TAR 322-3
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI
Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016
Oleh
DEVIANI SUSANTO 2013420009 / D
VANIA SHEILA 2013420095 / D
SHANDA ANASTASIA 2013420143 / D
KATA PENGANTAR
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
BAB 1 DEFINISI................................................................................................... 5
1.1 Pendahuluan...................................................................................................5
4.1 Core..............................................................................................................32
5.1 Core..............................................................................................................39
3
5.3 Core And Facade Bearing Wall....................................................................43
6.6 Integrasi sistem struktur dengan aspek utilitas dan aspek kenyamanan......59
BAB 7 DIMENSIONERING............................................................................... 62
8.1 Kesimpulan..................................................................................................69
8.2 Saran............................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................71
4
BAB 1
DEFINISI
1.1 Pendahuluan
Struktur bangunan umum dipilih karena efisiensi penggunaan tapak yang
minimal, sedangkan didapatkan penggunaan fungsi yang besar dengan
menambahkan fungsi secara vertial, tetapi dengan tinggi bangunan yang makin
meningkat sehingga maka pada bangunan berakibat:
a) Gaya lateral meningkat
b) Dengan ketinggian tertentu goyangan (sway) meningkat, sehingga dibutuhkan
pengendalian kekakuan bangunan selain kekakuan bahan struktur.
c) Tingkat kekakuan bangunan karena sistem struktur
d) Efisiensi sistem-sistem tertentu berkaitan dengan persyaratan ruang untuk
mendapatkan kekakuan maksimum dan berat/beban minimum
Sehingga dibutuhkan pengembangan sistem-sistem baru, misalnya:
a) Bahan struktur berkekuatan tinggi baja, beton khusus.
b) Aksi komposit pada elemen struktural.
c) Teknik-teknik pengikat baru pengelasan, pembautan.
d) Perkiraan tingkah laku struktur menyeluruh dengan menggunakan komputer.
e) Pengunaan bahan konstruksi yang ringan.
f) Teknik konstruksi yang baru.
5
bangunan meningkat. Juga semakin tinggi suatau bangunan, maka dibutuhkan
fasilitas pelengkap yang lebih berkualitas dan canggih.
6
1.2.5 Sistem mekanik
Sistem mekanik yang meliputi HVAC (heat, ventilating, AC), elevator, listrik,
pemipaan dan sistem pembuangan dapat mencapai 1/3 dari harga bangunan.
Dan sistem suplai energi dapat terkonsentrasi di core mekanik.
1.2.6 Penanggulangan kebakaran
a) Masalah kebakaran merupakan bagian terpenting pada bangunan tinggi, karena:
Ketinggian bangunan menyebabkan tangga-tangga mobil pemadam
kebakaran tidak dapat menjangkau, sehingga diperlukan pengamanan dari
dalam bangunan.
Pengamanan secara menyeluruh tidak dapat dilakukan dalam waktu
singkat.
b) Bagian yang paling bahaya selain panasnya api kebakaran yaitu: efek asap dan
gas-gas beracun.
c) Sistem konstruksi bangunan harus mampu memberikan:
Kesempurnaan struktur untuk jangka waktu yang cukup lama dengan
memanfaatkan bahan-bahan tahan api, yang tidak mudah terbakar ataupun
tidak menghasilkan asap/gas beracun.
Pembatasan api untuk menangkal meluasnya api ke berbagai area.
Sistem jalur darurat yang mencukupi.
Sistem deteksi api dan asap yang efektif.
Penggunaan sprinkler-sprinkler dan ventilasi bagi asap dan udara panas.
7
b) Kemampuan penanganan/pelaksanaan dengan bahan-bahan yang baru,
mutahir/teknologi tinggi.
c) Keseluruhan pemikiran terhadap persoalan yang timbul perlu dipertimbangkan
lagi berkaitan dengan masalah pembiayaan.
8
BAB 2 ELEMEN STRUKTUR
b) Elemen bidang
Dinding : baik masif, berlubang-lubang, maupun ber-rangka, harus mampu
menahan gaya aksial dan rotasi.
Pelat lantai (slab) : baik masif, ber-rusuk-rusuk, maupun didukung oleh
rangka/balok-balok lantai harus mampu mendukung gaya-gaya yang
mengenai maupun tegak lupus pada bidang tersebut.
c) Elemen ruang
Core : mengikat bangunan menjadi satu kesatuan dan bekerja sebagai satu
unit.
9
Gambar 1.macam jenis bearing wall
c) Letak/lokasi core:
internal
perimeter
eksternal
10
d) Penataan core:
simetri
asimetri
f) Bahan core:
baja
beton
kombinasi baja beton
11
Stairs
Escalator
Capsule lift
Ducts
Fire escape
Elevator shafts (elevator cars & equipments inside them)
Elevator lobby
Staircase
Fire protected lobbies
AHU
Toilets
Ancillary rooms (pantry, space for cleaning materials)
Mechanical vertical services rises ducts (electrical power & lighting
distribution, water distribution, sewerage pipes).
Electrical vertical service riser
Gambar 2. Core digunakan pada struktur transportasi vertikal (tangga dan lift)
12
2.3.4 Elemen-elemen bangunan tingkat tinggi
Court/atrium
Lift lobby
Stairs
Escalator
Capsule lift
Core
Gambar 4. Core pada bagian tengah, bearing wall pada bagian samping
13
BAB 3 SISTEM PENYALURAN BEBAN DAN GAYA
14
3.2 Penyaluran Beban Bangunan Secara Umum
a) Sistem gabungan/komposit penyaluran beban pada struktur vertikal.
Pengumpulan
beban horizontal
dan penyaluran
beban vertikal
Bentang dua
arah (2-way
span direction)
Bentang satu
arah (1-way
span direction)
Keterangan:
A. Balok sprandel di bawah pelat lantai
B. Balok sprandel di atas pelat lantai
C. Balok sprandel pada 2 lantai
D. Panel ganda (multi-panel) berbentuk rangka sebagai balok sprandel
17
Pada bangunan beton cast-in-place kestabilan didukung oleh gaya portal sistem
lantai dan dinding yang monolitik yang bekerja sebagai kotak terhadap pengaruh
lentur.
Sangat jarang terwujud bentuk dinding geser yang massif (bebas perlubangan)
karena selalu dibutuhkan perlubangan pada bidang tersebut yang hal ini merupakan
titik perlemahan. Perlubangan tersebut digunakan sebagai jendela/pintu/koridor/jalur
fasilitas-fasilitas yang bersifat mekanik dan elektrik/listrik dan lain-lain.
18
3.4 Penerapan Penyaluran Beban pada Contoh Bangunan
3.4.1 Bentuk tipikal tower yang dikembangkan dari denah 4 persegi
Pengumpulan
beban
Dalam sistem
bentang (bay)
Dalam sistem
kantilever
Dalam sistem
bentang bebas
(free-spam)
Pengumpulan
beban
Dalam sistem
bentang (bay)
Dalam sistem
kantilever
Dalam sistem
bentang bebas
(free-spam)
19
3.4.3 Bentuk pelat tipikal sebagai pengembangan denah persegi:
Pengumpulan
beban
Dalam sistem
bentang (bay)
Dalam sistem
kantilever
Dalam sistem
bentang bebas
(free-spam)
Pengumpulan
beban
Dalam sistem
bentang (bay)
Dalam sistem
kantilever
Dalam sistem
bentang bebas
(free-spam)
20
3.5 Posisi Titik Pembebanan
Lokasi titik-titik pengumpulan beban kaitannya dengan unit bentang (bay)
21
Gambar 14, Momen pada bangunan tinggi
22
3.6.2 Sistem yang lengkap dan tambahan pada penyaluran beban angin
Elemen struktur
untuk pengikat angin
(wind-bracing):
a) Dinding-dinding
core sirkulasi
b) Dinding-dinding
luar atau partisi
23
3.6.4 Ketahanan terhadap pengaruh angin pada arah melintang dan memanjang
Berkaitan dengan denah lantai dan bidang-bidang penutup/dinding.
a) Melalui core sirkulasi
c) Melalui rangka
24
Beban seismologi
Beban meteorologi
25
3.7.1 Beban statik dan dinamik
Beban yang bersumber dari buatan manusia berasal dari pergerakan manusia
dan peralatan, gaya-gaya terikat pada struktur selama proses manufaktur dan
pembangunan. Beban diklasifikasikan dua kategori, yaitu statik dan dinamik:
a) Beban statik adalah merupakan bagian permanen dari struktur
b) Beban dinamik adalah beban-beban yang temprorer terhadap ruang atau struktur.
a) Beban mati merupakan beban statik yang ditimbulkan oleh beban setiap elemen
pada struktur, yaitu: berat elemen pendukung beban pada bangunan, lantai,
penyelesaian plafon, dinding partisi permanen, penyelesaian facade bangunan,
tangki penyimpanan air, sistem distribusi secara mekanik dan lain-lain. Estimasi
beban mati 15 – 20 % dari keseluruhan beban.
b) Beban hidup lebih bervariasi dan tidak dapat dipastikan, karena perubahannya
selain karena waktu juga sebagai fungsi dari lokasi/penempatan. Beban ini
disebut juga sebagai beban pemakai yang termasuk berat orang, perabotan, partisi
bongkar pasang, buku-buku, almari, peralatan mekanik dan industri, kendaraan
dan semua beban semi permanen atau temporer
Bagian-bagian struktural dan rentangan antara lantai dengan bagian struktural
harus dirancang untuk mendukung beban yang terdistribusi secara seragam ataupun
yang terkonsentrasi, yang menghasilkan tegangan yang lebih besar.
Kapasitas beban pada bangunan berkurang karena umur abngunan, yan
gdiakibatkan oleh beban angin, getaran, perubahan temperatur, pergeseran,
perubahan-perubahan menerus karena pengaruh lingkungan.
Sedangkan beton dan bata misalnya, makin lama akan meningkat kapasitas beban
atau dukungannya. Dari sudut struktural, pemilihan sistem struktur yang sesuai
tergantung atas 3 faktor, yaitu:
a) Beban yang akan didukung
b) Perlengkapan bahan-bahan bangunan
c) Aksi struktural: beban dialirkan melalui bagian-bagian bangunan ke tanah
26
3.7.2 Beban konstruksi:
Pada umumnya bgian-bagianstruktural dirancangan untuk menanggulangi
beban hidup dan mati, namun adakalanya dirancang jauh melebihi. Hal tersebut
dibutuhkan untuk memenuhi pembebanan saat pelaksanaan pembangunan, misalnya
adanya penimbunan bahan-bahan yang berat, pemindahan dan sebagainya. Pada
beton ”precast”, saat-saat kritisnya adalah saat cetakan panel berat tersebut diangkat
dari pencetaknya. Panel tersebut harus juga tahan terhadap proses pengangkutan-
pembangunan-kejutan-regangan saat-saat pemasangannya
27
Topologi sebagai faktor pokok tekanan angin
Tekanan angin
Turbulence (putaran angin)
Arah angin
Toleransi manusia
Persyaratan tambahan:
a) Pondasi ”pile” atau ”caisson” yang dihubungkan dengan pengikat, dengan
kemampuan terhadap tekanan/tegangan beban horisontal sebersar 10 % beban
pile terbesar.
28
b) Distribusi beban geser horisontal ke elemen sistem penahan gaya lateral harus
proporsional terhadap kekakuan elemen-elemen tersebut.
c) Momen torsi horiosntal (puntiran) yang timbul kerana perbedaan titik pusat masa
bangunan dan titik pusat kekakuan bangunan, maka elemen penahan geser harus
tahan terhadap momen torsi sebesar yang berpengaruh pada lantai (geser) dengan
titik pusat 5 % dimensi bangunan maksimal pada lantai tersebut.
d) Putaran yang disebabkan oleh angin dan gempa harus dapat ditahan oleh
bangunan. Kemampuan rangka ruang menahan momen paling tidak 25 % dari
syarat gaya seismik dari struktur keseluruhan.
e) Dan lain-lain
29
temperatur. Fasade struktur yang ”exposed” yang punya perbedaan suhu terhadap
suhu interior bangunan yang dikontrol, menyebabkan gerakan vertikal pada bidang
tepi bangunan, yaitu terjadinya kontraksi (menyusut) bila suhu menurun dan
ekspansi (memuai) saat temperatur naik.
Gerakan horisontal pada struktur lantai disebabkan oleh struktur atap yang
’exposed”, dengan adanya perbedaan suhu disekitar tepi bangunan yaitu bagian yang
exposed terhadap radiasi matahari dan bagian yang terlindung.
Posisi kolom terhadap facade bangunan menghasilkan tingkat exposed yang
beragam, yaitu:
Keterangan:
a) di dalam
b) pada garis dinding
c) sebagian exposed
d) exposed seluruhnya
30
Gambar 25. Retakan karena perbedaan suhu
Perbedaan susut dan muai antara bidang atap exposed dan lantai dibawahnya
dapat meretakkan struktur dinding pendukung batu bata atau terjadi kolom yang
membengkok (bending) pada bangunan rangka kaku (rigid)
31
BAB 4 VARIAN STRUKTUR
4.1 Core
32
b) Core tertutup
c) Core tunggal
b) Single Core ( ada 2 yaitu : off center core dan exterior core )
Off center core
Keuntungan :
- Ruang untuk jendela dan keamanan bangunan dapat
dengan leluasa digunakan tanpa terikat inti di tengah.
- Fleksibilitas dalam mengatur wilayah ruang lebih baik
- Memungkinkan untuk menyatukan wilayah menjadi
1 ruang besar ketika dibutuhkan
Kerugian :
- Beberapa masalah mengenai akses koridor mungkin terjadi
- Kurang sesuai apabila menggunakan ruang ruang pada area ujung
34
- Koridor panjang untuk akses diperlukan
- Fleksibilitas distribusi penyewaan ruang kurang karena ada beberapa area
yang menjadi kurang efektif.
c) Exterior core
Keuntungan :
- Seluruh area pada lantai bangunann dapat
dimanfaatkan untuk disewakan ke tenan
- Struktur inti tidak mempersulit fleksibilitas
denah bangunan
- Fleksibilitas maksimal dalam distribusi
wilayah maupun layout plan
Kerugian :
- Jika tenan penyewa sedang ramai, maka Gambar 29. Exterior Core
akses ke inti membutuhkan koridor panjang
yang otomatis akan mengurangi fleksibilitas pembagian wilayah
- Struktur inti akan memakan tempat pada fasad sehingga ruangan yang ada di
belakang core tidak akan mendapat pencahayaan alami.
d) Double core
Keuntungan :
- Dua struktur inti dapat diletakkan di sisi panas
bangunan ( timur dan barat ) sehingga dapat
terbentuk area buffer dan meminimalisasi
penggunaan AC
- Bukaan jendela dapat mengalir dari
utara ke selatan
- Lift , tangga maupun toilet dapat secara
otomatis
- mendapat ventilasi karena letak core di luar
Gambar 30. Double Core
- Memudahkan fleksibilitas pembagian
wilayah pada bangunan
35
Kerugian :
- Jika bangunan yang menggunakan sistem ini kecil , maka biaya yang
dikenakan akan menjadi lebih besar
4.1.2 Material
Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai core
4.1.2.1 Baja
a. Dapat memenuhi prinsip rangka “vierendeel” menahan stabilitas lateral.
b. Sistem rangka vierendeel agak lebih fleksibel, sehingga layak digunakan
pada bangunan betingkat rendah (low-rise).
c. Batang pengukuh (bracing) diagonal rangka vierendeel (rangka truss vertikal)
digunakan untuk mempertinggi tingkat kekakuan (stiffness) bangunan-
bangunan yang lebih tinggi.
d. Keuntungan core rangka baja: waktu perakitan bagian-bagian prefabrikasi
yang relatif cepat.
36
4.1.2.2 Beton
a. Membatasi ruang karena harus mendukung beban.
b. Tidak dibutuhkan pemikiran tambahan untuk mencegah bahaya kebakaran.
c. Rendahnya tingkat ke-liat-an (ductility) terdapat pada bahan beton ini sebagai
kekurangannya dalam menghadapi beban gempa.
e) Kombinasi baja beton
37
Letak shear wall ketika menjadi
pendukung pada fasad tidak harus
selalu full menutupi selubung
bangunan. Namun bisa di letakkan di
beberapa sisi karena memang
sifatkanya sebagai struktur pendukung.
Untuk bangunan yang memiliki
bentuk tidak simetris atau bangunan yang
di analisis akan terjadi torsi yg relatif
besar pada strukturnya maka core wall ini
sangat baik digunakan, dan juga pada
bangunan yang didesain memiliki lift, Gambar 33. Bearing wall pada bagian
samping bangunan
servis duck, shaft, maka struktur
core wall lebih dominan akan dipakai. Penempatan struktur core wall ini dalam
konstruksi bangunan biasanya ditempatkan pada posisi tengah bangunan, tetapi
terkadang dapat juga di posisi pinggir bangunan maupun diluar struktur bangunan
tergantung dari rencana fungsi utilitas bangunan core wall itu sendiri.
Kelebihan memakai core wall sebagai suatu struktur yaitu dapat memikul
gaya puntir (torsi), yang timbul akibat adanya eksentrisitas beban ataupun
eksentrisitas struktur. Untuk core wall beton bertulang diizinkan menggabungkan
fungsi daya dukung dengan suatu ruang tertutup, dimana kekakuan lateral yang lebih
tinggi dapat diperoleh. Di samping itu core wall dapat dibuat asimetris dan dapat
ditempatkan di dalam ataupun di luar bangunan.
38
BAB 5 REFERENSI BANGUNAN
5.1 Core
5.1.1 Capital Gate Tower, Abu Dhabi
Location
Abu Dhabi
Completion
2011
Height
165 m (540 ft)
Stories
36
Primary Use
Hotel / Office
Owner/Developer
ADNEC Group
Design Architect
RMJM
Structural Engineer
RMJM
MEP
RMJM
Project Manager
Mace Ltd; ADNEC Group
Gambar 35. Capital gate
Contractor
Al Habtoor Engineering
Enterprises
There are several innovations within the project’s design, including the dramatic
18-degree westward lean, which has earned it the title of “world’s furthest leaning man-
made tower” from the Guinness book of world records. It is the first building in the
world to use a pre-cambered core with a built-in lean of 350 millimeters that has been
39
engineered to straighten with the addition of the upper floors. It is also the first building
in the world to use vertical post-tensioning of the core to counter movement and support
stresses created by the building’s overhang.
40
• All 8,250 steel diagrid members are different thicknesses, length and orientation.
Burj Khalifa was designed by Skidmore, Owings and Merrill (SOM), who also
designed the Willis Tower and the One World Trade Center, with Hyder Consulting
chosen to be the supervising engineer with NORR Group Consultants International
Limited chosen to supervise the architecture of the project. The design of Burj
Khalifa is derived from patterning systems embodied in Islamic architecture,
incorporating cultural and historical elements particular to the region such as the
spiral minaret. The Y-shaped plan is designed for residential and hotel usage. A
buttressed core structural system is used to support the height of the building, and the
cladding system is designed to withstand Dubai's summer temperatures. A total of 57
elevators and 8 escalators are installed, with the elevators having a capacity of 12 to
14 people per cabin.
41
Structural system using structural core with
spirally “Y” shaped plan. This design helps to
reduces the wind forces on the tower, as well as
to keep the structure simple and foster
constructability. The structural system can be
described as a “buttressed core” and consist of
high performance concrete wall construction.
42
5.2 Shear Wall
5.2.1 Majestic Building Wellington , New Zealand
The site was originally occupied by the Majestic Cabaret, which operated from
1929 to 1984 and was a key venue for ballroom events in Wellington. By the time of
its closure in 1984, the Cabaret was deemed to be an earthquake risk, and demolition
began in 1987 to make way for its namesake high-rise building.
The RWE Tower in Essen is the highest building in the Ruhr area, and one of
the highest buildings in Germany. It is used by RWE AG. As it shows the cultural
and industrial change of the region, it is an important landmark in Essen. The
skyscraper was designed by Ingenhoven Architects.
43
Official Name RWE Tower
Other Names Amiens Tower, RWEGas Tower
Structure Type Building
Status Completed
Country Germany
City Dortmund
Street Address Platz von Amiens
Building Function office
Structural Material concrete
Construction Start 2003
Completion 2005
The structure itself is composite structure that grow in thiw tower building. Frame
structure shows on the interior. Shear wall also support with coumn beam frame. The
function of core is used for stair, lobby and elevator, switch room and store.
CORE STRUCTURE
45
6.1.3 Site
Bangunan ini selesai dibangun pada
bulan November 1983, bangunan ini terletak
di ujung daerah al-Manqabah Lagoon, dan
dibatasi oleh jalan King Abdul Aziz pada
bagian timur dan jalan Coniche pada bagian
barat. Akses sirkulasi utama adalah melalui
jalan King Abdul Azis.
6.1.5 Deskripsi
27 lantai menara segitiga ini
terletak di sebelah bangunan parkir 6
lantai yang memiliki denah lingkaran.
Ruang lift dan service diletakan pada
bangunan terpisah namun dijadikan
sebagai ruang penghubung antara
bangunan parkir dan bangunan utama.
Struktur utama bangunan dilakukan Gambar 46. Skylight bangunan pada lantai dasar
perulangan pada seluruh lantainya,
46
khususnya dibuat secara tipikal setiap segmen, tipikal segen terdiri dari 7 lantai,
setiap segmen pada kedua sisinya terdapat area perkantoran, dilengkapi dengan
dinding pengisi kaca serta mengarah pada inner court dalam bangunan.
Taman dalam yang ditumpuk, dikombinasi dengan eketerior tanpa jendela yang
memungkinkan untuk menghindari cahaya matahari langsung, namun mampu
memungkinkan masuknya pencahayaan alami secara tidak langsung ke dalam
bangunan.
Pada tiap lantainya terdapat segitiga void yang menerus dari lantai dasar
sampai lantai paling atas. Pada lantai dasar segitiga void difungsikan sebagai loby
utama bank. Segitiga void ini ditopang oleh tiga kolom dan ditutup oleh atap skylight
yang memungkinkan masuknya pencahayaan alami.
47
Gambar 49. Denah lantai dasar Gambar 48. Denah lantai 1
48
Gambar 54. Denah tipikal kantor 2
Gambar 53. Denah lantai VIP
49
6.2 Elemen Struktur Bangunan
BANGUNAN
TOWER UTAMA
CORE : fungsi
sebagai sirkulasi
vertical (lift)
BEARING WALL :
mencakup fungsi
utama bangunan
(bank,kantor
administrasi,kantor BANGUNAN
PARKIR
BANGUNA
N PARKIR
CORE
50
6.3 Penyaluran Beban Bangunan
6.3.1 Penyaluran Beban Gravitasional
51
Gambar 59. Penyaluran beban keseluruhan
52
Bangunan Commercial bank setinggi 27 lantai dengan didukung struktur core di
bagian samping serta bangunan parkir dalam massa terpisah di sampingnya.
CORE
BANGUNAN
PARKIR
TOWER
TOWER
– Roman
Travertine
dengan
GARAGE –
natural
sand,
aggregates
54
Selubung bangunan terkait dengan fasad yang mengelilingi bangunan serta
beberapa material interior bangunan yang berpengaruh terhadap artikulasi struktur .
55
Pada plafon mezzanine dan
beberapa lantai lainnya
menggunakan panel akustik
56
Pada lantai lantai tertentu
seperti ruang makan, plafon
menggunakan panel akustik.
57
Sejumlah 1500 staff bank didistribusikan ke dalam bangunan melalui
pembagian departemen. Ruang interior yang direncakan berdasarkan modul 60cm
dan diatur agar kantor swasta tidak diletakkan di area dinding exterior yang tertutup,
namun diletakkan pada bagian dinding yang memiliki kaca bening, bagian ini
dipisahkan dari area kerja. Perabot pada kantor khas dipilih dari standar perabot
perkantoran dan dipilih warna yang dingin dan terang memanfaatkan panel karpet
bermotif warna hijau, dinding aksen biru, putih dank rem, serta mebel kayu ek gelap.
Sistem lingkungan telah dirancang untuk merespon lingkungan ekstrim di
Jeddah, menyediakan efisiensi energy tingkat tinggi tanpa mengorbankan desain
arsitektur. Bentuk dasar bangunan adalah dinding eksterior tanpa jendela dengan
halaman teras yang ditumpuk sehingga memberikan selubung bangunan yang
melindungi dari panas dan sinar matahari langsung namun masih memungkinkan
cahaya matahari masuk ke dalam bangunan.
Dinding eksterior sendiri telah terinsulasi dan memiliki warna yang cerah
dengan pantulan matahari tingkat tinggi untuk membatasi penyerapan panas serta
memnimalkan energy dari AC pendingin.
58
Material lantai
marbel, white
pentelicon
6.6 Integrasi sistem struktur dengan aspek utilitas dan aspek kenyamanan
Ada 5 sistem mekanis utama yang dibahas dan variable sistem volume udara
muncul sebagai sistem yang mampu menyediakan tingkat tertinggi kenyamanan
penghuni dengan biaya energy yang terendah juga serta dilengkapi dengan teknologi
yang dapat di andalkan dan fleksibel. Bangunan ini diantisipasi untuk mengonsumsi
hingga 55000 Btu / ft2 / yr. jauh di bawah seharusnya bangunan kantor konvensional
apalagi di area iklim seperti ini.
59
6.6.2 Integrasi Dengan Sistem Penghawaan
Selain menggunakan penghawaan alami berupa halaman teras yang disusun,
bangunan utama juga menggunakan bantuan pendingin ruangan.
Sistem pendingin ruangan menyediakan pusat pendingin utama di penthouse
dan memiliki 750 ton chillers sebanyak 3 buah. Kipas angina di setiap lantai saling
terhubung untuk memberikan fleksibilitas dana mengoperasikannya dan untuk
mendistribusikan kapasitas ketika terjadi kerusakan pada alat.
60
6.6.5 Sistem Air Bersih
Terdapat reservoir air besar yang mampu mensuplai air sampai 5 hari dan
difungsikan penuh di bangunan. Tangki penyimanan juga difungsikan untuk
reservoir sistem proteksi terhadap kebakaran.
61
BAB 7 DIMENSIONERING
= Beban (kg)
= Penampang material
Rumus praktikal = ( × )×
= ×
Keterangan
2)
A = dimensi melintang kolom (cm 2
( 1 × 2 ) = total luasan dari lantai beban yang didukung oleh kolom (m )
1 1
=( )
P
10 12
1 1
=( )
2 3 T
62
Rumus balok anak beton
14
=( )
P
1 1
T
23
=( )
= ( 1 2)
L
Keterangan T
T = tebal dinding (cm)
( 1 × 2 ) = total luasan dari lantai beban yang didukung oleh kolom (m2)
63
7.2.1 Analisa luasan pembebanan
1. +236,5 m
2 2
5. + 54,3 m
2. +211,2 m
2 2
6. + 24,5 m
3. +211,2 m
2 2
7. + 54,3 m
2
4. +1.020,9 8. + 54,3 m
7.2.2 Analisa struktur kolom 2
9. + 14,5 m
Bangunan Pendukung
2
10. + 54,3 m
Bangunan utama
2,49 M
64
7.2.3 Analisa struktur balok
T 62,5 cm T 54 cm
P 125 cm P 107 cm
65
Pada lembar kerja didapatkan tebal plat lantai sebesar 45 cm, sehingga tebal
plat sesuai dengan hasil penggunaan rumus praktikal.
66
7.2.5.2 Bangunan pendukung (persegi panjang)
Pada perhitungan, bagian dinding penahan bagian dalam (core) diambil tebal
paling tebal sehingga didapatkan tebal core 11,9 cm, sedangkan pada dinding penahan
samping terpendek bila dihitung menurut penopangan beban didapatkan tebal 4,6 cm,
dan pada sisi terlebar didapatkan perhitungan tebal dinding 15,4 cm. Diukur dari
67
lembar kerja, didapatkan tebal dinding penahan dalam setebal 25 cm, dan dinding
penahan luar 45cm.
Perbedaan ukuran, dimana pada bagian lembar kerja didapatkan ukuran yang
lebih tebal, bisa jadi karena adanya pemikiran faktor lain yang memepengaruhi
ketebalan dinding penahan, dimungkinkan dari adanya beban tinggi dalam
penggunaan lift, serta area tunggu yang dimuati oleh orang dengan jumlah yang
banyak sehingga dibuthuhkan penebalan struktur penahan untuk dapat menahan
beban yang aman.
Perbedaan ukuran pada dinding penahan pada bagian luar, dimana pada
lembar kerja didapatkan tebal hingga 3 kali lipat dari perhitungan, penebalan pada
dinding dimungkinkan terjadi untuk menahan gaya lateral dari samping, sehingga
dibutuhkan kekuatan optimal yang cukup untuk menahan gaya tersebut, atau karena
faktor alam pada tapak bangunan yang mungkin adanya hembusan angin yang cukup
kuat, sehingga dibutuhkan ketebalan struktur yang memadai. Bisa juga disebabkan
karena dimensi bangunan yang cukup ramping dengan luas alas sebesar 14,5 x 28 m,
dengan tinggi 126 meter, maka untuk memadai kekuatan bangunan agar tidak terlalu
lemah maka dibutuhkan kekuatan dinding dengan penggunaan profil baja, karena
ukuran profil baja tertentu maka ketebalan dinding beton disesuaikan dengan profil
baja yang ada.
68
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Struktur inti dan dinding pendukung fasad biasanya menggunakan material beton.
Hal ini menyebabkan terbatasnya ketinggian lantai yang memungkinkan untuk
dibangun. Selain masalah ketinggian lantai, fleksibilitas dan ketahanan struktur terhadap
gaya lateral kurang memadai. Perilaku struktur dengan material beton dalam
menghadapi gaya lateral dapat diatas dengan perkuatan pada pondasi dan tentunya pada
struktur utama core dan dinding pendukung pada fasad. Maka dari itu material beton
dapat dikombinasi dengan tulangan baja untuk memperkuat fleksibilitas gaya tarik pada
struktur. Penggunaan bearing wall juga mempermudah maintenance karena material
beton yang perawatannya tidak terlalu susah untuk dibersihkan dibandingkan
penggunaan material kaca misalnya yang membutuhkan maintenance rutin.
Adanya penggunaan core secara terpisah memudahkan fungsi-fungsi tertentu
dalam bangunan, misalnya fungsi servis dan sirkulasi vertical dan utilitas. Selain itu,
core juga berfungsi dalam memperkuat struktur bangunan itu sendiri. Penggunaan
façade bearing wall juga mempengaruhi estetika fasad bangunan yang kurang dapat
bervariasi. Ditunjukkan adanya keterbatasan dalam mengolah fasad bangunan,
karena bearing wall cenderung tertutup dan tidak dapat menggunakan material kaca
terlalu banyak.
Jika dikaitkan dengan studi kasus bangunan National Commercial Bank di
Jeddah, Saudi Arabia, integrasi antara struktur dan bentuk bangunan segitiga sudah
sesuai dan menambah kekuatan struktur. Namun, adanya bentuk bangunan segitiga
menimbulkan ruang-ruang yang tidak terpakai dan kurang efisien sehingga
kebutuhan ruang kurang maksimal.
Dari segi fasad bangunan, National Commercial Bank sudah melakukan
eksplorasi desain yang efektif melalui adanya permainan denah lantai yang dicoak
berbeda-beda setiap lantainya. Sehingga hal ini mempengaruhi fasad bangunan yang
menjadi bervariasi. Hal ini juga memungkinkan pergerakan angin masuk melalui
adanya balkon yang dicoak pada fasad bangunan.
Ada beberapa ruang-ruang yang tidak memperoleh pencahayaan alami, karena
solid nya dinding pendukung pada fasad. Namun, hal ini sudah diatasi dengan sistem
69
utilitas yang bekerja secara maksimal namun tetap hemat energi dan ramah
lingkungan.
8.2 Saran
Sebaiknya, ada salah satu sisi fasad bearing wall yang tidak full solid namun
diberikan perlubangan untuk memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan alami.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abel, Council on Tall Buildings and Urban Habitat. (2000). Retrieved from
http://technicalpapers.ctbuh.org.
Ali, M. M., & Awal, M. R. (n.d.). Report on High Rise. Dept. of Architecture
Primeasia University, Dhaka.
Juwana, J. S. (2004). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santelli, S. (1989). 1989 Technical Review. The Aga Khan Award for Architecture.
Schueller, W. (1989). High-Rise Building Stryctures. (T. Surjaman, Ed., & J. Hakim,
Trans.) Bandung: PT Eresco.
Shrivastava, T., Rai, P. A., & Bajpai, P. K. (2015). Effectiveness of Shear Wall-
Frame Structur Subjected to Wind Loading in Multi-Storey Building.
International Journal of Computational Engineering Research (IJCR),
05(02), 20-28.
71