Anda di halaman 1dari 5

INDONESIA KAYA, INDONESIA JAYA

Oleh : Khistiara Ningsih/10C

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504
pulau yang berjajar dari Sabang di sebelah barat sampai Merauke di sebelah
timur, serta dari Miangas di sebelah utara sampai Pulau Rote di sebelah
selatan. Nusantara, begitulah sebutan untuknya di masa kolonial Belanda
sekitar empat abad silam. Dari ribuan pulau tersebut, 6000 diantaranya
belum berpenghuni. Dan uniknya, masih banyak pulau kecil di Indonesia
yang belum mempunyai nama.

Negara yang 70% wilayahnya didominasi oleh perairan ini memiliki


kekayaan yang melimpah. Letak astronomisnya yang terletak pada 6°LU-
11°LS dan 95°BT-141°BT menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Hal ini
mengakibatkan musim di Indonesia dipengaruhi oleh angin muson barat
yang menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan pada bulan Oktober-
April dan angin muson timur yang menyebabkan Indonesia mengalami
musim kemarau pada bulan April-Oktober. Banyaknya intensitas curah hujan
dan penyinaran matahari yang tersedia sepanjang tahun menyebabkan tanah
Indonesia menjadi sangat subur. Kondisi tersebut dapat menunjang
perkembangan komoditas pertanian dan perkebunan yang berpotensi untuk
meningkatkan kuantitas ekspor Indonesia. Berikut beberapa fakta mengenai
potensi sumber daya alam Indonesia yang telah mendunia :

 Indonesia menempati peringkat satu dalam produk pertanian,


yaitu cengkeh (cloves) dan pala (nutmeg), serta nomor dua dalam
produk karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah
(Crude Palm Oil).
 Indonesia adalah pengekspor kayu lapis terbesar di dunia, yaitu
sekitar 80% di pasar dunia.
 Indonesia memiliki biodiversity anggrek terbesar di dunia.
Enam ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (anggrek macan
atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil
(Taeniophyllum), termasuk anggrek hitam yang langka dan hanya
terdapat di Papua.
 Sejak tahun 2006, Indonesia telah menjadi produsen minyak sawit
terbesar di dunia dengan hasil produksi pada tahun 2006 yang
mampu mencapai 16 juta ton pertahun. Bersama dengan Malaysia,
Indonesia menguasai hampir 90% produksi minyak sawit dunia.

Didorong dengan posisi geografis Indonesia yang terletak diantara dua


benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, posisi Indonesia sangat
strategis untuk jalur perdagangan internasional yang memungkinkan proses
ekspor impor dari komoditas pertanian dan perkebunan tersebut.

Membahas kekayaan Indonesia yang lain, Indonesia juga merupakan


surganya bahan tambang. Bayangkan! Hampir setiap daerah di Indonesia
memiliki potensi barang tambang, baik barang tambang vital maupun barang
tambang strategis. Sebagai salah satu contohnya adalah PT. Freeport
McMoran Indonesia (Freeport). Aktivitas pertambangan di Papua yang
dimulai sejak tahun 1967 tersebut hingga saat ini telah berlangsung selama
48 tahun. Selama ini, kegiatan bisnis dan ekonomi Freeport di Papua telah
mencetak keuntungan finansial yang sangat besar bagi perusahaan asing
tersebut, namun belum memberikan manfaat optimal bagi negara Indonesia,
Papua, dan masyarakat lokal di sekitar wilayah pertambangan.

Dari tahun ke tahun, Freeport terus mereguk keuntungan dari tambang emas,
perak, dan tembaga terbesar di dunia. Para petinggi Freeport terus
mendapatkan fasilitas, tunjangan dan keuntungan yang besarnya mencapai
satu juta kali lipat pendapatan tahunan penduduk Timika, Papua. Kondisi
wilayah Timika bagai api dalam sekam, tidak ada kondisi stabil yang
menjamin masa depan penduduk Papua.

Suatu berita mengejutkan soal PT Freeport Indonesia. Kabarnya, perusahaan


tambang raksasa itu dilaporkan secara diam-diam memproduksi serta
mengekspor zat kimia mematikan dan paling dicari dunia barat, yakni
uranium yang merupakan bahan dasar reaktor nuklir dan senjata nuklir.
Tindakan PT. Freeport Indonesia yang telah melenceng jauh dari kontrak
karyanya ini, bukan merupakan hal yang baru, pasalnya perusahaan raksasa
ini hanya diketahui menambang tembaga, sedangkan emas, batu bara dan
bahan tambang non migas lainnya baru diketahui publik pada tahun 1990-an.

Kejadian tersebut terulang kembali dengan dilakukannya penambangan


uranium tanpa sepengetahuan pemerintah dan publik Papua. Hal ini
membuat DPRP marah, pasalnya dari hasil tambang yang dikeruk
perusahaan raksasa dunia itu, pemerintah dan rakyat Papua hanya kebagian
Rp30 miliar.

Tak kalah dengan potensi sumber daya alamnya, Indonesia memiliki suku,
adat, dan kebudayaan yang beragam. Keramahan merupakan salah satu ciri
khas dari penduduk Indonesia yang telah dikenal banyak penduduk
mancanegara. Dan sebagai salah satu contoh kebudayaan Indonesia yang
mendunia ialah “batik”. Keanggunan dan kekhasan corak yang dimilikinya
telah banyak membuat mata dan peminat fashion budaya terpesona
karenanya. Batik sudah ada sejak kerajaan jaman dulu di Indonesia, dimana
dulu batik merupakan kesenian/kerajinan kebudayaan keluarga kerajaan,
terutama di Pulau Jawa. Selain itu seorang desainer, Nusjirwan Tirtaamidjaja
(Iwan Tirta) karya-karya batiknya disukai dan dipakai oleh beberapa kepala
Negara seperti Ratu Elizabeth II, Ratu Sophie dari Spanyol, Ratu Juliana dari
Belanda, bahkan Bill Clinton. Tanggal 2 Oktober 1999, batik Indonesia secara
resmi diakui UNESCO dengan dimasukkan ke dalam Daftar Representatif
sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the
Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-
Pemerintah (Fourth Session of the Intergovernmental Committee) tentang
Warisan Budaya Tak-benda di Abu Dhabi.

Batik, sejak diakui dunia sebagai warisan dunia sejak empat tahun lalu, terus
berkembang. Dunia fashion kini malah sering menggunakan motif batik
dalam koleksi terbaru mereka. Selain itu, beberapa selebriti dunia juga
menjadikan batik sebagai salah satu style fashion mereka.
Ironisnya, dari kekayaan-kekayaan yang telah terurai tadi, sampai saat ini
Indonesia masih berada dalam tahap negara berkembang. Indonesia tidak
termasuk dalam 10 negara terkaya di dunia versi Majalah Forbes. Forbes
memeringkat negara tersebut berdasarkan perhitungan PDB perkapita dari
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). Hal
tersebut sangat ironis dengan kayanya sumber daya alam yang dimiliki
Indonesia. Pemasalahan yang menghambat kemajuan bangsa ini masih
banyak yang belum dapat terselesaikan, terutama dalam hal kualitas sumber
daya manusia. Terbukti dalam Indeks Pembangunan Manusia, Indonesia
menempati peringkat ke-124 atau turun 16 poin dari posisi sebelumnya dari
178 negara.

Masyarakat Indonesia masih kurang produktif dan kurang kreatif dalam


mengolah sumber daya alam yang bergelimpang di negerinya. Contoh
nyatanya adalah mengenai produksi tambang PT. Freeport di Papua tadi yang
seharusnya dapat memberikan pemasukan yang besar bagi keuangan negara,
namun kenyataannya masyarakat kita belum mampu memanajemen sendiri
pertambangan tersebut. Malah, perusahaan asing lah yang mendapatkan
keuntungan berlipat ganda. Hal tersebut mengesankan bahwa sebenarnya
negara kita ini masih mengalami penjajahan. Selain itu, rakyat dan
pemerintah kurang bekerja sama dalam menyosialisasikan dan
mengembangkan dari potensi-potensi yang dimiliki Indonesia, baik sumber
daya alam maupun kebudayaannya. Faktanya, Indonesia telah sering
mengalami kehilangan hak yang seharusnya dimilikinya. Contohnya adalah
perdebatan mengenai kepemilikan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan antara
Indonesia dan Malaysia yang akhirnya menghasilkan keputusan bahwa
kedua pulau tersebut merupakan bagian dari Malaysia. Sama halnya dengan
perdebatan mengenai Lagu Rasa Sayange yang akhirnya juga diklaim oleh
Malaysia.

Dengan adanya permasalahan tersebut, diperlukan pencarian solusi agar


kendala tersebut dapat terselesaikan. Karena permasalahan yang sering
muncul berasal dari warga masyarakat, maka yang harus lebih diutamakan
adalah upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pengembangan
sumber daya manusia di Indonesia dapat dilakukan melalui tiga jalur, yaitu
melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karir di tempat kerja. Hal
ini penting dilakukan karena peningkatan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa dalam
pergaulan internasional.

Kesimpulannya, Indonesia di mata dunia menuai eksposisi kebaikan serta


keburukannya dalam aspek politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, maupun
dalam sistem pemerintahannya. Untuk menjadikan Indonesia lebih berharga
dan istimewa di mata dunia, diperlukan peningkatan sumber daya manusia
yang harus dilaksanakan bersama antara masyarakat dan pemerintah
dengan sinergi yang harmonis. Dengan begitu, jika kerjasama tersebut
berjalan dengan baik dan bersifat kontinuitas, takkan mustahil Indonesia
akan terwujud sebagai “The Next New Industrialized Country”, dan bahkan
tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat menjadi negara maju di dunia.

Daftar Pustaka :

http://www.axxyc.com/forum/36-Rekor-Terhebat-di-Miliki-Indonesia

http://www.kompasiana.com/hamdimochmad/indonesia-di-mata-
dunia_550e3c33813311b52cbc6205

http://kabarnet.wordpress.com/

http://id.wikipedia.org/

Anda mungkin juga menyukai