Anda di halaman 1dari 32

PANDUAN KAMAR OPERASI

PELAYANAN PASIEN INTRA OPERASI

RSUD ALMULK KOTA SUKABUMI


Jln. PELABUHAN 2 KM6 LEMBUR SITU
BAB I
DEFINISI

1. INTRA OPERATIF
Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja
bedah dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah ruang
pemulihan.
2. STAF INSTALASI BEDAH SENTRAL
sekelompok orang yang bekerja sama membantu seorang Kepala
IBS dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
a. Dokter Operator
Merupakan dokteryang telah menyelesaikan program
pendidikan dokter spesialis bedah, yang mempunyai wewenang
dan tanggung jawab terhadap pasien bedah baik yang akan
dilakukan tindakan pembedahan ataupun tidak.
b. Dokter Anestesi
Seorang dokter spesialis anestesi atau anestesiologist yang
telah menyelesaikan program pendidikan dokter spesialis
anestesi, yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
terhadap pasien yang diberikan tindakan anestesi dalam proses
pembedahan.
c. Dokter Anak
Merupakan dokteryang telah menyelesaikan program
pendidikan dokter spesialis anak, yang mempunyai wewenang
dan tanggung jawab terhadap pasien kategori anak, baik sakit
ataupun sehat.
d. Perawat Anestesi
Perawat anestesi adalah perawat yang mempunyai
tanggungjawab seperti memberikan anestesi, memantau
kondisi vital pasien, dan memerhatikan proses pemulihan
pasien setelah operasi. Perawat anestesi bisa bekerja
membantu dokter, dokter gigi, dokter anestesi, dan praktisi
medis profesional lainnya.
e. Perawat Kamar Operasi
Perawat kamar operasi adalah perawat yang mempunyai
tanggungjawab seperti membantu operator untuk kelancaran
proses operasi, menyiapkan semua kebutuhan bahan dan alat
pada saat operasi.
1) Asisten 1
Petugas yang membantu operator melaksanakan operasi
2) Asisten 2
Petugas operasi yang secara steril membantu operator dan
asisten utama selama operasi
3) Instrumenter
Seorang tenaga perawat profesional yang diberi wewenang
dan ditugaskan dalam pengelolaan paket alat pembedahan,
selama tindakan pembedahan berlangsung.
4) Circulating Nurse
Perawat sirkulasi adalah petugas penghubung antara area
steril dan bagian ruang operasi lainnya.
3. OPERASI
Semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif
dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani
BAB II
RUANG LINGKUP

1. PENGERTIAN
a. Kamar operasi adalah dalah ruangan khusus memberikan
pelayanan berkualitas kepada pasien saat sebelum, selama, dan
sesaat sesudah dilakukan tindakan pembedahan.
b. Unit sterilisasi adalah unit yang indevenden dengan pasilitas
untuk menerima, mendesinfektan, membersihkan, mengemas,
mensteril, menyimpan dan mendistribusikan alat-alat (baik
yang dapat dipakai berulangkali dan alat sekali pakai), sesuai
dengan standar prosedur.
c. Sasaran
Adapun sasaran pada pelayanan intra operatif adalah seluruh
pasien intra operatif, DPJP, Dokter anak, Bidan Perawat Bedah
dan CSSD.
2. PRINSIP DASAR OPERASIONAL
a. Seluruh staf bedah yang terlibat dalam tindakan operasi
memberikan pelayanan pada pasien sesuai dengan prosedur
b. Seluruh tim operasi melakukan kerjasama dengan baik
3. TUJUAN
a. Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan
khusus lainnya yangdibutuhkan untuk menunjang
pelaksanaan operasi tersebut.
b. Terselenggaranya pelayanaan intra operatif yang berkualitas
c. Tercapainya keselamatan pasien selama tindakan pembedahan
BAB III

TATA LAKSANA

1. INTRA OPERATIF

Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke


meja bedah dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah
ruang pemulihan
1. Intra oprasi
Petugas operasi dan anestesi mempersiapkan
peralatan, bahan, dan obat-obatan yang diperlukan untuk
operasi sesuai SPO terkait. Perawat sirkulasi menerima
rekam medis dan data administrasi lisan dan tulisan dari
petugas pengantar pasien OK dan memasang foto rontgen
pada lampu baca di masing-masing ruang operasi.
Petugas oprasi yang terlibat dalam oprasi dengan prinsip
steril melakukan hand scrubbing, gowning, dan
handgloving, preparasi, dreping sesuai SPO yang
terkait.Petugas operasi melakukan chrosscheck dengan
petugas OK yang bertugas mengantar pasien ke dalam
ruang operasi dan dokter operator mengenai identitas
pasien, bagian yang akan dioperasi, dan jenis operasi
sebelum melakukan tidakan antisepsis dan
mempersempit medan operasi dengan doek steril
selanjutnya dokter operator dan petugas operasi
melakukan tindakan operasi sesuai indikasi dan SPO
terkait. Apabila pada saat proses oprasi ada jaringan atau
cairan tubuh pasien yang diambil untuk pemeriksaan
laboratorium/ PA, wadah diberi identitas pasien meliputi
nama, umur, no. RM, tanggal pengambilan dan disertai
berita acara serah terima spesimen yang dilakukanb oleh
cyrculating ners.
Setelah operasi selesai petugas operasi membuat
laporan operasi, petugas anastesi membuat laporan
anastesi, dan perawat sirkulasi mendata alkes dan obat-
obatan habis pakai serta mengumpulkan ketiga dokumen
tersebut dalam rekam medis pasien dan membuat laporan
sesuai dengan format yang berlaku.
Kemudian Pasien dipersiapkan untuk menjalani
observasi dan perawatan di ruang pemulihan.Setelah
kondisi pasien dinyatakan oleh dokter operator dan dokter
anastesi memungkinkan untuk dipindahkan ke bangsal,
petugas pengantar pasien OK menghubungi bangsal
terkait untuk menjemput pasien dan dilakukan serah
terima pasien dari petugas OK ke petugas ruang atau
bangsal sesuai SPO.
2. Penanganan Kecelakaan / kegagalan Operasi
Penanggung jawab tindakan operasi adalah dokter
perator bedah dan dokter anestesi yang bertugasdan
apabila terjadi kegagalan atau kecelakaan tindakan, maka
kepala Instalasi wajib melaporkan hal tersebut kepada
bidang pelayanan medis dan SMF terkait untuk dijadikan
pembahasan atau rapat luar biasa bila
diperlukan.Selanjutnya pengumpulan data laporan
kecelakaan / kegagalan tindakan merupakan tanggung
jawab Kepala ruangan dengan melibatkan crew yang
terlibat operasi yang kemudian diserahkan kepada kepala
instalasi.Selain itu dokter bedah/operator dan dokter
anestesi wajib membuat laporan secara terperinci tentang
penyebab kegagalan / kecelakaan dalam formulir laporan
operasi.
3. Perhitungan Kain Kassa dikamar Operasi
Pada saat menyusun instrument, scrub nurse dan
circulating nurse bersama-sama menghitung jumlah
kassa sebelum operasi kemudian dicatat. , scrub nurse
dan circulating nurse menghitung kembali jumlah kassa
yang sudah digunakan dengan jumlah kassa sebelum
daerah operasi ditutup dan harus sesuai dengan jumlah
kassa sebelum operasi. Scrub nurse dan circulating nurse
menganjurkan kepada dokter bedah untuk memeriksa
daerah operasi jika jumlah kassa tidak sesuai. Scrub
nurse dan circulating nurse menganjurkan kepada dokter
bedah untuk melakukan x-ray photo jika jumlah kassa
sebelum dan sesudah operasi tidak sesuai. selanjutnya
dokter bedah menutup luka oprasi bila mana jumlah
kassa sesuai dengan perhitungan awal.
4. Pelaksanaan Tindakan Operasi
Petugas operasi dan petugas anastesi
mempersiapkan peralatan, bahan, dan obat-obatan yang
diperlukan untuk operasi dan mempersiapkan peralatan
dan obat-obatan anastesi serta melakukan tindakan
anstesi yang diperlukan sesuai SPO.Perawat sirkulasi
yang telah menerima rekam medis dan data administrasi
lisan dan tulisan dari petugas pengantar pasien OK dan
memasang foto rontgen pada lampu baca di masing-
masing ruang operasi.
Setelah perispan selseai maka crew yang akan
terlibat dalam tindakan oprasi (steril) melakukan
tindakan hand scrubbing, gowning, dan handgloving,
penyiapan instrument sesuai SPO yang terkait. Circulating
nurse melakukan chrosscheck mengenai identitas pasien,
bagian yang akan dioperasi, dan jenis operasi sebelum
melakukan tidakanantisepsis dan mempersempit medan
operasi dengan doek steril.
Kemudian asisten oprator melakukan preparasi
dan melakukan draping area oprasi selanjutnya berdoa
untuk memulai tindakan oprasi.
Dalam proses oprasi apabila ada jaringan atau
cairan tubuh pasien yang dijadikan sample untuk
pemeriksaan laboratorium/ PA maka wadah diberi
identitas pasien meliputi nama, umur, no. RM, tanggal
pengambilan dan disertai berita acara serah terima
spesimen oleh circulating nurse. Setelah operasi selesai
pasien dipersiapkan untuk menjalani observasi dan
perawatan di ruang pemulihan dan operator operasi
membuat laporan operasi, petugas anastesi membuat
laporan anastesi, dan perawat sirkulasi serta
mengumpulkan ketiga dokumen tersebut dalam rekam
medis pasien.Setelah kondisi pasien dinyatakan oleh
dokter operator dan dokter anastesi memungkinkan
untuk dipindahkan ke bangsal, petugas pengantar pasien
OK menghubungi bangsal terkait untuk menjemput
pasien.dan dilakukan serah terima pasien dari petugas
instalasi bedah sentral ke petugas ruang atau bangsal.
5. Prosedur Persiapan Area Operasi
Petugas ruangan mengetahui rencana operasi,
jenis operasi yang akan dilakukan sehingga site marking
area mana yang perlu dipersiapkan2 jam sebelum operasi.
Perawat ruangan menganjurkan kepada pasien untuk
membersihakn, kuku, rambut dan kulit apabila pasien
mampu. Persiapan area operasi dengan dilakukan
pencukuran diarea operasi yang cukup luas dengan
mempertimbangkan keperluan untuk perluasan luka
operasi, Pencukuran menggunakan pisau cukur searah
dengan rambut kemudian dicuci dengan sabun sampai
bersih, Setelah dilakukan pencukuran, pasien
dimandikan dan dikenakan pakaian khusus dan
menggunakan tutup kepala, Perhiasan, gigipalsu, kontak
lens dan lai-lain harus sudah ditanggalkan dan
diserahkan pada keluarga.
6. Prosedur Persiapan Kamar Operasi
a. Pembersihan Rutin
1. Pembersihan Harian
a) Setiap hari seluruh permukaan lantai area
intalasi bedah sentral dibersihkan dan
didisinfeksi baik setelah ada oprasi ataupun
tidak kemudian dilakukan pemeriksaan
prasarana seperti penyediaan air bersih,
kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dsb.
Kemudian sterilisasi reangan dengan lampu
ultraviolet secara terus menerus hingga saat
dibersihkan keesokan harinya. Hal ini
dilakukan oleh tim pemeliharaan dan
penanggung jawab adalah kepala intalasi
bedah sentral
2. Pembersihan Mingguan
a) Pembersihan mingguan sama hal nya dengan
pembersihan harian namun sifatnya lebih
menyeluruh yang melibatkan semua petugas
instalasi bedah sentral yang dilakukan setiap
satu minggu sekali. Kegiatan tersebut dengan
membersihkan permukaan lantai area intalasi
bedah sentral dibersihkan dan didisinfeksi
kemudian dilakukan pemeriksaan prasarana
seperti penyediaan air bersih, kelistrikan,
pencahayaan, ventilasi, dsb. Kemudian
sterilisasi reangan dengan lampu ultraviolet
secara terus menerus hingga saat dibersihkan
keesokan harinya.
3. Pembersihan pra dan pasca operasi
1. Pembersihan pra operasi
a) Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah
dilakukan pembersihan rutin maka
ruangan bedah tidak perlu dibersihkan
lagih
b) Bila jadwal operasi sebelum dilakukan
pembersihan rutin, maka dilakukan
segera pembersihan ruangan operasi dan
sekitarnya
2. Pembersihan pasca operasi
a) Pembersihan ini dilakukan setiap selseai
oprasi, pembersihan dilakukan dengan
cara didisinfeksi. Area yang di
bersihakan antara lain :Meja operasi
dibersihkan dan didisnfeksi, bebaskan
pengunci roda, lantai dibawah meja
operasi. Roda meja operasi
digelindingkan ke atas cairan disinfeksi
bolak balik, setelah selesai semua,
kembalikan meja operasi ke posisi
semula dan kunci rodanya kemudian
Semua kabel dan selang alat yang berada
didalam ruangan bedah, serta lat-alat
penunjang seperti suction, cauter meja
instrument bila terkontaminasi cairan
tubuh pasien dibersihkan dan dibawa
keluar OK, hati-hati kontaminasi roda-
roda dibersihkan sebelumnya. Setelah
selesai, ruangan operasi ditutup dan
lampu UV dinyalakan
7. Persiapan Instrumen
Persiapan instrument dilakukan oleh instrumenter
dibantu oleh circulating ners dan asisten 2, bila operator
cito, maka persiapan dapat dilakukan oleh paramedic jaga
rawat inap. Scrub nurse atau Instrumener mengetahui
rencana tindakan operasi yang akan dilakukan . sebelum
menyusun instrument, scrub nurse melakukan
pemasangan duk steril dimeja mayo ata u meja persiapan,
Instrument yang akan dipakai dikeluarkan dari bak
instrument dan disusun pada sesuai dengan jenis oprasi
yang akan dilakukan, Instrument dikelompokan sesuai
dengan jenis inrument tersebut. Dalam penyusunan
instrument scrub nurse dan circulating nurse kerjasama
dalam penghitungan alat dan bahan habis pakai sebelum
dan setiap menutup jaringan oprasi dihitung juga serta
setelah selesai oprasi.
8. Persiapan Personil Kamar Operasi
Dalam mempersiapkan personil oprasi
dokter/operator menentukan pasien untuk dioperasi,
memberitahukan paramedic tentang waktu operasi,
Paramedic melaporkan pada dokter anestesi untuk
meminta persetujuan waktu operasi kemudian para medic
mengatur atau mengusulkan kesepakatan waktu antara
dokter operator dan dokter anesthesia, Jika waktu operasi
sudah disepakati, paramedic memberitahukan staf kamar
operasi lain. Setelah semua personil siap maka oprasi bias
dilaksanakansesuai dengan prosedur yang berlaku.
9. Pembagian Tugas Dikamar Operasi Scrub Nurse
Dalam intraoprasi perlu pembagian jobsdes masing
maka pembagian tersebut sesuai dengan kebutuhan yang
ada pada saat oprasi.
Assisten oprator merupakan orang yang membantu
operator dalam mengexpos lapangan oprasi sehingga
memudahkan berjalannya oprasi. Kemudian scrub nurse
bertugas dalam penyedian atatu pemenuhan instrument,
atau bhp yang diperlukan olehoprator untuk berjalannya
oprasi, seperti menyediakan instrument, kassa, pisau,
gunting dan lain-lain. Seorang scrubnurse juga bertugas
menghitung semua jenis alat oprasi dan bhp yang dilukan
pada saat oprasi. Selanjutnya circulating nurse
memberiakan kebutuhan oprasi kepada scrub nurse dan
membantu dalam proses oprasi tapi dalam keadaan tidak
steril. Onloob bertugas sebagai penyedia alat dan bahan
habis pakai apabila tidak ada di kamar oprasi serta
membantu circulating nurse dan membereskan alat, baik
memncuci membuang alat habis pakai setelah oprasi
selesai serta menyeterilkan alat.
10. Circulating Nurse
Circulating nurse merupakn orang yang bertugas
memenuhi semua kebutuhan oprasi, melihat jalannya
operasi dengan melihat setiap kebutuhan yang diperlukan
untuk kelancaran oprasi, memberikan instrument, BHP,
menghitung alat dan BHP, memenuhi kebutuhan pasien
dan yang dibutuhkan team oprasi lainnya.
11. Surgical Scrub/ Cuci Tangan Bedah
Sebelum melakukan cuci tangan bedah lepaskan
perhisan ditangan , pastikan bagian lengan pakaian OK
tidak terlalu dekat kesiku, buka keran biarkan air
mengalir sejenakkemudian dengan posisi tangan lebih
tinggi daripada siku, alirkan air sedemikian rupa sehingga
seluruh permukaan jari-jari, telpak tangan, punggung
tangan, pergelangan tangan dan lengan bawah terbasuh
dan air mengalir kearah siku, lakukan hal yang sama
pada lengan yang satunya.
Selanjutnya Keluarkan chlorhexidine secukupnya
dengan tangan satu dan menampungnya dengan tangan
lainnya dan lakukan 7 langkah pencucian tangan:
a. gosok-gosok ke dua telapak tangan
b. gosok-gosok kedua telapak tangan dengan jari saling
terkait diantara jari sedemikian rupa sehingga selah
jari terkena
c. gosok-gosok telapak tanga saru dengan telapak
tangan yang lain, kaitkan jari diantara jari tangan
yang lain sehingga selah jari terkena, lakukan secara
bergantian
d. letakan punggung jari tangan yang satu dengan
telapak tangan yang lain dengan jari saling mengunci
lalu gosok-gosok sedemikian rupa sehingga ujung jari-
jari tangan yang satu membersihkan buku-buku jari
tangan lain
e. gosok-gosok ibu jari tangan yang satu dengan telapak
tangan yang lain secara berputar, lakukan bergantian
f. kuncupkan tanga yang satu sehingga semua ujung
jari bertemu, lalu gosok-gosokan ke telapak tangan
yang satunya, secara berputar kekiri dan kekanan,
lakukan bergantian
g. gosok-gosok seluruh permukaan pergelangan tangan
hingga sepertiga tangan lengan bawah oleh telapak
tangan yang lain, lakukan bergantian
h. seluruh proses 7 langkah tadi dilakukan selama 1
menit, bias dibagi perlangkah atau langkah tadi
berulang
i. biarkan keran air terbuka dan air mengalir selama
proses cuci tangan tadi
j. dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bilaslah
seluruh tangan dan lengan dengan air mengalir
sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan
terbasuh dan buih dari anti septic terbasuh
k. lakukan 7 langkah cuci tangan sseperti diatas dengan
anti septic chlorheksidin sekali lagi
l. tutup keran dengan menggunakan siku dan
pertahankan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bila
perlu jabatkan kedua tangan. Posisi tangan jangan
terlalu tinggi jangan terlalu dekat dengan wajah
kenakan jas operasi dan headschoon.
12. Surgical Gown / Pemakaian Jas Operasi
Merupakan suatu prosedur sebelum melakukan
tindakan pembedahan yang bertujuan untuk
mempertahankan kestrilan tindakan oprasi dan
mencegah terjadinya infeksi.
Setelah cuci tangan selesai, kemudian membuka jas
oprasi tanpa membuka area luar, kenakan jas dengan
memasukan tangan dan lengan kedalam lengan jas yang
sesuai. Genggam ujung lengan jas dengan tangan, biarkan
circulating ners mengikatkan tali jas pada bagian
belakang, kenakan handschoon dan posisikan tangan
selalu diatas pusar, jangan menyimpan tangan yang
sudah memakai handscone steril di ketiak atau un di
bawah tali pusar karena itu daianggap tidak steril
walupun sudah memakain jas oprasi.
13. Hand Gloving/ Pemakaian Sarung Tangan
Penggunakan handscon streil sangat diperlukan
untuk tindakan oprasi karena mencegah terjadinya
infeksi dari pasein ke petugas ataupun daripetugas ke
pasien.
Tahapan penggunakan handscon steril pertama kali
gunakan handshoon secara hand to hand, glove to glove
dan handschoon selalu dalam keadaan bagian lengan
terlipat keluar kemudian ambil handschoon kanan
dengan menggunakan tangan kiri dengan memegang
bagian lipatan handschoon kanan yang merupakan sisi
yang melekat kekulit, masukan tangan kanan sehingga
semua jari masuk ketempat masing-masing. Lepaskan
tangan kiri dan biarkan handschoon masih dalam
keadaan terlipat ditangan kanan. Ambil handschoon kiri
dengan menggunakan tangan kanan yang sudah
memakai handschoon dengan mengaitkan jari tangan
kanaan kedalam lipatan, yaitu sisi yang kelak akan
menghadap keluar, tidak melekat kekulit. Masukan
tangan kiri sehingga jari-jari masuk ketempatnta masing-
masing. Dengan jari tangan kanaan yang masih mengait
kelipatan handschoon kiri, tipatan kemudian dibuka
sedemikian15. rupa sehingga bagian lengan handschoon
menutupi sepertiga distal lengan bawah tangan kiri Jari
tangan kiri mengait kelipatan tangan handschoon kanan
pada sisi yang kelak menghadap keluar, kemudian
membuka lipatan sedemikian rupa sehingga sepertiga
distal lengan bawah kanaan tertutup handschoon.
14. Mengatur Posisi Tubuh
a. Posisi Anesthesi
1) Anesthesia Umum
Bila dilakukan anesthesia umum, maka sebelum
anesthesia umum pasien sudah diposisikan
terlentang. Posisi senyaman mungkin. Ikat tungkai
pada bagian atas lutut. Posisi lengan terlentang
dan terikat pada penyangga.
2) Anesthesia Spinal
Bila dilakukan anesthesia spinal, maka posisi
anesthesia spinal adalah duduk dengan tungkai
lutut kedepan atau uncang-uncang pada kedua
bed operasi, tangan diletakan pada bed atau
tungkai dengan posisi palmar diatas , lemas dan
kepala tertnduk
b. Posisi Terlentang
Setelah posisi anesthesia selesai, maka posisi
lengan disesuaikan kebutuhan apakah akan terlentang
dan terikat pada penyanggah, atau terlipat dibawah
kepala, atau lurus disamping tubuh klien, tungkai
biasanya lurus dan terikat pada bagian atas lutut,
tambahan-tambahan lain semisal penyanggah bahu.
Penyanggah punggung dan sebagainya di sesuaikan
kebutuhan.
c. Posisi Litothomi
1) Posisi bokong klien pada batas bagian badan dan
tungkai bed operasi. Siapkan penyanggah tungkai
disisi kiri dan kanan batas tersebut
2) Letakan pelindung / ped pada penyanggah tungkai,
lalu letakan bagian belakang lutut pada
penyanggah, sedemikian rupa sehingga bagian
perineum terikspos dengan baik dan tungkai
terposisikan dengan nyaman.
3) Posisikan lengan terlentang dan terikat pada
penyanggah
4) Tutup klien dengan baik
d. Posisi Miring
Posisi klien miring kiri dan kanan sedemikian rupa
sehingga area operasi terekspos dengan baik, jalan
nafas dan anestesi tidak terganggu dan posisi klien
stabil tidak dapat jauh ke posisi depan atau belakang
e. Posisi Tengkurap
Posisi klien miring kiri dan kanan sedemikian rupa
sehingga area operasi terekspos dengan baik, jalan
nafas dan anestesi tidak terganggu dan posisi klien
stabil tidak dapat jauh ke posisi depan atau belakang
15. Antiseptik Area Operasi
Dengan bantuan sponge calamp / klem kasa / perset
klem., barulah betadin kearea operasi menggunakan kasa
steril kemudian apabila kasa operasi dinilai kotor,
terkontaminasi missal pada fraktur pada daerah
extermitas, terutama tungkai, apalagi fraktur terbuka,
area operasi dapat dicuci dulu dengan NaCl 0,9% steril
dengan atau tanpa larutan savlon sebelum dibalur
betadin. Pencucian dilakuakn oleh circulating nurse
menggunakan handscoon non steril
Balurkan mulai titik tengan area operasi berputar
kekiri atau kekanan makin luas sedemikian rupa sehingga
area yang ter balur betadin cukup luas dan jauh dari area
operasi. apabila terpaksa membalur dengan arah lurus,
maka balur menjauh area operasi, betadin yang
dibalurkan harus cukup banya tidak tipis-tipis. Pada area
operasi pembaluran bias dilakukan berkali-kali disertai
sedikit tekanan agar kasa sekaligus berfungsi
membersihkan kulit kemudian buanglah kasa ketempat
sampah bila betadin yang terdapat pada kasa tinggal
sedikit. Ganti kasa dengan yang baru sebelum memulai
membalur lagi
Daerah area selangkangan dibalur terahir, klemkasa
yang sudah dipakai membalur daerah selangkangan tidak
boleh dipakai lagi sebelum disteril ulang. Stelah selesai
anti septic, klem kasa dipisahkan dengan alat lain dan
dianggap non steril. Apabila sudah ditutup dengan duk,
betadin pada area insisi dibersihkan dengan alcohol 70%.
16. Menutup Area Operasi
Setelah proses anti septic selesai, batasi area operasi
dengan duk steril. Pertama tutup bagian tungkai hingga
batas bawah area operasi. Pada posisi litotomi tutup area
bokong dan bagian bawah bed. Bila menggunakan duk
bolong, maka langkah selanjutnya hanya memakai duk
bolong ini. Kemudian apabila menggunakan duk biasa,
maka selalu bagian tungkai, maka tutup bagian atas klien
hingga batas atas area operasi. Hati-hati duk menutup
wajah klien
Setelah itu tutup bagian samping tubuh klien hingga
batas lateral area operasi kiri dan kanan. Fiksasi dok
dengan menggunakan doek klem. Posisi doek klem supaya
tidak menonjol/ mengganggu pelaksanaan operasi.
Setelah itu lapisi bagian bawah dengan duk satu lagi
sehingga bila bagian bawah dipakai menyimpan
instrument tidak mudah melorot atau basah terkena bed
operasi.
17. Petunjuk Pelaksana Selama Operasi (Assisten Operasi)
a. Menggunakan hak
1) Agar tercipta lapang pndang yang baik sisi luka
perlu ditarik kea rah luar ata atas
2) Gunakan hak yang sesuai dengan ukuran luka
operasi dan kedalaman lapang pandang yang
dibutuhkan.
Contoh:
a) Untuk ekstipsi FAM mungkin hanya
dibutuhkan hak gigi atau langenbeck kecil
saja
b) Untuk hernia mungkin memerlukan hak
roche dan langenbeck saja
c) Untuk untuk hysterektomi untuk yang
khusus bias hanya blaas hak saja atau hak
cangkil/langenbeck besar pada orang gemuk
dsb.
3) Selalu lepaskan hak dari area operasi jika tangan
operator masuk, karena selain bias menghalangi
tangan juga menyebabkan sakit pada tangan
operator
4) Perhatikan arah operator, gerakan/pindahkan hak
untuk member lapang pandang yang lebih baik
bila diperlukan
b. Membersihkan darah
1) Untuk darah yang menggenang gunakan suction
kanul
2) Untuk perdarah yang banyak dan cepat dapat
menggunakan suction tanpa kanul. Hindari
tangan terlalu dekat dengan area
operasi/menghalangi pandangan
3) Untuk perdarahan yang merempes pada area yang
sempit/dangkal, gunakan kasa deper kecil/terlipat
pada klem kasa
4) Untuk perdarahan yang merembes pada area yang
dalam/luas gunakan kasa deper yang besar/tak
terlipat/bendera pada klem kasa, gunakan hanya
kasa saja untuk mencegah ketinggalan
5) Mengunakan kasa deper adalah dengan ditekan-
tekankan, bukan diusap/gosok pada luka karena
gesekan dapat menimbulkan kembali perdarahan,
terutama pada daerah yang rapuh
6) Selalu ingat usahakan area operasi selalu dalam
keadaan kering dan bersih
7) Gunakan kasa untuk membersihkan area operasi
dan instrument dari bekuan darah
c. Menghentikan perdarahan
1) Harus proaktiv dalam menghentikan perdarahan.
Bedakan perdarahan yang merembes dari
jaringan, mengalir dari pembuluh vena dan
menyemprot dari pembuluh arteri
2) Perdarahan yang merembes pada jaringan yang
robek/disayat, berasal dari pembulh darah kecil.
Coba lakukan pembersihan dengan kasa.
Biasanya lama kelamaan behenti sendiri. Bila
masih, coba lakukan penekanan dengan kasa
selama beberapa detik
3) Bila tampak perdarahan mengalir, atau tidak
berhenti dengan teknan, mungkin berasal dari
pembuluh vena yang ukurannya kecil sampai
besar. Darah yang mengalir biasanya lebih gelap
dan tidak ada pillsasi. Gunakan klem untuk
menjepit pembuluh darah. Biarkan beberapa saat.
Bila perdaraha berhenti, maka tidak perlu dijahit
atau kauter. Tapi bila masih ada perdarahan,
maka jepit ulang dengan klem untuk selanjutnya
dijahit/diikat/dibakar dengan cauter
4) Pengikatan/penjahitan perdarahan pada bagian
tubuh yang menetap dalam tubuh dengan
menggunaka plain gut/cromic gut. Untuk bagian
tubuh yang akan dibuang menggunakan silk atau
side
5) Cauterisasi dengan menempelkan ujung pen pada
klem. Tekan tombol coagulate untuk membakar
pembuluh darah selama detik hingga tampak
bagian yang dujepit menghitam. Hindari klem atau
cauter pada jaringan epidemis kulit. Lepaskan
klem, perhatikan apakah perdarahan berhenti
d. Tentang jarum
1) Selalu memegang benda tajam seperti bisturi dan
jarum dengan alat baik pinset , klem atau
neidfuder
2) Jarum dapat dipakai kembali sedangkan bisturi
harus dibuang ditempat sampah benda tajam
3) Jenis jarum sesuai mata jarumnya
4) Jarum taper bermata jarum bulat, bila ditusuk
tidak merobek jaringan yang ditembusnya.
Digunakan untuk menjahit jaringan lunak
dibawah jaringan kutis, kecuali pada jaringan yang
keras seperti cervik uteri, klenjar payudara yang
diplastik, jika dipakai jarum cutting dengan
pengawasan perdarahan
5) Jarum cutting bermata jarum segitiga, bila
ditusukan akan merobek jaringan yang
ditembusnya sehingga bisa menimbulkan
perdarahan. Digunakan untuk menjahit kulit dan
jaringan yang keras
6) Jarum non traumatic, yaitu jarum yang langsung
terhubung dengan benang diujung
belakang/pangkannya. Tidak memiliki lubang
jarum sehingga dapat menembus jaringan dengan
mulus. Missal jarum pada kemasan sachet
7) Ekor benang pada lubang jarum jangan terlalu
pendeksehingga mudah lepas atau terlalu pnjang
sehingga mengganggu penjahitan . standar
panjang ekor benang adalah 4-5 cm
e. Tentang benang
1) Mengambil bnang kaset harus menggunakan
naldfulder atau klem, tarik sebanyak 2 kali
panjang naldfuder atau kira-kira 40cm. atau
sesuaikan dengan kebutuhan/karakter operator
2) Mengambil benang dari sachet juga menggunakan
naldfuder, buka lipatan dan ambil jarum dengan
menggunakan naldfuder dan tarik sehingga
benang keluar seluruhnya
3) Secara umum benang operasi dibagi 2 golongan
besar yaitu benang absorbable (dapat diabsorpsi)
dan non absorbable (tidak diabsorsi)
4) Benang yang diabsorsi dapat dicerna oleh tubuh
untuk kemudian hancur oleh proses
radang/imflamasi/reaksi tubuh sendiri sehingga
hubungan antar 2 sisi dapat saja lepas. Jangka
waktu penghancuran ini berbeda –beda berkisar
antara 3 hari hingga 3 bulan
5) Benang yang non absorber tidak dapat dicerna
tubuh. Bisa bertahan didalam tubuh selama
bertahun-tahun karena bersifat inert (tidak
menimbulkan/merangsang reaksi tubuh)
digunakan untuk kulit atau jaringan bawah kulit
yang sukar sembuh
6) Contoh benang absortif adalah palin gut, cromic
gut, poliglycolic acid
(dexxon/atramat/polysorb)poligaktin (safil, safil
quick)
7) Contoh benang non absorbed adalah silk/siede,
nilon (monosof, dermalon), polypropiler (prolene,
mersilene)
8) Ukuran benang bermacam-macam, pemakaian
tergantung kebutuhan dan jenis operasinya
f. Tentang gunting
Semua instrument yang memiliki bagian yang
diperuntukan jari seperti gunting, klem dsb. Dipegang
dengan memasukan ibu jari pada lubang yang satu
dan jari manis pada lubang yang lain. Jari telunjuk
dan tengah menopang instrument dan membantu
mengarahkan insterumen
Dalam hal gunting, untuk menjaga agar tangan
tidak goyah yang bisa berakibat fatal, maka jari apda
tangan kiri ikut membantu menopang gunting saat
pengguntingan dilakukan.
g. CHECK LIST KESELAMATAN PASIEN DI RUANG
OPERASI
Dalam melakukan tindakan operasi perlu
dilakukan nya checklist keselamatan pasein yang
meliputi sign in, time out dan sign ou. Hal pertama
yang dilakukan adalah Tanyakan nama, tanggal
lahir, jenis kelaminKonfirmasi tindakan/diagnose, no
RM dan ruangan
1) sign in
a) Pasien telah dikonfirmasikan
b) Identitas dan gelang
c) Lokasi operasi
d) Prosedur
e) Informed consent operasi
f) Lokasi operasi sudah diberi tanda
g) Mesin dan obat anestesi sudah dicek lengkap
h) Pulse oximeter sudah terpasang dan berfungsi
i) Apakah pasien mempunyai riwayat alergi
j) Kesukaran bernafas/resiko aspirasi
k) Menggunakan alat bantu
l) Resiko perdarahan lebih dari 500 ml
m) Dua akses intra vena dan rencana therapy
cairan
n) Kemdudian di tanndatangi oleh tim operasi
yang terlibat
2) Time out
a) Konfirmasi nama anggota tim dan peran
b) Dokter operator, doktter anestesi dan perawat
melakukan konfirmasi secara verbal
c) Nama pasien
d) Lokasi dimana insisi akan dibuat
e) Apakah mendapatkan antibiotic profilaksis
f) Nama obat
g) Jam diberikan (sebaiknya tidak lebih dari 30
menit sebelumnya
h) Antisipasi kejadian kritis
i) Review dokter operator langkah apa yang
akan dilakukan bila kondisi kritis, lamanya
operasi dan antisispasi kehilangan darah
j) Review dokter anestesi apakah ada hal
khusus yang diperhatikan dari pasien
k) Review perawat apakah peralatan sudah
steril/siap
l) Apakah foto RO/CT Scan/MRI sudah
ditayangkan
m) Kemudian ditandatangi oleh tim yang terlibat
operasi
3) Sign out
a) Perawat melakukan konfirmasi secara verbal
dengan tim
b) Nama prosedur tindakan bedah
c) Instrument lengkap/tidak
Gass……….lembar
jarum ………buah
d) Spesimen / jaringan telah diberi label
e) Apakah ada masalah dengan peralatan selama
operasi
f) Dokter operator, dokter anestesi dan perawat
melakukan review masalah utama apa yang
harus diperhatikan
g) Kemudian ditandatangi oleh tim yang terlibat
operasi
BAB III

DEKOMENTASI

No RM :___ ____ ____ ____ ____ _____ Diagnosa medis :________________________________

Nama pasien :_____________________________ dr. Bedah/operator:________________________________


Jenis kelamin : □L / □P
Tanggal lahir :_____/______/_____ umur______Th dr. Anesthesi :________________________________

SURGICAL SAFETY CEK- LIST / CEK-LIST KESELAMATAN PASIEN

SIGN IN ( Sebelum induksi ) jam :______WIB


Konfirmasi/ verfikasi Beri tanda (√) ket
 Identitas (nama lengkap, Tggl lahir/umur/ no RM Sudah belum
cek gelang)
 Prosedur operasi Sudah Belum
 Menandai daerah operasi / site marking sudah belum
 Mesin anestesi lengkap Sudah lengkap Belum lengkap
 Resiko kesulitan jalan napas Ada. Tidak ada
 Riwayat alergi / sebutkan jenis Ada. Tidak ada
 Resiko kehilangan darah Resiko kehilangan darah > 500 Ada. Tidak ada
cc dewasa 7cc/kg BB pada anak
 Rencana pemasangan inflan Ada. Tidak ada

Verifikasi tanggal :___________ /jam____WIB dr. Anestesi : (_______________________)

TIME OUT ( Sebelum insisi ) jam_____WIB

 Kelengkapan tim operasi sudah Belum lengkap


 Menyebutkan nama dan peran tim operasi sudah Tidak
menyebutkan
 Mengantisipasi kritis
Review doker bedah _________________________________________
Review dokter anestresi _________________________________________
Review perawat _________________________________________

 Photo radiologi terpasang Ya. tidak

 Pemberian antibiotik profilaksi 1 jam sebelum operasi


Jam _____ wib
Jenis antibiotik _______________________

 Perkiraan durasi operasi _____ jam


 Kesiapan instrument dan sirculating nurse
Ya. Tidak.
Konfirmasi kelengkapan instrument/alat Ya. Tidak.
Adanya alat/intrument tambahan Ya. Tidak.
 Berdoa sebelum insisi Ya. Tidak.

Verifikasi tanggal _____________/jam______ WIB Perawat sirkuler (_____________________)

SIGN OUT( Sebelum meninggalkan OK ) jam:_______Wib

 Verbalisasi perawat memastikan


Nama tindakan sudah belum
Kelengkapan alat sudah belum
Instrumen lengkap Tidak lengkap

Kassa lengkap Tidak lengkap


Jarum lengkap Tidak lengkap
 Pelabelan spesiment sudah belum
 Review TIM sudah belum

Verifikasi tanggal :_______________/jam_____WIB dr .Bedah/operator (_________________________)


hari :_________ Tggl: ___ / ___ /______
No.RM :___ ___ ___ ___ ___ ___
SURGICAL SAFETY CHECKLIST Nama Pasien :______________________
(CEKLIS KESELAMATAN PASIEN) Jenis Kelamin : □P / □L
Tanggal lahir : ___/____/_____ usia ___Th
Jenis Pembayaran:_____________
Diagnosa Medis:____________________ dr. Bedah/operator :__________________________ dr. Anesthesi :____________________________
SIGN IN (sebelum Induksi Anesthesi) jam____ TIME OUT (sebelum insisi ) Jam:___ SIGN OUT (sebelum meninggal OK) Jam:___
Konfirmasi / verifikasi - Kelengkapan tim operasi: □ sudah □belum Secara verbal perawat memastikan
- Identitas : □ sudah □belum - Menyebutkan nama dan peran Tim operasi secara - Nama tindakan : □Sudah □belum
- Gelang identitas : □ sudah □belum verbal : - Kelengkapan instrument : □Sudah □belum
- Prosedur operasi : □ sudah □belum □ Nama , tggl lahir (umur) dan No RM - Alat : □lengkap □tidak
- Site marking : □ sudah □belum □ Prodesur operasi - Kassa hitung : □lengkap □tidak
- SIO (surat ijin operasi) : □ sudah □belum □ Site marking/ daerah insisi - Jarum : □lengkap □tidak
- SIA (suat ijin anesthesi) : □ sudah □belum - Antisipasi peristiwa kriris - Pelabelan spesiment /PA : □Sudah □tidak
- Mesin anesthesi /obat sudah lengkap: Review bedah:__________________________ Ket:____________
□sudah □belum Review dokter anestesi:___________________ - Review tim : □Sudah □belum
- Memiliki resiko kesulitan jalan napas : Review perawat:________________________
□ Ya dan alat/ bantuan sudah tersedia - Terpasang MRI, CT-scan, Rontgen :
□ Tidak ada □ sudah □tidak Advis /intruksi fase pemulihan post operasi
- Riwayat alergi: - Antibiotik profilaksis sudah di berikan 1 jam
dr. bedah / operator
□Tidak ada sebelum nya
_________________________________________
□Ada, jenis (______________________) □ Sudah jam :____ jenis_____________
_________________________________________
- Resiko kehilangan darah > 500 cc / 7cc/kg BB pada □ Tidak di berikan
dr. anesthesi
anak - Durasi perkiraan lama operasi _____jam _________________________________________
□ Ya - Perawat insrument/scrubs nurse _________________________________________
□ Tidak □Konfirmasi kelengkapan alat Perawat
- Rencana pemasangan inflan /IUD □Perlu alat tambahan ................ _________________________________________
□ Ada - Berdoa sebelum insisi : □ya □ tidak _________________________________________
□ Tidak ada

Verifikasi :tggl :___________/jam :________ Verifikasi :tggl :___________/jam :________


Verifikasi :tggl :___________/jam :________

dr. Anesthesi : (___________________________) dr./operator: (__________________________)


Sirculating nurse: (______________________)
No.RM :__ __ __ __ __ __
Nama :___________________________
Tggl Lahir :___ / ___ /_____

ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERASI


Tgl/hari/ jam/ pengkajian : □Cyto Kamar Ok Diagnosa medis:
□elektif □1 □2
Asisten 1 : Dr bedah/operator :
Asisten 2 :
Instrumen : Dr anesthesi :
Sirculating nurse : Rencana operasi :
Penata anestesi :
Surgical hand scrubing: □ya □tidak  Tranfusi darah : No label _______gol_____jlm___cc/ labu____
Gloving: □ya □tidak Verifikasi darah : □Cros cek □cros met
Skin prerparasi: □ya □tidak  Kebidanan :
Drapping : □ya □tidak Lahir bayi :jam_____WIB PB____cm BB____ Kg / gr
Klisifikasi luka : APGAR SCORE :_________
□ bersih Pasang IUD : □ya □tidak type_______ merk ______________
□kotor
□bersih terkontaminasi
 Speciment patologi (PA) : □ya □tidak
□ infeksius
Lannya :______________________
asal jaringan_____________
Kultur : □ya □tidak jenis cairan_________/____cc
Area skin perparasi: Lainya:______________________________
□alkohol □ providon iodin □hibiscrub
 Alat pengatur posisi pasien: □rol dada □rol bahu □rol axila
□bantal □head rest □penopang kaki
 Safety Ganjal tonjolan bone: □siku □tumit □lengan □bahu
 Pasang Sabuk pengaman pasien : □ ya □tidak

 Torniqoet : □ya □tidak jam pasang _____wib jam lepas_____wib


 □tampon roll □kassa yang sengaja di tingga lkan dalam tubuh pasien
: area______ukuran____jumlah_________

 Drainase/tube :
Nama drainase ____________
Ukuran No_______Lokasi ________________

 Posisi operasai pasien:  Irigasi cairan luka


□Supine □prone □lateral kiri □lateral Jenis cairan :__________ □hangat □dingin
kanan □Lithotomy □jac knife Jumlah :_______ml

•Elektrosugical setting :____ /______ •Pasang katheter di OK


Coagulan :___ cutting :____ Jenis________ no_____Pemasang___________________
Grounding pad lokasi:___________
Surgical count Sebelum operasi Sebelum peritonium di tutup Sebelum penutupan ket
kulit
Kassa operasi
Kassa besar/big
kassa
Jarum
Instrument
Kassa x-ray
Lain – lain
 evaluasi : Post operasi
□ pembedahan dilakukan dengan teknik aseptik untuk mencegah kontaminasi silang
□ kulit utuh, tidak ada luka bakar, tidak lebam, iritasi
□ temperaratur tubuh dalam rentang yang diharapkan
□tidak terjadi ada penekanan pada saraf pasca posisi operasi
 Post operasi :□intubasi □extubasi □bangun □sadar □ gelisah
 Suhu tubuh pada saat di pindahkan : □ hangat □ dingin □ menggigil
 Pasien di pindahkan ke : □PACU □HCU/ICU □perawatan inap □langsung dirujuk

Diagnosa post operasi Nama perawat bedah

_______________________ ________________________

Anda mungkin juga menyukai