Anda di halaman 1dari 8

MISI-MISI DAKWAH RASULULLAH DI MEKKAH

Disusun Oleh :
Dio Prasetyo (1710202014)
Dwiki Darmawan (1710202015)
Fitria Chairunnisa (1710202016)

Dosen Pengampu :
Ahmad Syarifuddin, M.Pd.i

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2019
A. PENDAHULUAN

Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan


yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka dunia dan akhirat. Merupakan kenyataan bahwa Islam adalah
agama yang paling banyak mempengaruhi hati dan pikiran berbagai ras, bangsa
dan suku dengan kawasan yang luas, yang di dalamnya terdapat kemajemukan
rasial dan budaya.

Dakwah Islam tidak dapat memutuskan hubungan dengan Nabi


Muhammad SAW, sebagai rujukan untuk melakukan dakwah. Sejarah hidup dan
perjuangan Nabi Muhammad SAW merupakan contoh terbaik bagi kehidupan
bermasyarakat.

Seorang penulis barat berkebangsaan Amerika Serikat, Michael H. Hart


menulis dalam bukunya “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam
Sejarah” bahwa manusia paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia ialah
Muhammad SAW.

Rasulullah melakukan dakwah nya mulai dari mekkah selama 13 tahun


kemudian, melakukan dakwah nya ke madinah selama 10 tahun. Rasulullah SAW,
memulai dakwahnya dengan penuh perjuangan yang menuntut adanya
pengorbanan dan kesabaran. Namun, Rasulullah SAW tetap teguh pendirian dan
senantiasa istiqamah di jalan dakwah meskipun banyak rintangan, ancaman, dan
tantangan dari berbagai penjuru.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas mengenai misi-misi
dakwah Rasulullah SAW di kota Mekkah.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dakwah

Dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab : da’a-
yad’u-da’watan yang berarti mengajak, menyeru dan memanggil.1 Menurut
beberapa ahli mengenai makna dakwah, diantanya :2

1. Prof. Toha Yaahya Oemar, menyatakan bahwa dakwah islam sebagai upaya
mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Allah SWT untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.

2. Hamzah Ya’qub, mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak umat


manusia dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan
Rasul-Nya.

3. Syaikh Muhammad Abduh, mengatakan bahwa dakwah adalah menyeru


kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardlu yang diwajibkan
kepada setipa muslim.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, dakwah


merupakan suatu aktivitas yang di lakukan oleh informan (da’i) untuk
menyampaikan informasi kepada pendengar (mad’u) mengenai kebaikan dan
mencegah keburukan. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan menyeru ,
mengajak atau kegiatan persuasif lainnya.

B. Dakwah Rasulullah SAW di Kota Makkah

1. Dakwah secara Sembunyi-Sembunyi

1
Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2008), hlm. 3
2
abang-sahar.blogspot.com/2012/11/makalah-dakwah-rasulullah-saw.html?m=1,
diakses pada 2 maret 2019 pukul 21.00 WIB
Sebagaimana diketahui, kota Makkah merupakan pusat agama bagi bangsa
Arab. Di sana terdapat para pengabdi Ka’bah dan pengurus berhala serta patung-
patung yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab. Maka, sangat bijaksana
dalam menghadapi hal itu, memulai dakwah secara sirri (sembunyi-sembunyi)
agar penduduk Makkah tidak dikagetkan dengan hal yang (bisa saja) memancing
emosi mereka.3

Beliau memulai dakwah kepada keluarga dan karib kerabatnya. Beliau


mengetahui bahwa orang Quraisy sangat terikat, fanatik, dan kuat
mempertahankan kepercayaan jahiliah. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
berlangsung selama kurang lebih 3 tahun.4

Orang pertama yang menyatakan keislamannya, yaitu Khadijah (istrinya),


Ali bin Abi Thalib (saudara sepupunya), Zaid bin Harisah (anak angkatnya), Abu
Bakar as-Siddiq (sahabat karibnya), dan Ummu Aiman (pengasuh nya saat kecil).5

Rasulullah SAW dalam dakwah nya di bantu oleh Abu Bakar as-Siddiq
sehingga berhasil mengislamkan beberapa orang lainnya, antara lain Abd Amar
bin Auf (kemudian berganti nama menjadi Abdur Rahman bin Auf), Abu Ubaidah
bin Jarrah, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqa, dan
Talhah bin Ubaidillah. Mereka mendapatkan gelar as-Sabiqunal Awwalun, artinya
orang-orang yang pertama masuk Islam.6

Ketika yang menganut Islam telah bertambah banyak, Rasulullah SAW


memilih rumah salah seornag sahabat, yaitu rumah al-Arqam bin Abil Arqam,
sebagai tempat pertama untuk mengadakan pembinaan dan pengajaran. Dakwah
pada tahap ini berhasil mengislamkan sekitar empat puluh lelaki dan wanita.

3
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Darul HAQ), hlm.
92
4
Ngatmin Abbas Wahid dan Suratno, Khazanah sejarah kebudayaan islam 1, (Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014), hlm. 20
5
Abbas Wahid dan Suratno, Khazanah sejarah kebudayaan islam 1…, hlm. 20
6
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah…, hlm. 93
Mereka pada umumnya adalah orang-orang fkir, kaum budak, orang yang tidak
memiliki kedudukan, dan orang-orang yang dikucilkan oleh kaum kafir Quraisy. 7

2. Dakwah secara Terang-Terangan

Setelah melalukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama kurang


lebih 3 tahun, turun wahyu yang menyeru untuk melakukan dakwah secara terang-
terangan.

Artinya: “Maka sampaikanlah (Muhammad)secara terang-terangan


segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang
musyrik. (Q.S. Al-Hijr [15] : 94).8

Dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan pertama kali


dilakukan di Bukit Shafa. Dalam dakwahnya itu Nabi Muhammad SAW
menjelaskan "Bahwa tidaklah aku diutus oleh Allah SWT, melainkan untuk
mengajak mereka menyembah Allah SWT dan meninggalkan berhala". Kaum
kafir Quraisy yang mendengar dakwah Nabi Muhammad SAW tidak percaya
sama sekali, bahkan mereka mendustakannya, mengejek, bahkan Nabi dilempari
batu dan kotoran yang mendustakan Nabi pada saat itu adalah Abu Lahab dan
istrinya, dan Abu Jahal.

Dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan untuk kedua


kalinya dilakukan dengan mengumpulkan keluarganya di Bukit Shafa, waktu itu
diikuit oleh 40 orang termasuk Abu Lahab. Isi dakwah Nabi Muhammad SAW
dalam dakwahnya secara terang-terangan untuk kedua kalinya adalah:9

a. Peringatan dan ancaman Allah SWT bagi orang-orang yang tidak beriman
sebaliknya, kenikmatan surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal soleh.

7
Arif Muhammad, Buku Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Bandung: Grafindo Media
Pratama, 2014), hlm. 5
8
Al-Qur’an Terjemah dan Asbabun Nuzul, (Pustaka Hanan), hlm. 267
9
muslim-kekinian.blogspot.com/2016/02/dakwah-nabi-muhammad-saw-secara-
terang.html?m=1, diakses pada 3 maret 2019 pukul 07.35 WIB
b. Disebutkannya pada hari akhiran kelak beliau tidak dapat member
pertolongan, kecuali amal perbuatan sendirilah yang dapat menyelamatkannya.
c. Pertolongan kepada keluarganya supaya dapat membantu dan dapat
memelihara Islam.

Mendengar dakwah Nabi Muhammad SAW, Abu Lahab berkata


"Binasalah engkau sepanjang hari, apakah untuk ini engkau kumpulkan kami?".
Abu Lahab mengambil batu lalu dilemparkan kepada Nabi Muhammad SAW,
menghadapi kejadian itu Nabi Muhammad SAW tetap sabar dan tabah dan
berjiwa besar, maka turunlah Surat Al-Lahab.

3. Misi-Misi Dakwah Rasulullah di Kota Makkah

Misi-misi dakwah Rasulullah SAW selalu dijalankan sesuai dengan


petunjuk Allah SWT. Adapun pada periode Makkah hanya menyeru mengenai
hal-hal yang pokok sebagai berikut :10

a. Tauhid (Monotheisme)

Sebagaimana rasul-rasul sebelumnya, misi Nabi Muhammad SAW adalah


menyampaikan ajaran tauhid, yaitu meletakkan dasar-dasar keimanan agar kita
memurnikan keesaan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Rasulullah SAW
menginginkan agar orang-orang Arab jahiliah meninggalkan berhala, menjauhi
kebiasaan minta kesembuhan kepada tukang sihir, serta menggantungkan nasib
pada arah anak panah.

b. Kehidupan setelah kematian (Teleologis)

Nabi Muhammad SAW mengenalkan makna kehidupan di dunia sebagai


sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Hal ini berimplikasi
pada ajaran moral yang menganjurkan setiap orang harus bersikap saleh (baik)
dan jujur serta bertanggung jawab dala seluruh kehidupannya.

10
Arif Muhammad, Buku Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam…, hlm. 11
c. Persamaan hak manusia

Rasulullah SAW mengajak untuk menghargai manusia karena Allah SWT


sendiri telah meninggikan martabat manusia. Rasulullah SAW mengajarkan
umatnya agar tidak membedakan, kecuali ketaqwaan terhadap Allah SWT.
Dengan demikian secara tegas orang muslim tidak lagi berada di bawah tekanan
hukum-hukum jahiliah.

Dari referensi lainnya menyebutkan beberapa misi-misi dakwah


11
Rasulullah di Makkah. Diantara nya :

a. Meletakkan landasan hukum Allah SWT, yang pada saat itu hukum yang
mereka terapkan adalah hukum rimba. Jadi, siapa yang kuat merekalah yang
menang.

b. Mengangkat kembali derajat wanita ikut bermasyarakat bersama laki-laki,


yang pada saat Arab jahiliah para wanitanya sangat menderita.

4. Hikmah Sejarah Dakwah Periode Mekah

Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode
Mekah, antara lain sebagai berikut.12

a. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang


menegakkan agama Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah SWT.

b. Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan


risalah dari Allah SWT. Seorang rasul tidak bisa member petunjuk (hidayah),
bahkan kepada keluarga atau orang yang sangat dicintainya.

11
https://www.slideshare.net/mobile-lidiamenunggu/makalah-subtansi-strategi-
dakwah-di-mekah, diakses pada 2 maret 2019 pukul 15.11 WIB
12
abang-sahar.blogspot.com/2012/11/makalah-dakwah-rasulullah-saw.html?m=1,
diakses pada 2 maret 2019 pukul 21.00 WIB
c. Memahami bahwa Allah SWT. pasti akan menguji seseorang yang akan
terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya.

d. Meneladani Nabi Muhammad SAW. Yang bergelar uswatun hasanah.


Artinya, Tingkah laku dan amal perbuatan Rasulullah SAW. sehari-hari adalah
teladan yang baik, terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya.

f. Melalui dakwah Rasulullah SAW., umat manusia, khususnya umat Islam


mendapatkan informasi mengenai agama yang diridai Allah.

g. Melalui dakwah Islam, Rasulullah SAW. memberikan pemahaman tentang


hak dan persamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.

h. Islam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan


pemberantas perbudakan.

i. Melalui penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya


di mata Allah adalah sama.

Anda mungkin juga menyukai