Anda di halaman 1dari 132

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAPORAN DEMOGRAFI

PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT DENGAN


MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL
BASIC.NET DI RUMAH SAKIT
IMMANUEL BANDUNG

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV
Program Studi Informatika Rekam Medis

Disusun Oleh :
FAJAR JALALUDIN
NPM. 11.403.153

POLITEKNIK

PIKSI GANESHA BANDUNG

2015
ABSTRAK

FAJAR JALALUDIN
NPM 11.403.153
Informatika Rekam Medis

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAPORAN DEMOGRAFI


INSTALASI GAWAT DARURAT DENGAN MENGGUNAKAN
MICROSOFT VISUAL BASIC.NET DI RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG

Skripsi: 142 Halaman

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi pelaporan


demografi instalasi gawat darurat dengan menggunakan Microsoft Visual
Basic.NET di Rumah Sakit Immanuel Bandung.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara observasi,
wawancara, dan dilengkapi dengan kajian pustaka yang memiliki hubungan erat
dengan pokok permasalahan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan permasalahan sebagai
berikut: masih banyaknya data demografi pasien yang tidak akurat pada saat
pelaporan, Proses pelaporan masih dilakukan secara manual walaupun ada
program yang masih kurang sempurna.
Adapun saran yang diberikan untuk mengatasi masalah adalah 1) pada saat
penginputan petugas harus lebih teliti, 2) melakukan sosialisasi mengenai cara
pengisian yang benar, 3) merancangkan suatu software yang lebih mudah di
mengerti bagi petugas dalam penginputan dan pelaporan demografi pasien.

Kata kunci: Peloporan Demografi Pasien IGD, Visual Basic.NET


ABSTRACT

FAJAR JALALUDIN
NPM 11.403.153
Informatics Medical Record

EMERGENCY ROOM REPORTING DEMOGRAPHIC INFORMATION


SYSTEM DESIGN IN MICROSOFT VISUAL BASIC.NET USAGE AT
RUMAH SAKIT IMMANUELL BANDUNG

Skripsi: 140 Pages

This study attempted design systems demographic information reporting of


emergency room using visual basic.NET at Rumah Sakit Immanuel Bandung.
Data collection techniques used observations, interviews with the medical
record staffs that was on duty and completed by literate study that had close
relationship with subject matter.
From the research found the problem as follow : still the number of
demographic data of patients that was not accurate reporting at the time. The
process of reporting was still done manually even the program still less than
perfect.
The suggestion was given address the problem of was (1). at the time
officers must input more accurately; (2).Socializing about the way the filling was
right:(3).Devising a software was more easily understanding for officers and
reporting patient entering in demographic.

Keywords : Demographic Reporting Of Emergency Room Visual Basic.NET


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kesehatan merupakan salah satu aspek yang paling penting penunjang

jalannya kehidupan manusia, karena dengan kesehatan yang baik manusia

dapat melakukan segala hal untuk menjalankan kehidupan ini. Berbagai cara

dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat

kesehatan yang optimal dapat diukur dengan peningkatan minat untuk

memperoleh pelayanan kesehatan, untuk itu sarana pelayanan kesehatan

dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional,sarana

pelayanan kesehatan dalam hal ini adlah rumah sakit.

Rumah sakit adalah suatu sarana kesehatan yang berfungsi untuk

melakuakan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya

kesehatan penunjang dengan tetap memperhatikan fungsi sosial. Disamping

itu rumah sakit juga dapat dipergunakan untuk kepentingan pendidikan

pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu pengaetahuan dan teknologi

Menurut UU RI No.44 tahun 2009 Rumah Sakit adalah “institusi pelayanan

kesehatan bagi masyarakat dengan karakterristik tersendiri yang dipengaruhi

oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan

pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”


Fungsi rumah sakit itu sendiri adalah tempat menyelenggarakan pelayanan

pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayan rumah

sakit, peemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang paripurna tingkat kedua

dan ketiga sesuai kebutuhan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam

pemberian pelayana kesehatan, penyelenggaraan penelitian dan

pengembangan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan

pelayan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

Rumah sakit merupakan bagian dari kelanjutan perwujudan dari

peningkatan kesehatan, dengan salah satu diantara kegiatannya adalah

memberikan pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan derajat kesehatan

yang optimal bagi seluruh masyarakat perlu disertai dengan adanya

peningkatan mutu pelayanan kesehatan, peningkatan kesehatan disertai adanya

sarana penunjang yang memadai, salah satu dianataranya melalui

penyelenggaraan rekam medis pada setiap penyelenggaraan pelayanan

kesehatan, agar masyarakat merasa puas dengan mendapatkan pelayanan yang

maksinal.

Agar penyelenggarann Rekam Medis dapat berjalan dengan baik, maka

menteri kesehatan mengeluarkan Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008

tentang rekam medis, menyatakan bahwa rekam medis adalah berkas yang

berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pemerintahan maupun

swasta.
Rekam Medis adalah catatan kronologis yang tidak disangsikan

kebenarannya tentang pertolongan, perawatan, pengobatan seorang pasien

selama mendapatkan pelayanan rumah sakit. Pengadilan dapat diyakinkan

bahwa rekam medis tidak dapat disangkal kebenaranya dan dapat dipercaya

oleh karena itu keseluruhan atau sebagian dari informasi dapat dijadikan bukti

yang memenuhi persyaratan, maka dari itu rumah sakit harus membinadan

mengolah rekam medisnya dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada.

Instalasi Gawat darurat (IGD) adalah suatu unit intergal dalam satu rumah

sakit dimana semua pengalamana pasien yang pernah datang ke IGD tersebut

akan dapat menjadi pengaruh yang besar bagi masyarakat tentang bagaimana

gambaran rumah sakit itu sebenarnya. Fungsinya adalah untuk menerima

pasien, menstabilkan dan mengatur pasien yang menunjukan gejala yang

bervariasi serta juga kondisi-kondisi yang sifatnya tidak gawat darurat.

Pasien yang masuk ke IGD tetntunya akan melalui beberapa prosedur

pendaftaran di bagian rekam medis yang mengolah data pasien atau berkas

yang berisikan informasi tetntang identitas pasien, anamnese, penentuan fisik

laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medikyang diberikan

kepada pasien dan pengobatan fisik yang dirawat inap, rawat jalan maupun

yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Rekam medis digunakan sebagai

acuan pasien selanjutnya,terutama pada saat pasien itu berobat kembali

(Hatta,2008). Rekam Medis pasien hatus siap apabila pasien berobat kembali.

Rekam medis merupakan bagian penting dari seluruh pelayanan kepada

pasien, mulai saat kunjung pertama hingga kunjungan-kunjungan

berikutnya.Sebagai informasi tertulis tentang perawatan kesehatan pasien


rekam medis digunakan dalam pengolahan dan perencanaan fasilitas dan

pelayanan kesehatan, juga digunakan untuk penelitian medis dan unyk

kegiatan statistik pelayanan kesehatan.

Tenaga kesehatan akan sulit dalam melakukan tindakan atau terapi

sebelum mengetahui sejarah penyakit, tindakan atau terapi yang pernah

diberikan kepada pasien yang terdapat di dalam berkas rekam medis. Hal

penting dalam berkas rekam medis adalah ketersediaannya saat dibutuhkan

dan kelengkapan pengisiannya.

Kelengkapan pengisian berkas rekam medis oleh tenaga kesehatan akan

memudahkan tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau terapi

kepada pasien. Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam medis

dalam pengolahan data yang kemudian akan menjadi informasi yang berguna

bagi pihak manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk

pengembangan pelayanan kesehatan.

Penulis melakukan penelitian Laporan Semester di Rumah Sakit Immanuel

Bandung (RSI),kemudian dari pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa

jumlah pasien IGD RSI cukup signifikan. Banyaknya jumlah pasien tersebut

tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan pada saat

pengisian/penginputan data demografi pasien pada berkas rekam medis

sehingga mempengaruhi pelaporan demografi di rumah sakit.

Dari uraian di atas, penulis ingin melakukan tinjauan lebih lanjut mengenai

ketepatan pengisian formulir identitas demografi pasien IGD di Rumah Sakit

Immanuel bandung karena ketepatan pengisian tersebut akan berimbas pada

pelaporan rumah sakit, sehingga penulis mengambil judul penelitian untuk


Skripsi ini yaitu “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAPORAN

DEMOGRAFI PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT DENGAN

MENGGUNAKAN VISUAL BASIC.NET DI RUMAH SAKIT

IMMANUEL BANDUNG”
1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka pokok

permasalahannya adalah bagaimana sistem informasi pelaporan demogrfi

pasien Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung

1.3 Pertanyaan Penelitian

Dari pokok permasalahan diatas dapat dibuat suatu pertanyaan penelitian,

yaitu :

A. Bagaimana pelaksanaan laporan demografi pasien instalasi gawat darurat

di Rumah Sakit Immanuel Bandung ?

B. Apakah yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan sistem informasi

laporan demografi pasien instalasi gawat darurat di rumah sakit immanuel

Bandung?

C. Apa saja upaya yang sudah dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Immanuel

Bandung dalam menanggulangi beberapa permasalahan yang ada ?

D. Bagaimana perancangan sistem informasi pelaporan demografi pasien

instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung ?

1.4 Tujuan dan Kegunaan Laporan


A. Tujuan Laporan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui secara umum sistem pelaporan demografi pasien

instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang

sedang berjalan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengelolaan sistem pelaporan diunit rekam medis

Rumah Sakit Immanuel Bandung.

b. Untuk mengetahui permasalahan yang timbul pada pelaksanaan

pelaporan demografi pasien instalasi gawat darurat di Rumah Sakit

Immanuel Bandung.

c. Untuk mengetahui upaya Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam

menanggulangi permasalahan yang ada.

A. Manfaat Laporan

1. Bagi Mahasiswa

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan penulis tentang

rekam medis, sebagaimana yang telah diperolehselama mengikuti

perkuliahan dan mampu menerapkan di lapangan kerja, khusus

mengenai laporan.

2. Bagi Rumah Sakit

Laporan ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran

dalam pelaksanaan rekam medis, sehingga dunia rekam medis

berkembang dan pelaksanaannya khusus mengenai ketepatan


pengisian identitas demografi pasien IGD,untuk menunjang

Pelaporan Demografi di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

3. Bagi Akademik

Menambah bahan kepustakaan dan pengajaran agar mempu

meningkatkan mutu program pendidikan Rekam Medis dan

Informasi Kesehatan.

1.5 Ruang Lingkup / Batasan Analisis Permasalahan

Mengingat luasnya permasalahan serta keterbatasan waktu yang tersedia

maka dalam penyusunan skripsi ini penulis membatasi masalah penulisan agar

lebih terarah dan tidak melebar dengan membahas masalah pada sistem

informasi pelaporan demografi pasien instalasi gawat darurat.

1.6 Metode Penelitian

Dalam upaya untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam menyusun

skripsi ini, maka penulis menggunakan beberapa cara yaitu :

A. Observasi

Yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati dan meninjau

secara langsung dibagian unit rekam medis Rumah Sakit Immanuel

Bandung sejak tanggal 23 Oktober 2014 hingga 23 Desember 2014

B. Wawancara

Yaitu cara pengumpulan data dengan menanyakan pertanyaan yang telah

disiapkan langsung kepala objek wawancara yaitu kepada bagian rekam

medis dan petugas rekam medis di Rumah Sakit Immanuel Bandung.


C. Studi Pustaka

Yaitu cara pengumpulan data dengan membaca buku dan bahan-bahan

lainnya yang berhubungan langsung dengan judul penulisan skripsi yang

akan digunakan sebagai salah satu landasan untuk memecahkan suatu

maslaah.

D. Pengembangan Sitem Informasi

Yaitu suatu proses pengaplikasian tekmologi informasi untuk suatu tujuan

atau menyelesaikan suatu masalah. Dalam hal ini penulis memilih model

Linear Sequential Model model proses ini sering disebut Waterfall atau

Clasic Life Cycle Model. Model Sequential Model menyarankan

pendekatan yang sistematis dan sekuensial dalam pengembangan

perangkat lunak yang dimulai pada level sitem dan bergerak maju tahap

analisi desain,coding,testing dan support.

1.7 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat Praktek Kerja Lapangan. Praktek Kerja

Lapanagan yang dilakukan di mulai tanggal 23 Oktober 2014 samapai 23

Desember 2014. Praktek dilakukan di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

Tabel 1.1

No Kegiatan PKL Tanggal 23 Oktober-23 Desember 2014


1 Filling Berkas Rawat Jalan
2 Pendaftaran IGD

Sumber Penulis
1.8 Sistematika Penulisan Penelitian

Penulisan Skripsi ini tersusun dalam beberapa bab, yang masing-masing

dari sub bab dengan uraian sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, pokok

permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori tentang konsep, analsa dan

perancangan, teori tentang aplikasi atau masalah yang dibahas.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab inimenjelaskan tentang Teknik Pengumpulan Data, dan

Metode Pengembangan Perangkat Lunak.

BAB VI : ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini menjelaskan tinjauan organisasi, uraian prtosedur dan

kesimpulan analisis.

BAB V : PERANCANAGN SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang perancanagn sistem yang diusulkan

dengan menggunakan data flowchart diagram.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini menjelaskan tenatang kesimpulan dan sarana dari

permasalahan tersebut.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

A. Konsep Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis

profesional yang terorganisir serta kedokteran yang permanen

menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang

berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita

oleh pasien (Rustiyato, 2010:27)

Berdasarkan UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

menyebutkan bahwa rumah sakit adalah “institusi pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna (meliputi promotif, preventif, kuratif Idan

Irehabulitatif) dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

dan gawat darurat”

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut UU republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna

adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif

dan rehabulatif.

Berdasarkan UUD Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, rumah

sakit umum mempunyai fungsi :


a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan.

d. Penyelenggaraaan penelitian dan pengembanagan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

3. Jenis Rumah Sakit Secara Umum

Menurut UU Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang

rumah sakit, rumah sakitdapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan

pengelolaannya :

1. Berdasarkan jenis pelayanan

a. Rumah Sakit Umum

Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis

penyakit.

b. Rumah Sakit Khusus

Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis

penyakit tertemtu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,

organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.

2. Berdasarkan pengeloloaan
a. Rumah sakit Publik

Dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah dan badan

hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit publik yang dikelola

pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan

berdasarkan pengelolaan badan layanan umum atau badan

layanan umum daerah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

b. Rumah Sakit Privat

Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang

berbentuk perseroan terbatas atau persero.

4. Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah Sakit berdasarkan sifat pelayanannya menurut Permenkes

Republik Indonesia NOMOR 340/MENKES/PER/III/2010, dapat

dikelompokan sebgai berikut :

a. Rumah Sakit Umum

Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit.

Rumah sakit umum dari klasifikasinya menurut Permekes

340/MENKES/XI/2010 dibagi menjadi empat kelas, meliputi :

1) Kelas A ( Permenkes 340/MENKES/SK/XI/2010, pasal 6)

Rumah sakit umum kelas A harus mempunyai fasilitas dan

kemampuan Pelayanan Medik paling sedikit 4 pelayanan

medis, 12 Pelayanan Medik Spesialis lain dan 13 Pelayanan

Medik Sub Spesialis.


2) Kelas B ( Permenkes 340/MENKES/SK/XI/2010, pasal 10)

Rumah sakit umum kelas B harus mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 Pelayan

Medik Spesialis Dasar, 4 Spesialis Penunjang Medik. 8

Pelayanan Medik Spesialis Lainnyan dan 2 Pelayanan

Medik Sub spesialis Dasar

3) Kelas C

Rumah sakit umum kelas C harus mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik paling sedkit 2 Pelayanan

Medik Spesialis Dasar.

4) Kelas D

Rumah sakit umum kelas D harus mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayan medik paling sedikit 2 Pelayan Medik

Spesialis Dasar.

b. Rumah Sakit Khusus ( Permenkes 340/MENKES/SK/XI/2010,

Pasal 23)

Rumah sakit khusu adalah Rumah Sakit yang memberikan

pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu

berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis

penyakit.

Jenis rumah sakit khusus anatara lain Rumah Sakit khusus antara

Rumah Sakit Khusus ibu dan anak, Kantung, Kanker, Orthopedi,

Paru, Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit


Infeksi, Bersalin, Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga

Hidung Tenggorokan, Bedah, Ginjal, Kulit dan Kelamin.

c. Berdasrkan fasilitas dan kemampuan pelayanan menurut (

Permenkes 340/MENKES/SK/XI/2010, Pasal 24) Rumah Sakit

Khusu diklasifikasikan menjadi :

1) Rumah Sakit Khusu Kelas A;

2) Rumah Sakit Khusu Kelas B;

3) Rumah Sakit Khusu Kelas C;

B. Konsep Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

Pengertian rekam medis menurut Permenkes

No.269/Mekes/Per/III/2008 tentang rekam medis :

“Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien”.

Menurut dirjen Yanmed (2006;11) rekam medis adalah keterangan

baik yang tertulis yang terekam tentang identitas, anamnesa,

pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosis serta segala pelayanan dan

tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik

yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan

gawat darurat.

Dengan melihat kedua pengertian diatas dapat dikatakan bahwa

suatu berkas rekam medis mempunyai arti yang lebih luas daripada
hanya sekedar catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah

memuat segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan

dijadikan dasar untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.

2. Falsafah Rekam Medis

Menurut Dirjen Yanmed (1997:6) falsafah rekam medis mengandung

nilai-nilai ALFRED AIR yaitu :

Administration

Legal

Financial

Riset

Education

Documentation

Akurat

Informatif

Respomsibility

3. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

Tujuan Rekam Medis menurut Dirjen Yanmed (2006:13) adalah

untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya

peningkatan kesehatan di rumah sakit.

Kegunaan rekam medis menurut dirjen Yanmed (2006:13) dapat

dilihat dari beberapa aspek antara lain:

a. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena

isinnya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung

jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan

pelayanan medis

b. Aspek Medis

Suatu berkas medis mempunyai nilai medis. Karena catatan

tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada pasien

dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu

pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen risiko klinis

serta keamnan/keselamatan pasien dan kendali biaya.

c. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

keadilan dalm rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan

bahan tanda bukti untuk menegakan keadilan.

d. Aspek keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan, karena

isinya mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan

sebagai aspek keuangan.

e. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena

isinya mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan


sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di

bidang kesehatan.

f. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan , karena

isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan

kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada

pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau

referensi pengajaran dibidang profesi pendidikan kesehatan.

g. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena

isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan

dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawabkan dan laporan

rumah sakit.

4. Proses Pengelolaan Rekam Medis

a. Assembling

Menurut Dirjen Yanmed (1997 : 59 ) mengemukakan

Assembling adalah “Penataan yang ada dalam Rekam Medis”,

secara garis besar kegiatan assembling terbagi dalam dua kegiatan

yaitu :

1. Assembling sebelum rekam medis dipakai atau persiapan yaitu

kegiatan merakit, menyusun formulir-formulir rekam medis


yang kosong dan menyimpannya ke sampul rekam medis,

sehingga rekam medis tersebut siap dipergunakan.

2. Assembling setelah rekam medis dipergunakan baik dari rawat

jalan, rawat inap, maupun IGD, yaitu menyusun kembali

formulir rekam medis sesuai dengan urutannya, merapihkan

dan memperbaiki cover formulir rekam medisnya, kemudian

dilakukan pemeriksaan kelengkapan pengisian rekam medis,

sehingga diharapkan rekam medis disimpan sudah dalam

keadaan lengkap dan rapi serta siap dipakai apabila akan

digunakan lagi.

b. Coding

Menurut Dirjen Yanmed ( 1997 : 60 ) mengemukakan

bahwa “ coding adalah pemberian penetapan kode dengan

menggunakan huruf atau angka atau kombinasi huruf dalam rangka

yang mewakili komponen data”.

c. Indexsing

Menurut Dirjen Yanmed ( 1997 : 61 ) mengemukakan

bahwa “ indexing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode

yang sudah dibuat kedalam indeks-indeks ( dapat menggunakan

kartu indeks atau komputerisasi )

d. Penyimpana Rekam Medis

Menurut Dirjen Yanmed (2006:35) ketentuan pokokyang harus

ditaati di tempat penyimpanan adalah :


a. Tidak satapun rekam medis boleh keluar dari ruangan

rekam medis tanpa kartu permintaan/ kartu keluar.

Peraturan ini tidak hanya berlaku bagi orang-orang diluar

rekam medis tetapi juga bagi orang-orang rekam medis.

b. Seorang yang menerima/meminjam rekam medis

berkewajiban untuk mengembalikan dalam keadaan baik

dan tepat pada waktunya. Harus dibuat ketentuan berapa

lama jangka waktu satu rekam medis diperbolehkan tidak

berada ditempat rak penyimpanan.

c. Rekam medis tidak diberikan diambil dari rumah sakit

kecuali permintaan pengadilan.

d. Dokter-dokter ataua pegawai rumah sakit yang dibawa ke

ruang kerjanya selama jam kerja, tetapi semua rekam

medisnya harus dikembalikan ke ruang rekam medis pada

akhir jam kerja.

e. Pelaporan

Menurut Dirjen Yanmed (1997 : 82 ) mengemukakan

bahwa “Pelaporan adalah setiap tulisan yang berisi hasil

pengolahan data informasi”.

Laporan juga merupakan alat komunikasi yang didalamnya

terdapat beberapa kesimpulan dan rekomendasi dari fakta-fakta

atau keadaan-keadaan yang telah terselidiki.

5. Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis


Dasar Hukum Penyelenggaraaan rekam Medis Yang menjadi dasar

hukum penyelenggaraan rekam medis diantaranya adalah :

a. Undang-Undang RI No.29 Tahun 2004 pasal 47 ayat (2) tentang

Praktik Kedokteran.

b. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan.

c. Undang-Undang RI N0.44 tahun 2009 tentang rumah Sakit.

d. Peraturan Menteri Kesehatan No 269/Menkes/Per/III/2008/tentang

Rekam Medis/

e. Peraturan pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

Bab II pasal 2.

f. Kep.Menkes RI No.081/Birhup/1972 yang menyatakan agara

semua rumah sakit diharuskan mengerjakan medical record dan

reporting hospitaly statistic.

g. Pedoman Penyelenggaraan rekam Medis

h. Standar operating prosedur atau Prosedur tetap.

6. Isi Rekam Medis

Menurut ( Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008, pasal 3),

data-data yang harus dimasukan dalam Medical Record dibedakan

untuk pasien yang akan diperiksa di unit rawat jalan, rawat inap, dan

instalasi gawat darurat. Setiap pelayanan apakah itu di rawat jalan,

rawat inap, dan gawat darurat dapat membuat rekam medis dengan

data-data sebagai berikut :


a. Rekam Medis pasien Rawat jalan ( Permenkes

No.269/MENKES/PER/III/2008, pasal 3 ayat (1)

Data pasien rawat jalan yang dimasukan dalam medical record

sekurang-kurangnya anatara lain :

1) Identitas Pasien

2) Tanggal dan waktu

3) Anamnesis ( sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit)

4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis

5) Diagnosa

6) Rencana penatalaksanaan

7) Pengobatan dan atau tindakan

8) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik

10) Persetujuan tindakan bila perlu

b. Rekam Medis Pasien Rawat Inap ( Permenkes

No.269/MENKES/PER/III/2008, pasal 3 ayat (2) )

Data pasien rawat inap yang dimasukan dalam medical record

sekurang-kurangnya anatra lain :

1) Indentitas pasien

2) Tanggal dan waktu

3) Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit)

4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis

5) Diagnosa

6) Rencana penatalaksanaan / TP ( Treatment Planning )


7) Pengobatan dan atau tindakan

8) Persetujuan tindakan bila perlu

9) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan

10) Ringkasan pulang ( discharge summary )

11) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atay tenaga

kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

12) Pelayanan lain yang telah diberikan pelayanan kesehatan

13) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik

c. Rekam Medis Pasien Instalasi Gawat Darurat

No.269/MENKES/PER/III/2008, pasal 3 ayat (3) ).

Data pasien Instalasi Gawat darurat yang dimasukan dalam

medical record sekurang-kurangnya anatara lain :

1) Identitas pasien

2) Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan

3) Identitas pengantar pasien

4) Tanggal dan waktu

5) Hasil anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat

penyakit)

6) Diagnosis

7) Pengobatan dan tindakan

8) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan

unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut

9) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga

kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan


10) Sarana transportasi yang digunkan bagi pasien yang kan di

pindahkan ke sarana pelayan kesehatan lain

11) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

Khusus isi rekam medis pasien akibat bencana maka di tambahkan

1) Jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan

2) Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal

3) Identitas orang yang menemukana pasien

7. Pengertian Instalasi Gawat Darurat

Menurut Azwar (2010 : 84) pelayanan gawat darurat adalah bagian

dari pelayanan kedokteran yang di butuhkan oleh penderita dalam

waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan

yang menyelenggarakannya pelayanan gawat darurat disebut dengen

nama Unit Gawat Darurat. Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan

unit yang sangat penting dan paling sibuk di rumah sakit. Sebagai unit

pertama yang menangani pasien dalam keadaan darurat. IGD dituntut

memberikan pelayanan ekstra dibandingkan unit-unit lainnya baik

dalam hal ketersediaan teanaga medis maupun ketersediaan peralatan

obat-obatan. Adapun tenaga medis yang dibutuhkan di unit ini adalah

dokter dan perawat, namun pekerjaan perawat lebih banyak

dibandingkan dokter sehingga kuantitas perawat lebih banyak

dibutuhkan pada unit ini.

C. Statistik dan Pelaporan Rumah Sakit


Menurut Direktoral Jendral Bina Pelayanan Medis (2006:65)

Pelaporan Rumah Sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan

untuk dapat menghasilkan laporan secara tepat dan akurat yang secara

garis besar jenis pelaporan rumah sakit dapat dibedakan menjadi dua

kelompok :

1. Laporan Intern Rumah Sakit

Laporan intern rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit

Jenis Laporan tersebut meliputi :

a. Pasien masuk rumah sakit, diklasifikasikan menjadi :

1) Pasien Umum

2) Pasien Kebidanan

3) Pasien Anak

4) Bayi lahir di rumah sakit

5) Bayi kiriman dari luar

b. Pasien keluar rumah sakit, diklasifikasikan menjadi

1) Pasien Umum

2) Pasien Kebidanan

3) Pasien Anak

4) Bayi lahir di rumah sakit

5) Bayi kiriman dari luar

c. Pasien keluar rumah sakit, diklasifikasikan menjadi :

1) Pasien Umum

2) Pasien meninggal kurang dari 48 jam

3) Pasien meninggal lebih dari 48 jam


4) Pasien DOA

5) Net Death Rate (NDR)

6) Gross Death Rate (GDR)

7) Maternal Death Rate (MDR)

d. Lamanya pasien dirawat, diklasifikasikan menjadi :

1) Pasien Umum

2) Pasein Kebidanan

3) Pasien Anak

4) Bayi lahir di rumah sakit

5) Bayi kiriman dari luar

e. Hari Perawatan pasien (HP), diklasifikasikan menjadi :

1) Pasien Umum

2) Pasien Kebidanan

3) Pasien Anak

4) Bayi lahir di rumah sakit

5) Bayi kiriman dari luar

f. Persentasi pemakaian tempat tidur (BOR), diklasifikasikan

menjadi:

1) Pasien Umum

2) Pasien Kebidanan

3) Pasien Anak

4) Bayi lahir di rumah sakit

5) Bayi kiriman dari luar

g. Kegitan persalinan, diklasifikasikan menjadi :


1) Latar Belakang Kepala

2) Vacun Ektrasi

3) Seksio Sesarea

4) Forcep

5) DLL

h. Kegiatan pembedahan dan tindakan medik lain, diklasifikasikan

menjadi :

1) Operasi Besar

2) Operasi Sedang

i. Kegiatan Rawat Jalan meliputi :

1) Laporan penunjangpasien

2) Laporan kunjungan pasien

3) Laporan konsultasi

4) Laporan kegiatan konsultasi

5) Laporan kegiatan keluarga berencana

6) Laporan kegiatan penunjang medis

Sensus harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pemberian

pelaporan rumah sakit yang kegiatannya mulai dari jam 00.00

s/d 24.00 setiap harinya.

2. Laporan Ekstern Rumah Sakit

Laporan esktern rumah sakit ditunjukan kepada Direktorat Jendral

Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI ( DIRJEN

YANMED ), dinas kesehatan kabupaten/kota. Pelaporan ekstern rumah


sakit dibuat sesuai dengan kebutuhan Departemen Kesehatan RI,

menurut Dirjen Yanmed (2006:68) yang meliputi :

a. Data Kegiatan Rumah Sakit (RL. 1)

b. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit (RL.2a)

c. Data keadaan Pasien Morbiditas Pasien Rawat Inap Survailans

Terpadu Rumah Sakit (RL. 2a.1)

d. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit

(RL.2b)

e. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Survailans Terpadu

Rumah Sakit (RL.2b.1)

f. Data Status imunisasi (RL.2c)

g. Data Individual Pasien Rawat Inap Terdiri dari :

h. Pasien Umum (RL. 2.1)

i. Pasien Obstetri (RL.2.2)

j. Pasien Baru Lahir/Lahir Mati (RL.2.3) Data Dasar Rumah Sakit

(RL.3)

k. Data ketenagaan Rumah Sakit (RL.4)

l. Data Ketenagaan Individual Rumah Sakit ( RS Vertikal Depkes)

(RL.4a)

m. Data Peralatan Medik Rumah Sakit (RL.5)

n. Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan (RL.5)

o. Data Inveksi Nosokomial Rumah Sakit (RL.6)

3. Periode Laporan Ekstern Rumah Sakit menurut Dirjen Yanmed

(2006:69) adalah sebagai berikut :


a. Data Kegiatan Rumah Sakit

Laporan ini dibuat setiap triwulanberdasarkan catatan harian yang

dikomplikasikan setiap bulan, dan dilaporkan kepada Dirjen

Yanmed, Dinas Kesehatan Provinsi, kabupaten/Kota.

b. Data Kesehatan Morbiditas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit

(RL.2a)

Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian yang

dikomplikasi setiap tanggal 15 pada bulan keempat kepada Dirjen

Yanmed, dinas kesehatan Provinsi,Kabupaten/Kota.

c. Data Kesehatan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit

(RL.2a)

Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatanharian yang

dikomplikasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada

bulan keempat kepada Dirjen Yanmed Kesehatan

Provinsi,Kabupaten/Kota.

d. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Survailans Terpadu

Rumah Sakit (RL.2a.1)

Laporan ini dibuat setiap setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal

15 pada bulan berikutnya dan hanya dilaporkan untuk. Diluar

Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan Setempat)

e. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Survailans Terpadu

Rumah Sakit (RL.2b.1)


Laporan ini dibuat setiap setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal

15 pada bulan berikutnya dan hanya dilaporkan untuk. Diluar

Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan Setempat)

f. Data Status Imunisasi

Laporan ini dibuat setiap setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal

15 pada bulan berikutnya dan hanya dilaporkan untuk. Diluar

Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan Setempat)

g. Data Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap Pasien Umum

(RL.2.1)

Laporan ini dibuat setiap setiap triwulan dengan pengambilan

sampling 10 hari setiap tanggal 1 s/d 10 setiap bulan februari, mei,

agustus, dan november, serta dilaporkan setiap tanggal 25 bulan

sampling dan hanya dilaporkan untuk Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan setempat)

h. Data Individual Pasien Rawat Inap Pasien Obstetri (RL.2.2)

Laporan ini dibuat setiap setiap triwulan dengan pengambilan

sampling 10 hari setiap tanggal 1 s/d 10 setiap bulan februari, mei,

agustus, dan november, serta dilaporkan setiap tanggal 25 bulan

sampling dan hanya dilaporkan untuk Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan setempat)

i. Data Individual Pasien Rawat Inap Pasien Bayi Baru Lahir/Lahir

Mati (RL.2.3)

Laporan ini dibuat setiap setiap triwulan dengan pengambilan

sampling 10 hari setiap tanggal 1 s/d 10 setiap bulan februari, mei,


agustus, dan november, serta dilaporkan setiap tanggal 25 bulan

sampling dan hanya dilaporkan untuk Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan setempat)

j. Data Dasar Rumah Sakit (RL.3)

Laporan data rumah sakit ini dilaporkan satu kali dalam satu tahun

sesuai dengan keadaan pada tanggal 31 Desember setiap tahunnya,

serta dilaporkan setiap tanggal 15 Januari, dan dilaporkan pada

Dirjen Yanmed, Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota.

k. Data ketenagaan Rumah Sakit (RL.4)

Formulir RL 4 dibuat satu kali dalam setahun, dan yang dilaporkan

sesuai dengan keadaan pada tanggal 30 Juni dan tanggal 31

Desember, serta dilaporkan setiap tanggal 15 Juli dan 15 Januari

kepada Dirjen Yanmed, Dinas Kesehatan

Provinsi,Kabupaten/Kota.

l. Data Individual Ketenagaan Rumah Sakit (RL.4a)

Formulir RL 4a hanya untuk rumah sakit vertikasl Depkes dibuat

satu kalio dalam setahun data yang dilaporkan sesuai dengan

keadaan pada tanggal 31 Desmber serta dilaporkan setiap tanggal

15 Januari kepada Dirjen Yanmed.

m. Data Peralatan Medik Rumah Sakit (RL.5)

Laporan data peralatan medik rumah sakit ini dibuat satu kali

dalam setahun data yang laporkan sesuai dengan keadaan pada

tanggal 31 Desember serta dilaporkan setiap tanggal 15 Januari

kepada Dirjen Yanmed


n. Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan (RL.5)

Data kegiatan kesehatan lingkungan ini di buat satu kali dalam

setahun data yang dilaporkan sesuai dengan keadaan pada tanggal

31 Desember serta dilaporkan setiap tanggal 15 Januari kepada

Dirjen Yanmed, Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota.

o. Data Infeksi Nosokomial Rumah Sakit (RL.6)

Data infeksi Nosokomial rumah sakit dibuat satu kali dalam

setahun data yang di laporkan sesuai dengan keadaan pada tanggal

31 Desember serta dilaporkan setiap tanggal 15 Januari kepada

Dirjen Yanmed, Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota.

4. Saluran Pengiriman Laporan

Menurut Dirjen Yanmed (2006:71) laporan dibuat rangkap 6

kecuali laporan yang bersifat individual dibuat rangkap dua. Laporan

asli dikirim ke Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik, sub bagian

data dan informasi Dep.Kes.RI sedang merangkap ke dua dan

seterusnya dikirim kepada :

a. Dinas Kesehatan Provinsi

b. Dinas Kesehatan Kabupaten

c. Direktur Rumah Sakit

D. Pelaporan SIRS Revisi VI

Sifat pelaporan SIRS sebagai mana dimaksud pada PEMENKES

RI NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011 ditetapkan oleh Direktorat


Jendral Bina Upaya Kesehatan. Fprmulir laporan SIRS terdiri dari lima

Rekapitulasi Laporan (RL), diantaranya :

1. RL 1 berisikan Data dasar Rumah Sakit yang di laporkan setiap waktu

apabila terdapat perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data

ini dapat dikatakan yang bersifat terbarukan setiap saat (update).

2. RL 2 berisikan data keterangan yang dilaporkan periodik setiap tahun.

3. RL 3 berisikan data kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan

periodik setiap tahun.

4. RL 4 berisikam data morbiditas / mortalitas pasien yang dilaporkan

pada setiap tahunnya.

5. RL 5 yang merupakan data bulanan yang dilaporkan secara periodik

setiap bulan berisikan data kunjungan dan data 10 besar penyakit.

E. Konsep Demografi Pasien Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

Immanuel Bandung

1. Pengertian Instalasi Gawat Darurat

Menurut McCain (Hatta, 2010 : 109) rekam medis gawat

darurat dalam fasilitas rawat jalan, terdapat gawat darurat yang

bertugas menerima pasien yang membutuhkan perawatan segera

dan korban kecelakaan. Penekanan pada Unit Gawat Darurat

adalah menolong pasien secepatnya demi menyelamatkan nyawa .

oleh karna itu sering kali data atau informasi dalam rekam medis

gawat darurat kurang diperhatikan kelengkapannya. Kegiatan Unit

Gawat Darurat :
a. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat

b. Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus

yang membutuhkan pelayanan rawat inap intensif.

c. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat.

Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 isi

rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya

memuat :

a. Identitas Pasien

b. Tanggal dan Waktu

c. Hasil Anamnase, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit

d. Diagnosis

e. Rencana Penatalaksanaan

f. Pengobatan dan Tindakan

g. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Medik

h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

i. Untuk pasien kasus Gigi dilenkapi dengan Odontogram klinik

j. Persetujuan tindakan bila diperlukan

2. Standar Pelayanan Gawat Darurat

Menurut Farida et al. (2011 : 49) Unit Gawat Darurat harus

dapat memberikan pelayanan gawat darurat dengan standat yang

tinggi kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan

dipimpin serta diintegrasikan dengan bagian dan instalansi rumah

sakit lainnya.
Keriterian pelayanan gawat darurat yaitu :

a. Pelayanan harus diselenggarakan selama 24 jam

b. Pelayanan pasien yang tidak darurat boleh mengganggu

pelayanan pasien gawat darurat.

c. Unit gawat darurat harus membatasi diri dalam pelayanan

gawat darurat saja, perawatan selanjutnya diatur dibagian atau

tempat lain.

d. Unit gawat darurat menyelenggarakan pendidikan pelatihan

penanggulangan keadaan gawat darurat untuk perawat atau

pegawai rumah sakit dan masyarakat sekitarnya.

e. Penelitian yang berhubungan dengan fungsi unit gawat darurat

dan kesehatan masyarakat yang harus diselenggarakan.

F. Demografi

Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Kata

demografi berasal dari bahasa yunani yang berarti Demmos adalah rakyat

atau pendudukan dan Grafieen adalah menulis. Jadi demografi adalah

tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau pendudukan.

Donald J Borge (dasar-dasar demografi 1981) memberikan definisi

demografi sebagai berikut :

Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara yang statistik dan

matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan

perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya lima kompo


nen demografi yaitu kelahiran kematian, perkawin, migrasi dan morbilitas

sosial.

G. Perancangan Sistem dan Informasi

1. Pengertian Perancangan

Perancangan adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip

dengan tujuan untuk menginformasikan hasil analisis kedalam bentuk

yang memudahkan oengimplementasian.

2. Prinsip Perancanagan

a. Hasil perancangan harus dapat dirunut dari model analisisnya (

perancangan harus konsisten dengan hasil analisis )

b. Perancangan harus memperkecil perbedaan anatara perangkat

lunak yang dihasilkan dengan problem nyatanya.

c. Perancangan harus dapat mengakomodasikan perubahan.

d. Perancangan bukan coding dan coding bukan perancangan.

e. Perancangan harus memperkecil kesalahan konseptual ( semantic )

3. Pengertian Sitem

Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait

dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan

kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai

menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan (Kristanto, 2008:1)

Pengertian lain tentang sistem menurut Sutanta (2003:4) secara

umum sistem dapat didefinisikan sebagai :

“sekumpulan hal kegiatan atau elemen atau subsitem yang saling


bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu
ssehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi
guna mencapai satu tujuan”

Menurut Edhy Sutanta (2003 : 4-6) Suatu sistem mempunyai

karakteristiksebagai berikut :

1. Mempunyai komponene (components)

komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian

penyusun sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata atau

abstrak. Komponen sistem disebut sebagai subsistem, dapat berupa

orang, benda, hal atau kejadian yang terlibat di dalam sistem.

2. Mempunyai batas (boundary)

Batas sistem diperlukan untuk meembedakan satu sistem dengan

sistem yang lain. Tanpa adanya batasan sistem, maka sangat sulit

untuk menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan memberikan

batasan scope tinjauan terhadap sistem.

3. Mempunyai lingkungan (environment)

Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar

sistem. Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun

merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan

selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem.

Sedangkan lingkungan yang merugikan akan diupayakan agar

mempunyai pengaruh seminimal mungkin.

4. Mempunyai penghubung/ antar muka (interface) antar komponen

penghubung antar komponen merupakan sistem, yaitu segala

sesuatu uang bertugas menjabatani hubungan antar komponen

dalam sistem. Penghubung merupakan sarana yang memungkinkan


setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam

rangka menjalankan fungsi masing-masing komponen.

5. Mempunyai masukan (input)

Masukan merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang

perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah

lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna. Dalam

sistem informasi manajemen, masukan disebut sebagai data.

6. Mempunyai pengolahan (processing)

Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran

utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang

berguna bagi para pemakainya.

7. Mempunyai keluaran (output)

Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagaia

macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen

pengolahan.

8. Mempunyai sasaran (objective) dan tujuan (goal)

Setiap lomponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja

sama dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan

sistem. Sasaran berbeda dengan ttujuan. Sasaran sistem adalah apa

yang ingin dicapai oleh sistem dalam jangka waktu yang relative

pendek. Sedangkan tujuan merupakan kondisi akhir yang ingin

dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang panjang. Dalam hal

ini sasaran merupakan hasil pada setiap tahap tertentu yang

mendukung upaya pencapaian tujuan.


9. Mempunyai kendali (control)

Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar setiap

bekerja sesuai peran dan fungsinya masing-masing. Hal ini bisa

dilakukan jika ada bagian uang berperan menjaganya, yaitu bagian

kendali. Dengan peran utamanya adalah menjaga agar proses

dalam sistem dapat berlangsung normal sesuai batasan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

10. Mempunyai umpan balik (feedback)

Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali, sistem untuk

mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan

pengendaliannya kedalam kondisi normal

Masukan/Keluaran Proses Garis Lurus

Mulai Akhir Dokumen/File Relationship

Gambar 2.1 Simbol Dasar Pada Sistem

Sumber : Sutanta (2010:5)

4. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem adalah salah satu cara yang dapat dipakai untuk

memecahkan masalah Menurut Rustiyanto (2010:102) pendekatan

sistem dapat dipakai pada saat :


1. Adanhya fungsi dalam bentuk keseluruhannya yang ingin

dipelajari.

2. Keadaan yang bersifat komplek dan terasa rumit.

3. Banyak permasalahan yang ditangani.

4. Banyak tujuan bagian-bagian terkait yang mempunyai potensi

untuk bertentangan.

5. Langkah-Langkah Pendekatan Sistem

Langkah-langkah pendekatan sistem, diataranya :

a. Analisa sistem

Langkah-langkahnya :

1. Penetapan yang akan dipakai.

2. Penetapan langkah-langkah yang akan ditempuh.

3. Pengumpulan data dan fakta tentang sistem yang dipelajari.

4. Pengkajian data.

5. Penyusunan deskripsi sistem.

6. Pengenalan identifikasi dan perumusan masalah sistem.

b. Perancangan sistem

Secara konseptual dapat memecahkan masalah dengan optimal.

Langkah-langkahnya :

1. Penetapan tujuan.

2. Spesifikasi beberpa alternatif, mekanisme dan prosedur,

proses, feedback untuk merubah input dan output.

3. Manajemen sistem. Langkah-langkahmya :

1) Membentuk tim
2) Mempelajari sistem informasi pada saat ini.

3) Menetapkan tujuan SIM.

4) Evaluasi alaternatif rancanagan sistem informasi.

5) Evaluasi alternatif perlengkapan sistem.

6) Analisis biaya yang diusulkan.

7) Siapkan langkah penerapn.

8) Tinjauan ulang sistem informasi tiap tahun.

6. Komponen-Komponen Sistem

Komponen sistem terdiri dari :

a. Input

1. Komponen penggerak.

2. Pemberi tenaga.

3. Tergantung pada sasaran sistem.

b. Proses

1. Aktivitas untuk mentransformasi input menjadi output.

2. Proses transformasi anatar komponen.

c. Output

1. Hasil operasi.

2. Menjadi tujuan dari sistem.

d. Fedback (umpan Balik)

Output yang dikirim kembali sebagai input selanjutnya

dimasukan dalam proses.

Gambar 2.2 Komponen-Komponen Sistem


INPUT PROSES OUTPUT

FEED BACK

Sumber : Riustiyanto (2010 : 103)

7. Pengertian Data

Data dapat didefinisikan sebagai bahan keterangan tentang

kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan dalam

sekelompok lambing tertentu yang tidak acak yang menunjukan

jumlah, tindakan atau hal (Suatanta, 2003 : 9).

Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah

sesuatu yang terjadi pada saat tertentu didalam dunia bisnis adalah

perubahan dari suatu nilai uang disebut transaksi.

Gambar 2.3 Pemprosesan Data

Penyimpanan Data

Prosesing Penyimpanan
Penyimpanan
Data Data

Sumber : (Subardi, 2005 : 16)


8. Pengertian Informasi

Informasi didefinisikan “merupakan hasil pengolahan data

sehingga bentuk yang penting bagi penerimnya dan mempunyai

kegunaan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan yang dapat

dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak

langsung pada saat mendatang”. (Sutanta 2003 : 10)

Istilah data dan informasi sering digunakan secara

bergantian ada yang menyebut data, padahal informasi, sebaliknya

ada yang menyebut informasi padahal itu data. Gordon B. Davis

menjelaskan kaitannya data dengan informasi dalam bentuk

definisi sebagai berikut “Informasi adalah data yang telah diproses

ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan

mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau

keptusan mendatang “sumber dari informasi adalah data. Data

merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum.

9. Faktor yang Mempengaruhu Informasi

a. Fungsi

1) Menambah pengetahuan.

2) Mengurangi ketidakpastian.

3) Mengurangi resiko kegagalan.

4) Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan.


5) Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan

keputusan-keptusan yang menetukan pencapaian sarana dan

tujuan.

b. Biaya

1) Biaya perangkat keras.

2) Biaya analisis, perancangan, dan pelaksanaan sistem.

3) Biaya tempat dan lingkungan.

4) Biaya perubahan.

5) Biaya operasi.

c. Nilai

1) Kemudahan dalam memperoleh.

2) Sifat luas dan kelengkapannya.

3) Ketelitian.

4) Kecocokan dengan pengguna.

5) Ketepatan waktu.

6) Kejelasan.

7) Fleksibilitas.

8) Dapat dibuktikan.

9) Tidak ada prasangka.

d. Mutu informasi

1) Metode pengumpulan data pengukuran yang tidak tepat.

2) Tidak dapat mengikuti prosedur pengelohan yang benar.

3) Hilang / tidak terolahnya sebagian data.

4) Pemeriksaan / pencatatan data yang salah.


5) Dokumen induk yang salah.

6) Kesalahan yang dilakukan secara sengaja,

10. Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah seperangkat komponen yang saling

berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses,

menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung

pembuatan keputusan dalam organisasi.(Sutanta, 2003 : 6).

11. Aktivitas Pada Sistem Informasi

a. Input

b. Unit pengolah.

c. Output

d. Untit penyimpanan.

12. Pengertian Sistem Inforomasi Rumah Sakit

Sistem informasi rumah sakit adalah sistem yang mampu

melakukan intergritas dan komuniukasi akliran informasi baik di

dalam maupun diluar rumah sakit (Kusumadewi, 2010 : 5). Sistem

informasi ini meliputi : sistem rekam medis elektronik, sistem

informasi farmasi, dan sistem informasi keperawatan.

13. Basis Data dan Sistem Manajemen Basisdata

Basis data adalah “kumpulan data yang dapat digambarkan

sebagai aktifitas dari stu atau lebih organisasi yang berelasi”.

(Kristanto, 2008:79).

Manajemen Sistem Basis Data (Database Management System-

DMBS) adalah “ perangkat lunak yang didesain untuk membantu


dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah

besar”. (Kristanto, 2008:79).

a. Keunggulan DBMS

1) Pengendalian terhadap redundasi data.

2) Konsistensi data.

3) Informasi yang lebih banyak yang dapat dibentuk dari data

tersimpan yang sama.

4) Pemakaian bersama data.

5) Peningkatan intergritas data.

6) Pemaksaan terhadap standar.

7) Skala ekonomi.

8) Penyeimbang kebutuhan-kebutuhan sumber daya yang

terbatas.

9) Peningkatan pengaksesan dan daya tanggap data.

10) Peningkatan produktivitas.

11) Peningkatan pemeliharaan lewat ketidak bergantungan data.

12) Peningkatan konkurensi.

13) Peningkatan layanan backup dan pemulihan data.

b. Kelemahan DBMS

1) Kompleksitas yang tinggi.

2) Ukuran perangkat lunak yang besar.

3) Ongkos sistem manajemen basisdata untuk pengadaan

operasi dan perawatan.


4) Penambahan ongkos-ongkos perangkat keras untuk

menjalaankan DBMS.

5) Kinerja yang rendah bila tidak mampu menggunakan

dengan bagus.

6) Dampak yang tinggi bila terdapat kegagalan.

14. Flowchart

1. Definisi flowchart

Menurut ladjamudin (2005:263), Flowchart adalah

“bagian-bagaian yang mempunyai arus menggambarkan

langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.

2. Macam-Macam Flowchart

Menurut ladjamudin (2005:263) ada dua macam Flowchart

yang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu :

a. Sistem Flowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam

sistem dengan menunjukan alat media input,output, serta

jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

b. Program flowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan intruksi yang

digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan

maslaah dalam suatu program.

3. Simbol-Simbol Flowchart
Menurut ladjamudin (2005:266) simbol-simbol pada

flowchart yang digunakan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,

yaitu :

a. Flow Direction Symbol (Simbol Penghubung/alur)

Simbol yang digunkaan untuk menghubungkan

anatara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol

ini disebut juga conecting line. Simbol-simbol tersebut

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Simbol Penghubung Alur Flowchart

No Simbol Arti

1 Simbol Arus/Flow
Untuk menyatakan jalannya arus
suatu proses.

2 Simbol Communication Link


Untuk menyatakan bahwa adanya
transisi suatu data/informasi dari
suatu lokasi ke lokasi lainnya.
3 Simbol connector
Untuk menyatakan sambungan dari
satu proses ke proses lainnya dalam
halaman/lembar yang sama.
4 Simbol Offline Connector
Untuk menyatakan sambungan dari
satu proses ke proses lainnya dalam
halaman/lembar yang berbeda.

Sumber : ladjadjsmuddin (2005:266)

b. Processing Symbols (Simbol Proses)

Simbol yang menunjukan jenis pengolahan dalam

suatu proses/prosedur. Simbol tersebut yaitu :

Tabel 2.2

Simbol proses Flowchart

No Simbol Arti

1 Simbol Offline Connector


Untuk menyatakan hubungan dari satu
proses ke proses lainnya dalam
halaman/lembar yang berbeda
2 Simbol Manual
Untuk menyatakan suatu tindakan (proses)
yang tidak dilakukan oleh komputer.

3 Simbol Decision/logika
Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu
yang akan menghasilkan dua kemungkinan
jawaban ya/tidak.

4 Simbol Predefined Process


Untuk menyatakan penyediaan tempat
penyimpanan suatu pengolahan untuk
memberi harga awal.
5 Simbol Terminal
Untuk menyatakan permulaan atau akhir
suatu program

6 Simbol Keying Operation


Untuk menyatakan segala jenis operasi yang
diproses dengan menggunakan suatu mesin
yang mempunyai keyboard.
7 Simbol Offline Storage
Untuk menunjukan bahwa data dalam
simbol ini akan disimpan ke suatu media
tertentu.
8 Simbol Manual input
Untuk memasukan data secara manual
dengan menggunakan keyboard

Sumber Ladjamuddin (2005:267)

c. Input Output Symbol (Simbol Masuk-keluar)

Simbol yang menunjukan jenis peralatan yang

digunakan sebagai medis input ataua output. Simbol

tersebut yaitu :

Tabel 2.3 Simbol Input-Output Flowchart

No Simbol Arti

1 Simbol Input-Output
Untuk menyatakan proses input dan
output tanpa tergantung dengan jenis
peralatannya.
2 Simbol Punched Card
Untuk menyatakan input berasal dari
kartu atau output ditulis ke kartu

3 Simbol magnetik-tape unit


Untuk menyatakan input berasal dari
pita magnetic atau output disimpan ke
pita magnetic

4 Simbol Disk Storage


Untuk menyatakan input berasal dari
disk atau output disimpan ke disk.

5 Simbol Document
Untuk mencetak laporan ke printer

6 Simbol Diplay
Untuk menytakan peralatan output yang
digunkan berupa layar (video,komputer)

Sumber Ladjamuddin (2005:269)

4. Kaidah-Kaidah Pembuatan Flowchart

Dalam pembuatan flowchart tidak d rumus atau kaidah

baku yang bersifat mutlak. Karena Flowchart merupakan

gambaran hasil pemikiran dalam menganalisa suatu masalah

dengan komputer, sehingga Flowchart yang dihasilkan dapat

bervariasi antara satu pemograman dengan pemograman

lainnya. Menurut Ladjamuddin (2005:268) secara garis

besarnya, setiap pengolahan alur Flowchart digambarkan

sebagai berikut
Gambar 2.4 Alur Flowchart

Input Proses Output

Sumber ladjamuddin (2005:269)

15. Data Flow Diagram (DFD)

1. Definisi DFD

Menurut Ladjamuddin (2005:64) data Flow diagram

merupakan “Model dari sistem untuk menggambarkan

pembagian sistem ke modul yang lebih kecil”.

2. Macam-Macam DFD

Menurut Ladjamuddin (2005:64) terdapat macam-macam DFD

dilihat dari tingkatan levelnya, yaitu :

1. Diagram koteks

Diagram konteks adalah “diagram yang terdiri dari suatu

proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem”.

Diagram konteks merupakan Level tertinggi.

2. Diagram nol/Zero (Overview Diagram)

Diagram nol disebut juga diagram level 1, yaitu “diagram

yang menggambarkan proses dari fakta data flow diagram”.


Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh

mengenai sistem yang ditangani, menunjukan tentang

fungsi-fungsi utama. Aliran data dan eskternal entity.

3. Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah “diagram yang menggambarkan

proses dari data Flow diagram” diagram nol memberikan

pandangan secara menyeluruh sebagai sistem yang

ditangani menunjukan tentang fungsi-fungsi utama atau

proses yang ada, aliran dan eksternal entity.

3. Penomoran level pada DFD

Tabel 2.4 Penomoran level pada DFD

Nama Level Nama Diagram Nomor Pasien

0 Contest

1 Diagram 0 1.0, 2.0, 3.0

2 Diagram 1.0 1.1, 1.2, 1.3

2 Diagram 2.0 2.1, 2.2, 2.3

2 Diagram 3.0 3.1, 3.2, 3.3

3 Diagram 1.1 1.1.1, 1.1.2

3 Diagram1.2 1.2.1, 1.2.2

3 Diagram 1.3 1.3.1, 1.3.2

Dst

Sumber Ladjamuddin (2005:65)

4. Simbol DFD Versi Yourdan, De Narco


Menurut Youdran dan Dc Marco, terdapat beberapa simbol

DFD seperti yang tertera dalam table 2.5 dibawah ini.

Table 2.5 Simbol DFD Versi Youdran dan De Marco

Nama Simbol Simbol DFD Versi Youdran dan De

Marco

Arus Data

Proses

Deskripsi Proses

Penyimpanan Data

Entitas Luar

Sumber Ladjamuddin (2005:72)

5. Keseimbangan Dalam DFD

Menurut Ladjamuddin (2005:73) terdapat beberapa

keseimbangan yang perlu diperhatikan pada DFD, yaitu :


a. Aliran data yang masuk kedalam dan keluar dari suatu

proses harus sama dengan aliran data yang masuk kedalam

dan keluar dari rincian proses tersebut.

b. Nama aliran data yang masuk kedalam dan keluar dari

rincian suatu proses harus sama dengan nama aliran data

yang masuk kedalam dan keluar dari rincian proses

tersebut.

c. Jumlah dan nama entitas luar dari suatu proses harus sama

dengan jumlah dan nama entitas luar dari rincian proses

tersebut

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada DFD yang memiliki

lebih dari satu level adalah harus terdapat keseimbangan

input dan output antara level dan level berikutnya,

keseimbangan antara level 0 dan level 1 dilihat pada

input/output dari aliran data ke/dari terminal pada level 0

sedangkan keseimbangan antara level 1 dan level 2 dilihat

pada input/output dari aliran data ke/dari proses yang

bersangkutan, nama aliran data store dan terminal pada

setiap level harus sama (apabila objeknya sama), ada

sumber buku yang menyatakan terminal tidak perlu

digambarkan pada level 1,2 dan seterusnya namun untuk

memperjelas diagram maka sebaiknya terminal tetap

digambarkan pada level 1,2 dan seterusnya.

6. Larangan DFD
Menurut ladjamuddin (2005:75) dalam

menggambar/mendesain DFD ada beberapa hal yang harus

dihindari, sehingga DFD tersebut menggambarkan secara

keseluruhan sistem yang akan dirancang, hal-hal tersebut

adalah :

a. Arus data tidak boleh dari entitas luar langsung menuju

entitas luar lainnya tanpa melalui suatu proses.

b. Arus data tidak boleh dari simpanan data langsung menuju

entitas luar tanpa melalui suatu proses.

c. Arus data tidak boleh dari simpanan data langsung menuju

siumpanan data lainnya tanpa melalui suatu proses.

d. Hindari arus data dari suatu proses langsung menuju proses

lainnya tanpa melalui suatu simpanan data.

16. Petunjuk Pembuatan DFD

Menurut Kristanto (2008:68) ada beberapa petunjuk yang

dapat dipakai dalam proses pembuatan simbol DFD. Petunjuk-

petunjuk itu adalah sebagai berikut :

1. Penamaan yang jelas

2. Sebaiknya menggunakan nama yang mengacu pada fungsi,

yaitu gabungan antara kata kerja yang spesifik.

3. Jangan menggunakannama terlalu umum.

4. Gunakan nama yang mudah dimengerti oleh pemakai

5. Memberi nomor pada proses.


a. Nomor yang diberikan pada proses tidak harus menjadi

nomor urut.

b. Penamaan dimaksudkan sebagai identifikasi proses dan

memudahkan penurunan (level yang lebihrendah) ke proses

berikutnya.

6. Penggambaran kembali

a. Ukuran dan bentuk lingkaran tetap sama

b. Panah yang melengkung dan lurus tidak menjadi masalah.

7. Hindarilah proses yang mempunyai masukan tetapi tidak

mempunyai keluaran begitu pula sebaliknya, hindarilah proses

yang mempunyai keluaran tetapi tidak mempunyai masukan.

8. Hati-hati dengan aliran data dan proses yang tidak dinamai.

Aliran proses yang tidak diberi nama dapat mengakibatkan

elemen data yang saling tidak berhubungan akan menjadi satu.

17. Diagram Konteks (Context Diagram)

Menurut Kristanto (2008:70) Diagram konteks adalah

sebuah diagram sederahana yang menggambarkan hubungan antara

entity luar. Masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks

direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili

keseluruhan sistem.

18. Kamus Data (Data Dictionary)

Menurut Kristanto (2008:72) kamus data adalah kumpulan

elemen-elemen atau simbol-simbol yang digunakan untuk


membantu dalam penggambaran atau pengidentifikasian setiap

field di dalam sistem.

Tabel 2.6 Simbol Dalam Kamus Data

No Simbol Arti

1 = Terdiri Atas

2 + Dan

3 () Opsional

4 [] Memilih salah satu alternative

5 ** Komentar

6 @ Identifikasi atribut kunci

7 | Pemisah alternativ symbol []

Sumber Kristanto (2008:72)

Dalam membuat kamus data, harus diperhatikan beberapa

hal yaitu :

a. Apakah semua aliran data dan penyimpanan dalam DFD sudah

didefinisikan dalam kamus data ?

b. Apakah semua komponen elemen data sudah didefinisikan

dengan baik ?

c. Adakah elemen data yang didefinisikan lebih dari satu kalian ?

d. Apakah semua notasi yang digunakan pada kamus data sudah

dikoreksi ?

e. Adakah elemen data dalam kamus data tidak menjelaskan

sesuatu dalam DFD atau entity relation ?


19. Entity Relationship Diagram (ERD)

1. Definisi ERD

Menurut Ladjamuddin (2005:142) Entity Relationship Diagram

adalah “Suatu model jaringan yang menggunakan susunan data

yang disimpan dalam sistem secara abstrak”.

2. Simbol-Simbol ERD

Table 2.7 Simbol-Simbol ERD

No Simbol Nama Keterangan

1 Objek yang didefinisikan

Entitas sebagai pemakai dalam ERD

2 Nama yang memberikan

Atribut karakter suatu entitas

3 Hubungan dari elemen data ke

Relasi data elemen lainnya

4 Penghubung Penghubung antara entitas dan

relasi

Sumber Ladjamuddin (2005:256)

H. Pengertian Microsoft Visual Basic.NET

Visual Basic.NET merupakan salah satu paket bahasa pemograman

dari Visual Basic. Banyak fasilitas yang akan kita dapatkan melalui rilis

Visual Basic versi ini. Menurut Priyanto (2009:1) Visual Basic.NET adalah

“sebuah software untuk membuat aplikasi windows, jadi melalui software


ini kita bisa membuat sebuah aplikasi seperti aplikasi database, aplikasi

inventory dan sebagaianya.

Gambar 2.5 Tampilan Awal Visual Studio 2010

Sumber : Microsoft Visual Basic 2010

Semenjak Visual Basic.NET Microsoft telah banyak melakukan

pengembangan dan perubahan pada tampilan software ini. Ada dua istilah

yang perlu kita ketahui dalam Visual Studio 2008 menurut Priyanto

(2009:2) yaitu :

1. Project merupakan sebvutan bagi sebuah siftware yang sedang melalui

tahap pembuatan menggunakan Visual Studio, sebelum menjadi

sebuah aplikasi. Terdapat berbagai jenis project pembuatan aplikasi

Windows, project Console, dan sebagainya.

2. Solution adalah kumpulan beberapa buah project, sebuah solution

dapat terdiri atas satu buah project atau beberapa buah project,
bergantung pada kebutuhan. Sebuah project harus disimpan dalam

sebuah solution.

Menurut Priyanto (2005:5) ada beberapa hal yang perlu kita ketahui

untuk menggunakan Visual Basic 2008, diantaranya :

a. Menambahkan Komponen VB

Pada sebuah form harus tersedia komponen atau control lain di

dalamnya seperti komponen label untuk menambahkan sebuah teks

ke dalam form, komponen button untuk menambahkan sebuah

tombol ke dalam form, dan sebagainya. Penambahan komponen-

komponen ini disesuaikan dengan kebutuhan program VB

menyediakan berbagai jenis komponen yang dapat kita tambahkan

pada sebuah form. Komponen-komponen ini tersedia pada jendela

toolbox

Gambar 2.6 Komponen VB terdapat dalam Toolbox


Sumber : Microsoft Visual Studio 2010

b. Menambahkan Script VB

Pada sebuah komponen selain terdapat propeties sebuah komponen

juga memiliki event. Event adalah sebuah kejadian atau aktivitas

yang menyebabkan sebuah perintah dijalankan. Event yang dapat

diterapkan untuk diperlukan ini adalah clik atau double clik. Event

clik dan doubel clik pada komponen button menyebabkan sebuah

perintah dijalankan ketika kita mengklik komponen tersebut. Untuk

menambah sebuah event, kita perlu masuk kedalam lingkungan

kerja Source Code (listing code) dari VB. Untuk masuk mode ini

ppergunakan tombol View code dalam solution explorer.


Gambar 2.7 Tombol View Code

Sumber : Microsoft Visual Basic 2010

c. Menambahkan dan Mengahapus Form

Sebuah form saja untuk sebuah aplikasi tidak akan mencukupi

untuk mebuat aplikasi yang lebih besar karena kita mungkin akan

memerlukan bebrapa buat form.

Untiuk menambah form baru kedalam aplikasi, cukup mengklik

kanan pada nama project dalam solution explorer lalu pilih menu

add>Window Form
Gambar 2.8 Menambahkan Form Baru

Sumber : Microsoft Visual Studio 2010

Untuk menghapus sebuah form yang telah dibuat sebelumnya klik

kanan pada nama form yang ingin dihapus dalam solution explorer

dan pilih menu remove untuk menghapus.

d. Menampilkan Form

Ketika pertama kali dijalankan VB hanya akan menampilkan

sebuah form pada sebuah aplikasi yang terdiri atas beberapa buah

form. Namun kita dapat memanggil form lainnya untuk

ditampilkan setelahnya. Untuk menampilkan sebuah form

pergunakan method atau show dialog form yang ingin di

tampilkan.
Perbedaan anatara method show dan methode show dialog adalah

apabila kita menggunakan methode show maka form sebelumnya

masih dapat kita pergunakan. Lain halnya apabila kita

menggunakan methode show dialog form sebelumnya tidak akan

dapat kita pergunakan selama form yang kita panggil sebelum

ditutup.

Setiap komponen VB, selain memiliki properties dan event, juga

memiliki methode. Methode adalah sebuah aksi dari sebuah

komponen, sebagai contohg dengan memanggil methode show atau

methode show dialog di atas dalm form tersebut akan di tampilkan

I. Keuntungan dan Kekurangan Sistem Informasi

Kelebihan Sistem Informasi :

a. Dapat meberikan informasi-informasi secara tepat dan tepat kepasa

semua khalayak.

b. Dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh data-data yang

diperlukan.

c. Data-data yang di dapatkan bisa menjadi referensi.

d. Dapat menambah wawasan pada masyarakat.

e. Setiap detik informasi dapat diperbarui dan akurat.


f. Dapat belajar lebih hemat dengan sistem informasi tanpa harus keluar

rumah.

Kekurangan sistem informasi

a. Mempermudah terjadinya plagiat.

b. Membuat seseorang kurang berinteraksi dengan lingkungan.

c. Membuat seseorang menjadi ketergantungan.

d. Hal-hal yang tradisional menajdi di tinggalkan karena kemajuan sistem

informasi dan kemajuan zaman.


BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Metedologi Penelitiaan dan Teknik Pengumpulan Data

A. Metedologi Penelitian

Dalam proses pengumpulan data Skripsi ini, penulis menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif, dimana menurut

Sugiyono (2005:1), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk penelitian pada kondisi objektif yang alamiah dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik penelitian data dilaksanakan

secara gabungan analisa data bersifat induktif, hasil penelitian lebih

menekankan pada makna dari pada generalisasi.

Dalam penelitian ini juga menggunakan metode penelitian deskriptif .

metode deskriptif adalah gambaran semua data yang kemudian dianalisis dan

dibandingkan berdasarkankenyataan yang sedang berlangsung dan selanjutnya

mencoba untuk memberikan pemecahanmasalahnya.

A. Teknik Pengumpulan Data

pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunkan studi

pendekatan sebagai berikut :

1. Studi Perpustakaan

Yaitu untuk memperoleh konsep-konsep teori terdiri buku-buku serta

kajian pustaka yang dapat menjadi penelitian serta untuk

memaksimakan isi laporan.

2. Studi Lapangan
Yaitu bentukpenelitian diadakan secara langsung pada objek

penelitianya, yaitu perusahaan. Jadi penulis melihat dan merasakan

langsung permasalah-permasalahan yang terjadi dengan

menggunakanteknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara

Yaitu pengumpulan data cara mengadakan komunikasi langsung

serta tanya langsung dalam bidang pengolahan data adapun tujuan

dari wawancara adalah untuk menggali lebih jauh atas permasalahn

yang sedang diteliti.

b. Observasi

Melalui teknik penelitian ,elakukan pengamatan secara langsung

objek yang diteliti untuk memperoleh data.

3.2 Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistemmatis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain (Sugiyono, 2010:244)

Aktifitas data analsis data menurut (Sugiyono, 2010:246), yaitu data

reduction, data displayand conclusion/veriffication

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal penting (Sugiyono, 2010:247). Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

Data reduksi yang diteliti oleh penulis yaitu, prosedur pembuatan

Pelaporan Demografi Pasien Instalasi Gawat Darurat

2. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penyajian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anatar kategori dan flowchart

(Sugiyono, 2010:249). Penulis mencoba menjelaskan sedikit uraian

singkat dari imdikator yang penulis teliti, berikut uraian :

Prosedur pelaporan Demografi pasien Instalasi Gawat Darurat

merupakan suatu tahapan demi tahapan yang harus dilakukan dalam

pelaksanaan laporan. Pelaporan Demografi pasien itu sendiri memuat data

identitas pasien seperti nama, alamat lengkap, umur , jenis kelamin, disini

penulis lebih memfokuskan kepada data identitas demografi pasien, yaitu

alamat pasien yang akan di kelompokan menjadi beberapa kelompok

yakni Kabupaten/Kota, atau Luar Kota, kecamatan dan kelurahan, guna

menujang pelaporan demografi yang akurat dan tepat.

3. Conclusion / verification (Kesimpulan / Verifikasi)

Kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskritif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada. Penemuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu

objek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga diteliti menjadi

jelas.

Kesimpulan dari analisa data yang telah penulis teliti. Belum

optimalnya sistem informasi Pelaporan Demografi Pasien Instalasi Gawat


Darurat,yang masih manual meskipun penginputan data pasien telah

menggunakan sistem komputerisi tetapi masih banayak kesalahan

pengisian atau peginputan data pasien khususnya alamat/demografi pasien

yang berimbas kepada pelaporan demografi pasien. Dan disini penulis

mencoba merancang sitem informasi guna mempermudah hasil pelaporan

demografi

3.3 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Metode pengembangan perangkat lunak yang dipilih penulis adalah

metode watefaal, waterfall adalah suatu metode pengembangan software

yang bersifat sekuensial yang terdiri dari beberapa langkah penting.

Menurut Ladjamudin (2006 : 17) ada langkah-langkah penting

dalam model ini adalah :

1. Penentuan dan Analisa Spesifikasi

Jasa, kendala dan tujuan dihasilkan dari konsultasi dengan

pengguna sistem, kemudian semuanya itu dibuat dalam bentuk yang

dapat dimengerti oleh unsur dan staf pengembang.

2. Desain Sistem dan Perangkat Lunak

Proses desain sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi

sistem perangkat lunak atau perangkat keras. Proses tersebut

menghasilkan sebuah arsitektur sistem keseluruhan, desain perangkat

lunak termasuk menghasilkan fungsi sistem perangkat lunak dalam

bentuk yang mungkin di transformasi ke dalam satu atau lebih

program yang dapat dijalankan

3. Implementasikan dan Uji Coba Unit


Selama tahap ini desain perangkat lunak disadari sebagai sebuah

program lengkap atau unit termasuk pengujian bahwa setiap unit

sesuai spesifikasi.

4. Integrasi dalam Uji Coba Sistem

Unit program diintegrasikan dan diuji menjadi sistem yang lengkap

untuk meyakinkan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi

setelah diuji coba sistem disampaikan ke costumer.

5. Operasi dan Pemeliharaan

Normal ini adalah pase yang terpanjang, sistem dipasang dan

digunakan. Pemeliharaan termasuk pembetulan keasalahn yang tidak

ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit

sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan.

Masalah pendekatan waterfall adalah ketidakluwesan pembagian

projcet ke dalam langkah yang nyata atau jelas. Sistem yang

disampaikan kadang-kadang tidak dapat digunakan sesuai keinginan

costumer. Namun demikan model waterfall mencerminkan

kepraktisan enginnering. Konsekwensinya, model proses perangkat

lunak yang berdasarkan pada pendekatan ini digunakan dalam

pengembangan sistem perangkat lunak dan hardware yang luas.

Langkah-langkah penting tersebut dapat dilihat dapat gambar

dibawah ini :
Sumber : Saputra, feni (2010:17)

Gambar 3.1 Metode Pengembangan Sistem Waterfall

Keunggulan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem

dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit dan benar diawal dan benar

diawal project maka software enginnering (SE) dapat berjalan dengan baik

dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kenutuhan sistem tidak dapat

didefiniskan secara ekplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak problem

pada kebutuhan sistem diawal project lebih ekonomis dalam hal uang

(lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika

dibandingkan dengan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.


BAB IV

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

4.1 Tinjauan Organisasi

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Immanuel


Pada tahun 1900 seorang pendeta yaitu Alkema menjelang akhir

tahun tergugah hatinya melihat penderita orang-orang sakit dijalana. Pada

saat itu tempat kreta kudanya dijalan pasirkaliki II diubah menjadi tempat

pengobatan bagi orang-orang sakit, namun tempat ini tidak begitu layak

dan memadai lagi setelah bertambah banyaknya orang yang membutuhkan

pertolongan.

Pada tahun 1910 pendeta Alkema diganti pleh pendeta Yohanes

Iken yang berupaya untuk mendirikan Zending Hospital Immanuel dijalan

kebonjati Bandung. Immanuel mempunyai arti Tuhan beserta kita, melalui

para donatur dan subsidi dari pemerintah Rumah sakit Immanuel berhasil

didirikan serta difungsikan.

Pada tahun 1992 Rumah sakit Immanuel dipindahkan ke situsaer

karena dikebonjati tidak mungkin didirikan dikembangkan lebih lanjut,

dengan suatu misi memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

pedesaan.

Pada juli 1949 kepemilikan diserahkan kepada kepala Gereja

Kristen Pasundan yang menugaskan penyelenggaraan kepada yayasan

Badan Rumah Sakit Gereja Kristen Pasundan (BRSGKP).


Rumah sakit immanuel merupakan rumah sakit umum dari 27 yang

berada dikota Bandung saat ini. Rumah sakit swasta kelas B II ini juga

berperan sebagai rumah sakit pendidikan bagi FK Universitas Maranatha

dan Sekolah Tinggi Kesehatan Immanuel Bandung Rumah Sakit

Immanuel telah teraskreditasi 18 pelayanan dan telah mendapatkan

sertifikat ISO 2000-9001, karena menurut Mentri kesehatan tahun 1998

rumah Sakit Kelas A dan B+ dapat berfungsi sebagai Rumah Sakit

pendidikan.

Disamping memberikan pelayanan kesehatan Rumah Sakit

Immanuel Bandung menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang

sampai saat ini sudah meluluskan pembinaan kepada beberapa Posyandu

di Kota Madya Bandung. Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah rumah

sakit swasta umum yang diselenggarakan oleh Yayasan Badan Rumah

Sakit Gereja Kristen Pasundan. Rumah Sakit ini didirikan pada tahun 1910

untuk memberikan pelayanan dibidang kesehatan masyarakat Jawa Barat

dengan penyediaan sarana 380 tempat tidur dengan hampir 58,2%

disediakan bagi pasien kelas II.

Setelah berkiprah selama 102 tahun, Rumah Sakit Immanuel Bandung

menyadari pentingnya akreditasi rumah sakit yang telah ditentukan,

dengan mutu pelayanan serta keamanan bagi penderita serta tenaga

kesehatan dan karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Immanuel Bandung

tidak diragukan lagi.

B. Visi Dan Misi Rumah Sakit Immanuel Bandung


A.Visi Rumah Sakit Immanuel

Menjadi rumah Sakit pendidikan kesehatan yang prima dan

inovatif berfokus kepada pasien sebagai perwujud Cinta Kasih Allah.

B. Misi Rumah Sakit Immanuel

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang prima dan

berbasis keselamatan pasien.

2. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan mengembvangkan

budaya ilmiah dibidang kesehatan.

3. Menegmbangkan layanan tersier, unggul dan berkembang.

4. Mengembangkan budaya kerja dan karakter SDM yang

berlandaskan nilai-nilai Kristiani agar memberikan pelayanan

terbaik, handal dan beretika dalam menjalankan kompetensinya.

5. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya

memperkuat peran rumah sakit dalam pelayanan dan pendidikan

kesehatan.

C. Tujuan Rumah Sakit Immanuel Bandung

1. Membuat pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang pro-aktif tertuju pada pelanggan

untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau.

2. Meningkatkan profesionalisme serta mengembangkan hubungan

kemitraan untuk mencapai pertumbuhan dan kesejahteraan

bersama.
C. Unit Kerja, Tugas dan Fungsi Rekam Medis Rumah Sakit Immanuel

Bandung

A. Kepala Instalasi Rekam Medis

1. Tugas Pokok

a. Membuat perencanaan serta melaksanakan program kerja

tahunan bagian rekam medis.

b. Melakukan identifikasi permasalahan atau kecekatan.

c. Mengembangkan, merencanakan, mengimplementasikan

dan mengawasi dolumen rekam medis.

d. Melakukan penilaian kinerja pengatur rekam medis.

e. Mengadakan pertemuan rutin dengan bawahan untuk

mengevaluasi dan me-review pelaksanaan tugas yang

sedang berjalan.

2. Fungsi Jabatan

Kepala instalasi rekam medis bertugas merencanakan,

mengembangkan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan

program bagian rekam medis, menganalisa serta mengevaluasi

hasil produk dan memastikan terjaganya kelancaran dan

kualitas hasil kerja serta terpenuhi kebutuhan rekam medis di

Rumah Sakit Immanuel sesuai proses pembelajaran dan

peningkatanberkelanjutan berdasarkan budaya kerja 5r sesuai

dengan standar mutu Rumah Sakit immanuel.

3. Wewenang
a. Memberikan tugas lembar kepada pelaksana rekam medis

sesuai dengan keperluan.

b. Mengawasi dan mengoreksi hasil kerja pengatur dan

pelaksanaan.

c. Melakukan pembinaan pada pengatur dan pelaksana.

d. Merevisi prosedur dan instruksi kerja.

B. Pengatur Pengolahan Data Pelaporan Rekam Medis

1. Tugas Pokok

a. Mengatur dan mengawasi pelaksana rekam medis dibawah

koordinasinya untuk bahan penilaian kerja pelaksana.

b. Membuat daftar dinas pelaksanaan.

c. PMembina dan membimbing pelaksana agar memiliki

kepribadian, keterampilan serta pengetahuan pelaksana

untuk mengupayakan peningkatan kinerja dengan budaya

5R.

d. Mengevaluasi data yang dibuat oleh pelaksana.

e. Memberikan usulan perubahan terhadap prosedur dan

design formulir yang berlaku.

f. Melakukan validasi proses dan SDM.

g. Membuat dan memberikan laporan kelangsungan dan hasil

kinerja pelaksana kepada instalasi rekam medis.

2. Fungsi Jabatan
Mengkoordinir dan mengawasi seluruh kegiatan operaional

pengolahan rekam medis rawat inap, pembuatan laporan dan

pelayanan surat keterangan medis.

3. Wewenang

a. Menegur pelaksana rekam medis jika tidak disiplin

b. Membina dan membimbing serta mengarahakan pelaksana

rekam medis dalam meningkatkan kinerja.

c. Membuat daftar dinas

d. Memberikan penilaian kinerja pelaksana rekam medis.

C. Pelaksana Assembling Dan Analisa Kuantitatif

1. Tugas Pokok

a. Melakukan proses validasi.

b. Menerima pengembalian berkas rekam medis dan ruangan.

c. Mencatat Quality objectiv pengembalian berkas rekam

medis.

d. Merekapitulasi watu pengembalian berkas rekam medis.

e. Menyusun lembaran berkas rekam medis sesuai urutannya

(assembling).

f. Menganalisa kelengkapan/kualitas lembaran catatan medis

(assembling).

g. Melayani peminjaman berkas rekam medis untuk asuransi

dan ruanagan.

2. Fungsi Jabatan
Jabatan yang berfungsi melaksanakan pengelolaan rekam

medis rawat inap mulai dari penerimaan, penyusunan

lembaraan rekam medis (assembling) sampai dengan analisa

kelengkapan / kuantitas lembaran catatan medis (analising),

sesuai proses pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan

berdasarkan budaya 5R sesuai dengan standar mutu Rumah

Sakit Immanuel.

3. Kewenangan

a. Menetapkan prioritas utama dalam proses pengolahan dan

rekam medis.

b. Mengetahui isi berkas frekam medis.

c. Memberikan masukan untuk kemajuan dan pengembangan

bagian rekam medis.

D. Pelaksana Analisa Kualitatif

1. Tugas Pokok

a. Melakukan validasi proses.

b. Menerima berkas rekam medis yang sudah di assembling.

c. Mengecek kebenaran isi rekam medis dilihat dari kesesuaian

identitas pasin dari setiap lembaraan CM, diagnosis, anamnesa,

terapi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dll.

d. Memberi stempel “RM LENGKAP” pada rekam medinys yang

sudah diperiksa isi dan lembaraannya sudah lengkap

sebagaimana mestinya.
e. Membuat laporan kelengkapan rekam medis yang selanjutnya

dibuat angka indikatornya ketidak lengkapan catatan medis

secara periodik.

f. Membuat laporan ketidak lengkapan rekam medis sebagai

bahan penundaan honor dokter kebagian keuangan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dan memberikan tembusan ke

komite medis.

g. Menghubungi dokter atau perawat yang tidak melengkapi

rekam medis untuk segera melengkapi rekam medis yang

dimaksud sampai rekam medis tersebur lengkap sebagaiamana

mestinya.

h. Melakukan follow uo bagi rekam medis yang sudah dilengkapi

kebagian keuangan agar dapat mengeluarkan honor dokter yang

selama ini ditunda.

i. Petugas menyerahkan rekam medis yang telah dianalisa ke

petugas kodifikasi penyakit untuk diproses lebih lanjut.

2. Fungsi Jabatan

Pelaksana pengolahan rekam medis unit analaisa kualitas

adalah jabatan yang berfungsi melaksanakan pengolahan rekam

medis rawat inap mulai dari analisa ,utu isi catatanmedis

(analising) samapai dengan mengupayakan rekam medis tersebut

lengkap, sesuai proses pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan

berdasarkan budaya 5R sesuai dengan standar mutu Rumah Sakit

Immanuel.
3. Kewenangan

a. Menetapkan prioritas utama dalam proses pengelolaan data

rekam medis.

b. Mengetahui isi rekam medis.

c. Memberikan masukan untuk kemajuan dan pengembangan

bagian rekam medis.

E. Pelaksana Koding Dan Indeksing Rekam Medis

1. Tugas Pokok

a. Menentukan kodifikasi penyakit berdasarkan diagnosis yang

tercantum pada berkas rekam medis berdasarkan ICD.

b. Menentukan kode tindakan berdasarkan tindakan medis yang

tercantum pada berkas rekam medis berdasarkan ICD 9 CM

atau ICD 10.

c. Memasukan data rekam medis kedalm indeks komputerisasi.

2. Fungsi Jabatan

Pelaksana pengelolaan unit koding/indeksing adalah jabatan

yang berfungsi melaksanakan pengelolaan berkas rekam medis

mulai dari pemberian kode penyakit, kode operasi / tindakan

samapai indeks penyakit, sesuai proses pembelajaran dan

peningkatan berkelanjutan berdasarkan 5R sesuai dengan standar

mutu Rumah Sakit Immanuel Bandung.

3. Kewenangan

a. Menerapkan prioritas utama dalam proses pengelolaan data

rekam medis.
b. Mengetahui isi berkas rekam medis.

c. Memberikan masukan untuk kemajuan dan pengembangan

rekam medis.

F. Pelaksana Pelaporan

1. Tugas Pokok

a. Melakukan validasi proses

b. Mengumpulkan data-data dari sensus harian rawat inap dan

rawat jalan serta penunjang medis.

c. Membuat laporan intern rumah sakit.

d. Membuat laporan ekstern rumah sakit.

e. Menganalisa laporan intern rumah sakit dan memberikan

rekomendasi pada pimpinan.

2. Fungsi Jabatan

Pelaksana pengelolaan data medis dan pelaporan adalah

jabatan yang berfungis melaksanakan pengelolaan data rekam

medis mulai dari menerima sensus harian dari ruangan dan klinik

rawat jalan serta penunjang medis sampai menjadi laporan sesuai

proses pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan berdasarkan

budaya 5R sesuai dengan standar mutu Rumah Sakit Immanuel

Bandung.

3. Kewenangan

a. Menerapkan prioritas utama dalam proses pengelolaan data

rekam medis.

b. Mengetahui isi berkas rekam medis.


c. Memberikan masukan untuk kemajuan dan pengembangan

rekam medis.

G. Pelaksana Pelayanan Surat Keterangan Medis

1. Tugas Medis

a. Melakukan validasi pasien.

b. Menerima setiap permintaan yang memenuhi persyaratan

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

c. Mengisi dan membuat surat-surat keterangan medis yang sesuai

dengan permintaan dan ditandatangani oleh dokter yang

merawat atau pejabat yang diberi kewenangan oleh direksi

serta diberi stempel Rumah Sakit Immanuel Bandung.

d. Menyiapkan dokumen rekam medis serta memelihara

kebutuhan setiap berkas dokumen yang sedang dalam proses

pengerjaan, dan untuk dokumen rekam medis yang telah selesai

dikerjakan dikembalikan kebagian filling (penyimpana rekam

medis).

e. Mendistribusikan hasil pembuatan surat-surat keterangan medis

pasien mitra ke bagian billing dengan menggunakan buku

ekspedisi.

f. Mengikuti dan menghadiri pelatihan dan pertemuan rekam

medis.

2. Fungsi Jabatan

Pelaksana pelayanan surat keterangan medis adalah jabatan

yang berfungsi melaksanakan tugas khusus untuk menyelesaikan


surat keterangan medis antara lain visum et repertum, membuat

salinan dan korespomdensi, salinan resume medis, yang dalam

pelaksanaanya sesuai dengan prosedur dan standar yang telah

ditetapkan.

3. Kewenangan

a. Menerima informasi penerimaan yang berhubungan dengan

surat keterangan medis.

b. Memberi informasi mengenai pelayanan yang berhubungan

dengan surat keterangan medis.

c. Meminta tanda tangan dokter serta cap / stempel Rumah Sakit

Immanuel Bandung sebagai validasi.

H. Staf dan Pimpinan

1. Latar Belakang Pendidikan

Instalasi Rekam Medis dipimpin oleh Kepala Instalasi

dengan kualifikasijabatan D3 Rekam Medis atau minimal SLTA

dengan tambahan pelatihan Rekam Medis sebanyaak 30 jam.

Periode tahun 2009 – sekarang. Kepala Instalasi Rekam Medis

dijabat oleh seorang lulusan D3 Rekam Medis, dan dibantu oleh

dua orang pengatur dengan latar belakang pendidikan D3 Rekam

Medis. Latar Belakang pendidikan staf di Instalasi Rekam Medis

saat ini antara lain :

D III = 17 orang

SLTA = 18 orang

2. Rekrutmen
Rekrutmen pegawai di Instalasi Rekam Medis dengan

melalui koordinasi dengan bagian SDM dimana terdapat dua cara

yang di tempuh :

1. Mutasi pegawai dari bagaian lain.

2. Mengetahui darin pasar tenaga kerja / masyarakat.

Pegawai di Instalasi Rekam Medis wajib menjalani

Program Orintasi pengenalan Rumah Sakit Immanuel secara umum

dan orintasi di bagian Rekam Medis secara khusus.

I. Pengembangan Staf Dan Program Pendidikan

Untuk meningkatkan sumber daya manusia agar terampil dan

memadai diadakan :

a. Pelatihan Rekam Medis ataupun pelatihan non rekam medis yang

diadakan di dalam dan di luar Rumah Sakit Immanuel.

b. Mengadakan studi banding ke Rumash Sakit lain yang sederajat

atau lebih tingkatannya.

c. Memberikan kesempatan tugas belajar baik pemberian beasiswa

ataupun biaya sendiri bagi staf rekam medis yang ingin

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

J. Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit Immanuel Bandung

Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Immanuel adalah pelayanan

kesehatan kepada masyarakat melalui poliklinik rawat jalan. Terrdapat

dua pusat pelayanan untuk rawat jalan yaitu Pusat Medik dan Pusat

Diagnostik, di masing-masing pusat pelayanan rawat jalan terdapat

klinik untuk melayani pasien yang hendak berobat.


a. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan Pusat Medik

1. Poliklinik Penyakit Dalam

2. Poliklinik Paru

3. Poliklinik JPKMI ( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Maranatha Immanuel )

4. Poliklinik Kandungan

5. Poliklinik THT

6. Poliklinik Ibu Dan Anak

7. Poliklinik Gigi

8. Poliklinik Bedah

9. Poliklinik Psikologi

10. Poliklinik Psikiatri

11. Poliklinik Spesialis Kulit Dan Kelamin

12. Poliklinik Mata

13. Poliklinik Umum Bersama

b. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan Pusat Diagnostik

1. Poliklinik Spesialis Dalam

2. Poliklinik Spesialis Anak

3. Poliklinik Spesialis THT

4. Poliklinik Spesialis Saraf

5. Poliklinik Spesialis Bedah

6. Poliklinik Spesialis Paru

7. Poliklinik Rheumatik

8. Poliklinil Spesialis Kulit Dan Kelamin


9. Poliklinik Mata

10. Poliklinik Jantung

11. Rehabilitasi & Fisioterapi

12. Poliklinik Kemotrapi

13. Poliklinik Obgyn

14. Poliklinik Nutrisi

15. Poliklinik Umum

16. Dental Esthentik Clinic

17. Poliklinik Alergi

18. Akupuntur

19. Check Up

20. Endoskopi
D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Immanuel Bandung

Struktur Organisasi Rumah Sakit Immanuel Bandung Pada Tahun

2015 adalah sebagai berikut.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Rumah Sakit Immanuel Bandung

Sumber : Rumah Sakit Immanuel Bandung

4.2 Uraian Prosedur Sistem Perancangan Pelaporan Demografi Pasien

Rumah Sakit Immanuel Bandung


Dalam melaksanakan penyelenggaraan rekam medis, Rumah Sakit

Immanuel Bandung berpedoman pada BPPRM rumah sakit dan untuk

pelaksanaa teknisinya dibuat prosedur tetap. Direktur Rumah Sakit

bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan prosedur pengeloaan rekam

medis. Pelaporan Demografi bisa dijadiakan pelaporan internal dan eksternal

Rumah Sakit Immanuel Bandung dan kebutuhan buat marketing Rumah Sakit

Immanuel.Pelaporan Demografi termasuk juga Laporan RL 3 yang beriisikan

data kegitann rumah Sakit di masing-masing yang dilaporakan tiap bulannya

untuk rumah sakit dan setiap setahun dilaporkan untuk Dinas Kesehatan.

A. Proses pelaporan demografi instalasi gawat darurat di Rumah Sakit

Immanuel Bandung di olah pertama kali dari petugas pendaftran rumah

sakit yang dimana data pasien diinputkan ke data base rumah sakit,

kemudian petugas pelaporan mengelola data-data pasien kemudian di

kelompokan sesuai dengan wilayah,kecamatan dan status kota.pasien dan

kelas perawatannya.

B. Prosedur pengolahan pelaporan demografi pasien Instalasi Gawat Darurat

di Rumah Sakit Immanuel Bandung terdiri beberapa tahap, yaitu :

1. Pasien / keluarga pasien mendaftar di pendaftaran Instalasi Gawat

Darurat, dan petugas menginputkan data selengkapnya ke data base

Rumah Sakit Immanuel Bandung.

2. Setelah pasien mendaftar dan diberi tindakan oleh dokter dan perawat

maka apakah pasien tersebut bisa pulang atau di rujuk untuk di rawat

inap di rumah sakit atau dirujuk ke rumah sakit lain.


3. Petugas IGD pagi, IGD Siang,dan IGD Malam, merekap data pasien-

pasien yang berobat ke bagian Instalasi Gawat Darurat.

4. Berkas-berkas pasien IGD disimpan di Pusat Medik (PM) dan di

rapihkan oleh petugas-petugas yang ada disana.dan di sortir menurut 2

digit nomor terakhir rekam medis pasien tersebut.

5. Setalah itu berkas rekam medis pasien pada hari tersebut dikumpulkan

dari IGD pagi, IGD sore, dan IGD malam pada pukul 00.00 semua

berkas Rekam medis pasien instalasi gawat darurat Rumah Sakit

Immanuel Bandung di simpan di ruangan khusus penyimpanan berkas

IGD.

6. Dan bagi petugas pelaporan dan pengolahan data Rumah Sakit

Immanuel cukup merekap hasil dan mengelompokan data-data pasien

sesuai dengan pelaporan yang akan dibuat. Dan proses pengolahan

data, petugas cukup melihat dari data base rumah sakit tiap bulannya

untuk pelaporan internal rumah sakit dan tiap tahunnya untuk Dinas

Kesehatan.
4.3 Dekomposisi Fungsi

A. Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Immanuel Bandung

KEPALA

INSTALASI REKAM MEDIS

PENGATUR PENERIMAAN PENGATUR PENGOLAHAN


B.
PASIEN DAN FILING DATA DAN PELAPORAN

PELAKSANA PENERIMAAN PELAKSANA ASSEMBLING


PASIEN (RAWAT JALAN, IGD, DAN ANILASA KUANTITATIF
RAWAT INAP

PELAKSANA ANALISA
PELAKSANA PENGOLAHAN KUALITATIF
REKAM MEDIS RAWAT JALAN
PELAKSANA KODING DAN
INDEKSING
PELAKSANA DISTRIBUSI
REKAM MEDIS RAWAT JALAN
PELAKSANA PELAPORAN
\ REKAM MEDIS
PELAKSANA FILING REKAM
MEDIS
PELAKSANA PELAYANAN
SURAT KETERANGAN MEDIS

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis

Sumber : Rumah Sakit Immanuel Bandung


4.4 Analisis Masukan

Dalam proses pelaporan demografi, analsis masukannya berupa proses

penginputan data yang dibutuhkan untuk pelaporan perbulan.

Tabel 4.1

Analisis Masukan Sistem yang Berjalan

No Nama Fungsi Sumber Frekuensi Jumlah Isi

Dokumen Rangka

1 Identitas Untuk Pasien Setiap 1 (satu) Nama,Tanggal_berobat,

Pasien Pendafta Pasien Alamat, Jenis_kelamin,

ran Mendaftar Tanggal_Lahir,

Umur,Pendidikan,Golongan_d

arah,Status,Pekerjaan,Agama,

No_Telepon

2 Data Merekap Pendafta Setiap 2 (Dua) Nama Pasien, No RM,Jenis

Pelaporan data-data ran IGD Bulan untuk kelamin, Alamat yang sudah di

Demograf demogra dan Data laporan RS, kelompokan menurut daerah-

i fi pasien Base setiap daerah nya. Total pasien IGD

IGD Rumah Tahun

Sakit Untuk

DINKES
4.5 Analisis Keluaran

Keluaran yang dihasilkan dari data yang dimasukan diatas, maka data

tersebut dapat menghasilkan sebuah laporan perbulan dari laporan harian

seperti dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Analisi Keluaran Sistem yang Berjalan

N Nama Fungsi Sumber Frekuensi Jumlah Isi

o Dokumen Rangka

1 Laporan Untuk mengetahui Pendaft Setiap 2 (dua) No_RM, Nama

Demografi jumlah pasien IGD aran Bulan untuk Lengkap, Alamat

Pasien menurut alamat IGD laporan RS, (Kecamatan),Jenis_Ke

IGD pasien guna dan setiap lamin,Umur,Total

mengetahui data Tahun Demografi,

informasi demografi base Untuk

pasien sebagai basis Rumah DINKES

data statistik riset Sakit

sebuah perencanaan

4.6 Analisis Proses


Tujuan analisi proses adalah untuk mengetahui suatu proses yang ada

dalam sistem dan siapa pelakunya dan mengecek peran dari pihak terkait,serta

untuk mengetahui apakah informasi yang dibuutuhkan atau dihasilkan oleh

suatu pihak sudah sesuai kebutuhan. Prroses penginputan data pasien sampai

pembuatan Pelaporan Demografi Pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD).


A. Flowmap Laporan Pengolahan Data Demografi Pasien IGD

Tabel 4.3 Flowmap pengolahan Data Demografi Pasien IGD

Pasein Petugas Pendaftaran (unit IGD) Ruangan P.Medik Petugas

Dan Pelaporan Pengolahan

Mulai Identitas Pasien Berkas Data


RM Di Demogr
PM afi
Identitas Pasien
Pasien IGD
Pendaftaran IGD
Pemeri
Cari Proses
ksaan
Nam Pengolaha
Data
a n data
P.Lama Base
Pasien Pasie Pelapran
RSI
Baru / n di Demograf
Pasien data i
Lama base
RS
P.Baru Lalu Laporan
Ceta Demograf
k i
Buat form baru ulang
dan cetak

Berkas RM
Selesai
Cetak
Ulang
Berkas RM
Baru dan NO
RM Baru
B. Data Flow Yang Sedang Berjalan.

1. Diagram Konteks

Id_Pasien Sistem Informasi Laporan Demografi Kepala RM


Petugas RM Pengolahan data
Alamat_Pasien pelaporan Laporan Demografi
Dinas
Demografi pasien Kesehatan
IGD

Gambar 4.3 Diagram Konteks Yang Berjalan


2. Data Flow Diagram Level 0

1.0
Id Pasien Pasien
Petugas RM
Kelola Data
Pasien

2.0

Kelola alamat /
Demografi
Pasien
Alamat

3.0

Pengolahan Data
Laporan
Demografi pasien
IGD
Demografi IGD

4.0

Cetak Laporan
Demografi pasien
IGD

Laporan Demografi IGD Laporan Demografi IGD


Kepala Rekam Dinas Kesehatan
Medis

Gambar 4.4 DFD Level 0 Sistem Yang Sedang Berjalan


4.7 Masalah Yang Dihadapi
A. Dalam Proses Pembuatan pelaporan demografi pasien instalasi gawat

darurat banyaknya data alamat pasien yang salah penginputannya

sehingga petugas pengolahan harus menanyakan ulang kepada petugas

pendaftaran atau telepon kepada pasien atau keluarga pasien.

B. Pelaporan masih dilakukan dengan manual walaupun memiliki

program tetapi petugas pengolahn harus menghitung satu demi satu

daerah-daerah pasien.

C. Adanya alamat pasien yang berubah, tetapi pasien dan prtugas di

mengupdate data tersebut. Sehingga berimbas pada pelaporan

demografi.

4.8 Kesimpulan Hasil Analisa

Setelah dilakukan analisis terhadap sistem informasi pengolahan data

pelaporan demografi RS Immanuel Bandung diperoleh hasil berupa

terdapatnya kekurangan pada proses pengolahan data pelaporan demografi

pasien instalasi gawat darurat seperti adanya kesalahan pada penginputan data

pasien dan sehingga pembuatan laporan prosesnya cukup lama dikarnakan

petugas harus menanykan kembali pada petugas pendaftran IGD tentang dat

pasien tersebut, atau petugas menelepon pasien atau keluarga pasien supaya

berkas rekam medis terisi dengan tepat.

Oleh karena itu penulis mencoba merancang suatu sistem informasi yang

diharapakan dapat membantu dalam proses pembuatan pengolahan data


pelaporan demografi pasien instalasi gawat drurat, sehingga menghasilkan

data yang tepat dan akurat serta tepat waktu dalam proses pelaporannya.

\
BAB V

PERANCANGAN SISTEM

5.1 Rancanagn Proses

A. Diagram Konteks

Sistem Informasi
Petugas RM Form Pasien Pengolahan data Laporan Demografi
Kepala RM
Pasien &
pelaporan Laporan Demografi
Demografi pasien DINKES

Gambar 5.1 Rancangan Diagram Konteks


B. Data Flow Diagram Level 0

1.0
Form Pasien Data Pasien Pasien
Input Data
Pasien IGD

2.0
Petugas RM Form Pasine Data Wilayah
Input Data
Demografi
Wilayah
Demografi Wilayah

Form Kunjungan 3.0 Data Pasien

Data
Kunjungan

Data Kunjungan

4.0
Pengelompo
Laporan Demografi kan & Cetak Laporan Demografi
Dinas Kesehatan Laporan Kepala Unit Rekam
Demografi Medis

Gambar 5.2 Rancangan DFD Level 0


C. Data Flow Diagram Level 1 Proses 1.0

1.1

Tambah Data
Pasien

1.2

Simpan Data
Pasien

1.3

Petugas RM Edit Data


Pasien
Pasien

1.4

Cari Data Pasien

1.5

Hapus Data
Pasien

Gambar 5.3 Rancangan DFD Level 1 proses 1.0


D. Data Flow Diagram Level 2 Proses 2.0

2.1

Data baru
Demografi
Wilayah Pasien

2.2
Demografi Wilayah
Simpan
Demografi
Wilayah Pasien

Petugas RM

2.3

Hapus
Demografi
Wilayah Pasien

2.4

Cari Demografi
Wilayah Pasien

Gambar 5.4 Rancangan DFD Level 2 Proses 2.0


E. Data Flow Diagram Level 3 Proses 3.0

3.1

Petugas RM Input Data


Kunjungan

3.2
Data Kunjungan
Simpan Data
Kujungan

3.3

Hapus Data
Kunjungan

3.4

Cari Data
Kunjungan

Gambar 5.5 Rancangan DFD Level 3 Proses 3.0


F. Data Flow Diagaram Level 4 Proses 4.0

4.1 preview &


Data demografi
Petugas RM Pengelompokan Laporan Demografi
laporan
demografi
pasien IGD

4.2 Cetak
Kepala Unit Rekam Laporan Demografi Pasien IGD Laporan
Medis
Demografi
Laporan Demografi Pasien IGD Pasien IGD
Dinas Kesehatan

Gamabar 5.6 Rancanagn DFD Level 4 Proses 4.0


G. Kamus Data

Kamus Data pada sistem informasi pelaporan data demografi pasien

IGD yang berjalan adalah :

Tabel 5.1

Kamus Data Sistem Baru ( Data Pasien)

Kamus Data

Nama Tabel : Tabel Input Data Pasien IGD

Keterangan : Sebagai sumber pembuatana pelaporan demografi

Strukt No_RM, Tanggal Berobat,Cara Datang,Tujuan.Nama, Jenis Kelamin,

ur Tempat,Tanggal Lahir,Umur,Status,Pekerjaan,Gol

Data : Darah,Agama,Alamat,Kota,Kecamatan,Kelurahan,RT/RW,Pendidikan,N

o, Tlp,Dokter,Status Ekonomi, Nama, Jenis Kelamin, Tempat,Tanggal

Lahir,Umur,Status,Pekerjaan,,Agama,Alamat,Kota,Kecamatan,Keluraha

n,RT/RW,No Tlp,Hubungan

Tabel 5.2
Kamus Data Sistem Baru ( Demografi Wilayah )

Kamus Data

Nama Tabel : Tabel Data Demografi Wilayah

Keterangan : Sebagai sumber pembuatana Data Pasien

Struktur Data : Kota,Kecamatan,Kelurahan

Tabel 5.3

Kamus Data Sistem Baru Data Kunjungan

Kamus Data

Nama Tabel : Tabel Data Kunjungan Pasien

Keterangan : Sebagai sumber pembuatana Laporan Demografi

Struktur Data : No Rekam Medis,Nama , Tujuan

5.2 Rancanagn Basis Data


Perancangan basis data ini dimaksudkan untuk membentuk tempat

pentimpanan data pada media penyimpanan.

a. Entity-Relationship Diagra

Gambar 5.7 Rancangan ERD


b. Transformasi Entit Rlationship Diagram ke Logical Structure

Tabel 5.4 Transformasi ERD ke Logical Structure

Gambar 5.8 Transformasi ERD Ke Logical Structure


c. Spesifikasi Perancangan Basis Data

Nama File : Data Pasien

Media : Hard Disk

Primary Key : No_RM

Tabel 5.4 Struktur Data Pasien

No Nama Field Jenis Data Size Keterangan

1 No_RM Text 6 No Rekam Medis

2 Nama Text 50 Nama

3 Tempat_Lahir Text 20 Tempat Lahir

4 Tanggal_Lahir Date/Time - Tanggal Lahir

5 Umur Number 5 Umur

6 JK Text 5 Jenis Kelamin

7 Alamat Text 50 Alamat

8 Kota Text 50 Kota

9 Kecamatan Text 50 Kecamatan

10 Kelurahan Text 50 Kelurahan

11 RT Number 15 RT

12 RW Number 15 RW

13 Agama Text 20 Agama

14 Status Text 20 Status

15 Pendidikan Text 20 Pendidikan


16 Pekerjaan Text 20 Pekerjaan

17 TLP Number 25 Telepon

18 Cara_Datang Text 50 Cara dating

19 Golongan_Darah Text 10 Golongan Darah

20 Dokter Text 40 Dokter

21 Status_Ekonomi Text 20 Status Ekonomi

22 Tanggal_Berobat Data/Time 20 Tanggal Berobat

23 Nama_PJ Text 30 Nama Penanggung Jawab

24 Tempat_lahir Text 20 Tempat Lahir

25 Tanggal_Lahir Date/Time 20 Tanggal Lahir

26 JK_PJ Text 10 Jenis kelamin Penanggung

Jawab

27 Alamat_PJ Text 20 Alamat Penanggung Jawab

28 Kota_PJ Text 20 Kota Penanggung Jawab

29 Kecamatan_PJ Text 20 Kecamatan penanggung

Jawab

30 Kelurahan_PJ Text 20 Kelurahan Penanggung

Jawab

31 RT_PJ Number 20 RT Penanggung Jawab

32 RW_PJ Number 20 RW Penanggung Jawab

33 Agama_PJ Text 20 Agama Penanggung Jawab

34 Pekerjaan_PJ Text 20 Pekerjaan Penanggung

Jawab
35 TLP_PJ Number 20 Telepon Penanggung Jawab

36 Hubungan_PJ Text 30 Hubungan Penenggung

Jawab

Nama File : Data Demografi Wilayah

Media : Hard Disk

Primary Key : ID_Wilayah

Tabel 5.5 Struktur Data ( Demografi Wilayah )

No Filed Name Data Type Size Keterangan


1 Id_Wilayah Auto - Id Wilayah
2 Kota Text 30 Kota
3 Kecamatan Text 30 Kecamatan
4 Kelurahan Text 30 Kelurahan

Nama File : Data_Kunjungan

Media : Hard Disl

Primary Key : ID_Kunjungan


Tabel 5.6 Struktur Data ( Data Kunjungan )

No Field Name Data Type Size Keterangan


1 Id_Kunjungan Auto - Id Kunjungan
2 No_RM Number 30 No Rekam Medis
3 Nama_Pasien Text 50 Nama Pasien
4 Tanggal_Kunjungan Data/Time - Tanggal
Kunjungan
5 IGD Text 10 IGD
5.3 Rancangan Masukan

Rancanagan masukan yang dibuat sebagai berikut :

Nama Masukan : Data Pasien,Data Demografi Wilayah, & Data Kunjungan

Fungsi : Merekap Laporan Demografi

Media : Komputer

Format : Aplikasi Komputer

Gambar 5.9 Rancangan Input Data Pasien


Data Dmografi Wilayah

RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

Kota Baru Simpan

Kecamatan Hapus Cari

Kelurahan

Id Wilayah Kota Kecamatan Kelurahan

Gambar 5.10 Rancangan Masukan Demografi wilayah


Data Kunjungan

RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

Baru Riwayat
No Rm Kota

Tanggal Lahir Kecamatan Simpan

Alamat Kelurahan Hapus

Tujuan Cari

No Rm Nama Pasien Tanggal Kunjungan IGD

Gambar 5.11 Rancangan Masukan Data Kunjungan

Form Login

User Name

Password

OK CANCEL

Gambar 5.12 Rancangan Login

Laporan
Tanggal Rancangan Kota/Kab
Print

Gambar 5.13 Rancangan Data Laporan Demografi


5.4 Rancangan Dialog Layar

a. Dialog Layar Menu Login

Gambar 5.14 Form Login

b. Dialog Layar Menu Utama

Gambar 5.15 Form Menu Utama

d. Dialog Layar Menu Data Pasien


Gambar 5.16 Dialog Layar Menu Data Pasien

e. Dialog Layar Demografi Wilayah

Gambar 5.17 Dialog Layar Demografi Wilayah

f. Dialog Layar Menu Data Kunjungan


Gambar 5.18 Dialog Layar Menu Data Kunjungan

g. Dialog Layar Menu Laporan

Gambar 5.19 Dialog Layar Menu Laporan

f. Dialog Hasil Laporan


Gambar 5.20 Dialog Layar Hasil Laporan

5.5 Spesifikasi Hardware dan Software

Spesifikasi Hardware dan Software ini dirancang mendukung kelancaran

system informasi yang akan digunakan.

a. Sasaran Sistem

Sistem tang dibuat penulias bertujuan untuk memenuhi kekurangan system

atau program yang sedang berjalan di Rumah Sakit Immanuel

Bandungagar dalam penginputan dan pengolahan data Pelaporan

Demografi tidak ada kendala yang dapat menghambat proses kegiatan

pengolahan data demografi pasie Instalasi Gawat Darurat


b. Perangkat Lunak yang Diusulkan

1. Sistem Operasi : MS Windows

2. Program Aplikasi : MS Visual Basic 2010 ( VB.Net )

3. Program Database Management System : Microsoft Acces 2010

c. Perangkat Keras yang diusulkan

1. Monitor

2. CPU

3. Keyboard

4. Mouse

5. Printer

5.6 Implementasi dan Pengujian Sistem

Implementasian Sistem Informasi Data Demografi Pasien Instalasi Gawat

Darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

a. Lingkungan Implementasi Hardware

Perangkat yang dibuat adalah :

1. Procesor : AMD E-300APU with Radeon ™ HD Graphics (2 CPUs),

1,3Ghz

2. RAM : 2048 MB

3. Monitor LCD 14”

4. Keyboard Standard

b. Lingkungan Implementasian Softtware

Perangkat Lunak yang dibutuhkan adalah :


1. Sistem Operasi : Window 7 Profesional

2. Bahasa Pemograman : Microsoft Visual basic.Net

3. Pengolahan Database : Microsoft Access 2010

Tabel 5.7 Pengujian Sistem

Item Pengujian Deskripsi Jenis Pengujian

Login Melakukan login kedalam system Black Box

Form Pasien Baru Menambahkan data pasien baru Black Box

Form Demografi Menambahkan data demografi wilayah Black Box

Wilayah

Form Data Kunjungan Menambahkan data kunjungan pasien BlackBox


1. Kasus dari Pengujian

Pada bagian ini akan dipaparkan tetntang kasus-kasus pengujian dan hasil

dari pengujian tersebut

Tabel 5.8 Pengujian Login

Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)


Data Masukan User Name : admin
Password : admin
Level = admin
Yang Diharapkan Login berhasil,masuk ke berikutnya
Pengamatan Login berhasil < masuk ke form menu
Kesimpulan [ X ] Diterima
[ ] Ditolak
Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )
Data Masukan Data login yang diinputkan salah
Yang Diharapkan Data Login yang diinputkan salah dan menampilkan kesalahan pesan
dialog
Pengamatan User tidak dapat melakukanlogin apabila data yang diinputkan tidak
sama dengan yang ada pada database
Kesimpulan [X]
[ ]

Tabel 5.9 Pengujian Form Pasien Baru

Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)


Data Masukan Input data pasien seperti No RM, Nama Pasien tersebut
Yang Diharapkan Data pasien berhasil disimpan ke database
Pengamatan Data Pasien berhasil disimpan kedalam database
Kesimpulan [ X ] Diterima
[ ] Ditolak
Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )
Data Masukan No RM Kosong
Yang Diharapkan Menampilkan pesan kesalahan berupa pesan dialog “No RM harus
diisi”
Pengamatan 1. Pesan dialog muncul sesuai dengan yang diharapkan
2. Data tidak akan tersimpan jika No RM, nama pasien, tanggal
lahir, jenis kelamin, alamat tidak diinputkan
Kesimpulan [ X ] Diterima
[ ] Ditolak

Tabel 5.10 Pengujian Form Demografi Wilayah

Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)


Data Masukan Input data demografi kota,kecamatan, dan kelurahan
Yang Diharapkan Data demografi berhasil disimpan ke database
Pengamatan Data demografi berhasil disimpan kedalam database
Kesimpulan [ X ] Diterima
[ ] Ditolak
Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )
Data Masukan Kota kosong
Yang Diharapkan Menampilkan pesan kesalahan berupa pesan dialog “Kota harus diisi”
Pengamatan 1. Pesan dialog muncul sesuai dengan yang diharapkan
2. Data tidak akan tersimpan jika Kota,Kecamatan, dan Kelurahan
tidak diinputkan
Kesimpulan [ X ] Diterima
[ ] Ditolak
Tabel 5.11 Pengujian Form Data Kunjungan

Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)


Data Masukan Input data kunjungan pasien
Yang Diharapkan Data kunjungan pasien berhasil disimpan ke database
Pengamatan Data kunjungan pasien berhasil disimpan kedalam database
Kesimpulan [ X ] Diterima
[ ] Ditolak
Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )
Data Masukan Cari data pasien di tomboil cari
Yang Diharapkan Menampilkan pesan kesalahan berupa pesan dialog “Data yang diberi
bintang tidak boleh kosong”
Pengamatan 1. Pesan dialog muncul sesuai dengan yang diharapkan
2. Data tidak akan tersimpan jika tujuan tidak diisi tidak
diinputkan
Kesimpulan [ X ] Diterima
[ ] Ditolak
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di Rumah Sakit

Immanuel Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Laporan Demografi IGD di Rumah Sakit Immanuel Bandung

sudah berbasis komputerisasi

b. Masalah yang sangat berpengaruh dalam pembuatan Laporan Demografi

Pasien Instalasi Gawat Darurat adalah masih ada sebagian kesalahan

penginputan

c. Upaya yang dilakukan Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam mengatasi

masalah kesalahan pada penginputan data pasien dan sehingga pembuatan

laporan prosesnya cukup lama dikarnakan petugas harus menanyakan

kembali pada petugas pendaftran IGD tentang data pasien tersebut, atau

petugas menelepon pasien atau keluarga pasien supaya berkas rekam

medis terisi dengan tepat.

d. Perancangan sistem informasi Laporan Demografi Pasien Instalasi gawat

Darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung.


6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran atau masukan

untuk menunjang keakuratan Laporan Demografi pasien Instalasi Gawat Darurat

sebagai berikut :

a. Sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada para petugas rekam medis

teruutama pendaftran IGD untuk lebih teliti dalam penginputan data pasien

karena akan mempengaruhi Laporan Demografi

b. Sebaiknya Sistem Informasi Rumah Sakit dan pelaporan demografi

menggunakan program aplikasi yang lebih mudah dan dimengerti dan

dipahami oleh petugas.

c. Sebaikanya petugas Pendaftaran lebih baik memperkerjakan karyawan

yang lebih produktif dari segi usia,kinerja serta pengetahuan.

d. Sebaiknya Sistem Informasi Rumah Sakit yang sekarang berjalan dirubah

sesuai dengan pedoman Sistem Informasi Rumah Sakit Revisi terbaru

yaitu PERMENKES RI NOMOR 1171/MENKES/PER/2011.

Anda mungkin juga menyukai