Tipus
Tipus
2.1.1 Apel
Apel (Malus domestica) merupakan tanaman buah tahunan berasal dari Asia Barat yang
beriklim sub tropis. Apel dapat tumbuh di Indonesia setelah tanaman apel ini beradaptasi
dengan iklim Indonesia, yaitu iklim tropis. Apel merupakan buah-buahan non klimaterik
sehingga pemanenannya harus dilakukan pada saat buah tua optimal. Buah apel mempunyai
bentuk bulat sampai lonjong bagian pucuk buah berlekuk - lekuk dangkal, kulit agak kasar dan
tebal, pori- pori buah kasar, renggang tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat (Baskara,
2010).
Sumber : Baskara, Medha.2010. Pengaruh Pasta Gigi Dengan Kandungan Buah Apel
.Malang.
2.1.2 Jeruk
Tanaman jeruk dikenal dengan nama latin Citrus sinensis Linn. Tumbuhan ini
merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis. Jeruk adalah
tanaman tahunan berasal dari Asia, terutama Cina. Sejak ratusan tahun yang lampau, tanaman
ini sudah terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di
pekarangan Buah jeruk berbentuk bulat atau bulat rata dan memiliki kulit buah yang tebal
(sekitar 0,3 – 0,5 cm), daging buah kuning, jingga atau kemerahmerahan. Daging buah terbagi-
bagi atas 8-13 segmen yang mengelilingi sumbu buah. Beberapa manfaat buah jeruk
diantaranya adalah sebagai buah segar atau makanan olahan, dimana mempunyai kandungan
vitamin C yang tinggi. Steenis, C.G.G.J.1987. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta:
PT Pradnya Paramita.
Sumber : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia
Jilid V. Jakarta.
2.1.3 Mangga
Baskara, Medha.2010. Pengaruh Pasta Gigi Dengan Kandungan Buah Apel .Malang.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan.
Jakarta : Bharatara Karya Aksara.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V.
Jakarta.
Lingga, P. 2010. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Pracaya.2011.Bertanam Mangga. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rohmaningyas,D.2010.Teknik Okulasi Menanam Mangga.Surakarta.
Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Kubis dan Brokoli. Yogyakarta : Kanisius
Soedarmo, P, 1987. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.
Steenis, C.G.G.J.1987. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Jakarta : Penebar Swadaya.
Suwanto, P.E.2012.Perancangan Penetrometer Digital Sebagai Alat Uji Konsistensi
Bahan Berbasis Mikrokontroler. Surabaya.
Wagiran.2013. Penggunaan Alat-Alat Ukur Metrologi Industri. Yogyakarta: Deepublish.
Kadar air
2.1 Kadar air
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan
berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air
merupakan pemegang peranan penting, kecuali temperatur. Maka aktivitas air mempunyai
tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kadar air yang diharapkan dari
produk yang akan dihasilkan dari perlakuan adalahkadar air yang terendah. Semakin rendah
kadar air maka penyerapan uap air dari udara akan semakin lama. Kadar air juga salah satu
karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi
penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut
menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi
mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan
terjadi perubahan pada bahan Syarif dan Halid, 1993.. Kadar Air Basis Basah dan Kadar
Air Basis Kering.Jakarta.
2.2 Bahan yang Digunakan
2.2.1 Tepung Terigu
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir gandum, dan
digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi dan roti. Kata terigu dalam bahasaIndonesia
diserap dari bahasa Portugis, trigo, yang berarti "gandum". Tepung terigu mengandung banyak
zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air.Tepung terigu juga mengandung
protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang
terbuat dari bahan terigu. Mutu terigu yang dikehendaki adalah terigu yang memiliki kadar air
14% Astawan, M. 2008. Membuat Mi dan Bihun Dengan Tepung Tapioka. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Sumber : Rustandi, Deddy. 2011. Produksi Mie Dengan Tepung Terigu. Solo : Tiga
Serangkai.
2.2.2 Kopi
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan
dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Budidaya kopi di berbagai Negara hanya beberapa
varietas, yaitu: kopi Arabica, kopi Robusta, Liberika dan Excelsa. Konsumsi kopi dunia
mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% kopi robusta. Pengolahan kopi adalah
merubah bentuk bahan baku buah kopi menjadi produk yang dikehendaki baik berupa produk
setengah jadi yaitu kopi biji atau kopi beras, maupun produk yang siap dikonsumsi seperti kopi
bubuk atau kopi instanNajiyati, S., Danarti. 2004. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas
Panen edisi revisi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Kopi bubuk adalah biji kopi yang sudah diproses dan digiling halus dalam bentuk
butiran-butiran kecil sehingga mudah diseduh dengan air panas dan dikonsumsi. Proses untuk
membuat kopi bubuk, dari buah kopi matang hingga menjadi kopi bubuk sampai dikemas.
Proses pengolahan kopi bubuk terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu penyangraian,
pendinginan biji sangrai, dan penghalusan / pengilingan biji kopi sangrai. Buah kopi yang muda
mempunyai kadar air yang relatif tinggi, ditandai dengan biji kopi yang dihasilkan keriput dan
lunak. Kadar air pada biji kopi yang tinggi dapat mengakibatkan mudahnya terjadi kontaminasi
mikroflora.Standar mutu berat basah kopi bubuk terkait kadar air yaitu maksimal 7%
Panggabean, Edy. 2012. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan
Sumber : Clarke dan Macrae.1987.Coffe Technology Volume 2. London and New York :
Appied Science.
2.2.3 Kerupuk
Kerupuk adalah suatu jenis makanan kering yang terbuat dari bahan-bahan yang
mengandung pati cukup tinggi. Pengertian lain menyebutkan bahwa kerupuk merupakan jenis
makanan kecil yang mengalami pengembangan volume membentuk produk yang porus dan
mempunyai densitas rendah selama proses penggorengan. Salah satu faktor utama yang
menentukan mutu kerupuk adalah kerenyahannya. Pengembangan kerupuk merupakan proses
ekspansi tiba-tiba dari uap air dalam struktur adonan sehingga diperoleh produk yang
volumenya mengembang dan porus. Pada proses penggorengan akan terjadi penguapan air
yang terikat dalam gel pati akibat peningkatan suhu dan dihasilkan tekanan uap yang mendesak
gel pati sehingga terjadi pengembangan dan sekaligus terbentuk rongga-rongga udara pada
kerupuk yang telah digoreng. Jenis kerupuk bermacam-macam, misalnya kerupuk ikan,
kerupuk mie, kerupuk gendar (dibuat dari nasi), kerupuk bawang, kerupuk kulit (dibuat dari
kulit kerbau atau sapi) (Koswara, Sutrisno.2009.Pengolahan Aneka Kerupuk.Yogyakarta).
Berat bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa
waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Pada proses pengeringan air yang
terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan.