Anda di halaman 1dari 22

BAB III

TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA PRE OPERATIF

1. PRE OPERATIF
Pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif
yang dimulai sejak pasien diterima masuk diruang terima pasien dan
berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan
tindakan pembedahan.
a. Persiapan pasien pre operatif
Persiapan pasien pre operatif dilakukan sesuai diagnosa medik,
perispan tersebut meliputi status generalis, rencana operasi,
tindakan, dan konsultasi ke spesialis lain. Selain itu diperukan
persiapan administratif dan penujang lainmeliputi : SIO dan lain-
lain.
Pada pasien preoperasi sangat diperlukan persiapan mental /
psikis penderita terutama informed concent maka staff instalasi
bedah sentral memberikan penkes mengenai prosedur operasi
yang akan dilakukan.
b. Pada hari operasi
Perawat ruangan memberikan penkes kepada pasien untuk
berpuasa sebagai salah satu perisiapan dalam proses operasi yang
bertujuan untuk mengosongkan saluran pencernaan dan perawat
ruangan memasang dower kateter. Selain itu apabila diruangan
asesoris yang digunakan pasein belum dibuka maka staff intslasi
bedah sentral menanggalkan semua perhiasan, gigi palsu, cat
kuku, cat bibir yang selanjtnya diserahkan ke pihak keluarga.
Dalam kegitan operasi operator ataupun anestesi terkadang
mengharuskan memberikan premidikasi dan premidikasi
dilakukan satu jam sebelum dilaksanakannya kegiatan operasi.
Setelah semua persiapan sudah selesai maka perawat instalasi
bedah sentral menerima operaan dari perawat rawat inap
menganai pasien yang akan dioprasi.
c. Informed concent
Perawat kamar bedah memberikan penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga mengenai
resiko-resiko yang mungkin terjadi saat atau setelah tindakan
dilakukan. Apabila pasien dan keluarga pasien mengerti dengan
penkes tersebut maka pasein dan keluarga pasien
menandatangani surat izin operasi. Penandatanganan dilakukan
oleh pasien bila pasien dewasa dan keluarga menjadi saksi dan
apabila pasien anak, penandatanganan dilakukan oleh orang tua
pasien atau penanggung jawab.
d. Penjadwalan Operasi elektif
Perawat intslasi bedah sentral menerima penjadwalan operasi
dari rawat inap atau rawat jalan minimal 1 atau 0 hari sebelum
operasi dilakukan
Selanjutnya perawat kamar operasi berhak memajukan atau
memundurkan jam operasi apabila ada persamaan jam
permintaan diluar kemampuan kamar operasi (kapasitas) dengan
terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan operator bedah
bersangkutan pada saat penjadwalan.
a. Penjadwalan Operasi Cyto
Dalam penjadwalan operasi cyto dilakukan oleh petugas ruang
rawat inap / IGD menghubungi petugas jaga kamar operasi
melalui telepon kemudian perawat kamar operasi harus
menanyakan segala persiapan untuk operasi sudah dibereskan di
ruang rawat inap / IGD termasuk diagnose yang mengindikasikan
cytonya dan persiapan administrative. Setelah pasti akan
dilakukan tindakan operatif maka perawat kamar bedah
meghubungi tim oprasi setelah segala persiapan sudah selesai
maka petugas kamar operasi menghubungi ruang rawat inap agar
pasien segera dikirim ke ruangan kamar operasi. Perlu diketahui
oleh semua pihak dalam pelaksanaan operasi cyto didahulukan
dari operasi elektif.
e. Transfort pasien pre operatif
Pasien diantarkan ke ruang operasi oleh paramedik ruangan
rawat inap baik mengunakan brankar ataupun kursi roda sesuai
kebutuhan pasien. Selanjutnya dilakukan serah terima berita
acara tindakan operasi antara perawat ruangan dengan petugas
instalasi bedah sentral beserta status pasien dan obat-obatan
yang diperlukan. Petugas instalasi bedah sentral memeriksa
kembali kelengkapan administrasi dan identitas pasien.Setelah
dinilai lengkap, pasien dibawa ke koridor transport pasien untuk
kemudian dipindahkan ke brankar internalintalasi bedah sentral,
posisikan pasien senyaman mungkin,.
Pasien dibawa ke koridor ruang ganti pakainya maka ganti
semua pakaian dengan duk bersih, lepaskan semua perhiasan
apabila masih menggunakan, beri penutup kepala, lakukan hal
tersebut dengan 5S. Tenangkan pasien.Setelah selesai, pasien
ditransport ke ruang operasi, pindahkan pasien ke meja operasi
dan posisikan pasien senyaman mungkin sesuai dengan
kebutuhan lokasi yang akan dioprasi. Semua suportif diperiksa
kelancarannya : IV line, urine catheter, O2, Pasang manset
Tekanan darah, pasang pulse oxymetri, nyalakan pulse
oksimeter/ECG Monitor sesuai kebutuhan pasien.
f. Penerimaan pasien dari Ruang rawat inap ataupun rawat jalan ke
Kamar Operasi
Pasien diterima di ruang operasi oleh perawat instalasi bedah
sentral, kemudian perawat instalasi bedah sentral mencocokkan
antara status dengan nama pasien serta memeriksa kelengkapan
status pasien antara lain : izin operasi sudah ditanda tangani
atau belum, kelengkapan konsul, hasil laboratorium, ronggen,
puasa cukup atau tidak, riwayat penyakit dan lain lain.Periksa
kelancaran infuse, obat-obatan dan cairan yang dibawa serta
periksa juga apakah pasien menggunakan gigi palsu, perhiasan
masih dikenakan atau tidak setelah semua diperika maka
gantikan pakaian pasien dengan pakaian khusus untuk oprasi.
g. Konsultasi Medis Di Kamar Operasi
Konsultasi medis dilakukan apabila operator yang
bersangkutan memerlukan kosultasi ke SMF lain. Petugas
instalasi bedah sentral mengcalling dokter yang akan djadikan
konsulan dengan melaporkan rekamedik pasien yang sedang
dioprasi sesuai dengan advis operator.Setelah mendapat jawaban
maka dokter operator melakukan tindakan sesuai dengan hasil
konsulan.
h. Serah Terima Pasien Pre Dan Post Operasi
Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi yang sudah
dijadwalkan sebelumnya serta mempersiapkan area operasi
sesuai prosedur yang berlaku, mempersiapkan semua catatan
medik pasien termasuk surat izin operasi untuk dibawa bersama
pasien ke ruang operasi serta mengalungkan label identitas yang
meliputi: nama, umur, no. RM, alamat, dokter operator, diagnosis,
rencana jenis operasi pasien pada pergelangan tangan kanan
pasien atau bila tidak memungkinkan pada pergelangan tangan
kiri, kemudian pergelangan kaki kanan, kemudian kiri, kemudian
leher. Selain itu petugas ruangan menyertakan perlengkapan
penunjang operasi misalnya : persediaan obat-obatan atau
persediaan darah yang diperlukan saat operasi dilakukan yang
akan dibawa bersama pasien ke kamar operasi.
Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada
panggilan dari petugas kamar operasi, pasien dibawa ke kamar
operasi dengan memakai tempat tidur,brankar atau kursi roda
yang dipakai di ruangan.Serah terima pasien pra operasi
dilakukan di ruang transfer.Petugas ruangan menyerahkan
pasien disertai berita acara serah terima yang ditanda tangani
oleh petugas ruangan dan petugas kamar operasi dan ditulis
dalam buku register kamar operasi.Petugas kamar operasi
memeriksa kelengkapan berita acara, kelengkapan identitas,
catatan medik pasien, keadaan umum pasien, surat izin tindakan
dan kelengkapan penunjang lainnya seperti obat-obatan dan
persediaan darah.
Kemudian kejadian khusus dan pengobatan selama operasi
berlangsung dicatat dalam berita acara oleh circulating
nurse.kemudian perawat instalasi bedah sentral menyiapkan
berita acara, catatan medik pasienuntuk serah terima dengan
petugas ruangan setelah pasien diobservasi di recovery room.
B. TATALAKSANA INTRA OPEARTIF

1. INTRA OPERATIF
Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja
bedah dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah ruang
pemulihan
1. Intra oprasi
Petugas operasi dan anestesi mempersiapkan peralatan,
bahan, dan obat-obatan yang diperlukan untuk operasi sesuai
SPO terkait. Perawat sirkulasi menerima rekam medis dan data
administrasi lisan dan tulisan dari petugas pengantar pasien OK
dan memasang foto rontgen pada lampu baca di masing-masing
ruang operasi. Petugas oprasi yang terlibat dalam oprasi dengan
prinsip steril melakukan hand scrubbing, gowning, dan
handgloving, preparasi, dreping sesuai SPO yang terkait.Petugas
operasi melakukan chrosscheck dengan petugas OK yang bertugas
mengantar pasien ke dalam ruang operasi dan dokter operator
mengenai identitas pasien, bagian yang akan dioperasi, dan jenis
operasi sebelum melakukan tidakan antisepsis dan mempersempit
medan operasi dengan doek steril selanjutnya dokter operator dan
petugas operasi melakukan tindakan operasi sesuai indikasi dan
SPO terkait. Apabila pada saat proses oprasi ada jaringan atau
cairan tubuh pasien yang diambil untuk pemeriksaan
laboratorium/ PA, wadah diberi identitas pasien meliputi nama,
umur, no. RM, tanggal pengambilan dan disertai berita acara
serah terima spesimen yang dilakukanb oleh cyrculating ners.
Setelah operasi selesai petugas operasi membuat laporan
operasi, petugas anastesi membuat laporan anastesi, dan perawat
sirkulasi mendata alkes dan obat-obatan habis pakai serta
mengumpulkan ketiga dokumen tersebut dalam rekam medis
pasien dan membuat laporan sesuai dengan format yang berlaku.
Kemudian Pasien dipersiapkan untuk menjalani observasi
dan perawatan di ruang pemulihan.Setelah kondisi pasien
dinyatakan oleh dokter operator dan dokter anastesi
memungkinkan untuk dipindahkan ke bangsal, petugas
pengantar pasien OK menghubungi bangsal terkait untuk
menjemput pasien dan dilakukan serah terima pasien dari
petugas OK ke petugas ruang atau bangsal sesuai SPO.
2. Penanganan Kecelakaan / kegagalan Operasi
Penanggung jawab tindakan operasi adalah dokter perator
bedah dan dokter anestesi yang bertugasdan apabila terjadi
kegagalan atau kecelakaan tindakan, maka kepala Instalasi wajib
melaporkan hal tersebut kepada bidang pelayanan medis dan SMF
terkait untuk dijadikan pembahasan atau rapat luar biasa bila
diperlukan.Selanjutnya pengumpulan data laporan kecelakaan /
kegagalan tindakan merupakan tanggung jawab Kepala ruangan
dengan melibatkan crew yang terlibat operasi yang kemudian
diserahkan kepada kepala instalasi.Selain itu dokter
bedah/operator dan dokter anestesi wajib membuat laporan
secara terperinci tentang penyebab kegagalan / kecelakaan dalam
formulir laporan operasi.
3. Perhitungan Kain Kassa dikamar Operasi
Pada saat menyusun instrument, scrub nurse dan
circulating nurse bersama-sama menghitung jumlah kassa
sebelum operasi kemudian dicatat. , scrub nurse dan circulating
nurse menghitung kembali jumlah kassa yang sudah digunakan
dengan jumlah kassa sebelum daerah operasi ditutup dan harus
sesuai dengan jumlah kassa sebelum operasi. Scrub nurse dan
circulating nurse menganjurkan kepada dokter bedah untuk
memeriksa daerah operasi jika jumlah kassa tidak sesuai. Scrub
nurse dan circulating nurse menganjurkan kepada dokter bedah
untuk melakukan x-ray photo jika jumlah kassa sebelum dan
sesudah operasi tidak sesuai. selanjutnya dokter bedah menutup
luka oprasi bila mana jumlah kassa sesuai dengan perhitungan
awal.
4. Pelaksanaan Tindakan Operasi
Petugas operasi dan petugas anastesi mempersiapkan
peralatan, bahan, dan obat-obatan yang diperlukan untuk operasi
dan mempersiapkan peralatan dan obat-obatan anastesi serta
melakukan tindakan anstesi yang diperlukan sesuai SPO.Perawat
sirkulasi yang telah menerima rekam medis dan data administrasi
lisan dan tulisan dari petugas pengantar pasien OK dan
memasang foto rontgen pada lampu baca di masing-masing ruang
operasi.
Setelah perispan selseai maka crew yang akan terlibat
dalam tindakan oprasi (steril) melakukan tindakan hand
scrubbing, gowning, dan handgloving, penyiapan instrument sesuai
SPO yang terkait. Circulating nurse melakukan chrosscheck
mengenai identitas pasien, bagian yang akan dioperasi, dan jenis
operasi sebelum melakukan tidakanantisepsis dan mempersempit
medan operasi dengan doek steril.
Kemudian asisten oprator melakukan preparasi dan
melakukan draping area oprasi selanjutnya berdoa untuk
memulai tindakan oprasi.
Dalam proses oprasi apabila ada jaringan atau cairan tubuh
pasien yang dijadikan sample untuk pemeriksaan laboratorium/
PA maka wadah diberi identitas pasien meliputi nama, umur, no.
RM, tanggal pengambilan dan disertai berita acara serah terima
spesimen oleh circulating nurse. Setelah operasi selesai pasien
dipersiapkan untuk menjalani observasi dan perawatan di ruang
pemulihan dan operator operasi membuat laporan operasi,
petugas anastesi membuat laporan anastesi, dan perawat
sirkulasi serta mengumpulkan ketiga dokumen tersebut dalam
rekam medis pasien.Setelah kondisi pasien dinyatakan oleh dokter
operator dan dokter anastesi memungkinkan untuk dipindahkan
ke bangsal, petugas pengantar pasien OK menghubungi bangsal
terkait untuk menjemput pasien.dan dilakukan serah terima
pasien dari petugas instalasi bedah sentral ke petugas ruang atau
bangsal.
5. Prosedur Persiapan Area Operasi
Petugas ruangan mengetahui rencana operasi, jenis operasi
yang akan dilakukan sehingga site marking area mana yang perlu
dipersiapkan2 jam sebelum operasi. Perawat ruangan
menganjurkan kepada pasien untuk membersihakn, kuku,
rambut dan kulit apabila pasien mampu. Persiapan area operasi
dengan dilakukan pencukuran diarea operasi yang cukup luas
dengan mempertimbangkan keperluan untuk perluasan luka
operasi, Pencukuran menggunakan pisau cukur searah dengan
rambut kemudian dicuci dengan sabun sampai bersih, Setelah
dilakukan pencukuran, pasien dimandikan dan dikenakan
pakaian khusus dan menggunakan tutup kepala, Perhiasan,
gigipalsu, kontak lens dan lai-lain harus sudah ditanggalkan dan
diserahkan pada keluarga.
6. Prosedur Persiapan Kamar Operasi
a. Pembersihan Rutin
1. Pembersihan Harian
a) Setiap hari seluruh permukaan lantai area intalasi
bedah sentral dibersihkan dan didisinfeksi baik
setelah ada oprasi ataupun tidak kemudian dilakukan
pemeriksaan prasarana seperti penyediaan air bersih,
kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dsb. Kemudian
sterilisasi reangan dengan lampu ultraviolet secara
terus menerus hingga saat dibersihkan keesokan
harinya. Hal ini dilakukan oleh tim pemeliharaan dan
penanggung jawab adalah kepala intalasi bedah
sentral
2. Pembersihan Mingguan
a) Pembersihan mingguan sama hal nya dengan
pembersihan harian namun sifatnya lebih menyeluruh
yang melibatkan semua petugas instalasi bedah
sentral yang dilakukan setiap satu minggu sekali.
Kegiatan tersebut dengan membersihkan permukaan
lantai area intalasi bedah sentral dibersihkan dan
didisinfeksi kemudian dilakukan pemeriksaan
prasarana seperti penyediaan air bersih, kelistrikan,
pencahayaan, ventilasi, dsb. Kemudian sterilisasi
reangan dengan lampu ultraviolet secara terus
menerus hingga saat dibersihkan keesokan harinya.
3. Pembersihan pra dan pasca operasi
1. Pembersihan pra operasi
a) Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah dilakukan
pembersihan rutin maka ruangan bedah tidak perlu
dibersihkan lagih
b) Bila jadwal operasi sebelum dilakukan pembersihan
rutin, maka dilakukan segera pembersihan ruangan
operasi dan sekitarnya
4. Pembersihan pasca operasi
a) Pembersihan ini dilakukan setiap selseai oprasi,
pembersihan dilakukan dengan cara didisinfeksi. Area
yang di bersihakan antara lain :Meja operasi
dibersihkan dan didisnfeksi, bebaskan pengunci roda,
lantai dibawah meja operasi. Roda meja operasi
digelindingkan ke atas cairan disinfeksi bolak balik,
setelah selesai semua, kembalikan meja operasi ke
posisi semula dan kunci rodanya kemudian Semua
kabel dan selang alat yang berada didalam ruangan
bedah, serta lat-alat penunjang seperti suction, cauter
meja instrument bila terkontaminasi cairan tubuh
pasien dibersihkan dan dibawa keluar OK, hati-hati
kontaminasi roda-roda dibersihkan sebelumnya.
Setelah selesai, ruangan operasi ditutup dan lampu
UV dinyalakan

7. Persiapan Instrumen
Persiapan instrument dilakukan oleh instrumenter dibantu oleh
circulating ners dan asisten 2, bila operator cito, maka persiapan
dapat dilakukan oleh paramedic jaga rawat inap. Scrub nurse atau
Instrumener mengetahui rencana tindakan operasi yang akan
dilakukan . sebelum menyusun instrument, scrub nurse
melakukan pemasangan duk steril dimeja mayo ata u meja
persiapan, Instrument yang akan dipakai dikeluarkan dari bak
instrument dan disusun pada sesuai dengan jenis oprasi yang akan
dilakukan, Instrument dikelompokan sesuai dengan jenis inrument
tersebut. Dalam penyusunan instrument scrub nurse dan
circulating nurse kerjasama dalam penghitungan alat dan bahan
habis pakai sebelum dan setiap menutup jaringan oprasi dihitung
juga serta setelah selesai oprasi.
8. Persiapan Personil Kamar Operasi
Dalam mempersiapkan personil oprasi dokter/operator
menentukan pasien untuk dioperasi, memberitahukan paramedic
tentang waktu operasi, Paramedic melaporkan pada dokter anestesi
untuk meminta persetujuan waktu operasi kemudian para medic
mengatur atau mengusulkan kesepakatan waktu antara dokter
operator dan dokter anesthesia, Jika waktu operasi sudah
disepakati, paramedic memberitahukan staf kamar operasi lain.
Setelah semua personil siap maka oprasi bias dilaksanakansesuai
dengan prosedur yang berlaku.
9. Pembagian Tugas Dikamar Operasi Scrub Nurse
Dalam intraoprasi perlu pembagian jobsdes masing maka
pembagian tersebut sesuai dengan kebutuhan yang ada pada saat
oprasi.
Assisten oprator merupakan orang yang membantu operator
dalam mengexpos lapangan oprasi sehingga memudahkan
berjalannya oprasi. Kemudian scrub nurse bertugas dalam
penyedian atatu pemenuhan instrument, atau bhp yang diperlukan
olehoprator untuk berjalannya oprasi, seperti menyediakan
instrument, kassa, pisau, gunting dan lain-lain. Seorang
scrubnurse juga bertugas menghitung semua jenis alat oprasi dan
bhp yang dilukan pada saat oprasi. Selanjutnya circulating nurse
memberiakan kebutuhan oprasi kepada scrub nurse dan
membantu dalam proses oprasi tapi dalam keadaan tidak steril.
Onloob bertugas sebagai penyedia alat dan bahan habis pakai
apabila tidak ada di kamar oprasi serta membantu circulating
nurse dan membereskan alat, baik memncuci membuang alat
habis pakai setelah oprasi selesai serta menyeterilkan alat.
10. Circulating Nurse
Circulating nurse merupakn orang yang bertugas memenuhi
semua kebutuhan oprasi, melihat jalannya operasi dengan melihat
setiap kebutuhan yang diperlukan untuk kelancaran oprasi,
memberikan instrument, BHP, menghitung alat dan BHP,
memenuhi kebutuhan pasien dan yang dibutuhkan team oprasi
lainnya.
11. Surgical Scrub/ Cuci Tangan Bedah
Sebelum melakukan cuci tangan bedah lepaskan perhisan
ditangan , pastikan bagian lengan pakaian OK tidak terlalu dekat
kesiku, buka keran biarkan air mengalir sejenakkemudian dengan
posisi tangan lebih tinggi daripada siku, alirkan air sedemikian
rupa sehingga seluruh permukaan jari-jari, telpak tangan,
punggung tangan, pergelangan tangan dan lengan bawah terbasuh
dan air mengalir kearah siku, lakukan hal yang sama pada lengan
yang satunya.
Selanjutnya Keluarkan chlorhexidine secukupnya dengan
tangan satu dan menampungnya dengan tangan lainnya dan lakukan
7 langkah pencucian tangan:
a. gosok-gosok ke dua telapak tangan
b. gosok-gosok kedua telapak tangan dengan jari saling terkait
diantara jari sedemikian rupa sehingga selah jari terkena
c. gosok-gosok telapak tanga saru dengan telapak tangan yang lain,
kaitkan jari diantara jari tangan yang lain sehingga selah jari
terkena, lakukan secara bergantian
d. letakan punggung jari tangan yang satu dengan telapak tangan
yang lain dengan jari saling mengunci lalu gosok-gosok
sedemikian rupa sehingga ujung jari-jari tangan yang satu
membersihkan buku-buku jari tangan lain
e. gosok-gosok ibu jari tangan yang satu dengan telapak tangan
yang lain secara berputar, lakukan bergantian
f. kuncupkan tanga yang satu sehingga semua ujung jari bertemu,
lalu gosok-gosokan ke telapak tangan yang satunya, secara
berputar kekiri dan kekanan, lakukan bergantian
g. gosok-gosok seluruh permukaan pergelangan tangan hingga
sepertiga tangan lengan bawah oleh telapak tangan yang lain,
lakukan bergantian
h. seluruh proses 7 langkah tadi dilakukan selama 1 menit, bias
dibagi perlangkah atau langkah tadi berulang
i. biarkan keran air terbuka dan air mengalir selama proses cuci
tangan tadi
j. dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bilaslah seluruh
tangan dan lengan dengan air mengalir sedemikian rupa
sehingga seluruh permukaan terbasuh dan buih dari anti septic
terbasuh
k. lakukan 7 langkah cuci tangan sseperti diatas dengan anti septic
chlorheksidin sekali lagi
l. tutup keran dengan menggunakan siku dan pertahankan posisi
tangan lebih tinggi dari siku, bila perlu jabatkan kedua tangan.
Posisi tangan jangan terlalu tinggi jangan terlalu dekat dengan
wajah kenakan jas operasi dan headschoon.
12. Surgical Gown / Pemakaian Jas Operasi
Merupakan suatu prosedur sebelum melakukan tindakan
pembedahan yang bertujuan untuk mempertahankan kestrilan
tindakan oprasi dan mencegah terjadinya infeksi.
Setelah cuci tangan selesai, kemudian membuka jas oprasi tanpa
membuka area luar, kenakan jas dengan memasukan tangan dan
lengan kedalam lengan jas yang sesuai. Genggam ujung lengan jas
dengan tangan, biarkan circulating ners mengikatkan tali jas pada
bagian belakang, kenakan handschoon dan posisikan tangan selalu
diatas pusar, jangan menyimpan tangan yang sudah memakai
handscone steril di ketiak atau un di bawah tali pusar karena itu
daianggap tidak steril walupun sudah memakain jas oprasi.
13. Hand Gloving/ Pemakaian Sarung Tangan
Penggunakan handscon streil sangat diperlukan untuk tindakan
oprasi karena mencegah terjadinya infeksi dari pasein ke petugas
ataupun daripetugas ke pasien.
Tahapan penggunakan handscon steril pertama kali gunakan
handshoon secara hand to hand, glove to glove dan handschoon
selalu dalam keadaan bagian lengan terlipat keluar kemudian ambil
handschoon kanan dengan menggunakan tangan kiri dengan
memegang bagian lipatan handschoon kanan yang merupakan sisi
yang melekat kekulit, masukan tangan kanan sehingga semua jari
masuk ketempat masing-masing. Lepaskan tangan kiri dan biarkan
handschoon masih dalam keadaan terlipat ditangan kanan. Ambil
handschoon kiri dengan menggunakan tangan kanan yang sudah
memakai handschoon dengan mengaitkan jari tangan kanaan
kedalam lipatan, yaitu sisi yang kelak akan menghadap keluar, tidak
melekat kekulit. Masukan tangan kiri sehingga jari-jari masuk
ketempatnta masing-masing. Dengan jari tangan kanaan yang masih
mengait kelipatan handschoon kiri, tipatan kemudian dibuka
sedemikian15. rupa sehingga bagian lengan handschoon menutupi
sepertiga distal lengan bawah tangan kiri Jari tangan kiri mengait
kelipatan tangan handschoon kanan pada sisi yang kelak menghadap
keluar, kemudian membuka lipatan sedemikian rupa sehingga
sepertiga distal lengan bawah kanaan tertutup handschoon.

14. Mengatur Posisi Tubuh


a. Posisi Anesthesi
1) Anesthesia Umum
Bila dilakukan anesthesia umum, maka sebelum
anesthesia umum pasien sudah diposisikan terlentang.
Posisi senyaman mungkin. Ikat tungkai pada bagian atas
lutut. Posisi lengan terlentang dan terikat pada
penyangga.
2) Anesthesia Spinal
Bila dilakukan anesthesia spinal, maka posisi anesthesia
spinal adalah duduk dengan tungkai lutut kedepan atau
uncang-uncang pada kedua bed operasi, tangan diletakan
pada bed atau tungkai dengan posisi palmar diatas ,
lemas dan kepala tertnduk
b. Posisi Terlentang
Setelah posisi anesthesia selesai, maka posisi lengan
disesuaikan kebutuhan apakah akan terlentang dan terikat
pada penyanggah, atau terlipat dibawah kepala, atau lurus
disamping tubuh klien, tungkai biasanya lurus dan terikat
pada bagian atas lutut, tambahan-tambahan lain semisal
penyanggah bahu. Penyanggah punggung dan sebagainya di
sesuaikan kebutuhan.
c. Posisi Litothomi
1) Posisi bokong klien pada batas bagian badan dan tungkai
bed operasi. Siapkan penyanggah tungkai disisi kiri dan
kanan batas tersebut
2) Letakan pelindung / ped pada penyanggah tungkai, lalu
letakan bagian belakang lutut pada penyanggah,
sedemikian rupa sehingga bagian perineum terikspos
dengan baik dan tungkai terposisikan dengan nyaman.
3) Posisikan lengan terlentang dan terikat pada penyanggah
4) Tutup klien dengan baik

d. Posisi Miring
Posisi klien miring kiri dan kanan sedemikian rupa sehingga
area operasi terekspos dengan baik, jalan nafas dan anestesi
tidak terganggu dan posisi klien stabil tidak dapat jauh ke
posisi depan atau belakang
e. Posisi Tengkurap
Posisi klien miring kiri dan kanan sedemikian rupa sehingga
area operasi terekspos dengan baik, jalan nafas dan anestesi
tidak terganggu dan posisi klien stabil tidak dapat jauh ke
posisi depan atau belakang
15. Antiseptik Area Operasi
Dengan bantuan sponge calamp / klem kasa / perset
klem., barulah betadin kearea operasi menggunakan kasa
steril kemudian apabila kasa operasi dinilai kotor,
terkontaminasi missal pada fraktur pada daerah extermitas,
terutama tungkai, apalagi fraktur terbuka, area operasi dapat
dicuci dulu dengan NaCl 0,9% steril dengan atau tanpa
larutan savlon sebelum dibalur betadin. Pencucian dilakuakn
oleh circulating nurse menggunakan handscoon non steril
Balurkan mulai titik tengan area operasi berputar kekiri
atau kekanan makin luas sedemikian rupa sehingga area yang
ter balur betadin cukup luas dan jauh dari area operasi.
apabila terpaksa membalur dengan arah lurus, maka balur
menjauh area operasi, betadin yang dibalurkan harus cukup
banya tidak tipis-tipis. Pada area operasi pembaluran bias
dilakukan berkali-kali disertai sedikit tekanan agar kasa
sekaligus berfungsi membersihkan kulit kemudian buanglah
kasa ketempat sampah bila betadin yang terdapat pada kasa
tinggal sedikit. Ganti kasa dengan yang baru sebelum memulai
membalur lagi
Daerah area selangkangan dibalur terahir, klemkasa yang
sudah dipakai membalur daerah selangkangan tidak boleh
dipakai lagi sebelum disteril ulang. Stelah selesai anti septic,
klem kasa dipisahkan dengan alat lain dan dianggap non
steril. Apabila sudah ditutup dengan duk, betadin pada area
insisi dibersihkan dengan alcohol 70%.
16. Menutup Area Operasi
Setelah proses anti septic selesai, batasi area operasi
dengan duk steril. Pertama tutup bagian tungkai hingga batas
bawah area operasi. Pada posisi litotomi tutup area bokong
dan bagian bawah bed. Bila menggunakan duk bolong, maka
langkah selanjutnya hanya memakai duk bolong ini.
Kemudian apabila menggunakan duk biasa, maka selalu
bagian tungkai, maka tutup bagian atas klien hingga batas
atas area operasi. Hati-hati duk menutup wajah klien
Setelah itu tutup bagian samping tubuh klien hingga batas
lateral area operasi kiri dan kanan. Fiksasi dok dengan
menggunakan doek klem. Posisi doek klem supaya tidak
menonjol/ mengganggu pelaksanaan operasi. Setelah itu lapisi
bagian bawah dengan duk satu lagi sehingga bila bagian
bawah dipakai menyimpan instrument tidak mudah melorot
atau basah terkena bed operasi.
17. Petunjuk Pelaksana Selama Operasi (Assisten Operasi)
a. Menggunakan hak
1) Agar tercipta lapang pndang yang baik sisi luka perlu
ditarik kea rah luar ata atas
2) Gunakan hak yang sesuai dengan ukuran luka operasi
dan kedalaman lapang pandang yang dibutuhkan.
Contoh:
a) Untuk ekstipsi FAM mungkin hanya dibutuhkan hak
gigi atau langenbeck kecil saja
b) Untuk hernia mungkin memerlukan hak roche dan
langenbeck saja
c) Untuk untuk hysterektomi untuk yang khusus bias
hanya blaas hak saja atau hak cangkil/langenbeck
besar pada orang gemuk dsb.
3) Selalu lepaskan hak dari area operasi jika tangan
operator masuk, karena selain bias menghalangi tangan
juga menyebabkan sakit pada tangan operator
4) Perhatikan arah operator, gerakan/pindahkan hak
untuk member lapang pandang yang lebih baik bila
diperlukan
b. Membersihkan darah
1) Untuk darah yang menggenang gunakan suction kanul
2) Untuk perdarah yang banyak dan cepat dapat
menggunakan suction tanpa kanul. Hindari tangan
terlalu dekat dengan area operasi/menghalangi
pandangan
3) Untuk perdarahan yang merempes pada area yang
sempit/dangkal, gunakan kasa deper kecil/terlipat pada
klem kasa
4) Untuk perdarahan yang merembes pada area yang
dalam/luas gunakan kasa deper yang besar/tak
terlipat/bendera pada klem kasa, gunakan hanya kasa
saja untuk mencegah ketinggalan
5) Mengunakan kasa deper adalah dengan ditekan-
tekankan, bukan diusap/gosok pada luka karena
gesekan dapat menimbulkan kembali perdarahan,
terutama pada daerah yang rapuh
6) Selalu ingat usahakan area operasi selalu dalam
keadaan kering dan bersih
7) Gunakan kasa untuk membersihkan area operasi dan
instrument dari bekuan darah
c. Menghentikan perdarahan
1) Harus proaktiv dalam menghentikan perdarahan.
Bedakan perdarahan yang merembes dari jaringan,
mengalir dari pembuluh vena dan menyemprot dari
pembuluh arteri
2) Perdarahan yang merembes pada jaringan yang
robek/disayat, berasal dari pembulh darah kecil. Coba
lakukan pembersihan dengan kasa. Biasanya lama
kelamaan behenti sendiri. Bila masih, coba lakukan
penekanan dengan kasa selama beberapa detik
3) Bila tampak perdarahan mengalir, atau tidak berhenti
dengan teknan, mungkin berasal dari pembuluh vena
yang ukurannya kecil sampai besar. Darah yang
mengalir biasanya lebih gelap dan tidak ada pillsasi.
Gunakan klem untuk menjepit pembuluh darah.
Biarkan beberapa saat. Bila perdaraha berhenti, maka
tidak perlu dijahit atau kauter. Tapi bila masih ada
perdarahan, maka jepit ulang dengan klem untuk
selanjutnya dijahit/diikat/dibakar dengan cauter
4) Pengikatan/penjahitan perdarahan pada bagian tubuh
yang menetap dalam tubuh dengan menggunaka plain
gut/cromic gut. Untuk bagian tubuh yang akan dibuang
menggunakan silk atau side
5) Cauterisasi dengan menempelkan ujung pen pada klem.
Tekan tombol coagulate untuk membakar pembuluh
darah selama detik hingga tampak bagian yang dujepit
menghitam. Hindari klem atau cauter pada jaringan
epidemis kulit. Lepaskan klem, perhatikan apakah
perdarahan berhenti
d. Tentang jarum
1) Selalu memegang benda tajam seperti bisturi dan jarum
dengan alat baik pinset , klem atau neidfuder
2) Jarum dapat dipakai kembali sedangkan bisturi harus
dibuang ditempat sampah benda tajam
3) Jenis jarum sesuai mata jarumnya
4) Jarum taper bermata jarum bulat, bila ditusuk tidak
merobek jaringan yang ditembusnya. Digunakan untuk
menjahit jaringan lunak dibawah jaringan kutis, kecuali
pada jaringan yang keras seperti cervik uteri, klenjar
payudara yang diplastik, jika dipakai jarum cutting
dengan pengawasan perdarahan
5) Jarum cutting bermata jarum segitiga, bila ditusukan
akan merobek jaringan yang ditembusnya sehingga bisa
menimbulkan perdarahan. Digunakan untuk menjahit
kulit dan jaringan yang keras
6) Jarum non traumatic, yaitu jarum yang langsung
terhubung dengan benang diujung
belakang/pangkannya. Tidak memiliki lubang jarum
sehingga dapat menembus jaringan dengan mulus.
Missal jarum pada kemasan sachet
7) Ekor benang pada lubang jarum jangan terlalu
pendeksehingga mudah lepas atau terlalu pnjang
sehingga mengganggu penjahitan . standar panjang ekor
benang adalah 4-5 cm
e. Tentang benang
1) Mengambil bnang kaset harus menggunakan naldfulder
atau klem, tarik sebanyak 2 kali panjang naldfuder
atau kira-kira 40cm. atau sesuaikan dengan
kebutuhan/karakter operator
2) Mengambil benang dari sachet juga menggunakan
naldfuder, buka lipatan dan ambil jarum dengan
menggunakan naldfuder dan tarik sehingga benang
keluar seluruhnya
3) Secara umum benang operasi dibagi 2 golongan besar
yaitu benang absorbable (dapat diabsorpsi) dan non
absorbable (tidak diabsorsi)
4) Benang yang diabsorsi dapat dicerna oleh tubuh untuk
kemudian hancur oleh proses radang/imflamasi/reaksi
tubuh sendiri sehingga hubungan antar 2 sisi dapat
saja lepas. Jangka waktu penghancuran ini berbeda –
beda berkisar antara 3 hari hingga 3 bulan
5) Benang yang non absorber tidak dapat dicerna tubuh.
Bisa bertahan didalam tubuh selama bertahun-tahun
karena bersifat inert (tidak menimbulkan/merangsang
reaksi tubuh) digunakan untuk kulit atau jaringan
bawah kulit yang sukar sembuh
6) Contoh benang absortif adalah palin gut, cromic gut,
poliglycolic acid (dexxon/atramat/polysorb)poligaktin
(safil, safil quick)
7) Contoh benang non absorbed adalah silk/siede, nilon
(monosof, dermalon), polypropiler (prolene, mersilene)
8) Ukuran benang bermacam-macam, pemakaian
tergantung kebutuhan dan jenis operasinya
f. Tentang gunting
Semua instrument yang memiliki bagian yang
diperuntukan jari seperti gunting, klem dsb. Dipegang
dengan memasukan ibu jari pada lubang yang satu dan jari
manis pada lubang yang lain. Jari telunjuk dan tengah
menopang instrument dan membantu mengarahkan
insterumen
Dalam hal gunting, untuk menjaga agar tangan tidak
goyah yang bisa berakibat fatal, maka jari apda tangan kiri
ikut membantu menopang gunting saat pengguntingan
dilakukan.
18. CHECK LIST KESELAMATAN PASIEN DI RUANG OPERASI
Dalam melakukan tindakan operasi perlu dilakukan nya
checklist keselamatan pasein yang meliputi sign in, time out
dan sign ou. Hal pertama yang dilakukan adalah Tanyakan
nama, tanggal lahir, jenis kelaminKonfirmasi
tindakan/diagnose, no RM dan ruangan
1) sign in
a) Pasien telah dikonfirmasikan
b) Identitas dan gelang
c) Lokasi operasi
d) Prosedur
e) Informed consent operasi
f) Lokasi operasi sudah diberi tanda
g) Mesin dan obat anestesi sudah dicek lengkap
h) Pulse oximeter sudah terpasang dan berfungsi
i) Apakah pasien mempunyai riwayat alergi
j) Kesukaran bernafas/resiko aspirasi
k) Menggunakan alat bantu
l) Resiko perdarahan lebih dari 500 ml
m) Dua akses intra vena dan rencana therapy cairan
n) Kemdudian di tanndatangi oleh tim operasi yang
terlibat
2) Time out
a) Konfirmasi nama anggota tim dan peran
b) Dokter operator, doktter anestesi dan perawat
melakukan konfirmasi secara verbal
c) Nama pasien
d) Lokasi dimana insisi akan dibuat
e) Apakah mendapatkan antibiotic profilaksis
f) Nama obat
g) Jam diberikan (sebaiknya tidak lebih dari 30 menit
sebelumnya
h) Antisipasi kejadian kritis
i) Review dokter operator langkah apa yang akan
dilakukan bila kondisi kritis, lamanya operasi dan
antisispasi kehilangan darah
j) Review dokter anestesi apakah ada hal khusus yang
diperhatikan dari pasien
k) Review perawat apakah peralatan sudah steril/siap
l) Apakah foto RO/CT Scan/MRI sudah ditayangkan
m) Kemudian ditandatangi oleh tim yang terlibat
operasi
3) Sign out
a) Perawat melakukan konfirmasi secara verbal
dengan tim
b) Nama prosedur tindakan bedah
c) Instrument lengkap/tidak
Gass……….lembar
jarum ………buah
d) Spesimen / jaringan telah diberi label
e) Apakah ada masalah dengan peralatan selama
operasi
f) Dokter operator, dokter anestesi dan perawat
melakukan review masalah utama apa yang harus
diperhatikan
g) Kemudian ditandatangi oleh tim yang terlibat
operasi

C. TATALAKSANA POST OPERATIF

1. Laporan Oprasi
a. Format laporan operasi
Format laporan operasi disediakan oleh rumah sakit yang telah
ditetapkan oleh SK dirktur tentang penggunaannya
b. Waktu penggunaan laporan operasi
Laporan tindakan operasi harus diisi oleh oprator yang
melakukan tindakan operasitersebut dengan mencantumkan
nama pasien, umur, jenis kelamin, no medrec, dan lain lain yang
tercantum dalam format laporan operasi secara terperinci dan
laporan operasi ditulis setelah tindakan oprasi.
2. Perawatan Post Operatif Di Recovery Room
Perawatan ini dilakukan setelah oprasi dengan cara antara lain :
a. Mengobservasi ksadaran : penderita yang belum sadar kemudian
mengobservasi pernafasan seperti :
1) Membebaskan jalan nafas
2) Penderita dengan kelainan pernafasan harus dilakukan
nafas buatan
b. Mengawasi bila pasien muntah
c. Mengobservasi kulit : hangat, dingin, pucat
d. Mengobservasi tensi dan nadi
e. Mengawasi infuse
f. Baca intruksi dengan teliti
g. Perhatikan pendarahan luka op / cairan
h. Setiap kelainan dan telah dicoba diatasi tetapi tidak berhasil
harus segera diberi tahu kepada dokter
i. Rasa sakit pasien operasi hendaknya mendapat perhatian
j. Bantuan oksigenasi, ventilasi dan sirkulasi diberikan (kalau perlu)
Hal tersebut mengacu pada aldret score yang diberlakukan di
recovery room.
3. Pemindahan Pasien Post OperasiDi Ruang Pemulihan
Setelah pasien diobservasi di ruang pemulihan dengan
pendekatan aldret score nilannya 10 atau 9 maka perawat recovery
room menelpon perawat ruang untuk menjemput dan memindahkan
pasien ke urang perawatn biasa, Perawat ruangan operan pasien
dengan perawat recovery room. Kemudian perawat ruangan
memastikan pasien sesuai parameter pasien di ambil dari RR
dengan sekala maksimal 2(parameter nilai 0-2 ) dan memastikan
pasien bisa bernafas pasien sepontan dan tekanan darah normal.
Selanjutnya oksigen dilepas,jika ada irigasi usahakan jangan di klem
(di jalankan/dialirkan) dan jika ada cairan di pindahkan dengan
posisi lebih rendah dari luka operasi,NGT lebih rendah dari kepala,
pasien dipindahkan dari ruang RR ke tempat tidur/ brangkar,
pasien untuk selanjutnya di bawa ke ruang rawat inap.
4. Transport Pasien Post Operasi
a. Transfort pasien dilakukan apabila pasien sudah layak untuk
dipindahkan ke ruang rawat inap berdsarkan kriteria aldret
score kemudian dilakukan serah terima berita acara tindakan
operasi antara paramedik ruangan dengan petugas OK, beserta
status pasien dan obat-obatan yang diperlukan, petugas
Ruangan memeriksa kembali kelengkapan administrasi dan
identitas pasien, Setelah dinilai lengkap, pasien dibawa ke Ruang
perawatan pasien untuk kemudian dipindahkan ke brankar.
Setelah pasien diatas brankar, possikan senyaman mungkin, bed
pasien dikeluarkan. dan pasien dibawa keruangan oleh petugas
ruangan.

Anda mungkin juga menyukai