, persalinan dan nifas. 2)
kurangnya pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, dan 3)
kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua yang hamil.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin membuat laporan
Asuhan Kebidanan pada Ny. “Z” nifas normal hario ke - 1 di Puskesmas
Pembantu Desa Blawi.

2. Tujuan
 Tujuan umum
Setelah mempelajari, memahami dan menggunakan asuhan
kebidanan pada ibu nifas diharapkan dapat menghubungkan antara teori
dan praktek untuk memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin
sehingga dapat mendukung peran, tugas dan tanggung jawab bidan.
 Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu post partum
dengan anemi ini diharapkan mahasiswa mampu :
 Melakukan pengkajian pada Ny. “Z” nifas normal hario ke - 1
 Menentukan diagnosa / permasalahan pada Ny. “Z” nifas normal
hario ke – 1
 Menentukan masalah potensial yang terjadi pada Ny. “Z” nifas
normal hario ke – 1
 Melakukan tindakan segera yang diperlukan pada Ny. “Z” nifas
normal hario ke – 1
 Melakukan intervensi sesuai diagnosa pada Ny. “Z” nifas normal
hario ke – 1
 Melakukan implementasi sesuai rencana manajemen pada Ny. “Z”
nifas normal hario ke – 1
 Melakukan evaluasi sesuai rencana manajemen asuhan kebidanan
pada Ny. “Z” nifas normal hario ke - 1

3. Pelaksanaan.
Praktek asuhan kebidana ini dilakukan pada bulan maret 2009 di
Puskesmas Pembantu Desa Blawi.

4. Sistematika penulisan.
BAB I : Pendahuluan.
BAB II : tinjauan pustaka.
BAB III : Tinjauan kasus.
BAB IV : Penutup.
DAFTAR PUSTAKA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian
Puerpurium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu ( Sinopsis obstetri 1983
: 315 ).
Puerpurium (masa nifas) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, 2002 : 1).
2. Periode Nifas
 Puerpurium dini adalah kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
 Puerpurium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
lamanya 6 – 8 minggu.
 Puerpurium remote adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama jika ibu mengalami komplikasi tetapi waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan.

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat simphisisi 500 gr
2 minggu Tidak teraba dibawah simphisis 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 gr

3. Involusi alat kandungan.


 Uterus
Akan berangsur-angsur mengecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum

hamil
 Bekas Implantasi Uri
Plasenta bed mengecil karena kontraksi dan meninjol ke cavum uteri dengan

diameter 7,5 cm sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke enam 2,4

cm dan akhirnya pulih.

 Luka-luka
Pada jalan lahir apabila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.

 Rasa sakit
Yang disebut afterpains (mules-mules) adalah disebabkan kontraksi rahim biasanya

berlangsung 2 – 4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai

hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obatan antisakit dan anti

mules. Selain itu ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri yaitu dengan cara

ambil nafas panjang dari hidung dan keluarkan perlahan lewat mulut.

 Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

 Lochea rubra (cruenta)


Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua, vernik caseoa, lanugo
dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
 Lochea sanguinolenta
Berwarnah merah kuning berisi darah dan lendir hari 3-7 post partum.
 Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari 7-14 post
partum.
 Lochea alba
Cairan berwarna putih setelah 2 minggu.
 Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
 Lochea statis
Lochea tidak lancar keluarnya.
 Servik
Setelah persalinan bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna merah

kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan


kecil. Setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim. Setelah 2 jam

dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

 Ligamen-ligamen
Ligamen, fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu partus setelah

bayi lahir berangsur-angsur ciut dan pulih kembali. Tidak jarang uterus kebelakang

menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum kendor.

4. Pemeriksaan post partum.


 Mobilisasi dini
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang
selama 8 jam post partum. Kemudian boleh miring-miring kanan/kiri untuk
menjaga terjadinya trombisis dan tromboemboli. Pada hari kedua boleh
duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari keempat atau kelima boleh pulang.
Mobilitas diatas mempunyai variasi tergangtung ada tidaknya komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
 Diet
Makanan harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanlah makanan yang

mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah buahan.

 Miksi
Hendaknya kencing secepatnya dapat dilakukan sendiri, kadang-
kadang wanita sulit kencing, karena sphinter urethrs mengalami tekanan oleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi M. Sphinter ani selama persalinan, bila
kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan
katerisasi.
 Defekasi
Buang air besar harus ada 3-4 hari post partum. Bila belum terjadi
obstipasi apalagi berak keras.
 Berikan obat laksans peroral atau parektal.
 Bila belum lakukan klisma.
 Perawatan payudara (mammae)
Perawatn mammae dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu
lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila
meninggal laktasi harus dihentikan dengan cara :
 Pembalutan mamme sampai tertekan.
 Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan
periodel.
Dianjurkan supaya ibu menyusukan bayinga karena sangat baik untuk
kesehatan bayinya.
 Laktasi
Untuk menghadapi laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah
terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae yaitu:
 Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak
bertambah.
 Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum
berwarna kuning-putih susu.
 Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam dimana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
 Setelah persalinan pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang,
maka timgul pengaruh LH atau prolaktin yang merangsang air susu.
Disamping itu pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu
berkontraksi sehingga air susu keluar produksi akan banyak sesudah 2-3
hari post partum.
 Pemeriksaan pasca persalinan
Bagi wanita denga persalinan normal dianjurkan untuk periksa 6
minggu setelah partus. Namun wanita dengan persalinan luar biasa harus
kembali untuk kontrol seminggu kemudian.
5. Program dan Kebijaksanaan Teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang terjadi.

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6 – 8 jam post  Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
partum uteri.
 Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan : rujuk bila perdarahan berlanjut.
 Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggita keluarga bagai mana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
 Perawatan ASI awal.
 Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir.
 Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia.
Jika petugas kesehatan menolong paersalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan
bayinya dalam keadaan stabil.
2 6 hari post  Memastikan involusi uterus berjalan normal :
partum uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
atau perdarahan abnormal.
 Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan dan istirahat.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
 Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu post Sama seperti tujuan 6 hari post partum.
partum
4 6 minggu post  Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-
partum penyulit yang ia atau bayi alami.
 Memberikan konseling untuk KB secara dini.

ANEMIA
1. Pengertian Anemi
Anemi adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit
lebih rendah dari harga normal.Dikatakan sebagai anemi bila Hb < 14g/dl dan Ht
<41% pada pria atau Hb <12g/dl dan Ht < 37% pada wanita.

2. Gejala umum anemia


Cepat lelah,pucat, mudah pingsan, takikardi,palpitasi,dan takipnea pada
latihan fisik.

3. Patofisiologi anemia
 Penurunan produksi:anemia defisiensi,anemia aplastik.
 Peningkatan penghancuran:anemia karena perdarahan,anemia hemolitik.

4. Etiologi Anemi
Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik.Di indonesia
paling banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang
(ankilostomiasis).Infestasi cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang
baik tidak akan menimbulkan anemia.Bila disertai malnutrisi,baru akan terjadi
anemia.Penyebab lain dari anemia defisiensi adalah:
 Diet yang tidak mencucupi
 Absorbsi yang menurun
 Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan,laktasi
 Perdarahan pada saluran cerna,menstruasi,donor darah
 Hemoglobinnuria
 Penyimpanan besi yang kurang,seperti pada hemosiderosis paru.

5. Manifestasi klinik
Selain gejala gejala umum anemia,defisiensi Fe yang berat akan
mengakibatkan perubahan kulit dan mukosa yang progresif,seperti lidah yang
halus,keilosis,dsb.Didapatkan tanda tanda malnutrisi.

6. Pemeriksaan Penunjang
Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap dan lambat.Pada tahap pertama
yang terjadi adalah penurunan simpanan Fe.Terjadi anemia tapi belum terjadi
perubahan pada ukuran sel darah merah.Feritin serum menjadi rendah ,kurang
dari 30mg/dl,sementara Total Iron Binding Capacity(TIBC)serum
meningkat.Setelah simpanan Fe habis,produksi sel darah merah tetap dilakukan
.Fe serum akan mulai menurun,kurang dari 30mg/dl,dan saturasi transferin
menurun hingga kurang dari15%.
Untuk mendiagnosis ankilostomiasis perlu pemeriksaan tinja. Untuk
mengetahui beratnya infeksi perlu dihitung jumlah telur per gram tinja.

7. Diagnosis
Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi akan memberikan kesan
pertama.pemeriksaan Hb dengan spektrofotometri merupakan standart,.
Diagnosis anemi defisiensi besi yang berat tidak sulit karena ditandai ciri-
ciri yang khas bagi defisiensi besi,yakni mikrositosis dan hipokromasia.

8. Pencegahan
Di daerah –daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya
setiap wanita hamil diberi sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus , cukup 1 tablet
per hari.selain itu wanita dinasehatkan pula makan lebih banyak protein dan
sayur – sayuran yang mengandung banyak mineral dan vitamin.

9. Penatalaksanaan
o Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya ankilostomiasis diberikan
antelmintik yang sesuai
o Pemberian preparat FE
 Fero sulfat 3x325 mg secara oral dalam keadaan perut kosong , dapat di
mulai dengan dosis yang rendah dan dinaikkan bertahap. Pada pasien yang
tidak kuat, dapat diberikan bersama makanan.
 Fero glukonat 3x200 mg secara oral sehabis makan.bila terdapat
intoleransi terhadap pemberian preparat FE per oral atau gangguan
pencernaan sehingga tidak dapat diberikan oral, dapat diberikan secara
parenteral dengan dosis 250 mg FE (3 mg \ Kg BB ) untuk tiap g%
penurunan kadar Hb bawah normal.
 Iron dextran mengandung Fe 50 mg/ml,diberikan secara intramuskuler
mula-mula 50 mg, kemudian 100-250 mg tiap 1-2 hari sampai dosis total
sesuai perhitungan.Dapat pula diberikan intra vena,mula-mula 0,5 ml
sebagai dosis percobaan.Bila dalam 3-5 menit tidak menimbulkan
reaksi,boleh diberikan 250-500 mg.
o Pantau kadar Hb tiap hari.
o Jika perlu transfusi.
o Pantau keseimbangan cairan

10. Prognosis
Prognosis anemi defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu
dan anak. Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak
atau komplikasi lain. Anemi berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda
dapat menyebabkan abortus,dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus
lama, perdarahan post partum dan infeksi.
Walaupun bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita anemi defisiensi
besi tidak menunjukkan Hb yang rendah , namun cadangan besinya kurang, yang
baru beberapa bulan kemudian tampak sebagai sebagai anemi inpartum.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengakajian : 27 September 2009 Jam : 14.00 WIB


Oleh : Siti Muyasaroh Umami
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Istri : Ny “C” Nama Suami : Tn “N”
Umur : 21 th Umur : 25 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Dinoyo

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan dan badan terasa lemas.
3. Riwayat Keluhan Sekarang
Ibu mengatakan nyeri luka jahitan dan badan terasa lemas. Dirasakan
setelah melahirkan anak ke 1 pada tanggal 27 September 2009 jam 12.45
WIB bayi laki-laki BBL 2700 gram dan PB 46 cm. Mules dirasakan semakin
sakit jika digunakan menyusui.
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 Th
b. Siklus : 30 hr
c. Lama : 6 hr
d. Banyaknya : hari 1 – 3 jumlah 1 kotek ,ganti 2-3x / hari
hari 4 – 6 jumlah ½ kotek ,ganti 1-2x / hari
e. Warna : merah kecoklatan, kadang-kadang ada gumpalan
f. Dismenorhea : tidak
g. Flour albus : kadang–kadang 2 hari mestruasi ,warna putih ,tidak
gatal, tidak berbau
h. HPHT : 11 November 2008
i. HPL : 18 Agustus 2009

5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Kehamilan
Merupakan anak pertama, pada trimester I ibu datang periksa karena
mengeluh mual muntah , TM II dan TM III tidak ada keluhan dan
mendapatkan multivitamin serta tablet tambah darah.
b. Riwayat kehamilan, Persalinan, nifasa anak yang lalu
No persalinan Persalinan Anak
Suami UK TT Peny Jenis Penlng peny JK BB/P H/M ASI nifas KB
Persln B Usia
1. 1 9 bln - - Nrml Bidan - LK 3450/ H 1 - - -
50 hari
c. Riwayat Persalinan Sekarang
Ibu mengatakan datang kebidan tanggal 30 Juli 2009 jam 17.00 WIB
karena perutnya kenceng-kenceng dan keluar ketuban, ibu melahirkan
jam 22.20 WIB secara normal bayinya laki-laki dengan BB 3 kg 4 1/2 ons
dan panjang 50 cm, kemudian ari-ari lahir ± 10 menit setelah bayi lahir.
Ibu mengatakan setelah ari-ari lahir perutnya mules dan teraba keras
bulat. Ibu mengatakan kencing tetapi lewat selang dan darah yang keluar
dan menempel dikoteks terasa banyak. Kemudian diukur TD 120/80
mmHg, serta suhu 36,6 0C
6. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan setelah menikah ibu tidak menggunakan kontrasepsi karena
ibu ingin langsung mempunyai anak.
7. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seksual Seperti
gonorhea, dan HIV, infeksi genetalia interna atau eksterna, tidak ada tumor
genetalia.
8. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti Hepatitis,
TBC, Penyakit menurun seperti jantung koroner,dan Penyakit menahun
seperti Hipertensi, dan DM.
9. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti Hepatitis, TBC, penyakit menurun seperti asma, jantung
koroner, dan penyakit menahun seperti Hipertensi, dan DM.
10. Riwayat Psikososial
- Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya.
- Ibu tinggal dengan suami dan anak-anaknya
- Ibu mengatakan tidak tarak makan dan tidak minum jamu
- Ibu mengatakan belum bisa memandikan bayinya
- Ibu mengatakan belum bisa merawat tali pusat
- Ibu mengatakan sudah tau tentang cara perawatan payudara yaitu
kompres/ bersihkan dengan air hangat/ baby oil lalu bilas dengan
air biasa sambil dilakukan pemijatan ke arah putting
- Ibu belum tahu tentang hubungan seksual yang aman setelah
melahirkan.
11. Pola Kebiasaan Sehari – hari
1. Pola Nutrisi
- Selama hamil:
makan 3x sehari dengan porsi 1 piring penuh (nasi, lauk, pauk
dan sayur), minum 7-8 gelas/hari terkadang buah dan susu 1
gelas/hari.
- Nifas hari ke 1:
Sudah makan tadi malam 1 piring dan pagi 1 piring setelah
mandi, minum 1 botol sedang.
2. Pola Eliminasi
- Selama hamil
BAB 1x / hari, konsistensi lunak, BAK 5 – 7x / hari warna
kuning jernih
- Nifas hari ke 1:
BAK 2x lewat selang BAB belum
3. Pola Aktifitas
- Selama hamil:
Sebagai ibu rumah tangga mengepel, mencuci, menyapu dan
merawat anak.
- Nifas hari ke 1:
Sudah berjalan kekamar mandi untuk mandi
4. Personal Hygine
- Selama hamil:
Mandi 2-3x/hari, keramas 3x/minggu gosok gigi, ganti celana
dalam 2x/hari
- Nifas hari ke 1:
Baru mandi tadi pagi, ganti baju dan pembalut

5. Pola Istirahat
- Selama hamil:
Tidur siang ½ - 1 jam, tidur malam 6-8 jam
- Nifas hari ke 1:
Tidur tadi malam ± 4 jam dan nyenyak

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum
Keadaan umum baik , Composmentis
TTV
TD : 120/80 mmHg Nadi : 90x/mnt
Suhu : 36,6 OC RR : 18 x/mnt
TFU : 3 jari bawah pusat
UC : Baik
Lokhea : rubra
2. Pemeriksaan Khusus
Kepala : Kulit kepala bersih, warna rambut hitam, distribusi merata.
Muka : Tidak pucat, exapresi wajah lemas
Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih terdapat gambaran
pembuluh darah
Telinga : Tidak ditemukan benjolan yang mencurigakan.
Hidung : Mukosa lembab, tidak ada polip.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan
vena jugularis.
Dada : Payudara Asimetris, tidak ada kotoran disekitar areola dan putting

susu menonjol, konsistensi kental, ASI keluar, tidak ada benjolan yang

mencurigakan.

Perut : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae lividae, TFU 3 jari

bawah pusat, konsistensi uterus baik, tidak Hipertimpani.

Genetalia : tidak ada odem, lochea Rubra, ada luka bekas jahitan
perineum, luka masih basah.
Anus : Tidak terdapat hemoroid.
Extrenmitas : Atas : simetris, tidak ada odema, kuku tidak pucat, tidak ada
sindaktil dan polidaktil
Bawah : simetris, tidak ada odema, kuku tidak pucat, tidak
ada sindaktil dan polidaktil, tidak ada Varises.

3. Periksaaan Penunjang : -
4. Terapi
Metil ergometrin 3x 500 mg, Stanza 3x 500 mg, Amoxillin 3x 500 mg,
Etabion 1x 1 tablet

II. INTERPRESTASI DATA DASAR


DIAGNOSA : P1001 Post Parfum fisiologis hari ke-1
Ds :- Ibu mengatakan melahirkan anak ke 1 tanggal 30/7/2009 jam 22.20 WIB dengan BBL 3450 gram, PB 50
cm, jenis kelamin laki-laki secara normal.

- Ibu mengeluh perutnya kadang terasa mules dan nyeri luka jahitan
- Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya..
Do : TFU = 3 Jari bbawah pusat, UC baik, lochea Rubra
Ada luka episiotomi
Asi keluar
TTV : 120/80 mmHg Nadi = 90 x / mnt
Suhu = 36,6 O C RR = 18x / mnt
Keadaan umum ibu
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Diagnosa : P1001 Post Parfum Fisiologis hari ke-1
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 30 menit diharapkan ibu
mengerti dan faham dengan kondisinya sekarang, dengan kriteria hasil
 Ibu mengerti dan faham tentang penjelasan bidan mengenai kondisinya
sekarang
 Ibu mampu menjelaskan kembali tentang penjelasan bidan mengenai
kondisinya sekarang
Intervensi
1. Lakuakn pendekatan terapeutik
R/ Pendekatan terapeutik bisa terjalin kerja sama yang baik antara bidan dan ibu.
2. Anjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap
R/ mobilisasi melancarkan peredaran darah
3. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar
R/ posisi dan cara yang benar mempengaruhi bayi dalam menghisap ASI
4. Jelaskan pada ibu tentang keadannya dan nyeri perut yang dirasakan
R/ Dengan pengetahuan yang ade kuat mempermudah dalam pemberian
ASKEB.
5. Ajarkan ibu untuk melakukan relaksase saat nyeri timbul
R/ Gangguan rasa nyeri teratasi.
6. Ajarkan ibu tentang cara memandikan bayi
R / meningkatkan pengetahuan ibu
7. Ajarkan ibu tentang cara merawat tali pusat
R / meningkatkan pengetahuan ibu
8. Jelaskan pada ibu tentang waktu yang tepat untuk melakukan hubungan
seksual
R / meningkatkan pengetahuan ibu
9. Obsevasi Involusi uteri
R/ Diteksi dini adanya keabnormalan masa nifas.
10. Observasi TTV tiap 8 jam
R/ Mengetahui keadaan ibu dan deteksi dini adanya kelainan
11. Lanjutkan terapi antibiotik Amillin3 x 500 mg, Stanza 3 x 500 mg, Metil
Ergometrin 3x 500 mg, Etabion 1 x 1 tablet.
R/ Analgesik menghilangkan nyeri, antibiotik mencegah infeksi, dan
penambah darah.
12. Berikan diit TKTP dan tinggi serat
R/ Kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal / Jam Implementasi TTD
30/7/2009  Melakukan pendekatan terapiutik pada ibu
23.00  Menganjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap
yaitu mika/miki, duduk, berdiri dan berjalan
 Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar
Bayi menghadap ke perut ibu, pegang bayi
padan belakang bahunyan dan leher sedikit
teregang, telinga bayi satu garis lurus dengan
lengan, kemudian menyentuh bibir bayi dengan
tangan / puting. Memasukkan payudara ke
mulutn bayi sampai bibir bayi bawah di dasar
areola
 Menjelaskan pada ibu tentang keadaanya dan
nyeri yang dirasakan ibu itu sudah biasa karena
proses Involusi uteri
 Mengajarkan tehnik relaksasi saat nyeri timbul
Ambil nafas dalam dari hidung kemudian
keluarkan pelahan dari mulut
 Mengajarkan ibu tentang cara memandikan
bayinya yaitu bayi dimandikan dalam bak yang
berisi air hangat, bayi dimasukkan dan dibasahi
dengan air.
 Mengajarkan ibu tentang cara merawat tali
pusat yaitu kassa tidak boleh diberi alkohol
setiap habis mandi atau kalau basah langsung
diganti dan tidak boleh diberi ramuan pada tali
pusat.
 Menjelaskan pada ibu tentang waktu yang tepat
untuk melakukan hubungan seksual yaitu saat
darah nifas sudah berhenti, tidak nyeri saat 2
jari di masukkan kedalam kemaluan, dan saat
ibu siap.
 Observasi keadaan Involusi uteri  TFU 3
jari bawah pusat, lochea rubra, luka jahitan
basah
 Memberikan ibu nutrisi seimbang
 Melanjutkan terapi
Amoxillin 3x 500 mg, Stanza 3x500 mg,
metil ergometrin 3x500 mg, etabion 1x1 tablet

VII. EVALUASI
Tanggal : 30/7/2009 jam : 23.30 WIB
S :Ibu mengatakan sudah mengerti penjelasan bidan
O : Keadaan umum baik
Ibu mampu menjelaskan kembali penjelasan bidan mengenai kondisinya
A : P1001 Post Parfum fisiologis hari ke-1
P : lanjutkan terapi
Observasi TTV, perdarahan, dan involusi uterus

Tanggal : 31/7/2009 jam : 07.30 WIB

S : Ibu mengatakan rasa mulas pada perut sudah berkurang


Ibu juga mengatakan rasa nyeri pada luka jahitan sudah berkurang
Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya
O : Keadaan umum baik
Luka jahitan masih basah
TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra
BAK  BAB -
ASI keluar, bayi mau menetek
TD = 120 / 80 mmHg N = 74 x / mnt
RR = 18 x/ mnt S = 36,5 OC
A : P1001 Post Parfum fisiologis hari ke-1
P : Berikan HE sebelum pulang
Rencana pasien pulang
I : memberikan HE kepada ibu tentang imunisasi bayi yaitu imunisasi BCG usia 0-
2 bulan, DPT usia 2-4 bulan, dan polio usia 0-2 bulan
Pasien pulang jam 08.00 WIB
Kontrol 1 minggu lagi
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
hidayah-Nya serta sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW,sehingga karya tulis dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN NIFAS
FISIOLOGIS PADA Ny.T P1001 HARI KE 1 Di BPS Aida Hartatik Desa
Dlanggu”ini dapat berjalan lancar.
Di dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini kami menyadari sepenuhnya betapa
besar kontribusi para pembimbing terhadap peningkatan kualitas pengetahuan dan
keterampilan kami.Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Drs.H.Budi Utomo,S.Kep,M.Kes,selaku Ketua STIKES
MUHAMMADIYAH LAMONGAN.
2. Ibu Hj.W.S Tarmi,SST.,S.Psi.,MMKes,selaku Kepala Program studi D-3
Kebidanan.
3. Ibu Dian Nur Afifah,S.SiT,selaku dosen pembimbing karya tulis.
4. Ibu Aida Hartatik, Amd.Keb, selaku Bidan Pembimbing.
5. Selurah dosen serta staf pendidikan Akademi Kebidanan STIKES
Muhammadiyah Lamongan yang telah banyak memberikan bimbingan dan
dukungan bagi penulis.
6. Orang tua kami yang selalu mendukung dan menaruh segenap harapan
kepada kami.
7. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan bantuan.

Karya tulis Asuhan Kebidanan ini hanya terbatas hasil karya manusia yang tak luput
dari kesalahan dan kekurangan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT
semata.Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.Dan semoga karya tulis ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca dan
penulis.

Lamongan, Juli 2009

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai