Anda di halaman 1dari 8

CORPORATE GOVERNANCE

RMK SAP 9
“INVESTOR INSTITUSIONAL, INVESTOR ASING DAN KREDITUR”

KELOMPOK 6 :

1. Ni LuhPutu Indah Anggreni 1607532066


2. A. A. IstriAgung Mahaningrum 1607532067
3. I PutuAryaJakaCakraSukerta 1607532068

PROGRAM REGULER DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
SAP 9

PERAN INVESTOR INSTITUSIONAL, INVESTOR ASING, DAN KREDITUR


& KASUS PT KALTIM PRIMA COAL

9.1 Pengertian dan Peran Investor Institusional dan Investor Asing


9.1.1 Investor Institusional
Investor intitusional merupakan investor di suatu perusahaan yang berbentuk
suatu lembaga atau berbentuk perusahaan yang teridiri dari perusahaan asuransi, lembaga
penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam, lembaga dana pensiun, maupun
lembaga investasi). Cara investor institusional untuk berperan serta dalam mendorong
penerapan GCG adalah dengan melakukan investasi yang bertanggung jawab. Investasi
yang bertanggung jawab adalah dengan membuat kebijakan hanya akan melakukan
penempatan investasi pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan GCG, dan tentu
secara konsisten menerapkan kebijakan tersebut dalam melakukan investasi. Dengan cara
ini, institusi tersebut bertanggung jawab terhadap masyarakat yang dana-nya mereka
kelola, karena dana tersebut hanya di investasikan pada perusahaan-perusahaan yang
memang dapat dipercaya, sehingga risiko hilangnya dana masyarakat karena penempatan
yang salah menjadi lebih kecil, dan di lain pihak, perusahaan yang sahamnya
diperdagangkan di bursa juga menjadi lebih memberi perhatian terhadap penerapan GCG
karena dengan menerapkan GCG secara konsisten, saham mereka menjadi lirikan
investor dan masuk dalam daftar saham yang desirable atau ingin dimiliki oleh investor,
lebih jauh hal ini akan menaikan nilai saham yang secara tidak langsung juga menaikan
nilai perusahaan.

Untuk bisa menerapkan investasi yang bertanggung jawab dibutuhkan usaha


tambahan oleh investor institusional, karena harus ada fungsi di dalam institusi tersebut
yang bertanggung jawab melakukan analisis secara berkesinambungan terhadap
penerapan GCG perusahaan-perusahaan target dengan menggunakan acuan yang benar
sebagai dasar penerapan GCG. Hal ini bukan sesuatu yang mustahil jika memang sudah
menjadi sebuah itikad dalam melakukan investasi yang bertanggungjawab dan dalam
mengelola dana masyarakat.
Sebagai contoh, CalPERS (California Public Employees Retirement System)
adalah suatu organisasi pengelola dana pensiun yang dibentuk pada tahun 1932 di
Amerika untuk mengelola manfaat pensiun dan kesehatan bagi pegawai negeri di negara
bagian California (jika melihat fungsinya, kurang lebih, bisa kita sejajarkan dengan
Taspen atau Jamsostek di Indonesia), dan saat ini memiliki lebih dari 1,3 juta anggota
dengan total dana kelolaan senilai US$ 218 milyar per Oktober 2010. CalPERS percaya
bahwa penerapan GCG akan memberikan kinerja investasi yang lebih baik, dan dalam
upaya melindungi investornya (nasabah yang dikelola dananya oleh CalPERS), maka
institusi tersebut hanya mau melakukan penempatan investasi pada perusahaan yang telah
lulus seleksi penerapan GCG. CalPERS melakukan review terhadap kinerja perusahaan
tersebut, melihat indikator pengembalian (investment return) untuk periode 1, 3 dan 5
tahun terakhir dan melakukan pembandingan dengan indeks umum dan spesifik untuk
industri terkait; kemudian CalPERS juga melakukan review terhadap indikator
governance seperti antara lain independensi dewan, mekanisme pengangkatan anggota
dewan, kompensasi eksekutif, keragaman kemampuan anggota dewan, pelaksanaan
manajemen risiko, serta isu terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan pada
perusahaan. Perusahaan yang gagal memenuhi standar penilaian, tidak akan dijadikan
target investasi; dan bukan hanya itu, CalPERS juga mengumumkan dalam websitenya
nama-nama perusahaan yang masuk dalam daftar yang lolos sensor penerapan GCG dan
nama-nama perusahaan yang dikeluarkan dari daftar tersebut karena dianggap sudah tidak
lagi menerapkan GCG; daftar ini pun diperbaharui secara berkala. Sehingga, hasil analisis
mereka bisa dilihat oleh publik, dan dapat memiliki dampak antara lain, menunjukkan
pemenuhan tanggung jawab fidusia mereka kepada para investor/nasabah yang dananya
dikelola; dan daftar tersebut dapat digunakan sebagai acuan oleh investor lain dalam
memilih perusahaan target investasi. Jika daftar tersebut digunakan sebagai acuan oleh
pihak lain, tentunya perusahaan yang masuk daftar akan senang, tapi tidak demikian
dengan perusahaan yang tidak masuk daftar atau bahkan dikeluarkan dari daftar, karena
berarti publik dapat menilai ada sesuatu yang tidak baik dalam pengelolaan perusahaan
tersebut, serta bisa mengakibatkan menurunnya harga saham di pasar.

Jadi ini saatnya bagi investor untuk melakukan investasi yang bertanggung jawab,
bukan saja hal ini merupakan refleksi dari penerapan GCG, namun juga mendorong
penerapan GCG perusahan-perusahaan di Indonesia.
9.1.2 Investor Asing
Sesuai dengan teori stakeholder, semakin banyak dan kuat posisi stakeholder,
semakin besar kecenderungan perusahaan untuk mengadaptasi diri terhadap keinginan
stakeholdernya. Hal tersebut diwujudkan dengan cara melakukan aktivitas
pertanggungjaawaban terhadap sosial dan lingkungan atas aktivitas yang dilakukan
perusahaan tersebut. Perusahaan yang berbasis asing kemungkinan memiliki stakeholder
yang lebih banyak dibanding perusahaan berbasis nasional sehingga permintaan
informasi juga lebih besar dan dituntut untuk melakukan pengungkapan yang lebih besar
juga. Sehingga peran investor asing yaitu sebagai berikut:

1) Investasi asing akan menciptakan perusahaan-perusahaan baru, memperluas pasar


atau merangsang penelitian dan pengembangan teknologi lokal yang baru.
2) Investasi asing akan meningkatkan daya saing industri ekspor, dan merangsang
ekonomi lokal melalui pasar kedua (sektor keuangan) dan ketiga (sektor
jasa/pelayanan).
3) Investasi asing akan meningkatkan pajak pendapatan dan menambah pendapatan
lokal/nasional, serta memperkuat nilai mata uang lokal untuk pembiayaan impor.
4) Pembayaran utang adalah esensial untuk melindungi keberadaan barang-barang
finansial di pasar internasional dan mengelola integritas sistem keuangan. Kedua
hal ini, sangat krusial untuk kelangsungan pembangunan.
5) Sebagian besar negara-negara Dunia Ketia tergantung pada investasi asing untuk
menyediakan kebutuhan modal bagi pembangunan karena sumberdaya-
sumberdaya lokal tidak tersedia atau tidak mencukupi.
6) Para penganjur investasi asing berargumen bahwa sekali investasi asing masuk,
maka hal itu akan menjadi batu alas bagi masuknya investasi lebih banyak lagi,
yang selanjutnya menjadi tiang yang kokoh bagi pembangunan ekonomi
keseluruhan.
9.2 Pengertian dan Peran Kreditur
Kreditur adalah pihak (perorangan, organisasi, perusahaan atau pemerintah) yang
memiliki tagihan kepada pihak lain (pihak kedua) atas properti atau layanan jasa yang
diberikannya (biasanya dalam bentuk kontrak atau perjanjian) di mana diperjanjikan
bahwa pihak kedua tersebut akan mengembalikan properti yang nilainya sama atau jasa.
Pihak kedua ini disebut sebagai peminjam atau yang berhutang. Secara singkat kreditur
dapat diartikan pihak yang memberikan kredit atau pinjaman kepada pihak lainnya.

Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk


memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Dengan semakin tinggi
leverage, yang mana akan menambahbeban untuk program corporate social responsibility
menjadi terbatas atau semakin tinggi leverage, maka semakin rendah program CSR.
Kreditur dalam hal ini contohnya adalah bank, bank harus dapat menilai apakah
perusahaan yang mengajukan permintaan kredit mampu mengembalikan pinjaman atau
tidak. Kreditur akan menolak usulan kredit dari suatu perusahaan bila informasi akuntansi
perusahaan itu meragukan atau tidak menunjukkan perkembangan yang positif.

9.3 Good Corporate Governance Dalam Pasar Modal

Corporate Governance merupakan Suatu struktur yang mengatur pola hubungan


harmonis tentang peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para
Stakeholder lainnya. Good Corporate Governance merupakan Suatu sistem pengecekan
dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi
munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
Good Corporate Governance merupakan Suatu proses yang transparan atas penentuan
tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya. Aspek penting Good
Corporate Governance yaitu :
1) Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan di antaranya
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Komisaris, dan direksi.
2) Adanya pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam
masyarakat kepada seluruh stakeholder.
3) Adanya hak-hak pemegang saham untuk mendapat informasi yang tepat dan benar
pada waktu yang diperlukan mengenai perusahaan.

4) Adanya perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama pemegang
saham minoritas dan pemegang saham asing melalui keterbukaan informasi yang
material dan relevan serta melarang penyampaian informasi untuk pihak sendiri
yang bisa menguntungkan orang dalam (insider information for insider trading).

Pada perusahaan besar dan modern, kepemilikan perusahaan biasanya dipisahkan


dari pengelolaan perusahaan. Dengan pemisahan ini kegiatan pengelolaan diharapkan
lebih fokus dengan ditangani oleh pihak yang profesional. Meskipun memberikan banyak
manfaat, pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan
masalah yang dikenal sebagai principal-agent problem. Principal-agent problemadalah
masalah yang muncul karena perbedaan informasi (asymmetric information) antara
pemegang saham (principal) sebagai pihak yang memberikan amanat dengan
manajemen (agent) sebagai pihak yang menerima amanat untuk mengelola perusahaan.
Salah satu masalah dalam principal-agent problem adalah perbedaan kepentingan antara
pemegang saham dengan manajemen. Sebagai contoh, untuk meningkatkan bonus maka
manajemen mungkin akan memoles laporan keuangannya sehingga kinerja perusahaan
tampak lebih baik dari yang sebenarnya. Apabila laporan keuangan tidak akurat maka
keputusan investasi yang diambil pemegang saham menjadi tidak tepat. Pada akhirnya
hal ini menyebabkan keinginan pemegang saham untuk memperoleh tingkat keuntungan
tertentu menjadi tidak tercapai.

9.4 Implementasi Gcg Pada Emiten dan Perusahaan Publik

Pada emiten dan perusahaan publik yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia
(BEI) memiliki fungsi Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary). Seorang sekretaris
perusahaan harus menjaga segala informasi mengenai perusahaan sebelum informasi
tersebut disampaikan ke masyarakat. Sekretaris perusahaan memiliki peranan kunci
dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance
(GCG), terutama pada perusahaan publik. Sekretaris perusahaan menjalankan fungsi
memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan keputusan di dalam perusahaan,
serta melakukan fungsi komunikasi dalam rangka membangun aset tak berwujud seperti
reputasi yang baik (goodwill) perusahaan.

Terdapat empat fungsi utama seketaris perusahaan yaitu:

1) Fungsi office of the board, yaitu memastikan ketersediaan informasi dalam


pengambilan keputusan oleh dewan komisaris dan direksi. Pengambilan
keputusan yang baik juga didukung oleh usaha sekretaris perusahaan memastikan
kehadiran peserta rapat agar kuorum dapat tercapai sehingga keputusan yang
dihasilkan legitimate (sah) dan kredibel.
2) Fungsi kepatuhan (compliance), yaitu kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
yang berlaku merupakan pondasi penting untuk menjamin implementasi GCG.
Dalam rangka menjalankan fungsi kepatuhan, sekretaris perusahaan perlu
menjalankan fungsi hubungan pemerintah (government relations) yang bertujuan
untuk menciptakan dan memelihara goodwill (kemauan baik) perusahaan di mata
regulator. Fungsi hubungan dengan pemerintah (government relations) ini harus
berada dalam koridor kepatutan dan etika bisnis.
3) Fungsi hubungan dengan investor (investor relations). Investor merupakan salah
satu pemangku kepentingan (stakeholders) strategis yang dalam proses
pengambilan keputusannya sangat dipengaruhi oleh kualitas dan ketepatan waktu
(timeliness) dari informasi yang diterimanya. Sekretaris perusahaan dapat
membantu memastikan informasi material tersampaikan kepada investor pada
waktu yang tepat.
4) fungsi komunikasi perusahaan (corporate communications). Sekretaris
perusahaan membantu pelaksanaan program strategi komunikasi perusahaan.
Interaksi yang baik antara perusahaan dengan para stakeholders akan memberi
kontribusi bagi kinerja bisnis perusahaan. Di Indonesia, para sekteraris
perusahaan tergabung dalam wadah yang bernama ICSA (Indonesia Corporate
Secetary Association).
DAFTAR PUSTAKA

http://fekool.blogspot.co.id/2016/05/corporate-governance-corporate-social.html.
Diakses pada 30 November 2017

Sutojo, Siswanto dan Alridge, E. John. 2008. Good Corporate Governance. Jakarta:
Damar Mulia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai

  • CG
    CG
    Dokumen12 halaman
    CG
    putuindah
    Belum ada peringkat
  • Sap 5
    Sap 5
    Dokumen11 halaman
    Sap 5
    putuindah
    Belum ada peringkat
  • Perior Sap 7
    Perior Sap 7
    Dokumen13 halaman
    Perior Sap 7
    Anonymous jso5GazPyP
    Belum ada peringkat
  • Sap 9 Ak Hotel
    Sap 9 Ak Hotel
    Dokumen6 halaman
    Sap 9 Ak Hotel
    Anonymous jso5GazPyP
    Belum ada peringkat
  • Perior Sap 4
    Perior Sap 4
    Dokumen10 halaman
    Perior Sap 4
    Anonymous jso5GazPyP
    Belum ada peringkat
  • Perior SAP-6-Ke
    Perior SAP-6-Ke
    Dokumen21 halaman
    Perior SAP-6-Ke
    Efri Perdana
    Belum ada peringkat
  • Perior Sap 3
    Perior Sap 3
    Dokumen12 halaman
    Perior Sap 3
    Anonymous jso5GazPyP
    Belum ada peringkat
  • Perior
    Perior
    Dokumen12 halaman
    Perior
    Anonymous jso5GazPyP
    Belum ada peringkat
  • RMK MJ Kop Sap 8 Kel.8
    RMK MJ Kop Sap 8 Kel.8
    Dokumen18 halaman
    RMK MJ Kop Sap 8 Kel.8
    Anonymous jso5GazPyP
    Belum ada peringkat
  • Sap 10
    Sap 10
    Dokumen11 halaman
    Sap 10
    Anonymous jso5GazPyP
    Belum ada peringkat
  • RMK MJ Kop Sap 8 Kel.8
    RMK MJ Kop Sap 8 Kel.8
    Dokumen8 halaman
    RMK MJ Kop Sap 8 Kel.8
    Anonymous jso5GazPyP
    Belum ada peringkat
  • RMK Sap 5 Prosedur-Audit
    RMK Sap 5 Prosedur-Audit
    Dokumen4 halaman
    RMK Sap 5 Prosedur-Audit
    mirah
    Belum ada peringkat
  • RMK Audit Indah
    RMK Audit Indah
    Dokumen5 halaman
    RMK Audit Indah
    Anonymous jso5GazPyP
    Belum ada peringkat